TELINGA LUAR
Aurikulum
Terdiri dari 2 bagian:
Bagian yang bertulang rawan terdiri atas heliks, antiheliks, tragus, antitragus,
konka dan sulkus retroaurikuler.
Bagian yang tidak bertulang rawan yaitu lobulus.
Meatus akustikus eksterna
Terdiri dari 2 bagian:
Pars kartilagenus
Merupakan bagian lateral dari meatus akustikus eksterna dan sebagai
kelanjutan dari aurikulum. Struktur ini memiliki rambut, kelenjar sebaseus dan
kelenjar serumenalis. Kulitnya melekat erat pada perikondrium.
Pars osseus
Merupakan wilayah medial dari meatus akustikus eksterna dan sebagai bagian
dari os temporale. Struktur ini tidak berambut dan memiliki bagian sempit
yang disebut isthmus meatus akustikus eksterna. Juga tidak mobile terhadap
jaringan disekitarnya
Membrana timpani
Ciri membrane timpani:
Posisi. Membrana timpani membentuk sudut 450 terhadap bidang horisontal dan sagital. Tepi
bawahnya 6 mm lebih ke medial daripada tepi atas. Letaknya lebih horisontal & frontal pada bayi
dibawah 1 tahun.
Warna. Membrana timpani berwarna putih mengkilat seperti mutiara.
Ukuran. Tingginya 9-10 mm & lebarnya 8-9 mm.
Bentuk. Membrana timpani berbentuk oval dan lebih condong ke anterior.
Terdiri dari 2 bagian:
Pars tensa.
Terdiri dari 6 bagian:
Manubrium mallei.
Umbo.
Prosesus brevis.
Refleks cahaya.
Plika anterior.
Plika posterior.
Pars flaksida.
Pars flaksida dari membrana timpani yaitu membrana Schrapnelli. Pars flaksida membrana timpani
tidak memiliki membrana propia.
Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri
Herawati, Sp.THT & dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung &
Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000
TELINGA TENGAH
Cavum tymphani
Rongga berisi udara di dalam pars petrossa ossis temporalis
Ossicula auditiva
Berfungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
Terdiri : Maleus , Incus, Stapes
Otot2 : M. stapedius ( relaksasi basis stapedii di fenestra ovalis, untuk
mengurangi tegangan di membrane tymphani ) & M. tensor tympani ( menarik
membrane timpani ke dalam dan menekan basis stapedii pada fenestra ovalis,
sehingga membrane timpani menjadi lebih tegang )
Tuba auditiva
Menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasopharynx
Berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane
tymphani
Adnexa mastoidea
N. Facialis
TELINGA DALAM
Fisiologi pendengaran?
Pembagian Cochlea?
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga
saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan
jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya
oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah
terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan
saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat
suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk
mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya
berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak
pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf
yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap
rangsang bunyi ini disebut organ Korti.
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/11/Mekanisme-sensoris-danmotoris.pdf
Bagaimana sistem
keseimbangan tubuh kita?
STADIUM PERFORASI
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan
nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang
tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat
tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut stadium
perforasi.
STADIUM RESOLUSI
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahanlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan
berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA
berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar
terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa
(sequele) berupa Otitis Media Serosa bila sekret menetap di kavurn timpani
tanpa terjadinya perforasi.
sumber : Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi kelima
editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT
Dr. SITI NURSIAH Program Pendidikan Dokter Spesialis Bidang Studi Ilmu Penyakit THT
KL Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
pendengaran?
(klasifikasi secara garis besar dan
berdasarkan lainnya)
Gangguan pada telinga luar, tengah, dan dalam dapat menyebabkan
ketulian. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campur.
Tuli konduktif terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi, serumen atau
kelainan telinga tengah seperti otitis media atau otosklerosis (Kliegman,
Behrman, Jenson, dan Stanton, 2004).
Tuli sensorineural melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear.
Salah satu penyebabnya adalah pemakaian obat-obat ototoksik seperti
streptomisin yang dapat merusak stria vaskularis. Selain tuli konduksi dan
sensorineural, dapat juga terjadi tuli campuran.
Tuli campuran adalah tuli baik konduktif maupun sensorineural akibat
disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang (Lassman, Levine dan
Greenfield, 1997).
Menurut WHO-SEARO (South East Asia Regional Office) Intercountry
Meeting (Colombo, 2002) faktor penyebab gangguan pendengaran adalah
otitis media suppuratif kronik (OMSK), tuli sejak lahir, pemakaian obat
ototoksik, pemaparan bising, dan serumen prop.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf
DD?
