Anda di halaman 1dari 33

Malaria

Laporan Kasus Bangsal Samolo 2


Stase Interna RSUD Cianjur

Oleh : Agnestia Ayu Utami


Pembimbing : dr. Toton Suryotono, Sp.PD.

Identita
s
Seorang pria berusia 37 thn, Tn. M, yg

beralamat di Cianjur datang ke RSUD


Cianjur pada tanggal 08/04/13 karena
keluhan demam.

KU demam tinggi sejak 1 minggu SMRS.

RPS
Pasien adalah seorang pegawai swasta yang bekerja di

Cianjur sejak 3 tahun terakhir ini.


2 minggu yang lalu pasien baru pulang dari Papua setelah
menjalani pekerjaannya. Pasien bekerja selama 3 minggu di
Papua. 1 minggu setelah pasien pulang dari papua,
mengaku demam yang tinggi mendadak.
1 minggu SMRS pasien demam, ini timbul mendadak dan
hilang timbul. Demam muncul saat sore menjelang malam.
Dan demam dirasakan sampai pasien menggigil.

4 hari sebelum pasien datang ke RSUD Cianjur, pasien sudah

berobat klinik dan mendapatkan obat penurun panas, namun


belum ada perbaikan.
Pasien mengeluh saat demam datang, pasien sampai menggigil
bahkan tidak sadarkan diri beberapa menit. Pada siang hari
pasien mengeluh suhu normal. Sering kali pasien merasa
kedinginan pada sore menjalang malam hari. Pasien juga
mengeluh mengeluarkan keringat banyak.
Keluhan demam disertai juga dengan pusing, batuk-batuk kering
yang jarang, nyeri ulu hati, mual, muntah yang berisi cairan
kekuningan. Pasien juga sering mengeluh pegal-pegal.
Pasien mengaku sulit tidur karena menggigil. BAB 3 hari sekali.
BAK lancar. Nafsu makan menurun.

Perjalanan Penyakit

36-16 hr
SMRS

15 hari SMRS 7 hari SMRS

1 hari SMRS

Pasien masih
Pasien menggigil
Pasien
demam tinggi
merasakan hal
Pasien berada berada di Papua
hingga 410C,
yang sama
Pasien lupa
di Papua
berkeringat terusseperti kemarin.
meminum
menerus. Sakit
Namun badan
profilaksis anti
kepala (+). Terasa
terasa
malaria
linu dan pegalbertambahan
pegal di seluruh
lemas.
tubuh. Lemas (+).

RPD

Sakit seperti ini baru pertama kali dirasakan


Hepatitis disangkal
Demam berdarah disangkal
Hipertensi disangkal

RPK

Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini


DBD disangkal
Hipertensi disangkal

Riwayat Pengobatan:
Sudah berobat ke dokter, namun belum membaik

Riwayat Alergi:

Alergi obat disangkal

Alergi makanan disangkal

Alergi udara disangkal

Riwayat psikososial:

Minum alkohol disangkal

Penggunaan obat-obatan terlarang dan jarum suntik didangkal

Pasien merokok aktif, 1 bgks/hari, >10 tahun

Sering makan diluar rumah

Pemeriksaan
Fisik
Pasien tampak sakit sedang dan kesadaran
compos mentis. Pasien cukup kooperatif saat
diwawancara. TD 130/90 mmHg, Nadi 100
x/amenit, RR 24x/menit, suhu 38,4C, akral
hangat
GCS : 15
E=4
V=5
M=6

Status Generalis
Kepala bentuk Normocephal.
Rambut warna hitam, distribusi merata.
Mata refleks cahaya (+/+) pupil isokor, conjungtiva

anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) conjuntiva anemis (+/+)


Hidung tidak terdapat septum deviasi, tidak terdapat
deformitas, tidak terdapat sekret, tidak terdapat darah.
Mulut, Bibir kering (-), lidah kotor (-), Tonsil T1-T1, faring
tidak hiperemis.
Telinga normotia, tidak tampak cairan dan serumen.
Leher pembesaran KGB (-) , tidak ada pembesaran
tiroid. JVP normal.

Thorax

Bentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi (-), ictus cordis


pada sela iga V linea midclavicula sinistra, BJ I-II murni reguler, gallop
dan murmur tidak ada. Vocal fremitus sama pada lapang paru,
perkusi sonor di kedua lapang paru. suara nafas vesikuler, tidak ada
suara nafas tambahan, baik rhonki kering ataupun rhonki basah.
Abdomen
Datar, Nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-) Lien tidak
teraba. Tymphani pada seluruh kuadran, bising usus normal.
Extremitas
Eks. Atas: RCT < 2 , akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, clubbing
finger -/-.
Eks. Bawah : RCT < 2, akral hangat, edema-/-, sianosis -/-,
clubbing finger -/-.

Pemeriksaan Penunjang
Parameter
WBC

Nilai
13,1

Flag
H

Satuan
103 / ul

Nilai Normal
4,8-10,3

LY

41,5

103 / ul

20-40

MO

11,5

103/ul

0,0-11

NEU

50,3

103/ul

40-70

RBC

4,48

106/ul

4,2-6,1

HGB

9,6

g/dl

14,0-18,0

HCT

33,7

42-52

MCV

68,5

Fl

80,0-94,0

MCH

21,4

Pg

27,0-32,0

MCHC

31,3

g/dl

32,0-36,0

55

103/ul

150-450

RDW

16,8

10,0-15,0

PCT

0,02

0,100-1,000

MPV

6,9

Fl

8,0-1,2

PDW

18,3

10,0-18,0

Trombosit

9/4/13
Pemeriksaan apusan darah
tepi

Hasil

Tes malaria

(+) Plasmodium Vivax

Follow Up
9/4/13
A

S : demam menggigil, keringat berlebih, batuk,

mual, pusing, pegal.


O : fisik kesadaran CM, febris, conjuntiva
anemis (+/+), NTE (+).
penunjang leukositosis, trombositopenia, dan
HB , malaria (+), widal STH (+) 1/40

malaria

dd : tifoid fever
Anemia def besi
P PCT 3x500 mg

fe tab 3x1
ranitidin 2x1
ondancentron 2x8 mg

10/4/13

S : masih sama
O : Suhu febris 38ooC, , conjuntiva

anemis (+/+) NTE (+)


leukositosis, trombositopenia, dan HB , malaria
(+), widal STH (+) 1/40

Malaria
P
Darplex 4x1
Fe tab 3x1

Assesment
Malaria
Anamnesis : demam tinggi berlangsung 1 mgg,

menggigil, keringat berlebih, mialgia, nausea, vomitus,


riwayat berpergian ke Papua.
Pem. Fisik : CM, suhu febris, conjuntiva anemis (+/
+), NTE.
Th/ : infus RL 20 tpm
darplex (dihydroartemisinin+piperaquine)
4x1 @tablet selama 3hari

Assesment
Anemia mikrositik hipokrom
Anamnesis : lemas
Pem. Fisik : conjungtiva anemis +/+
Lab : Hb 9,6

Th/

MCV 68,6
MCH 21,4
Index mentzer : mcv/rbc = 68,6/4,48 = 15,31

: fe tab 3x1

Malaria
Malaria
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia
kawasan Timur
mulai dari
Kalimantan,
Sulawesi Tengah
sampai ke Utara,
Maluku, Irian
Jaya, dan dari
lombok sampai
NTT merupakan
daerah endemis
malaria dengan

Agent penyebab malaria adalah genus

Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari ordo


Coccidiidae.
Ada 4 macam plasmodium :

- Plasmodium Falciparum (Malaria tropika)


- Plasmodium vivax (malaria tertiana)
- Plasmodium malarie (malaria kuartana)
- Plasmodium ovale (jarang, umumnya di Afrika)

Gejala Klinis
gejala

P.
Falciparum

P. Vivax

Pasien

24,36,48
jam

48 jam

24 jam

Sakit Kepala

Mual Muntah

Linu-linu pada sendi

Lemas

9-14

12-17

Demam, mengigil,
berkeringat
Periode Demam

Masa inkubasi (hari)

Sporozoit (bentuk infektif) masuk ke


dalam tubuh
Menginvasi sel hati dan tumbuh
menjadi
skizon yang berisi merozoit
(Tidak menyebabkan gejala klinis)
Skizon pecah, merozoit menyerang
eritrosit
Merozoit tumbuh menjadi skizon,
mnghasilkan 12-32 merozoit
(aseksual)
Skizon/eritrosit pecah:
Merozoit terlepas dan menyerang
eritrosit lain
Pelepasan endotoksin (dasar gejala
klinis malaria)
Sebagian merozoit tumbuh menjadi
Gametosit.

Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di


jaringan hati (schizon jaringan), sebagian parasit yang
berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke
sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati disebut
hipnozoit, bentuk hipnozoit inilah yang menyebabkan
malaria relapse.
Pada penderita yang mengandung hipnozoit, apabila
suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun
misalnya

akibat

terlalu

lelah/sibuk/stres

atau

perubahan iklim (musim hujan), maka hipnozoit akan


terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari
dalam sel hati ke eritrosit.

Komplikasi

Malaria Berat
Gejala Malaria Berat

Pasien

Malaria Cerebal (ditandai dengan penurunan kesadaran)

Malaria dengan bilirubin > 3 mg%

Gagal ginjal Akut (Kreatinin > 3mg%)

Hipoglikemia (<40 mg%)

Syok sistolik (<70 %)

Anemia Berat (Hb < 5 gr% atau Ht < 15 %)

Edema Paru

Perdarahan Spontan

Kejang Berulang

Asidosis Metabolik (pH < 7.15), Plasma Bicarbonat < 15


mmol/L

Haemogloinuria

Hipertermia > 400C

Efektif: sampai dengan hari ke 28,

ditemukan keadaan klinis sembuh,


(sejak hari ke 4) dan tidak ditemukan
parasit stad aseksual sejak hari ke 7
Tidak efektif: gejala klinik memburuk
dan parasit aseksual positip, atau gejala
klinik tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang (persisten)
atau timbul kembali (rekrudesensi),
diberikan obat lini 2

Note
Penggunaan golongan artemisinin secara monoterapi akan
Penggunaan golongan artemisinin secara monoterapi akan

mengakibatkanrekrudensi.
rekrudensi.Karenanya
KarenanyaWHO
WHOmemberikan
memberikan
mengakibatkan
petunjukpenggunaan
penggunaanartemisinin
artemisinindgn
dgnkombinasi
kombinasiobat
obatanti
anti
petunjuk
malariaygyglain.
lain.
malaria

Profilaksis
Profilaksis Kausal
o Ditujukan thd parasit hati,
o Mencegah infeksi pada sel darah merah
o BUKAN untuk fase hipnozoit
2. Profilaksis Supresif
o Ditujukan thd parasit malaria stadium SDM
o Perlu diminum selama 4 minggu setelah
pulang dari daerah kunjungan untuk
mencegah infeksi
3. Profilaksis Terminal
o Ditujukan thd hipnozoit P. vivax dan P. ovale
o Satu-satunya obat yang efektif untuk
konsep ini adalah primakuin
1.

Prognosis
Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus
Jika
tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus

dgnikterus
ikterusangka
angkakematian
kematian5%
5%pada
padaumur
umurdibawah
dibawah
dgn
30thn,dan
danpada
padausia
usialanjut
lanjutmencapai
mencapai30-40%.
30-40%.
30thn,

Anda mungkin juga menyukai