Anda di halaman 1dari 25

Karsinoma Glottis

Wilda Mutafadillah

Definisi
Karsinoma glotis merupakan
keganasan laring yang melibatkan
pita suara asli dan komissura
anterior dan posterior.
Tumor glotik dapat mengenai 1 atau
kedua pita suara, dapat meluas ke
subglotik sejauh 10 mm.

Anatomi dan fisiologi terkait

Fungsi laring

Fungsi Fonasi
Fungsi Proteksi
Fungsi Respirasi
Fungsi Menelan.

Epidemiologi
10.000 kasus kanker laring
didiagnosis setiap tahun di Amerika
Serikat dan 3.900 kematian terjadi
setiap tahun sebagai akibat dari
penyakit ini.
Laki >> perempuan
Secara histopatologis, 95% hingga
98% karsinoma laring berasal dari sel
squamosal.

Etiologi

Rokok
Alkohol
Sinar radioaktif
Karsinogen lingkungan
Arsen (pabrik, obat serangga)
Asbes (lingkungan, pabrik, tambang)
Human papilloma virus (HPV)

Patofisiologi dan
Histopatologi
Karsinoma sel skuamosa
Makroskopik : Exophytic atau
endophytic.
Mikroskopik : prickle cells dan
gumpalan keratin
Poor differentiated
Adenokarsinoma
Kondrosarkoma

Supraglotis
Glotis
Ti Karsinoma
Karsinoma insitu

Subglotis
Karsinoma insitu

s insitu
T1 Tumor

Tumor mengenai satu

Tumor terbatas pada daerah

terdapat

atau dua sisi pita suara,

subglotis.

pada satu

tetapi gerakan pita suara

sisi

masih baik, atau tumor

suara/pita

sudah terdapat pada

suara palsu

kommisura anterior atau

(gerakan

posterior.

masih baik).
T2 Tumor sudah Tumor meluas ke daerah Tumor sudah meluas ke pita, pita
menjalar ke

supraglotis atau

suara masih dapat bergerak atau

1 dan 2 sisi

subglotis, pita suara

sudah terfiksir.

daerah

masih dapat bergerak

supraglotis

atau sudah terfiksir

dan glotis

(impaired mobility).

masih bisa

T Tumor

Tumor meliputi laring

Tumor sudah mengenai laring

3 terbatas

dan pita suara sudah

dan pita suara sudah terfiksir.

pada laring terfiksir.


dan sudah
terfiksir
atau meluas
ke daerah
ke krikod
bagian
belakang,
dinding
medial dari
sinus
piriformis,
dan kearah
rongga
preepiglotis

T Tumor

Tumor sangat luas

Tumor yang luas dengan

4 sudah

dengan kerusakan

destruksi tulang rawan atau

meluas

tulang rawan tiroid

perluasan ke luar laring atau

keluar

atau sudah keluar dari dua duanya.

laring,

laring.

menginfiltra
si orofaring
jaringan
lunak pada
leher atau
sudah
merusak
tulang
rawan
tiroid.

Penjalaran ke kelenjar limfe (N)


Nx: Kelenjar limfe tidak teraba.
N0: Secara klinis kelenjar tidak teraba.
N1: Secara klinis teraba satu kelenjar limfe
dengan ukuran diameter 3 cm ipsilateral.
N2: Teraba kelenjar limfe tunggal, ipsilateral
dengan ukuran diameter 3-6 cm.
N2a: Satu kelenjar limfe ipsilateral, diameter
lebih dari 3 cm tapi tidak lebih dari 6 cm.
N2b: Multipel kelenjar limfe ipsilateral, diameter
tidak lebih dari 6 cm. 10
N2c: Metastasis bilateral atau kontralateral,
diameter tidak lebih dari 6 cm.
N3: Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm.

Kategori

Tis

N0

M0

N0

M0

T1

II

T2

N0

M0

III

T3

N0

M0

T1, T2

N1

T4a

N0

M0

T 1-3

N2

M0

T4b

N apapun

M0

T apapun

N3

M0

T apapun

N apapun

M1

IV A

IV B

IV C

Manifestasi klinis

Suara serak
Suara bergumam (hot potato voice)
Dispnea dan stridor
Nyeri tenggorok
Odinofagia
Disfagia
Batuk dan hemoptisis

Pemeriksaan penunjang

Biopsi
Darah lengap
Elektrolit
Tes fungsi ginjal
Faktor koagulasi
Foto torak
Ct-Scan

Tatalaksana
Radioterapi
- Stadium awal (T1, T2)
- Dosis: 60-70 Gy dosis tunggal hingga 6
minggu.
- ES: mucositis, dermatitis, xerostomia,
disfagia /odynophagia dan penurunan
berat badan.
- Dapat dikombinasikan dengan
monoklonal antibodi (cetuximab).

KEMOTERAPI
- Tumor stadium lanjut
- Cisplatinum 80120 mg/m2
PEMBEDAHAN
1. Vetical partial laryngectomy
Stadium awal (T1,T2)
Tumor pita suara asli dengan
keterlibatan terbatas komisura anterior.
Kartilago thyroid, pita suara, mukosa
subglottic.
Perlu trakeostomi

2. Total laryngectomy
Kanker stadium lanjut
Melibatkan sebagian besar laring,
tulang hiod, kartilago krikoid,2-3
cincin trakea, dan otot penghubung
ke laring.
Trakeostomi permanen.
REHABILITASI SUARA :
- Esophageal speech
- Alat bantu suara

Komplikasi
Radioterapi: mucositis, xerostomia, disfagia,
kulit terbakar, dan deskuamasi.

xerostomia permanen, penyembuhan luka


yang buruk, fibrosis jaringan lunak, karies gigi,
chondritis, dan osteoradionekrosis mandibula.
Disfagia persisten, aspirasi, dan edema laring

laryngectomy parsial vertikal: infeksi


luka, pembentukan fistula,
pembentukan jaringan granulasi dan
stenosis laring.

Total laryngectomy : pembentukan


hematoma, infeksi luka, luka
dehisensi, dan fistula
pharyngocutaneous.

Prognosis
five years survival rate :
stadium I 9098%
stadium II 7585%,
stadium III 6070%
stadium IV 4050%

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai