Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
terkait dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas,
terutama pada wanita hamil dan anak-anak. Anemia
merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak etiologi.
Anemia dapat disebabkan karena defisiensi gizi (vitamin dan
mineral) dan infeksi yang sering terjadi.
Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak
menunjukkan titik terang keberhasilan penanggulangannya
adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan
sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang paling umum dijumpai terutama di negaranegara sedang
berkembang.anemia gizi pada umumnya dijumpai pada
golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita,
anak sekolah, anak pekerja atau yang berpenghasilan rendah.
Anemia Nutrisional
Anemia nutrisional adalah kondisi dimana
konsentrasi hemoglobin darah turun ketingkat
abnormal, karena kekurangan dalam satu atau
beberapa nutrisi (mikronutrien) yang terlibat
dalam sintesis hemoglobin. Mikronutrien yang
terlibat dalam sintesis hemoglobin adalah besi,
asam folat dan vitamin B12
Metabolisme Besi
Patofisiologi
Tahap
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO :
Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia.
Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata <31%
Kadar Fe serum <50
Saturasi transferin (ST) <15%
Penatalaksanaan
Pemberian preparat besi peroral
Dosis besi yang dipakai 4-6 mg besi/kgBB/hari.
Pemberian preparat besi parenteral
Transfusi darah
Pencegahan
Makanan
Pemberian ASI minimal 6 bulan.
Tambahan makanan/bahan yang
meningkatkan absorpsi besi (buahbuahan, daging, unggas)
Hindari peningkatan berat badan
yang berlebihan.
Suplementasi besi
Kebutuhan perhari untuk bayi hingga
1 tahun 2 mg Fe/kgBB.
Bayi prematur membutuhkan Fe dua
kali lebih banyak (4mg Fe/kgBB)
Suplementasi besi juga dibutuhkan
pada bayi yang minum ASI lebih dari
6 bulan.
Etiologi
Gangguan absorbsi
Manifestasi klinis
manifestasi nonspesifik : lemah,
kelelahan, gagal tumbuh. Temuan
umum lainnya termasuk pucat,
glositis, muntah, diare, dan ikterus.
Gejala neurologis juga dapat terjadi :
parestesia, defisit sensorik, hipotonia,
kejang, keterlambatan perkembangan,
regresi perkembangan, dan perubahan
neuropsikiatri
Penatalaksanaan
Kebutuhan fisiologis untuk vitamin
B12 sekitar 1-3 g/hari.
Gejala klinis
glositis (lidah pucat dan licin),
stomatitis angularis,
diare/konstipasi, anoreksia, ikterus
ringan, neuropati perifer bilateral,
pigmentasi pada kulit.
Diagnosis
microbiological assay atau competitive binding
technique.20 Kadar asam folat serum normal
sekitar 9-45 nm (3-16 mg/ml). Defisiensi asam
folat ditegakkan bila kadar asam folat serum
kurang dari 3 mg/ml dan asam folat eritrosit
kurang dari 100 mg/ml.
Penatalaksanaan
asam folat 1-5 mg intra muskular dan dilanjutkan
dengan maintenance 1-2 mg/hari oral selama 1-2
minggu
Namun, jika diagnosis spesifik masih ragu, dosis
yang lebih kecil (0,1 mg/hari) dapat digunakan
untuk 1 minggu sebagai tes diagnostik, karena
respon hematologi dapat diharapkan dalam
waktu 72 jam. Dosis folat >0,1 mg dapat
memperbaiki anemia defisiensi vitamin B12 tapi
mungkin memperburuk kelainan neurologis
terkait.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Suplementasi Besi Untuk Anak
[internet] 2011. [cited 2016 january] Available from: idai.or.id.
2. World Health Organizatiton.Iron deficiency anemia:asessment,prevention and
control.
3. A guide for programme managers.Geneva:WHO;2001.
4. Pramono B, Sutaryo,2012Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak. Cetakan
keempat.Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5. Soegijanto,S. 2004.Anemia defisiensi besi pada bayi dan anak. Jakarta :IDI.
6. Abdussalam,M. 2005.Diagnosis, pengobatan pencegahan anemia defisiensi
besipada bayi dan anak.Anemia defisiensi besi.Yogyakarta: MEDIKA Fakultas
Kedokteran UGM
7. Hasan,R, Alatas, H.2002.Anemia defisiensi besi.Ilmu kesehatan anak
jilid1.Jakarta.Penerbit:Bagian Ilmu kesehatan anak FKUI.
8. Nutritional anemia .Oxfordjournals [cited 2016 jan 10] Available from: http://
oxfordjournal.org.
9. Syamsi, BR. 2005. Textbook of Pediatrics. Edisi 18 pp 1691-1694. Jakarta. EGC.