Anda di halaman 1dari 22

Anggota :

Anak Agung Putu


Nola Radia
Novitasari
Rafal Hudia Nafila

GERAKAN JANIN
Gerakan janin merupakan salah satu

tanda pertama kehidupan dan


menunjukan adanya kehidupan janin.

Empat keadaan perilaku janin yang


dideskripsikan berdasarkan pola
frekuensi denyut jantung janin,
gerakan tubuh keseluruhan, dan
gerakan mata, yaitu :
Kedaan 1F : keadaan diam (tidur tenang), dengan

variasi frekuensi denyut jantung janin yang sempit.


Keadaan 2F : mencakup gerakan dasar tubuh janin yang
sering, gerakan mata kontinyu, dan variasi frekuensi
denyut jantung janin yang lebih lebar. Keadaan ini
analog dengan tidur aktif atau tidur rapid eye
movement (REM) pada neonatus.
Keadaan 3F : mencakup gerakan mata kontinu tanpa
gerakan tubuh dan tidak ada akselerasi denyut jantung.
Keadaan 4F : salah satu gerakan kasar tubuh disertai
gerakan mata kontinu dan akselerasi denyut jantung
janin. Keadaan ini setara dengan keadaan terjaga pada
neonatus. Janin menghabiskan sebagian besar waktu
mereka dalam keadaan 1F dan 2F.

Kapan Ibu Hamil Merasakan


Gerakan Janin?
Setiap ibu hamil akan mengalami gerakan janin berbeda-

beda waktunya. Namun biasanya ibu hamil akan


merasakan gerakan janin mulai kehamilan usia 16 minggu
atau juga bisa mulai saat kehamilan usia 20 minggu. Hal ini
tergantung dari sensitivitas ibu itu sendiri atau mungkin
dari aktivitas bayi itu sendiri. Mungkin ibu yang sedang
mengandung anak ke 2 dan seterusnya akan leibh dini
mengetahui
adanya
gerakan
janin
karena
telah
berpengalaman. Karena biasanya awal-awal gerakan janin,
ibu hanya merasakan adanya seperti gelembung gas dalam
perutnya atau adanya debaran kecil di dalam perutnya.
Selain itu, ibu hamil akan merasakan aktifnya gerakan

tatkala malam hari atau beberapa saat setelah ibu makan,


karena adanya peningkatan glukosa dalam tubuh

Manfaat Gerakan Janin


Gerakan janin yang dirasakan ibu

merupakan salah satu indikasi bahwa


janin yang sedang di kandung sehat
atau mengalami gangguan.
Bentuk komunikasi antara orang tua dan
janin.
Gerakan janin juga sebagai salah satu
bentuk alami "olahraga" bagi janin.
Tendangan-tendangan yang dilakukan
janin dapat memperkuat kakinya.

Kapan baiknya ibu


hamil mengukur
gerakan janin?

Mengukur Gerakan Janin


Baiknya ibu mengukur gerakan janin ketika

kehamilan mencapai usia 24 minggu.


Namun sekali lagi, tiap ibu akan mengalami
gerakan janin dan sensasi di rasakan yang
berbeda-beda. Namun sebagai dasar, ibu
hamil harus bisa merasakan minimal 10
gerakan janin selama 12 jam (Metode
Cardiff) atau 4 gerakan dalam 1 jam
(metode Sardovsky). Jika ibu hamil kurang
merasakan
gerakan
seperti
yang
disebutkan di atas, ibu hamil bisa pergi ke
dokter untuk memeriksakannya.

Saat akan mengukur gerakan janin,

usahakan ibu rileks, pilihlah jam-jam


dimana ibu sering merasakan gerakan
janin,
biasanya
saat
malam
hari.Selama perhitungan berlangsung,
usahakan gerakan yang dirasakan se
alamiah mungkin, jangan sampai
memaksakan bayi untuk bergerak.

