Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus Gigi

S TO M ATITIS A FTO S A
R EK U R EN
P EM B IM B IN G

D R G . FITR I A N G R A IN I
K EPA N ITER A A N K LIN IK
B A G IA N C O M M U N ITY O R IEN TED M ED IC A L
ED U C ATIO N (C O M E)

Identitas pasien
Nama
Umur

:
:
Pekerjaan
Alamat
Agama :
No RM
:

Ny. IM
25 tahun
: Ibu Rumah tangga
: Tl. Parman
Islam
20.00.18.14

Anam nesis
Keluhan Utama
Perih pada bibir bagian bawah dan pipi bagian

dalam

Riwayat penyakit sekarang


Sejak seminggu SMRS terdapat luka yang perih

pada bibir bagian bawah, awalnya luka


tersebut kecil semakin lama semakin besar,
demam(-).
3 hari yang lalu muncul luka yang sama pada
pipi bagian dalam sehingga pasien nyeri saat
makan dan mengunyah makanan, trauma (-),
merokok(-), pasien seorang ibu menyusui.

Riwayat penyakit dahulu


Tidak ada yang berhubungan
Riwayat alergi (-)

Riwayat sosial ekonomi dan

kebiasaan
Pasien

seorang ibu rumah tangga


dengan pendidikan terakhir tamat SMP,
menyikat gigi 2 kali sehari, saat ini
sedang menyusui, tidak merokok dan
tidak ada riwayat konsumsi obat dalam
jangka waktu yang lama.

Pem eriksaan Fisik


Status pasien
Keadaan Umum : Compos Mentis
Pupil Mata
: Normal (Isokor)
Vital Sign
Tekanan darah
Nadi
Nafas
Suhu

: 120/80 mmHg
: 90x/menit
: 20x/menit
: Afebris

Ekstra Oral
Wajah : Dalam batas normal
Bibir : Dalam batas normal
TMJ : Dalam batas normal
Kelenjar Lymphonodi : Dalam batas normal

Intra Oral
Debris : Normal
Gingiva : Normal
Mukosa bukal dan Mukosa labial : ulser berwarna putih tepi
kemerahan, bentuk oval, dua buah , berdiameter 1-2mm.
Palatum : Normal
Lidah : Normal
Kalkulus : + pada semua gigi

Odontogram

Diagnosis di puskesmas
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR)

Diagnosis Seharusnya
Stomatitis Aftosa Rekuren Tipe Minor

Rencana peraw atan


Tatalaksana yang diberikan di

puskesmas :
Medikamentosa
Asam mefenamat 3x500 mg
Amoxicilin 3x500 mg
Vit C 1x500 mg

Rencana perawatan seharusnya :


Promotif
Memberikan penjelasan tentang faktor-faktor
yang dapat menyebabkan atau memicu
terbentuknya stomatitis aftosa rekuren (SAR)

Preventif
Tidak merokok
Mengkonsumsi Vit B12 dan zat besi
Berkumur-kumur menggunakan air garam
hangat atau obat kumur.
Mengkonsumsi sayur dan buah
Menyikat gigi minimal 2 kali sehari ( 1 kali
sebelum atau sesudah sarapan dan
sebelum istirahat di malam hari).

Kuratif
Pemberian obat-obatan Amoxicilin tablet
3x500 mg, obat kumur : Betadine gargle
1x1, dan Becom C tablet 1x500 mg.
Pembersihan karang gigi secara berkala
minimal 6 bulan sekali.
Edukasi

Tinjauan Pustaka
Definisi
Stomatitis

aftosa rekuren merupakan


ulser oval rekuren pada mukosa mulut
tanpa tanda-tanda adanya penyakit lain
dan salah satu kondisi ulseratif mukosa
mulut
yang
paling
menyakitkan
terutama sewaktu makan, menelan dan
berbicara.

Etiologi
Faktor

etiologi SAR belum diketahui,


namun telah banyak dugaan mengenai
faktor predisposisi SAR. Faktor-faktor
tersebut
seperti
genetik,
hormon,
defisiensi nutrisi, imunologi, trauma,
stress, penyakit sistemik, alergi, obatobatan, merokok, pasta gigi SLS, dan
infeksi

Klasifikasi

SAR tipe
Minor

SAR tipe
Mayor

SAR tipe
Herpetiformi
s

Gambar 1. Stomatitis aftosa rekuren tipe minor

Gambar 2. Stomatitis aftosa rekuren tipe mayor

Gambar 3. Stomatitis aftosa rekuren tipe


herpetiformis

G am baran klinis
Gejala prodormal: rasa sakit dan terbakar

selama 24-48 jam sebelum terjadi ulcer.


Ulcer: berbatas jelas, dangkal, bulat atau oval,
tertutup selaput pseudomembran kuning
keabu-abuan, dan dikelilingi pinggiran yang
eritematus dan dapat bertahan untuk
beberapa hari atau bulan.

Tahap perkem bangan SAR,dibagi


4 tahap:
1. Tahap premonitori:

terjadi pada 24 jam pertama


Pada waktu prodromal, pasien akan
merasakan sensasi mulut terbakar pada
tempat dimana lesi akan muncul.
Secara mikroskopis sel-sel mononuklear
akan menginfeksi epitelium, dan edema
akan mulai berkembang.

Tahap perkem bangan SAR,dibagi


4 tahap:
2. Tahap pre-ulserasi,
Terjadi pada 18-72 jam perkembangan

lesi SAR.
Pada tahap ini, makula dan papula akan
berkembang dengan tepi eritematus.
Intensitas rasa nyeri akan meningkat
sewaktu tahap pre-ulserasi ini.

Tahap perkem bangan SAR,dibagi


4 tahap:
3. Tahap ulseratif,
Berlanjut selama beberapa hari hingga 2

minggu.
Pada tahap ini papula-papula akan
berulserasi dan ulser itu akan diselaputi
oleh lapisan fibromembranous
Intensitas nyeri yang berkurang.

Tahap perkem bangan SAR,dibagi


4 tahap:
4. Tahap penyembuhan,

Hari ke 4 hingga 35.


Ulser tersebut akan ditutupi oleh
epitelium.
Semua lesi SAR menyembuh dan lesi
baru berkembang.

D iagnosis stom atitis aftosa


rekuren
Anamnesis,
Pasien akan merasakan sakit dan

terbakar pada mulutnya,


Lokasi ulcer berpindah-pindah
Sering berulang
Perlu ditanyakan sejak dari umur berapa
terjadi, lama (durasi), serta frekuensi
ulser.
Hubungan dengan faktor predisposisi

D iagnosis stom atitis aftosa


rekuren
Pemeriksaan fisik,
Dapat ditemukan ulser pada bagian mukosa
mulut dengan bentuk yang oval dengan lesi
1 cm yang jumlahnya sekitar 2-6.

Pemeriksaan penunjang,
Pemeriksaan tambahan diperlukan seperti
pemeriksaan sitologi, biopsi, dan kultur bila
ulser tidak kunjung sembuh

D iagnosis banding
Ulkus traumatikus
Bentukan lesi ulseratif yang disebabkan

oleh adanya trauma.


Gambaran khas berupa ulser tunggal
yang tidak teratur.
Lesi biasanya tampak sedikit cekung dan
oval
Pada awalnya daerah eritematous
dijumpai di perifer, yang perlahan-lahan
menjadi muda karena proses keratinisasi.

P enatalaksanaan Stom atitis


A ftosa R ekuren
Dalam upaya melakukan

perawatan terhadap pasien SAR,


tahapannya adalah:
Edukasi
Instruksi
Pengobatan

P enatalaksanaan Stom atitis


A ftosa R ekuren
Penyebab SAR sulit diketahui maka

pengobatannya hanya untuk


mengobati keluhannya saja.
Perawatan merupakan tindakan
simtomatik dengan tujuan untuk
mengurangi gejala, mengurangi
jumlah dan ukuran ulkus, dan
meningkatkan periode bebas
penyakit

P enatalaksanaan Stom atitis


A ftosa R ekuren
Analgesik lokal, misalnya

benzydamine.
Anestesi lokal, cairan atau oles
misalnya lidokain, benzokain,
dioleskan pada sariawan
Antiseptik, misalnya iodin povidon,
klorheksidin,
Kostikosteroid, misalnya triamsinolon

P enatalaksanaan Stom atitis


A ftosa R ekuren
Tindakan pencegahan timbulnya SAR

dapat dilakukan diantaranya:


dengan menjaga kebersihan rongga

mulut,
menghindari stres
serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup,
terutama yang mengandung vitamin
B12 dan zat besi.
Menjaga kebersihan rongga mulut

P em bahasan
1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat ?
Diagnosis pada pasien ini adalah sudah tepat,
tetapi kurang lengkap karena diagnosis yang
seharusnya adalah stomatitis aftosa rekuren
tipe minor.

Pem bahasan
Diagnosis stomatitis aftosa rekuren tipe minor karena
berdasarkan anamnesis di dapatkan luka yang perih pada
bibir bagian bawah.

