0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
99 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang petrografi batuan beku. Secara singkat, dibahas tentang definisi batuan beku, evolusi magma, petrographic province, tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasi, ukuran butir, dan fabrik, jenis-jenis tekstur seperti porphyritic dan ophitic, serta klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terbentuk, kandungan mineral, dan komposisi kimia.
Deskripsi Asli:
awda wdawd awdasdf rgthnugk ikiu hnhnyt hy tbytg bty byb tvdv fv rtg rebrtb ryyh yhythygbb b b brtb byrbt ybbhttrbbtrb gb
Dokumen tersebut membahas tentang petrografi batuan beku. Secara singkat, dibahas tentang definisi batuan beku, evolusi magma, petrographic province, tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasi, ukuran butir, dan fabrik, jenis-jenis tekstur seperti porphyritic dan ophitic, serta klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terbentuk, kandungan mineral, dan komposisi kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang petrografi batuan beku. Secara singkat, dibahas tentang definisi batuan beku, evolusi magma, petrographic province, tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasi, ukuran butir, dan fabrik, jenis-jenis tekstur seperti porphyritic dan ophitic, serta klasifikasi batuan beku berdasarkan cara terbentuk, kandungan mineral, dan komposisi kimia.
karena pendinginan dan pembekuan magma. Evolusi magma : a. Diferensiasi b. Asimilasi c. Percampuran magma
Petrographic Province => Suatu daerah
yang luas yang mengandung penyebaran batuan beku yang mempunyai umur yang relatif sama dan berasal dari induk magma yang sama. Petrographic province ini bisa terbentuk oleh batuan beku intrusif maupun ekstrusif, yang mempunyai keistimewaan tertentu, baik secara kimiawi maupun mineralogi, sehingga bisa dibedakan dengan petrographic province yang lain.
2. Tekstur Batuan Beku
Tekstur => kenampakan batuan beku yang merupakan fungsi dari : derajat kristalisasi, ukuran kristal (granularitas), fabrik (bentuk kristal). Kenampakan tekstur ini mencerminkan kondisi pada waktu batuan beku terbentuk dari magma induk, yang tergantung pada temperatur, komposisi magma, kandungan gas dan kekentalan magma serta tekanan pada waktu pembekuan.
- Derajat kristalisasi : holokristalin
hipokristalin holohyalin - Ukuran butir : halus (< 1 mm) sedang (1-5 mm) kasar (5 mm 3cm) sangat kasar (> 3cm) - Fabrik : euhedral (idiomorfik) subhedral (hypidiomorfik) anhedral (allotriomorfik/xenomorfik) - Keseragaman butir : equigranular porfiritik
Macam-macam tekstur batuan beku:
1. Batuan beku yang berbutir seragam, disebut bertekstur granular. Macamnya: a. Panidiomorphic granular/automorphic granular = mineral berbentuk euhedral =>sering disebut bertekstur lamprophyric b. Allotriomorphic granular/xenomorphic granular = mineral berbentuk anhedral => sering disebut tekstur aplitic. c. Hypidiomorphic granular/hypautomorphic granular = mineral berbentuk subhedral => sering disebut tekstur granitic.
2. Batuan yang mengandung kristal berukuran
kasar yang tertanam dalam massadasar yang berukuran lebih halus. a. Porphyritic/phyric= jika massadasar kristalin b. Vitrophyric = jika massadasar gelasan c. Felsophyric : jika massadasar berupa kuarsa dan feldspar yang saling tumbuh bersama atau intergrowth. d. Orthophyric : jika massadasar berupa feldspar yang bentuknya gemuk, siku-siku. e. Cumulophyric : jika fenokris mengelompok/berkumpul.
Porphyritic .
vitrophyric
3. Tekstur Khusus a. Ophitic dan subophitic : merupakan tekstur yang khas pada gabro, basalt, diabas. Merupakan intergrowth antara piroksen dan plagioklas. Ophitic sub-ophitic
b. Tekstur graphic : merupakan tekstur yang
sering ada pada batuan beku yang kaya silika, terutama granit, pegmatit, dimana mineral kuarsa tumbuh bersama dengan alkali feldspar.
c. Trachytic (pilotaxitic): tekstur yang umum
pada batuan vulkanik, berupa mikrolit yang membentuk orientasi tertentu, karena dihasilkan oleh mekanisme aliran.
d. Intergranular /intersertal : banyak dijumpai
pada batuan lava dan hipabisal, khususnya basalt dan diabas. Celah-celah sudut mineral feldspar ditempati oleh mineral ferromagnesian (olivin, piroksen, bijih besi) atau gelas, mineral sekunder, serpentin, chlorit dll.
e. Amygdaloidal texture : sering dijumpai
pada lava atau batuan intrusi dangkal. Berupa lubang-lubang gas (vesicles), yang terisi mineral sekunder, seperti opal, chalsedon, chlorite, kalsit.
f. Granophyric / micrographic texture
3. Klasifikasi Batuan Beku
a. b. c. d.
Pada umumnya klasifikasi batuan beku
dibuat berdasarkan : Cara terjadinya Besar butir dan tekstur Kandungan mineral Komposisi kimia
a. Berdasarkan cara terjadinya
Rosenbusch (diperbarui oleh Brogger),
mengelompokkan batuan beku berdasarkan cara terjadinya menjadi tiga: i. Batuan beku lelehan/efusive ii. Batuan beku korok/dike => hipabisal iii. Batuan beku dalam
b. Berdasarkan ukuran butir dan tekstur
i. Batuan berbutir halus (< 1 mm) ii. Batuan berbutir sedang (1-5 mm) iii. Batuan berbutir kasar (> 5 mm) c. Berdasarkan komposisi mineral Mineral yang berkaitan dengan penamaan batuan : Mineral utama : mineral yang penting untuk pemberian nama suatu batuan Mineral assesori khas : mineral yang jika jumlahnya cukup banyak, ikut memberi nama batuan.mis : granit biotit, andesit hornblenda Mineral assesori minor : mineral yang jumlahnya sedikit (<5%) dan tidak ikut memberi nama batuan.mis : zirkon, apatit, bijih besi
i. Feldspar sebagai dasar klasifikasi
ii. Kuarsa sebagai dasar klasifikasi iii. Warna mineral sebagai dasar klasifikasi d. Klasifikasi berdasarkan komposisi kimia i. Berdasarkan kandungan silika - BB Asam (>66% silika) - BB Intermediet (52-66% silika) - BB Basa (45-52% silika) - BB Ultrabasa (<45% silika)