OMA
Definisi
Ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius , antrum mastoid dan sel-sel
mastoid
Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi kelima editor Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi,
Sp.THT
Etiologi
Penyebab dasar pada OMA : Obstruksi tuba eustachius sehingga hilanglah sawar utama terhadap invasi
bakteri dan spesies bakteri yang tidak biasanya patogenik, dapat berkolonisasi dalam telinga tengah, menyerang
jaringan dan menimbulkan infeksi. Ditambah dengan saluran tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih
horizontal.
Sebagian besar infeksi OMA disebabkan oleh bakteri piogenik. bakteri yang sering ditemukan antara lain
Streptococcus pneumoniae(tersering pada semua kelompok umur), Haemophilus influenza(patogen yang sering
ditemukan pada anak dibawah usia 5 tahun) dan streptococcus beta hemolitikus
Bakteri patogen pada anak dengan OMA
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae (tipe tak dapat ditentukan)
Streptococcus grup A
Branhamella catarrhalis
Staphyllococcus aureus
Staphylococcus epidermidis
Bayi
Chlamydia trachomatis
Escherichia coli
Spesies Klebsiella
Manifestasi
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada 30%
kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
gejala klinik tergantung pada stadium penyakit serta umur pasien
anak yang sudah dapat berbicara rasa nyeri dalam telinga, suhu badan tinggi, riwayat batuk
pilek
anak yang lebih besar/dewasa rasa nyeri, gangguan pendengaran berupa rasa penuh di
telinga/rasa kurang dengar.
bayi dan anak kecil, gejala khas OMA suhu tubuh tinggi samapi 39,5 C(stadium supurasi), anak
gelisah, sukar tidur, tiba-tiba menjerit waktu tidur, diare, kejang dan kadang anak memegang
telinga yang sakit.
bila terjadi ruptur membran timpani sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh menurun, anak
tidur tenang
Buku ajar ilmu penyakit THT.Nurbaiti Iskandar, Efyaty ArsyadS. FKUI.Jakarta, 1993
Diagnosis
Anamnesis
Gejala
nyeri
demam , demam dapat tinggi pada anak kecil namun dapat pula tidak ditemukan pada 30%
kasus
malaise
kadang2 nyeri kepala disamping nyeri telinga
khususnya pada anak dapat terjadi anoreksia dan kadang2 mual dan muntah
Pemeriksaan fisik
seluruh atau sebagian membrana timpani secara khas menjadi merah dan menonjol
pembuluh pembuluh darah di atas membrana timani dan tangkai maleus berdilatasi dan
menjadi menonjol.Secara ringkas dikatakan terdapat abses telinga tengah
Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
merah muda merah membara (rubor)
bulging (adanya pustulasi)
bercak kuning (daerah nekrosis) perforasi
Pemeriksaan dg. garpu tala:
adanya tuli hantaran
- Rinne : positif , BC > AC
- Weber : lateralisasi ke yg sakit
- Scwabach : memanjang
Buku Ajar Penyakit THT, BOIES
Pemeriksaan otoskopi
Stadium peradangan:
Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau kebiruan dengan corakan pembuluh darah sepanjang
maleus dan annuluslanjutmembran timpani menebal dan memerah. Pars tensa mengembung dan bagianya
tak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa membran timpani terancam perforasi.
Stadium supurasi:
Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa
membran timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal, berwarna merah dan lembut seperti beludru.
Pada perforasi yang kecil mungkin tampak mukosa yang edem menonjol keluar melalui lubang perforasi dan
sekret keluar dari tengahnya=perforasi puting susu.
Stadium komplikasi
Tampak dinding postero superior liang telinga menggantung (sagging). Gambaran membran timpani tidak jelas
berbeda dengan sebelumnya.
Penyakit THT, Kepala dan Leher, John Jacob Ballenger
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke daerah tulang mastoid,
serta adanya gambaran kolesteatoma
Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT scan, dilakukan
pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk mendiagnosis kelainan intrakranial. Tetapi,
pemeriksaan ini sangat infasif
Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan kimiawi, dan
peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman. Pungsi lumbal sebaiknya tidak
dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang tinggi, terutama bila terdapat sakit kepala yang hebat,
serta kesadaran yang menurun. Pada keadaan demikian harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI
Penatalaksanaan
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
Stadium oklusi tuba eustachius tujuan untuk membuka kembali tuba eustachius,
sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Diberikan : Obat tetes hidung, HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologis (anak< 12 tahun) atau HCl efedrin 1%dalam
larutan fisiologis (>12 tahun)
Stadium presupurasi Antibiotika (penicillin atau ampicillin), obat tetes hidung dan
analgetika. Terapi awal diberikan antibiotika IM, min selama 7 hari. Bial pasien alergi dg
penicillin bisa diberikan eritromycin. Pada anak2, ampicillin diberikan dengan dosis 50100mg/kg BB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mg/kg BB/hari dibagi
dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kg BB/hari.
Stadium supurasi Selain diberikan antibiotika, idelnya harus disertai dengan
miringotomi, bila membrane timpani masih utuh.
Stadium perforasi Obat cuci telinga HO 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang
adekuat. Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam
waktu 7-10 hari.
Stadium resolusi Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak secret mengalir di
telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat disebabkan
karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian antibiotika
dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekretmasih
tetap banyak, kemungkinan terjadi mastoiditis.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI
Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA dapat menimbulkan komplikasi, yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi
yang berat (meningitis dan abses otak). Sekarang setelah ada antiblotika, sernua jenis komplikasi itu biasanya
didapatkan sebagai komplikasi dari OMSK.
komplikasi telinga tengah
ketulian sensorineural
setiap kali ada infeksi dalam telinga tengah , terutama bila dibawah tekanan , maka ada kemungkinan produk2
infeksi akan menyebar melalui membrana fenestra rotundum ke telinga dalam, mengakibatkan ketulian
sensorineural.Infeksi biasanya terbatas pada lengkung basal koklea , yaitu bagian yang tidak rutin diuji pada
pemeriksaan pendengaran.Namun dengan berjalannya waktu, ketulian dapat meluas sehingga akhirnya
menimbulkan masalah.Hal ini menekankan pentingnya terapi yang lebih agresif guna mencegah kemungkinan
ketulian sensorineural permanen pada pasien2 OMA yang tidak menyembuh dalam 48 jam dengan terapi
antibiotik yang sesuai
paralisis saraf fasialis
saraf fasialis dapat cedera pada otitis media akut ataupun kronik.Pada kasus otitis akut, saraf terkena akibat
kontak langsung dengan materi purulen.Dengan adanya celah2 tulang alami yang menyebabkan hubungan
antara saraf dengan telinga tengah , maka produk2 infeksi toksik dapat menimbulkan paralisis wajah
komplikasi telinga dalam
fistula labirin dan labirintitis
suatu fistula pada labirin memungkinkan penyebaran infeksi ke telinga dalam , menimbulkan labirintitis yang
akan menyebabkan ketulian.pasien dengan fistula biasanya mengalami vertigo disamping gejala2 lain
labirintitis supuratif
Dapat disebabkan perluasan ke dalam fistula, suatu infeksi yang menyerang fenestra rotundum atau meningitis
akibat otitis media.Labirintitis generalisata dapat menyerang seluruh bagian rongga telinga dalam, menimbulkan
vertigo berat dan akhirnya ketulian lengkap.Jika terlokalisir dapat menimbulkan gejala2 dan disfungsi koklear
atau vestibular saja.Labirintitis diakibatkan perluasan infeksi ke dalam ruang perilimfa.Terdapat dua labirintitis :
serosa, dimana toksin kimia menimbulkan disfungsi, dan supuratif , dimana pus menginvasi dan menyebabkan
destruksi telinga dalam
komplikasi ekstradural
petrositis
hampir 1/3 tulang temporal memiliki sel2 udara dalam apeks petrosa.Sel2 ini menjadi terinfeksi melalui perluasan
langsung dari infeksi telinga tengah dan mastoid.
tromboflebitis sinus lateralis
Invasi infeksi pada sinus sigmoideus dalam perjalanannya melalui mastoid, menimbulkan tromboflebitis sinus
lateralis.fragmen2 kecil trombus akan pecah, menciptakan semburan emboli yang infeksius.Tanda invasi pertama adalah
demam.Demam cenderung berfluktuasi dan setelah penyakit berkembang penuh, terbentuk pola septik atau tiang
pancang menyerupai paku.
abses ekstradural
adalah kumpulan pus di antara dura dan tulang yang menutupi rongga mastoid atau telinga tengah.Gejala2 antara lain
nyeri telinga dan kepala yang berat
abses subdural
dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural atau perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran2 vena.
komplikasi sistem saraf pusat
meningitis
disebabkan otitis media kronik atau akut, dan terbatas atau generalisata.gambaran klinis : kaku kuduk , suhu meningkat ,
mual dan muntah (terkadang proyektil) dan nyeri kepala.Pada kasus2 lanjut , timbul koma dan delirium.Ada tahanan
terhadap fleksi leher dan tanda kernig positif pada pemeriksaan klinis.Kadar gula cairan spinal biasanya rendah ,
sedangkan kadar protein meningkat
abses otak
dapat timbul pada serebelum di fossa kranii posterior atau pada lobus temporal di fossa kranii media.Abses otak biasanya
terbentuk sbg akibat perluasan langsung infeksi telinga atau tromboflebitis.Gejala abses serebelum : ataksia ,
disdiadokokinesis, intention tremor, dan past pointing.Gejala2 fokal termasuk toksisitas, nyeri kepala, demam, muntah dan
keadaan letargi yang memberi kesan keterlibatan serebrum.
hidrosefalus otitik
berupa peningkatan tekanan intrakranial dengan temuan cairan serebrospinal yang normal.Gejala2nya adalah nyeri
kepala hebat yang menetap , diplopia, pandangan kabur, mual dan muntah
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler
OMSK
Definisi
Otitis media supuratif kronik ( OMSK ) ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul, sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis
media supuratisf kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga
merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali /
tidak pernah terjadi resolusi spontan.
Klasifikasi
Otitis media supuratif kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena
terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersifat osteolitik.
Etiologi
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius
saat infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal
termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus.
Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus viridans (streptococcus A
hemolitikus, streptococcus B hemolitikus) dan pneumococcus.
Tabel Perbedaan Antara Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) Benigna & Maligna
Kolesteatoma ada.
Patogenesis
Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis media nekrotikans akut menjadi awal penyebab OMSK yang merupakan
hasil invasi mukoperiusteum organisme yang virulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak-kanak, atau
karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat toxin nekrotik yang dikeluarkan oleh
bakteri kemudian terjadi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau
sembuh dengan membrane atrofi. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba eustachius,
telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat
majemuk, antara lain :
gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang
obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total
perforasi membrane timpani yang menetap
terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah
obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid
terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid
faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.
Patologi
Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada
keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan
disertai dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut secara umum gambaran yang
ditemukan :
Terdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran bervariasi dari 20 % luas membrane timpani sampai seluruh
membrane dan terkena dibagian-bagian dari annulus.
Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal kecuali infeksi telah menyebabkan
penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisonal.
Jaringan tulang2 pendengaran dapat rusak/ tidak tergantung pada berat infeksi sebelumnya
Mastoiditis pada OMSK paling sering berawal pada masa kanak-kanak , penumatisasi mastoid paling aktif antara umur 5 -14
tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media yang sering. Bila infeksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik,
sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara saja sekitar
antrum.
Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang terinfeksi tidak bias tinggi.
Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu. Granulasi pada mukosa dapat diobati
dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100 %) kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk
mengeringkan sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam pengait dengan
permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2 minggu. BIla idak dapat diatasi ,
perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan
adalah eradikasi penyakit yang irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang
memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.
Selain terapi konservatif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media
supuratif kronik (OMSK) benigna. Tindakan ini disebut miringoplasti atau timpanoplasti. Tujuannya antara lain :
Menghentikan infeksi permanen.
Mencegah komplikasi dan kerusakan pendengaran yang lebih berat.
Memperbaiki perforasi membran timpani dan fungsi pendengaran.
Miringoplasti dan timpanoplasti kita lakukan jika sekret telah kering namun perforasi membran timpani masih
ada. Juga setelah kita melakukan observasi selama 2 bulan. Tanda yang menunjukkan adanya sumber
infeksi, yaitu :
Sekret masih ada.
Infeksi berulang.
Cara mengatasi sumber infeksi, yaitu :
Pengobatan.
Pembedahan : adenoidektomi & tonsilektomi.
Tindakan pembedahan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) maligna yang sering dilakukan yaitu
mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Adapun terapi konservatif (medikamentosa) hanya bersifat
sementara dan kita berikan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Jika abses subperiosteal
retroaurikuler ada, lakukan insisi abses diwaktu yang berlainan, sebelum melakukan operasi mastoidektomi.
Miringo plasti
Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan
oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe 1. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi
adalah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah ada OMSK tipe tubatimpani dengan perforasi
yang menetap.
Timpanoplasti
Dikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe tubatimpani yang
tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi adalah menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membran timpani seringkali harus
dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakuka n maka
dikenal istilah timpanoplasti tipe II, III, IV dan V. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined
Approach Tympanoplasty). Dikerjakan pada kasus OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan
jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran
tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior liang telinga). Yang
dimaksud dengan combined approach di sini adalah membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di
kavum timpani melalui dua jalan, yaitu liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi
posterior. Namun teknik operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena
sering timbul kembali kolesteatoma (Soepardi EA, 2007).