Pada pemeriksaan status lokalis di dapatkan ulser berwarna


putih tepi kemerahan, bentuk oval, dua buah , berdiameter
1-2mm pada mukosa bukal dan mukosa labial.

Pem bahasan
2. Apakah penanganan awal pasien ini

sudah tepat?

Menurut literatur yang menyatakan bahwa pada 330 pasien


SAR dengan hasil 47 pasien menderita defisiensi nutrisi yaitu
terdiri dari 57% defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam folat,
13% defisiensi vitamin B12, 21% mengalami defisiensi
kombinasi terutama asam folat dan zat besi dan 2%
defisiensi ketiganya.
Dari 60 pasien SAR yang diteliti, ditemukan 28,2%
mengalami penurunan kadar vitamin-vitamin tersebut.
Penurunan vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 10% dan
33% kombinasi ketiganya.

Sehingga pada pasien sebaiknya diberikan Becom C tablet


1x500 mg yang merupakan kombinasi vitamin B kompleks ,
vitamin C, Nikotinamida dan Kalsium Pantotenat

Pem bahasan
3. Apakah rencana penatalaksanaan pada
pasien ini sudah tepat ?

Rencana penatalaksanaan yang seharusnya adalah pengobatan


dan pemberian obat kumur.
SAR Minor biasanya dapat sembuh sendiri karena sifatnya selflimiting, pemberian obat topical bisa digunakan untuk
mengurangi rasa perih, selain itu penggunaan obat kumur dan
Vitamin
juga
dapat
digunakan
untuk
mempercepat
penyembuhan
Untuk kasus ringan, bisa diberikan antiseptik topikal atau
antiseptik kumur dan anastesi yang melindungi ulser dari
gesekan dalam rongga mulut.
Pada kasus yang lebih berat dapat diberikan salep yang
mengandung topikal steroid atau obat sistemik bila penderita
tidak
merespon
terhadap
obat
topikal.
Sehingga
penatalaksanaan pemberian obat dan pemberian obat kumur
antiseptik sudah tepat.

Pem bahasan
4. Bagaimana prognosis pada pasien ini ?

Dubia ad bonam jika pasien melakukan


kunjungan berkala pada dokter gigi

Kesim pulan
Stomatitis apthosa rekuren merupakan ulser oval rekuren pada
mukosa mulut tanpa tanda-tanda adanya penyakit lain dan salah
satu kondisi ulseratif mukosa mulut yang paling menyakitkan
terutama sewaktu makan, menelan dan berbicara.
Dalam upaya melakukan perawatan terhadap pasien SAR,
tahapannya adalah:
Edukasi
Instruksi
Pengobatan
Karena penyebab SAR sulit diketahui maka pengobatannya hanya
untuk mengobati keluhannya saja. Perawatan merupakan
tindakan simtomatik dengan tujuan untuk mengurangi gejala,
mengurangi jumlah dan ukuran ulkus, dan meningkatkan periode
bebas penyakit.

D AFTAR PUSTAKA
1. Lewis MAO, Lamey PJ. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta: Widya
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

Medika. Hal: 48-49.


Apriasari ML, Tuti H. 2010. Stomatitis Aftosa Rekuren oleh karena Anemia.
Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi 9 (1): Hal 184.
Langlais, R. P & Miller, C. S. 2012. Atlas bewarna Kelainan Rongga Mulut yang
Lazim. Editor : Lilian Juwono. Hipokrates. Jakarta. Hal 94-96.
Bakar, abu. Kedokteran Gigi Klinis, Quantum . Jakarta. 2012. Hal : 39.
de Abreu MA, Hirata CH, Pimentel DR, Weckx LL. Treatment of recurrent
aphthous stomatitis with clofazimine. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod. 2009;108:714-21
Setiadhi R. Demiystifyng Reccurent Oral Ulserations. The Academy of Dental
Theurapheutic and Stomatology 2009:9, 1-17.
Yuliana Bun, Fedriani J, Kristanto T, dkk. Menegakkan Diagnosis Ulkus di Mukosa
Mulut Berikut Terapinya. Jakarta: Fakultas kedokteran Unika Atma Jaya;2011.
Pindborg, J. J. 2009. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Penerjemah : Kartika
Wangsaraharja. Binarupa Aksara. Tanggerang. Hal 181-182.
Baccaglini L, Lalla RV, Bruce AJ, Sartori-Valinotti JC, Latortue MC, Carrozzo M, et
al. Urban legends:recurrent aphthous stomatitis. Oral Dis. 2011;17:755-70.

Anda mungkin juga menyukai