Cara Mengukur Metode


Cardiff (Count to Ten)
Hitunglah setiap rentetan gerakan janin sebagai satu

hitungan. Contoh, ketika jam 10 bayi menendangnendang selama 3 kali, jangan di hitung 3, tapi di
anggap sebagai satu gerakan saat jam itu. Kemudian
jam 11 misal bayi menggeliat selama 10 kali, hitung
hal tersebut sebagai gerakan ke dua, jam 11.20
menendang 5 kali, hitung sebagai gerakan ketiga
dan seterusnya. Jadi yang dihitung bukan total setiap
gerakan bayi, tapi setiap rentetan gerakan antara
jeda yang satu dengan jeda lainnya, dan hal ini
dihitung selama 12 jam. Namun jika, sebelum 12 jam
ibu sudah meraskan 10 gerakan, maka hentikan
perhitungan, hal ini menandakan bayi sehat

Cara Mengukur Metode


Sardovsky (Four in One
Hour)
Teknik ini dilakukan dengan

cara
memiringkan tubuh ibu ke kiri
selama 1 jam. Selama 1 jam
tersebut, ibu harus merasakan
adanya gerakan minimal 4 kali
gerakan, jika kurang dari 1 jam ibu
sudah merasakan 4 gerakan bayi,
maka perhitungan di hentikan,
menandakan bayi sehat.

Memonitor gerakan janin


Merupakan metode yang minimal invasif

serta paling sederhana pengawasannya


Ibu diminta mneghitung berapa kali dia
merasa
bayinya
bergerak
dalam
rentang waktu tertentu.
Salah satu caranya adalah meminta ibu
menghitung gerakan janin selama satu
jam. Bayi dianggap aman/baik bila
terdapat 4 gerakan dalam waktu itu.

Teknik yang kedua adalah meminta ibu

menghitung gerakan bayinya saat ibu


bangun pagi hari dan mencatat waktu
yang diperlukan untuk merasakan 10
kali gerakan. Rata-rata waktu yang
diperlukan untuk merasakan 10 kali
gerakan adalah 2-3 jam. Bila ibu
melaporkan gerakan yang kurang dari
jumlah tersebut maka diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut

Protokol untuk menghitung


pergerakan janin, oleh ibu
sebagai berikut :
1. Nilai pergerakan janin selama 30 menit, 3 (tiga) kali
sehari.
2. Adanya gerakan yang dirasakan ibu empat atau lebih
dalam waktu 30 menit adalah normal. Selanjutnya nilai
pergerakan janin selama periode penghitungan seperti
tersebut di atas.
3. Bila pergerakan janin kurang dari empat, ibu diharuskan
berbaring dan dihitung untuk beberapa jam, misalnya 2 6 jam.
4. Seandainya selama 6 jam, terdapat paling sedikit 10
pergerakan, maka hitungan diteruskan tiga kali sehari
seperti menghitung sebelumnya
5. Bila selama 6 jam gerakannya kurang dari 10 kali, atau
semua gerakan dirasakan lemah, ibu harus datang ke
Rumah Sakit untuk pemeriksaan

Contraction Stress Test


(CST)
Pemeriksaan CST dimaksudkan untuk

menilai
gambaran
djj
dalam
hubungannya
dengan
kontraksi
uterus. Seperti halnya NST pada
pemeriksaan CST juga dilakukan
penilaian terhadap frekuensi dasar djj,
variabilitas djj dan perubahan periodik
(akselerasi ataupun deselerasi) dalam
kaitannya dengan kontraksi uterus.

Interpretasi CST
diantaranya adalah:
1. Negatif

a. frekuensi dasar djj normal.


b. Variabilitas djj normal.
c. Tidak didapatkan adanya deselerasi lambat
(penurunan djj yang lambat kembali normal).
d. Mungkin ditemukan akselerasi (kenaikan djj)
atau deselerasi dini (penurunan djj yang cepat
kembali).
2. Positip
a. Terdapat deselerasi lambat yang berulang
pada sedikitnya 50% dari jumlah kontraksi.
b. Terdapat deselerasi lambat yang berulang,
meskipun kontraksi tidak adekuat.
c. variabilitas djj berkurang atau menghilang.

3. Mencurigakan

a. Terdapat deselerasi lambat yang kurang dari 50%


dari jumlah kontraksi.
b. Terdapat deselerasi variabel.
c. Frekuensi dasar djj abnormal.
Bila hasil CST yang mencurigakan maka
pemeriksaan harus diulangi dalam 24 jam.
4. Tidak memuaskan (unsatisfactory).
a. Hasil rekaman tidak representatif misalnya
olehkarena ibu gemuk, gelisah atau gerakan janin
berlebihan.
b. Tidak terjadi kontraksi uterus yang adekuat.
Dalam keadaan ini pemeriksaan harus diulangi
dalam 24 jam
5. Hiperstimulasi.
a. Kontraksi uterus lebih dari 5 kali dalam 10 menit.
b. Kontraksi uterus lamanya lebih dari 90 detik
(tetania uteri).
c. Seringkali terjadi deselerasi lambat atau bradikardi

Kontra indikasi CST


1. Absolut

a. Adanya resiko ruptur uteri, adanya resiko robekan


rahim misalnya pada bekas Cesar. adanya resiko
robekan rahim misalnya pada bekas Cesar.
b. Perdarahan sebelum persalinan
c. Tali pusat terkemuka (duluan dari bagian terbawh
janin)
2. Relatif
a. Ketuban pecah premature.
b. Kehamilan kurang bulan.
c. Kehamilan ganda.
d. Inkompetensia servik.
e. Disproporsi sefalo-pelvik

Non Stress Test(NST)


Penilaian denyut jantung janin (djj) dilakukan dengan

pemeriksaan NST. Hasil NST dinyatakan normal (relatif)


apabila selama 30 menit pemeriksaan dijumpai sedikitnya 2
kali akselerasi djj yang menyertai gerakan janin, dengan
ampitudo lebih dari 30 dpm., dan lamanya lebih dari 15
detik. Hasil NST yang relatif biasanya diikuti dengan
keadaan janin yang baik sampai minimal 1 minggu
kemudian, dengan spesifisitas 99%. Hasil NST yang nonreaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian
perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat
intrartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Karena
tingginya nilai positif palsu (80%), maka hasil NST yang
non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan
Contraction Stres Test (CST), kecuali bila terdapat
kontraindikasi. Dengan cara ini, hasil positif dapat dikurangi
sampai 50 %.

Vibroacoustic Stimulation
(VAS)
Read

dan Miller (1997) merupakan


peneliti perytama yang menyarankan
bahwa stimulasi akustik dapat digunakan
untuk memeriksa kesehatan janin.
Romero (1988), dalam kajian tentang
stimulasi akustik untuk menentukan
kesejahteraan
janin,
menganjurkan
evaluasi klinis yang mendalam sebelum
pemeriksaan ini dijadikan bagian dari
program perawatan obstetri terstandar.

Profil Biofisik
(Biophysical
Aktivitas biofisik janin dipengaruhi
Profile/BPP)
keadaan.
Hipoksemia
(asfiksia)

oleh beberapa
janin
akan
menyebabkan aktivitas biofisik berkurang atau
menghilang. Obat-obat yang menekan aktivitas
susunan saraf pusat (SSP) akan menurunkan aktivitas
biofisik (sedativa, analgetik, anestesi).

Obat-obat yang merangsang SSP dan keadaan


hiperglikemia akan meningkatkan aktivitas biofisik.
Aktivitas biofisik janin juga bervariasi, sesuai dengan
siklus
tidur-bangunnya
janin.
Penilaian profil biofisik janin merupakan suatu untuk
mendeteksi adanya risiko pada janin, berdasarkan
penilaian gabungan tanda-tanda akut dan kronik dari
penyakit (asfiksia) janin.

Pada tahun 1980, dengan menggunakan

sistem skoring terhadap 5 komponen


aktivitas biofisik janin, yaitu :
a) gerakan nafas,
b)gerakan tubuh,
c)tonus,
d)denyut jantung janin, dan
e)volume cairan amnion.
Pemeriksaan profil biofisik dilakukan
dengan menggunakan alat USG realtime dan kardiotokografi

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai