Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 4

Fransisca hellen
Tiara amelia ansi
Yohanes benny satria

Upacara Labuhan

Upacara Labuhan
Labuhan berasal dari kata labuh, melabuh yang artinya melempar atau
membuang sesaji yang mengapung dilaut atau disungai. Tradisi
melabuh atau labuhan itu merupakan peninggalan Panembahan
Senopati, Raja Mataram yang hingga sekarang masih dilestarikan oleh
masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya khususnya anak keturunan
Panembahan Senopati.

Riwayat Upacara Labu

Upacara

labuhan ini senantiasa dikaitkan


dengan Kanjing Ratu Roro Kidul, panguasa
laut selatan.
Menurut riwayat babad tanah jawi diceritakan
tatkala Panembahan Senopati bersemedi di
Pantai Parang Kusumo keadaan pantai selatan
tiba tiba menggelora dengan hebat sehingga
Ratu Roro Kidul keluar untuk mencari tahu apa
gerangan yang menyebabkan kratonnya porak
poranda.
Ternyata ada seorang ksatria yang sakti
mandraguna sedang bersemedi ditepi pantai
Parang Kusumo. Kemudian Ratu Pantai Selatan
minta supaya semendinya dihentikan dan
Beliau bertanya kepada Panembahan Senopati
apa maksud dan tujuan dari semedinya itu.

maksudnya yang tiada lain kecuali minta


bantuan keselamatan secara spiritual apa
bila terjadi mara bahaya sewaktu waktu
akan menimpa dirinya.
Ratu Roro Kidul menyanggupi untuk
membantu
Panembahan Senopati bahkan hingga anak
keturunannya kelak namun dengan satu
syarat yaitu harus mau menikah dengan
Ratu Roro Kidul. Itulah sebabnya setiap
tahun diadakan upacara labuhan selalau
diletakkan sesaji dipetilasan yaitu diatas
sebuah gundukan batu ditepi Pantai
Parang Kusumo yang jaraknya kurang lebih
lima ratus meter dari bibir pantai, tempat
dimana Ratu Roro Kidul dan Panembahan

Menurut tradisi,malam hari sebelum siang


harinya dilaksanakan upacara tradisional
labuhan, maka terlebih dulu dilaksanakan
malam tirakatan. Kegiatan ini dimulai pukul
00.01 tanggal 10 sura dan berlangsung hingga
fajar menyingsing, kurang lebih pukul 04.30
pagi. Dalam upacara labuhan ini, kegiatan
malem tirakatan diikuti hamper seluruh
peserta upacara. Mereka bersama-sama
kumpul di rumah peninggalan Ki Tirtasegara.
Para peserta tirakatan dipompin sesepuh
penanggung jawab upacara yaitu Ki
Rejotambak, semalam suntuk tidak tidur
disertai memanjatkkan doa, memeohon
kepada yang maha kuasa agar upacara
labuhan yang akan dilaksanakan esok sorenya
berjalan lancer dan tidak ada halangan

Persiapan Upacara Labuhan


Sesaji

untuk upacara
labuhan:

Sangan
Kinang
Abon-abon(bunga mawar
melati kenanga dan serbuk
kanu)
Cendana
Jajanan pasar : pisang,
timun, salak, Roti,jadah dan
wajik
Polo gumantung
Polo kependem
Polo kesimpar

Barang untuk keselamatan upacara


labuhan dan jumenegan
Tumpeng

yuswa
Tumpeng Ucok
Dhahar Rasul
Pala gara
Tumpeng Robyang
Tumpeng Mancawarna
Tumpeng Urubing damar
Tumpeng Kendit/gelang
Tumpeng Asrep Asrepan
Tumpeng Garing
Apem Alit
Rujak- Rujakan warni 7
Ketan
Apem

Barang Barang yang


dilabuhi
Kain/

sinjang
cangkring
Semekan / Pintu Solok
Gadung melati
Gadung Jinggo
Udo rogo
Bangun Tulo
Sela/Batu
Ratus
Lisah/ minyak
Yatra/ Uang
Tindih

Titi Laksana Upacara


Pada awalnya, kegiatan melabuh sesaji di
pantai baron ini cukup sederhana. Akan
tetapi sejak tahun 1979, yaitu sejak
pemerintah daerak tingkat II kabupaten
gunungkidul ikut memanfaatkan untuk
kepentingan wisata sampai saat ini, maka
kegiatan melabuh sesaji di pantai baron
mengalami pengembangan, meskipun belum
mengurangi sifat sakralnya.
Salah satu kegiatan yang bersifat baru itu
ialah acara penyambutan secara resmi oleh
pemerintah daerah tingkat II kabupaten
gunungkidul yang ditempatkan di
pesanggrahan khusus. Dalam acara

Selanjutnya setelah upacara penyambutan selesai,


para peserta upacara dengan membawa sajian yang
akan dilabuh, bersama-sama menuju kekaki gunung
Komang untuk mengadakan upacara labuhan. Setelah
mereka sampai di gunung komang, Ki Rejotambak
sebagai pimpinan upacara, segera membakar
kemenyan dan memenjatkan doa atas nama pera
peserta yang intinya memohon kepada Kanjeng Ratu
Kidul agar korbannya diterima serta mereka diberi
keselamatan dan murah rejeki.
Setelah pembacaen doa selesai, mulailah Ki
Rejotambak mulai melabuh sesaji ke dalam laut yang
diikuti oleh para peserta lainya, terutama yang ikut
berkorban. Maka selesailah acara melabuh sesaji ke
pantai baron. Kegiatan selamatan penutup pada dasar
nya adalah merupakan suatu tanda, bahwa rangkaian
kegiatan upacara tradisional labuhan selesai.

Anda mungkin juga menyukai