Anda di halaman 1dari 16

PORTOFOLIO DHF

Oleh : dr. Erinne Defriani


Pembimbing : dr. Syahwan

DESKRIPSI KASUS
Nama pasien : An. E
Usia : 6 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal masuk RSUD Tais : 12/12/2015

Keluhan utama : demam disertai mimisan


Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari
yang lalu. Demam disertai mual dan muntah tiap
malam, minum masih mau, badan terasa lemas,
terdapat nyeri kepala dan mimisan sudah 3 kali (1 hari
yang lalu, pagi dan sore hari ini. BAK masih lancar,
BAB belum 3 hari ini.

CONTINUE
Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
Riwayat pengobatan : paracetamol bila demam
Riwayat imunisasi : ibu pasien tidak ingat

Pemeriksaan fisik :
Kesadaran
: Baik, GCS 456
Kesan Umum
: cukup
Vital Sign
: N: 120x/mnt, kuat, regular, RR= 20x/mnt, t=36,5 oC
Status gizi
: BB 16 kg, Kesan gizi cukup
Status General :
Kepala/Leher
: Refleks cahaya (+/+),isokor, Sklera ikterik -/-, Conjungtiva
anemis -/ Thoraks
: Simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-)
Pulmo / fremitus sama, sonor, vesikuler (+/+),
Rhonki -/-, wheezing -/Cor / S1-2 tunggal, regular, murmur(-), gallop (-)
Abdomen
: supel, Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar/lien tak
teraba, turgor normal
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-/-), CRT<2 detik, Rumple Leed test (+)

Diagnosis : DHF gr. II dd/ Typhoid fever


Planning
Rencana Diagnosis : Darah Lengkap, Widal,
SGOT dan SGPT.
Rencana Terapi:
Infus RL 500 cc/ 4 jam, dilanjutkan D5% 20 tpm/
24 jam
Inj. Ranitidin 25 mg i.v.
Inj. Ondancentron 2 mg i.v.
Inj. Cefotaxime 400 mg i.v.
Inj. Asam Tranexamat 200 mg i.v.
Pro Residen Anak / Dokter Spesialis Anak

FOLLOW UP

CONTINUE.

CONTINUE

HASIL PEMBELAJARAN
Pengetahuan tentang menegakkan diagnosis DBD
Pengetahuan tentang penatalaksanaan DBD

Subjektif
Pasien anak datang dengan keluhan demam sejak 3
hari yang lalu. Demam disertai mual dan muntah tiap
malam, minum masih mau, badan terasa lemas, terdapat
nyeri kepala dan mimisan sudah 3 kali. Pasien ini
mengalami demam disertai tanda perdarahan spontan
sehingga dicurigai terkena demam berdarah dengue
derajat II dengan diagnosis banding demam tifoid.
Setelah dirawat di bangsal, keadaan pasien membaik
namun pasien pulang atas permintaan keluarga.

OBJEKTIF
Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik mendukung diagnosis DBD.
Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis riwayat penyakit:
Terdapatnya keluhan demam dan riwayat perdarahan spontan
(mimisan).
Pemeriksaan fisik yang khas:
Gambaran klinik biasanya didahului oleh demam selama beberapa
hari, demam dapat disertai dengan mual atau muntah. Setelah
demam turun, maka gejala klinis akan memburuk. Pasien bisa
tampak sakit berat, terjadi pembesaran hepar yang diikuti kenaikan
enzim-enzim hepar (SGOT/SGPT) dan timbul gangguan hemostatik
berupa perdarahan yang lebih menonjol dan kebocoran plasma yang
ringan ditandai dengan peningkatan PCV sampai dengan syok
sirkulasi. Leukopenia dan trombositopenia juga sering dijumpai
pada penyakit ini. Sesuai pada pasien ini, keluhan awal demam
disertai mual, muntah kemudian timbul perdarahan spontan berupa
mimisan. Pada pasien juga ditemukan hepatomegali 2 jari BACD
diikuti kenaikan SGOT/SGPT, dan Rumple Leede Test (+). Selain itu
pada pemeriksaan laboratoris ditemukan penurunan jumlah
leukosit dan trombosit.

KLASIFIKASI DHF

FASE FEBRIS

INDIKASI RAWAT INAP

ASSESMENT

Berdasarkan gejala klinis yang dikeluhkan pasien, pemeriksaan fisik


dan laboratorium pasien didiagnosis dengan Demam Berdarah Dengue.

Plan
Diagnosis: Dari hasil pemeriksaan fisik, disimpulkan keluhan pasien
ini disebabkan oleh Demam Berdarah Dengue dan ditunjang oleh
pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap. Untuk lebih optimal
dapat dilakukan IgG dan IgM dengue.

Pengobatan: Penggunaan ranitidine sebaiknya dihindari pada pasien


demam dengue dengan tanda bahaya karena dikhawatirkan ditemukan
fenomena ranitidine induce thrombocytopenia.
Pendidikan: Dilakukan pada pasien dan keluarganya agar mengerti
tentang kondisi pasien, perjalanan penyakitnya serta komplikasi yang
dapat timbul. Perlu dijelaskan kepada keluarga bahwa pentingnya
kebersihan lingkungan dalam pencegahan penyakit ini terutama
mengenai pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M (menutup,
menguras dan mengubur). Serta orang tua harus membawa pasien
kontrol setelah obat yang diberikan habis.

INGAT 3 M

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai