Anda di halaman 1dari 21

Imunisasi Dasar Pada Anak

Konsep dasar imunisasi

Program imunisasi
pada bayi dan anak

* Imunisasi wajib

PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI (1) expanded programme
on immunization
Minimal vaksin : DPT, Polio, BCG dan campak ,
ditambahkan hepatitis B

Terdapat berbagai jadwal, tergantung pada epidemiologi


penyakit, adanya vaksin, adanya infrastruktur
pelayanan kesehatan dan unit pelayanan imunisasi

Praktek imunisasi titik beratnya perlindungan individu,


program imunisasi titikberatnya pada cakupan

TUBERCULOSIS
Sangat populer, sulit terdeteksi
Penyebab: Mycobacterium tuberculosis
(Koch 1882), gram (+) : 2 macam: human
& bovine.
Menyerang semua lapisan masyarakat
Rentan: sosio-ekonomi rendah, gizi buruk,
lingkungan kumuh, padat penduduk
Tes tuberculin (PPD) / Mantoux Test :
(+) sensitif thd TB
(-) : bisa karena TB aktif, meningitis &
miliair TB, malnutrisi, sakit campak,
pemakaian obat kortikosteroid
4

Penularan: droplet , susu sapi segar


Pencegahan : BCG (Calmette-Guerin,
1921) individual, neonatus, mass
vaccination pd anak besar (usia
sekolah 12 13 th).

VAKSINASI BCG: M. bovis hidup lemah


Tidak mencegah infeksi TB !, tetapi
mengurangi resiko TB meningtitis, milier, dll
Intradermal 3 minggu : ulkus lokal, sembuh
2 3 bulan parut 4 8 mm
Limfadenitis supuratif aksila / leher sembuh
sendiri / tidak perlu diobati; fistula diobati &
dibersihkan, BCGitis
Kontraindikasi BCG: test tuberkulin > 5 mm,
gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit luas,
pernah sakit TB, hamil, HIV
BCG diberikan pada bayi < 2 bln
Kontak TB (TBA+) : beri INH profilaksis dulu
6

POLIOMYELITIS
(abu-abu sumsum medulla spinalis)
Virus POLIO, sub-group entero virus,
famili Picornoviridae
3 serotipe: P1, P2 dan P3
Tidak tahan panas, formaldehyde, klorin
& sinar ultraviolet
Penularan: oro-fecal, sangat menular
7

VAKSIN
OPV (ORAL PLIO VACCINE)
Biofarma: Polio tipe 1,2 dan3 (SABIN)
Disimpan dalam freezer
WHO: Vaksin multidose syarat,
1. tanggal kadaluwarsa
2. vaksin disimpan dalam rantai dingin
yang benar 2 8 Celcius
3. botol vaksin yang telah terbuka hari
itu dibuang

ERAPO (Eradikasi Polio)


Meningkatkan CAKUPAN dgn OPV
PIN
MOPPING UP: di daerah2 yang
masih dijumpai transmisi virus
polio
liar
SURVEILANS AFP (acute flaccid
paralysis)
9

IPV
(INACTIVATED POLIOMYELITIS VACCINE)
Virus tipe 1,2 dan3
Disimpan 2-8 derajad Celcius, tidak
beku
Subkutan 0,5 ml. 3 kali jarak 2 bulan
Memberikan imunitas mukosal /
humoral jangka panjang.

10

DIPHTHERIA
Corynebacterium diphtheria (Klebs: membran
- 1883; Loffler: kultur 1884; antitoksin
ditemukan abad ke-19; toksoid
dikembangkan 1920); aerobic gram (+)
Biotypes: gravis, intermediate, mitis
Membentuk exotoxin menyebar
myocarditis, neuritis, thrombocytopeni,
proteinuria
Macam bentuk : Nasal d, pharynx / tonsil d,
laryngeal d, cutaneous d., ocular d., genital d.
11

