Anda di halaman 1dari 35

Identitas Pasien

Nama
: Ny. M
No. RM
: 501126
Usia
: 37 tahun
Alamat
: Jl. Tugu No18
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Berat Badan
: 98 kg
Tinggi Badan
: 158 cm
Tanggal masuk RS
: 28 Juli 2016
Tanggal Operasi : 29 Juli 2016
Diagnosa Pra Bedah : G6P3A2 Hamil Aterm + Letak Sungsang
Jenis Pembedahan
: Sectio Caesaria
Diagnosa Pasca Bedah : P4A2 Post Sectio Caesaria atas indikasi
Letak Sungsang

Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien G6P3A2 Hamil 38 minggu datang dengan keluhan mulas.
Keluhan dirasakan sejak 2 jam SMRS. Keluhan dirasakan terus
menerus. Awalnya pasien sedang melakukan aktivitas
dirumahnya, tiba-tiba perutnya terasa mulas. Keluhan lain yang
dirasakan adalah mual (dirasakan hilang timbul sejak 1 hari
SMRS). BAB terakhir 1 hari SMRS dan BAK tidak ada keluhan.
Keluhan adanya perdarahan dari kemaluan disangkal, keluhan
keputihan disangkal

HPHT Pasien : 1 November 2016


Tafsiran Persalinan : 8 Agustus - 2016
Kontrol di : Bidan
Kontrol Terakhir : 20 Juli 2016
Hasil USG : Janin Tunggal Hidup, Presentasi bokong, Berat
Janin 3200gram

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Alergi obat


: disangkal
Riwayat Alergi makanan
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Penyakit paru
: disangkal
Riwayat Penyakit ginjal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat Penyakit hati
: disangkal
Pemakaian obat-obatan
: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

Alergi : disangkal
Asma
: disangkal
Hipertensi : disangkal
DM
: disangkal

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,2OC
Berat Badan : 98 kg
Tinggi Badan : 158 cm
5

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 28 Juli 2016
Pemeriksaan

Hasil

Nilai
normal

Hemoglobin

12,0 g/dl

12-14

Leukosit

7,5 ribu/uL

5-10

Hematokrit

35,3 %

37-43

Trombosit

260 ribu/uL

150-450

Gula Darah Sewaktu

102 mg/dl

< 200

Laporan Anestesi

Tindakan Operasi
: Sectio Caesaria
Jenis Anestesi: Spinal Anestesi
Teknik Anestesi : Pasien duduk memeluk bantal, identifikasi L4-L5,
tindakan asepsis dan antisepsis dengan betadine dan alkohol,
menusukkan spirocath nomor 26, LCS (+) Jernih, injeksi medikasi
Anestesi dengan :
Premedikasi
= Medikasi
= Fentanyl 25mcg
Respirasi : Spontan dengan O2 lpm
Keseimbangan cairan :
- Input : Pre-op
: RL 500 cc
Durante op : RL 400 cc
- Output: Perdarahan 300 cc
Urine 400 cc (kuning jernih)
Lama Operasi
Lama Anestesi

: 13.20 14.15 ( 55menit)


: 13.15 14.25 ( 70menit)

Persiapan pra anestesi


Informed consent
Bertujuan untuk menginformasikan kepada pasien tentang
tindakan medis apa yang akan dilakukan kepada pasien,
bagaimana pelaksanaannya, kemungkinan hasilnya dan resiko
tindakan yang akan dilakukan

Surat persetujuan operasi


Bertujuan untuk memperoleh bukti tertulis dari pasien sendiri atau
dari keluarga pasien yang menunjukkan persrtujuan dari pihak
pasien terhadap tindakan medis yang akan dilakukan sehingga bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, keluarga pasien tidak
mengajukan tuntutan

Persiapan alat anestesi


Monitor Elektrokardiografi ( EKG )
Sfigmomanometer digital
Oksimeter/saturasi
Infus set dan cairan infus
Abbocath no 20
Plester, kapas alcohol, kassa steril
Spuit 20 cc
Suction
Handschoon

Pasien dipuasakan sejak pukul 05.00 WIB tanggal 29 Juli 2016


Bertujuan untuk memastikan bahwa lambung pasien telah
kosong sebelum operasi untuk menghindari kemungkinan
terjadinya muntah dan aspirasi isi lambung yang akan
membahayakan pasien
Memakai pakaian operasi yang telah disiapkan di ruang
operasi
Pasien ditidurkan dalam posisi terlentang di meja
operasi dan dipasangkan infus
Pendataan kembali identitas pasien di kamar
operasi dengan melakukan anamnesa singkat
yang meliputi berat badan, tinggi badan, umur,
riwayat penyakit, riwayat alergi, riwayat
kebiasaan, riwayat pembedahan dan anestesi dan
riwayat pemakaian gigi palsu.
Pemeriksaan fisik di ruang persiapan : TD :
130/80 mmHg, Nadi 82 x/menit, RR
20x/menit

Persiapan Terapi Cairan Perioperatif


Berat Badan

: 98 Kg

Maintenance (M) = BB x Kebutuhan cairan perjam


= (10x4)+(10x2)+(78x1)cc/kg/jam
= 138cc/jam
Pengganti puasa (P) = Maintanance x Jam puasa
= 138 cc/jam x 7 jam = 966 cc
Jenis operasi (O) sedang = BB x Jenis operasi
= 98 kg x 4 cc/kgbb = 392 cc
Pemberian

Cairan Pada

Operasi ini
(M) + 50% (P) + (O)
= 138 + 50% (966) +
392
= 1013 cc

Pelaksanaan anestesi
Pukul 13.15 :
Pasien dibaringkan diatas meja
operasi
Pasang infus cairan RL pada tangan
kiri abbocath no.20
Memasang monitor EKG dan
oksimeter pulse
Mengukur TD : 130/90 mmHg, nadi :
82 x/mnt

Pukul 13.20 :
Pasien diposisikan pada posisi supine
Memastikan kondisi pasien stabil dengan tanda-tanda
vital dalam batas normal
Jumlah medikasi

Ondancentron 8mg
Ranitidin 50mg
Bunascan 15mg
Metvell 0,2mg
Oxytosin 10 IU

Maintenance dengan : O2 3lpm


Monitor: tanda-tanda vital pasien, produksi urin,
saturasi oksigen, munculnya perdarahan

Post Operatif
Pasien masuk RR
Observasi tanda-tanda vital, tanda-tanda perdarahan

Instruksi Post-op
Tramadol 100 mg/IV bila nyeri
Ondansetron 4 mg/IV bila mual/muntah
Antibiotika dan obat-obatan lain sesuai dr. Tigor, SpOG
Minum sesuai dr. Tigor, SpOG
Infus sesuai dr. Tigor, SpOG
Monitor tensi, nadi, nafas setiap 5 menit selama 30
menit, selanjutnya setiap 15 menit selama 1 jam
14

Keadaan Post-op
Operasi selesai dalam waktu 70 menit
Keadaan akhir pembedahan :
Kesadaran : Komposmentis
TD : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 23 x/menit
SPO2 : 100%
*Pasien dipindahkan ke ruang RR dan dilakukan
observasi TD,N,RR dan kemungkinan munculnya
tanda-tanda perdarahan
15

Program post-operasi
Pasang O2 nasal kanul 2-4L/menit
Kontrol TD, N, RR setiap setiap 5 menit selama 30
menit, selanjutnya setiap 15 menit selama 1 jam
Bila pasien kesakitan : berikan Tramadol 100 mg/IV
Bila pasien mual/muntah : berikan Ondansetron 4mg/IV
Infus, antibiotika dan obat-obatan lain sesuai dr. Tigor,
SpOG
Minum sesuai dr. Tigor, SpOG
Infus sesuai dr. Tigor, SpOG
Cek H2TL post operasi
Transfusi PRC bila HB 8

16

TINJAUAN PUSTAKA

FISIOLOGI KEHAMILAN

Penyesuaian anatomi, fisiologi dan biomekanikal saat hamil sangat


mendalam. Kebanyakkan perubahan-perubahan yang luar biasa
dimulai segera setelah pembuahan dan terus berlanjut selama
kehamilan dan sebagian besar terjadi dalam menanggapi rangsangan
fisiologis yang diberikan oleh janin dan plasenta

Perubahan fisiologis terjadi pada sistem kardiovaskular dan pernapasan


ginjal. Adaptasi ini biasanya ditoleransi dengan baik oleh pasien hamil,
tetapi harus dipahami agar dapat dibedakan dari abnormal

Sistem Kardiovaskular

Volume Darah
Volume darah : peningkatan volum plasma dimulai
pada 6 sampai 8 minggu kehamilan, mencapai
volum maksimal 4700 5200 ml pada minggu ke
32, meningkat 45% dibanding wanita tidak hamil
Mekanisme ekspansi volume plasma ini tidak jelas,
tetapi mungkin terkait dengan vasodilatasi oksidamediasi nitrat yang menginduksi sistem renin
angiotensin aldosteron dan merangsang retensi
natrium dan air, melindungi wanita hamil dari
ketidakstabilan hemodinamik setelah kehilangan
darah

Perubahan Anatomi
penelitian tentang histologi dan ekokardiografi
menunjukan massa otot dinding ventrikular
dan peningkatan volume akhir diastolik tanpa
terkait peningkatan volume akhir sistolik atau
akhir tekanan diastolik
Kenaikkan massa ventrikel di trimester
pertama, sedangkan volum akhir diastolic
meningkat trimester kedua dan awal trimester
ketiga

Cardiac Output
Merupakan produk dari curah jantung dan
stroke volum untuk mengukur kapasitas
fungsional jantung
Curah jantung meningkat 30% - 50% selama
kehamilan dan setengah dari peningkatan ini
terjadi pada minggu kedelapan kehamilan
Peningkatan curah jantung ibu disebabkan oleh
peningkatan di kedua curah jantung dan stroke
volum itu sendiri

Tekanan Darah
tekanan darah arteri menurun pada awal minggu
ketujuh kehamilan. Penurunan awal ini mungkin
menunjukan kompensasi inkomplit untuk
penurunan resistensi pembuluh darah perifer
dengan peningkatan curah jantung
Ketika diukur dalam posisi duduk atau berdiri
tekanan darah sistolik masih relatif stabil
sedangkan tekanan darah diastolik menurun
maksimum 10mmHg pada 28 minggu dan
kemudian meningkat seperti keadaan tidak hamil

Sistem Pernapasan
Terdapat penurunan sedang dalam kapasitas residual
fungsional selama kehamilan, dikaitkan dengan
penurunan baik dalam volum cadangan respirasi dan
volum residu.
Volum tidal ibu meningkat 40% saat hamil,
peningkatan ini menyebabkan hiperventilasi dan
hiperkapnia
Karena pernapasan ibu tidak berubah selama
kehamilan, kenaikan 30%-50% permenit hanya
dikaitkan dengan peningkatan volum tidal saja

Kehamilan Letak Sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak


memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang ditemukan pada 2 - 4
% kehamilan. Beberapa literatur lainnya menyebutkan angka 3
5 %.

Insiden terbanyak terdapat pada usia kehamilan 28 minggu kira


kira 25 % posisi bayi dalam keadaan letak sungsang,dan seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan, insidens semakin
berkurang. Di Indonesia angka kejadian letak sungsang dapat
mencapai 4 %.

Etiologi

Prematuritas
Multiparitas
Kehamilan kembar
Polihidramnion
Hidrosefalus
Panggul sempit

Anestesi spinal merupakan teknik anestesi regional yang


baik untuk tindakan-tindakan bedah, obstetrik, operasi
operasi bagian bawah abdomen dan ekstremitas bawah
Teknik ini baik sekali bagi penderita-penderita yang
mempunyai kelainan paru-paru, diabetes mellitus,
penyakit hati yang difus dan kegagalan fungsi ginjal,
sehubungan dengan gangguan metabolisme dan
ekskresi dari obat-obatan

ANESTESI SPINAL
Bagian motoris dan proprioseptis paling tahan
terhadap blokade ini dan yang paling dulu berfungsi
kembali
Sedangkan saraf otonom paling mudah terblokir dan
paling belakang berfungsi kembali
Tingginya blokade saraf untuk otonom dua
dermatome lebih tinggi daripada sensoris, sedangkan
untuk motoris dua-tiga segemen lebih bawah. lainnya

Secara anatomis dipilih segemen L2 ke bawah pada


penusukan oleh karena ujung bawah daripada medula spinalis
setinggi L2 dan ruang interegmental lumbal ini relatif lebih
lebar dan lebih datar dibandingkan dengan segmen-segmen
Lokasi interspace ini dicari dengan menghubungkan crista
iliaca kiri dan kanan. Maka titik pertemuan dengan segmen
lumbal merupakan processus spinosus L4 atau L4 5
interspace
Ligamenta yang dilalui pada waktu penusukan yaitu :
Ligamentum supraspinosus
Ligamentum interspinosus
Ligamentum flavum

Pada penusukan mungkin yang keluar bukan liquor


tapi darah, sebab di bagian anterior maupun
posterior medula spinalis terdapat sistim arteri dan
vena
Apabila setelah 1 menit liquor yang keluar masih
belum jernih sebaiknya jarum dipindahkan ke
segmen yang lain
Bila liquor tidak jernih, sebaiknya anestesi spinal ini
ditunda dan dilakukan analisa dari liquor

Bupivacaine
Kecepatan absorpsi anestetik ini tergantung dari dosis total
dan konsentrasi obat yang diberikan, cara pemberian, dan
vaskularisasi tempat pemberian, serta ada tidaknya epinefrin
dalam larutan anestetik
Bupivacaine mempunyai awitan lambat (sampai dengan 30
menit) tetapi mempunyai durasi kerja yang sangat
panjang,sampai dengan 8 jam bila digunakan untuk blok
syaraf
Lama kerja bupivacaine lebih panjang secara nyata daripada
anestetik lokal yang biasa digunakan. Juga terdapat periode
analgesia yang tetap setelah kembalinya sensasi.

Ondansentron
Konsentrasi akan diserap dengan cepat maksimum (30 ng / ml)
dalam plasma dapat dicapai dalam 10 menit dengan
pemberian Ondansetron 4 mg IV
Bioavalibilitas oral absolut Ondansetron sekitar 60%. Kondisi
sistemik yang setara juga dapat dicapai melalui pemberian
secara i.m atau i.v. Waktu paruhnya sekitar 3 jam
Volume distribusi dalam keadaan statis sekitar 140 L.
Ondansetron yang berikatan dengan protein plasma sekitar 70
76%
Ondansetron dimetabolisme sanagt baik di sistem sirkulasi,
sehingga hanya kurang dari 5 % saja yang terdeteksi di urine

Tramadol
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat
Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf
pusat sehingga memblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri
Di samping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari
saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri
terhambat
Indikasi:
Efektif untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca
pembedahan
Dosis umum:
Dosis tunggal 50 mg. Dosis tersebut biasanya cukup untuk meredakan
nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat ditambahkan 50 mg setelah
selang waktu 30-60 menit

KETOROLAC TROMETHAMINE
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini
merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang menunjukkan aktivitas
antipiretik dan anti-inflamasi yg lemah
Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap
sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap
reseptor opiat
Ketorolac dapat diberikan secara oral, intramuskular atau intravena. Setelah
suntikan intramuskular atau intravena efek analgesinya dicapai dalam 30
menit, maksimal setelah 1-2 jam dengan lama kerja sekitar 4-6 jam dan dosis
penggunaannya dibatasi untuk 5 hari
Dosis awal 10-30mg dan dapat diulang setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Untuk
pasien normal dosis sehari dibatasi maksimal 90mg dan untuk berat <50kg ,
manula atau gangguan faal ginjal dibatasi maksimal 60mg. Sifat analgesik
ketorolak setara dengan opioid yaitu 30 mg ketorolak=12 mg morfin=100 mg
petidin. Ketorolak dapat digunakan bersama opioid.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai