Anda di halaman 1dari 10

Pra Bencana

Gunung Merapi

KELAS B EKSTENSI 2015


Qori Fitria Nur
Ashriyah
1506800792

Pendahuluan

Indonesia memiliki gunung berapi-gunung berapi aktif yang lebih banyak


dari pada negara-negara lain, terdapat 129 gunung berapi aktif di
Indonesia. Tersebar di Sumatera 30, di Jawa 35, Bali & Nusatenggara 30,
Maluku 16, dan Sulut-sangihe 18.

Letusan gunung Tambora pada tahun 1815 dan gunung Krakataupada


tahun 1883 merupakan dua di antara letusan yang paling hebat yang
telah memakanbanyak korban.

Tiga gunung berapi yang masuk dalam status siaga yaitu: Gunung
Soputan, Gunung Merapi, dan Gunung Sinabung.

(Purbawinata, 2006)

Pendahuluan

Letusan gunung berapi merupakan salah satu fenomena yang menjadi perhatian
utama di Indonesia, disebabkan bencana alam letusan gunung berapi
menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang amat besar.

Letusan gunung berapi dapat menimbulkan gejala vulkanik seperti erupsi gunung
berapi.

Erupsi gunung berapi membawa awan panas serta material vulkanik yang amat
berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Luka bakar dan memburuknya kesehatan
terutama pernafasan merupakan dampak yang secara langsung dapat dirasakan
manusia akibat erupsi gunung berapi selain kerugian dari segi materil.

Erupsi gunung berapi juga mengakibatkan kerusakan kehidupan ekosistem


disekitar wilayah gunung berapi. Hutan, udara, sungai, sawah dan perkebunan
penduduk menjadi tercemar akibat debu dan material vulkanik yang muncul dari
erupsi gunung berapi.
(Adiputro, 2002)

Status/ Tingkat Kegiatan Gunung Api


1. AKTIF NORMAL (Tingkat I)

Kegiatan gunungapi dalam keadaan normal dan tidak memperlihatkan adanya peningkatan
kegiatan berdasarkan hasil pengamatan secara visual, maupun hasil penelitian secara
instrumental

2. WASPADA (Tingkat II)

Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang teramati secara visual dan atau secara
instrumental

3. SIAGA (Tingkat III)

Peningkatan kegiatan semakin nyata, yang teramati secara visual dan atau secara
instrumental serta berdasarkan analisis perubahan kegiatan tersebut cenderung diikuti
letusan/erupsi

4. AWAS (Tingkat IV)

Peningkatan kegiatan gunungapi mendekati/menjelang letusan

(Purbawinata, 2006)

Persiapan untuk mengurangi dampak bencana

Mengevaluasi risiko negara atau wilayah tertentu terhadap bencana

Mengadopsi standar dan peraturan

Menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan sistem peringatan

Memastikan koordinasi dan respon mekanisme

Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan bahwa keuangan dan sumber


daya lainnya yang tersedia untuk peningkatan kesiapan dan dapat dimobilisasi
dalam situasi bencana

Mengembangkan program pendidikan publik

Berkoordinasi sesi informasi dengan media berita

Mengatur latihan simulasi bencana yang menguji mekanisme respon.

PAN American Health


Organization

MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG


API
Mitigasi bencana letusan gunung api adalah proses pencegahan
bencana letusan gunung api atau pengurangan dampak bahaya letusan
gunung api.
Ini untuk meminimalkan:

Jatuhnya korban jiwa

Kerugian harta benda

Rusaknya lingkungan
masyarakat.

dan

terganggunya

roda

perekonomian
(Purbawinata, 2006)

HASIL MITIGASI

Hasil mitigasi dalam bentuk informasi disampaikan segera kepada masyarakat


oleh DVMBG melalui Pemprov, Pemkab/kota.

Isi informasi (Rekomendasi) terdiri atas:


1.

Kondisi terakhir gunung api tersebut yang dinyatakan dalam bentuk tingkat
kegiatan gunung api

2.

Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat di sekitar gunung api pada saat
gunung api meningkat kegiatannya, dan saran teknis yang harus diambil oleh
pemprov, pemkab/kota dalam menyikapi peningkatan kegiatan gunung api di
setiap tingkatan kegiatan.

3.

Melanjutkan Pemantauan sesuai dengan tingkat kegiatan


(Purbawinata, 2006)

PENANGGULANGAN BENCANA
LETUSAN GUNUNG API
Sebelum Terjadi Letusan:

Dilakukan Pemantauan Gunung Api

Penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api, Peta Zona Risiko
Bahaya Gn. Api

Pemantapan Protap Tingkat Kegiatan Gunung Api

Pembimbingan Dan Informasi Gunung Api

Penerbitan Peta Geologi Gunung Api

Penyelidikan Geologi, Geofisika Dan Geokimia

Peningkatan Sumberdaya Manusia Dan Pendukungnya


(Purbawinata, 2006)

Daftar Pustaka

Adiputro, B.A. (2002). Arahan Mitigasi Bencana Perkotaan di Indonesia. Jakarta:


BAKORNAS PBP.
PAN American Health Organization. (2000). Natural Disasters Protecting The Publics
Health. Washington DC. USA.
Purbawinata, Mas Atje. (2006). Mitigasi Bencana Letusan Gunung Api. Bandung:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Departemen
Energi Dan Sumber Daya Mineral.

Anda mungkin juga menyukai