TAHAPAN PERKEMBANGAN

EMBRIO II

LABORATORIUM REPRODUKSI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2014

3. IMPLANTASI
Implantasi

adalah proses tertanamnya atau

menempelnya embrio tahap blastosis akhir
pada endometrium atau dinding rahim
induk

 JENIS
1.JENIS
Implantasi
invasiveIMPLANTASI
: blastosis segera
BERDASARKAN
PROSES
melakukan perlekatan
dengan
PERLEKATANNYA
: rodensia)
endometrium (manusia dan
2. Implantasi non-invasive : blastosis segera mengalami
hatching, terlebih dahulu melanjutkan invasinya untuk
kemudian melekat pada dinding endometrium induk (babi,
kuda, ruminansia)

JENIS JENIS IMPLANTASI BERDASARKAN

KEDALAMAN PROSES IMPLANTASI
A.

B.

C.

Implantasi Superficial / Sentral (kuda, babi, sapi,

domba dan kambing) : perlekatan pada uterus tanpa
penetrasi ke endometrium
Implantasi Ekstrinsik (monyet, anjing, kucing dan
tikus) : kerusakan dari endometrium hanya sebagian
dan embrio masih berhubungan dengan lumen uterus
Implantasi Interstitial / Profundal (manusia,
simpanse dan marmut) : Stroma endometrium rusak
karena invasi dari embrio. Embrio masuk ke dalam
stroma dan tertutup sama sekali dari lumen uterus.

IMPLANTASI
SUPERFISIAL/SENTRAL

IMPLANTASI EKSENTRIK

IMPLANTASI
INTERTISIAL/PROFUNDAL

SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK

Fungsi :
- Sebagai media perantara pertukaran zat
- Perlindungan embrio
o 4 macam selaput embrionik :

1.
2.
3.
4.

Kantung kuning telur (KKT)

Amnion
Korion
Alantois

PLASENTASI
Definisi :
Hubungan antara fetus dengan induk secara erat
melalui plasenta selama masa kebuntingan.
Diselenggarakan antara vili-vili chorion dengan
kripta uterus
Plasenta

induk (plasenta materna) : endometrium

Plasenta anak (plasenta foetalis) : selaput fetus,
terdiri dari alantois dan chorion dan amnion

FUNGSI PLASENTA
Pertukaran
Kelenjar

endokrin (kelenjar hormon)

Melindungi
Barier

zat antara anak dan induk

foetus dari gangguan mekanis dari luar

penyakit terhadap fetus

MENURUT BENTUKNYA PLASENTA DIBAGI

MENJADI :
difusa : vili-vili korion halus, menyebar
merata, perlekatan dengan endometrium di seluruh
korion (kuda, babi).
Plasenta kotiledonaria : vili-vili korion
berkelompok (kotiledon), kotiledon akan berlekatan
dengan karunkula endometrium (ruminansia).
Plasenta zonaria : pengelompokan vili-vili korion
terdapat pada sepertiga tengan korion seperti
pita/handuk yang menyelubungi permukaan korion
(carnivora).
Plasenta discoidalis : vili-vili korion membentuk
cakram, dimana perlekatan korion dengan
endometrium pada daerah ini( manusia, rodensia)
Plasenta

GAMBAR BENTUK BENTUK

PLASENTA

DIFUSA

KOTILEDONARIA

ZONARIA

DISCOIDALIS

TIPE PLASENTA BERDASARKAN HUBUNGAN

KORION DENGAN ENDOMETRIUM SECARA
HISTOLOGIS
Epitelikorial : epitel endometrim berhubungan
dengan korion (babi, kuda)
Sindesmokorial : sebagian epitel endometrium
meluruh, jaringan penunjang berhubungan dengan
korion (ruminansia)
Endoteliokorial : epitel dan jaringan ikat induk
mengalami peluruhan (karnivora)
Hemokorial : darah induk langsung berhubungan
dengan korion (manusia dan rodensia)

TIPE PLASENTA BERDASARKAN LURUH

TIDAKNYA ENDOMETRIUM PADA SAAT
IMPLANTASI ATAU PARTUS:
a. Adesiduata

: endometrium tetap utuh

(EPITELIOKORIAL)
b. Semidesiduata : endometrium luruh sebagian
(SINDESMOKORIAL)
c. Desiduata : endometrium luruh sempurna
(ENDOTELIOKORIAL dan HEMOKORIAL)

4. ORGANOGENESIS
Organogenesis adalah tahap pembentukan organ
organ pada embrio

Pada Organogenesis terjadi 2 proses:

a. MACROMERE (Inner Cell Mass/ICM)
Selaput Foetus (Adnexa / Extra Embryonic Membrane)
Chorion
Allantois
Amnion
b. MICROMERE (Outer Cell Mass/OCM)
Endoderm
Mesoderm
Ectoderm

JANTAN

BETINA

TUBULUS / DUKTUS
MESOPHENICUS
(DUKTUS WOLFII)

TUBULUS / DUKTUS
PARAMESOPHENICUS
(DUKTUS MULLERI)

VAS DEFFERENT,
EPIDIDIMIS,
VAS EFFERENT, AMPULA,
DUKTUS EJAKULATORIUS,
VESIKULA SEMINALIS

RUDIMENTER
(UTERUS MASKULINUS)

RUDIMENTER
(SALURAN GARDNER)

TUBA FALLOPII, UTERUS,

CERVIX, PROXIMAL
VAGINA

PERKEMBANGAN
LAIN
-

GENITAL TUBERKEL
PENIS,
GENITAL FOLD
PREPUTIUM,
GENITAL SWELLING
SCROTUM
SINUS UROGENITALIS
VAGINA, URETHRA,
VESTIBULUM, VULVA
DAN KELENJAR
BARTOLINI,
GENITAL TUBERKEL
KLITORIS,
GENITAL FOLD LABIA
MINORA,
GENITAL SWELLING
LABIA MAYORA,
INVAGINASI DINDING
DORSAL SIBNUS
UROGENITALIS
HYMEN

ECTODERM
1.EPIDERMIS, KELENJAR
CUTANEUS, RAMBUT,
KUKU, LENSA MATA.
2.EPITHEL ORGAN
PENGINDERA, RONGGA
HIDUNG, SINUS, MULUT
(KELENJAR ORAL,
ENAMEL GIGI).
3.JARINGAN SYARAF
(HYPOPHYSIS DAN
JARINGAN CHROMATIN).

MESODERM
1.OTOT (SEMUA JENIS).
2.JARINGAN IKAT,
KARTILAGO, TULANG,
NOTOCORD.
3.DARAH, SUMSUM
TULANG.
4.EPITHEL DAN
PEMBULUH DARAH,
LYMPHATIC, RONGGA
TUBUH, GINJAL,
URETER, GONAD,
SALURAN GENITALIA,
CORTEX
SUPRARENALIS,
RONGGA SENDI

ENDODERM
EPITHEL :
1.PHARYNX, AKAR LIDAH,
DUCTUS AUDITORIUS,
TONSIL, THYROID,
PARATHYROID,
THYMUS.
2.LARYNX, TRACHEA,
PULMO.
3.SALURAN
PENCERNAAN DAN
KELENJARKELENJARNYA
4.VESICA URINARIA.
5.VAGINA, VESTIULUM,
URETHRA.

TERIMA KASIH