Anda di halaman 1dari 26

ANEMIA NUTRISIONAL

Disusun oleh : Lucyana Chrisnawati

ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 14 DESEMBER 2015-27 FEBRUARI 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
terkait dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas,
terutama pada wanita hamil dan anak-anak. Anemia
merupakan penyakit yang disebabkan oleh banyak etiologi.
Anemia dapat disebabkan karena defisiensi gizi (vitamin dan
mineral) dan infeksi yang sering terjadi.
Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak
menunjukkan titik terang keberhasilan penanggulangannya
adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan
sebutan anemia gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang paling umum dijumpai terutama di negaranegara sedang
berkembang.anemia gizi pada umumnya dijumpai pada
golongan rawan gizi yaitu ibu hamil, ibu menyusui, anak balita,
anak sekolah, anak pekerja atau yang berpenghasilan rendah.

Anemia Nutrisional
Anemia nutrisional adalah kondisi dimana
konsentrasi hemoglobin darah turun ketingkat
abnormal, karena kekurangan dalam satu atau
beberapa nutrisi (mikronutrien) yang terlibat
dalam sintesis hemoglobin. Mikronutrien yang
terlibat dalam sintesis hemoglobin adalah besi,
asam folat dan vitamin B12

Metabolisme Besi

PROSES ABSORPSI BESI


bentuk non heme

Anemia Defisiensi Besi


ETIOLOGI
Kekurangan zat besi dikarenakan
Berkurangnya zat besi
Kebutuhan zat besi meningkat
Kehilangan zat besi dari tubuh meningkat

Patofisiologi
Tahap

Manifestasi Klinis

Bentuk kuku konkafatau spoon-shaped nail,atrofi papila


lidah,dan perubahan mukosa lambung dan usus halus

Penurunan aktivitas dan daya tahan tubuh

Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Berkurangnya nafsu makan dan berkurangnya perhatian


terhadap sekitar

Diagnosis
Kriteria diagnosis ADB menurut WHO :
Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia.
Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata <31%
Kadar Fe serum <50
Saturasi transferin (ST) <15%

Dasar diagnosis ADB menurut Cook dan Monsen:


Anemia hipokrom mikrositik
Saturasi transferin <16%
Nilai FEP >100 ug/dl
Kadar feritin serum <12
Untuk kepentingan diagnosis minimal 2 dari 3 kriteria
(ST, Feritin serum, FEP) harus dipenuhi.

Penatalaksanaan
Pemberian preparat besi peroral
Dosis besi yang dipakai 4-6 mg besi/kgBB/hari.
Pemberian preparat besi parenteral

Preparat yang sering dipakai adalah dekstran besi.


mengandung 50 mg besi/ml.Dosis dihitung berdasarkan
Dosis besi (mg)BB(kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl)
x 2,5

Transfusi darah

Pencegahan
Makanan
Pemberian ASI minimal 6 bulan.
Tambahan makanan/bahan yang
meningkatkan absorpsi besi (buahbuahan, daging, unggas)
Hindari peningkatan berat badan
yang berlebihan.

Suplementasi besi
Kebutuhan perhari untuk bayi hingga
1 tahun 2 mg Fe/kgBB.
Bayi prematur membutuhkan Fe dua
kali lebih banyak (4mg Fe/kgBB)
Suplementasi besi juga dibutuhkan
pada bayi yang minum ASI lebih dari
6 bulan.

Anemia Defisiensi Vitamin


B12

Etiologi
Gangguan absorbsi

Manifestasi klinis
manifestasi nonspesifik : lemah,
kelelahan, gagal tumbuh. Temuan
umum lainnya termasuk pucat,
glositis, muntah, diare, dan ikterus.
Gejala neurologis juga dapat terjadi :
parestesia, defisit sensorik, hipotonia,
kejang, keterlambatan perkembangan,
regresi perkembangan, dan perubahan
neuropsikiatri

Penatalaksanaan
Kebutuhan fisiologis untuk vitamin
B12 sekitar 1-3 g/hari.