DIPHTHERIA TOXOID
(IMUNISASI):
Formalin-inactivated diphtheria toxin
Jadwal: 4 ds & booster setiap 10 th
Efektifitas : 95%
Vaksin berbentuk DTP, DTaP, DT, Td
(vaksin untuk usia > 7 th & dewasa)
Disimpan dalam suhu kamar tahan 4
hari; lebih, disimpan di refrigerator,
dilarang dibekukan
12

TETANUS
Clostridium tetani: batang gram (+),
anaerob
Inkubasi: 3 hr 3 mg; neonatus 7 hari
Khas: kejang otot rahang, leher tubuh
Bentuk: Lokal, Cephalic, Generalized T,
Neonatal Tetanus
EPIDEMIOLOGI: sumber: tanah, usus binatang /
manusia; masuk melalui luka, gigitan binatang,
karies, ot. media, abortus
KOMPLIKASI : spasme larynx, fraktur tulang
punggung / long bones, infeksi nosokomial,
pnemoni aspirasi. MORTALITAS : 30%
13

TETANUS NEONATORUM
Kuman masuk melalui luka potongan tali
pusat.
Gejala khas: tidak mau menetek!
Fish mouth : kejang trismus sehingga tidak
bisa menetek / mengisap puting susu ibu
TETANUS ANAK
Kuman masuk melalui luka dan apabila kotor
(anaerob) kuman keluar dari spora dan
berkembang biak exotoxin kejang
Rhisus sardonicus raut muka dengan trismus
Opisthotonus: Kejang seluurh tubuh, utmanya
punggung
14

TETANUS TOXOID:
Formaldehyde-inactivated tetanus toxin
Dosis: 3 4 dosis + booster / 10 th
Efektifitas : 100%
Diberikan : DTP, DTaP, DT atau dT
Rutin : dosis dasar 3 kali, booster: usia
4 6 th sebelum masuk sekolah SD
Booster setiap 10 tahun

15

PERTUSSIS
Bordetella pertussis : batang gram (-),
aerob
Produksi : pertussis toxin, hemaglutinin
filamenteus, agglutinogen, adenylate
cuclase, pertactin, tracheal cytotoxin
memberi gejala klinik khas: batuk
kejang, beruntun panjang whoop
Kontak : droplet infection, menular

16

VAKSIN PERTUSIS :
Vaksin wP = Whole-cell pertussis
(1930)
Inactivated B. pertussis cells (formalin)
Efektif 70% - 90% (setelah 3 kali)
Protektif : 5 10 tahun
Reaksi : panas ! (Hati-hati, nyeri !)
aP: inactiv. purified component (91)
Tidak ada reaksi panas / nyeri
17

HEPATITIS B
Disebut: serum hepatitis
1930 1940: transfusi serum
VIRUS (HBV): 3 komponen antigen:
HBsAg, HBcAg dan HBeAg
hepatitis akut dan khronik, cirrhosis
dan hepatocellular carcinoma (80%)

18

VAKSINASI:
Vaksin REKOMBINAN: teknologi DNA
(memasukkan gen HBsAg ke ragi roti
membentuk HBsAg protein (95%: 5 40ug/l)
+Al. hydroxide + thimerosal
Efisiensi: 95%, 3 dosis, lama imun: > 11 th
Banyak produk dapat dipakai bergantian,
suntik di deltoid
Jadwal imunisasi: (1) lahir, (2) 1-2 bl
(3) 6-18 bl

19

CAMPAK
Penyakit akut yang sangat menular
Menduduki tempat ke-5 dalam 10
besar penyakit
Berbagai macam penyulit (Laringitis
akut, bronkopneumonia, kejang
demam, dll)

Vaksin Campak
Virus hidup dilemahkan, jangan kena
sinar matahari
Vaksin kering : simpan < 0 C atau <
8C, lebih baik minus 20 C. Pelarut
tidak boleh beku.
Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 8C
maksimum 8 jam
Tiap 0,5 ml mengandung
1000 u virus strain CAM 70
100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid
lengan atas

Anda mungkin juga menyukai