Anemia defisiensi asam


folat
Anemia defisiensi asam folat adalah suatu
keadaan yang
ditandai oleh adanya
perubahan abnormal dalam pembentukan
sel
darah,
sebagai
akibat
adanya
ketidaksesuaian antara pematangan inti
dan sitoplasma pada seluruh sel seri
myeloid dan eritroid

Gejala klinis
glositis (lidah pucat dan licin),
stomatitis angularis,
diare/konstipasi, anoreksia, ikterus
ringan, neuropati perifer bilateral,
pigmentasi pada kulit.

Kadar asam folat normal adalah 5-20 ng/mL.


Dikatakan defisiensi asalm folat dengan kadar <3
ng/mL. Kadar zat besi dan vitamin B12 dalam
serum biasanya normal atau meningkat. Apusan
sumsum tulang didapatkan hipersellular karena
eritroid hiperplasia, dan perubahan megaloblastik
yang menonjol

Diagnosis
microbiological assay atau competitive binding
technique.20 Kadar asam folat serum normal
sekitar 9-45 nm (3-16 mg/ml). Defisiensi asam
folat ditegakkan bila kadar asam folat serum
kurang dari 3 mg/ml dan asam folat eritrosit
kurang dari 100 mg/ml.

Penatalaksanaan
asam folat 1-5 mg intra muskular dan dilanjutkan
dengan maintenance 1-2 mg/hari oral selama 1-2
minggu
Namun, jika diagnosis spesifik masih ragu, dosis
yang lebih kecil (0,1 mg/hari) dapat digunakan
untuk 1 minggu sebagai tes diagnostik, karena
respon hematologi dapat diharapkan dalam
waktu 72 jam. Dosis folat >0,1 mg dapat
memperbaiki anemia defisiensi vitamin B12 tapi
mungkin memperburuk kelainan neurologis
terkait.

Kesimpulan

Anemia Nutrisional adalah kondisi dimana konsentrasi hemoglobin darah


turun ketingkat abnormal, karena kekurangan dalam satu atau beberapa
nutrisi yang terlibat dalam sintesis hemoglobin, makronutrien yang
terlibat dalam sintesis adalah besi, asam folat dan vitamin B12.
Prevalensi anemia sangat tinggi di negara berkembang dimana
kekurangan makronutrien merupakan hal tersering. Dampak anemia
dapat menyebabkan anak pucat, lemah kurang nafsu makan dan dapat
mengalami komplikasi ringan seperti atrofi papil dan stomatitis.
Komplikasi berat yang dapat terjadi seperti penurunan daya tahan tubuh
terhadap penyakit, gangguan pada pertumbuhan sel tubuh dan sel otak,
penurunan fungsi kognitif, anak apatis, dan rendahnya kemampuan fisik.
Anemia defisiensi Fe merupakan jenis anemia nutrisi yang terbanyak di
dunia dimana untuk menunjang diagnosis tidak cukup hanya dengan
pemeriksaan hematologi rutin, maka perlu pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan sediaan apus darah tepi ataupun pemeriksaan
sediaan apus sumsum tulang

Daftar Pustaka
1. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Suplementasi Besi Untuk Anak
[internet] 2011. [cited 2016 january] Available from: idai.or.id.
2. World Health Organizatiton.Iron deficiency anemia:asessment,prevention and
control.
3. A guide for programme managers.Geneva:WHO;2001.
4. Pramono B, Sutaryo,2012Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak. Cetakan
keempat.Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5. Soegijanto,S. 2004.Anemia defisiensi besi pada bayi dan anak. Jakarta :IDI.
6. Abdussalam,M. 2005.Diagnosis, pengobatan pencegahan anemia defisiensi
besipada bayi dan anak.Anemia defisiensi besi.Yogyakarta: MEDIKA Fakultas
Kedokteran UGM
7. Hasan,R, Alatas, H.2002.Anemia defisiensi besi.Ilmu kesehatan anak
jilid1.Jakarta.Penerbit:Bagian Ilmu kesehatan anak FKUI.
8. Nutritional anemia .Oxfordjournals [cited 2016 jan 10] Available from: http://
oxfordjournal.org.
9. Syamsi, BR. 2005. Textbook of Pediatrics. Edisi 18 pp 1691-1694. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai