Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN AUDIT:

Materialitas dan Resiko Audit


Rudy Suryanto, SE.,M.Acc.,Akt

Topik
Apa yang disebut dengan materialitas?
Apa hubungan antara materialitas dan
bukti audit?
Apa yang dimaksud dengan resiko audit?
Apa hubungan antara penentuan resiko
audit dengan strategi awal audit?
Apa hubungan antara strategi audit dan
pengumpulan bukti audit?

Pengertian Materiliatas
Materialitas adalah besarnya nilai yang
dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, dapat mengakibatkan
perubahan atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang yang meletakan
kepercayaan terhadap informasi tersebut.

Contoh
Laba sebelum diaudit Rp100.000.000.
Setelah audit ditemukan kesalahan pencatatan
sebesar Rp10.000.000,
Calon investor memutuskan tidak jadi
berinvestasi, apabila laba perusahaan hanya
Rp90.000.000, dan memilih berinvestasi di
tempat lain.
Maka kesalahan sebesar Rp10.000.000
dianggap materilial, dan harus di koreksi kalau
manajemen ingin laporan keuangannya wajar
tanpa pengecualian.

Berapa besar Materialitas?


Karena dipandang tidak efektif untuk
menanyakan satu per satu besaran materialitas
dari para pengguna laporan keuangan,maka
auditor membuat penilaian dan kebijakan atas
besarnya materialitas dalam sebuah laporan
keuangan.
Tingkat materialitas yang paling sering
digunakan adalah 5% dari Laba Sebelum Pajak
Contoh Laba sebelum audit adalah
Rp100.000.000 maka materiliatasnya adalah ......

Tingkat Materiliatas
Materialitas tingkat Lap Keuangan; 5%
dari laba sebelum pajak = Rp5.000.000
Materialitas Tingkat Akun = 50% dari Mat
Tingkat Lap Keuangan = Rp2.500.000
Materilitas Tingkat Transaksi = 10% dari
Materialitas Tingkat Akun = Rp250.000

Fungsi Materiliatas
Sebagai batas (materiality border) untuk
menentukan apakah salah saji material/perlu
dikoreksi apa tidak
Seringjuga di sebut sebagai Tolerable Error
(kesalahan yang masih bisa di toleransi)
Contoh apabila materialitas tingkat transaksi
adalah Rp250,000, dan ditemukan kesalaha
sebesar Rp200,000, apakah kesalahan tersebut
material??

Hubungan Materialitas dan Bukti


Semakin kecil materialitas maka audit semakin
teliti, contoh ekstrimnya adalah jika materialitas
di tentukan Rp-0 , artinya semua transaksi yang
terjadi di perusahaan tersebut dianggap
material.
Jadi hubungan materialitas dan bukti adalah
berbanding terbalik, semakin kecil materialitas
semakin banyak bukti yang harus di kumpulkan,
dan sebaliknya. (Lihat hal 165)

Resiko Audit
Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam
hal auditor tidak menyadari atau tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana
seharusnya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.
Seberapa tinggi tingkat keyakinan: di tetapkan
95%, artinya toleransi kesalahan adalah 5%
(penjelasan mengapa materialitas
menggunakan 5% dari laba sebelum pajak)

Komponen Resiko Audit


AR = IR x CR x DR
IR = Inherent Risk = Resiko Bawaan =
kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian internal yang terkait

KOmponen Resiko Audit


CR = Control Risk = Resiko Pengendalian
adalah resiko terjadinya salah saji materialdalah
suatu asersi yang tidak dapat di cegah atau di
deteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
internal entitas.
DR = Detection Risk = Resiko Deteksi = resiko
sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu
asersi.

Apa pentingnya?
Resiko Deteksi = Resiko Audit
Resiko bawaan x Resiko Pengendalian
Keterangan
Resiko Deteksi adalah satu-satunya resiko yang bisa
dipengaruhi/diatur oleh auditor, lewat banyak atau
sedikitnya bukti dengan penambahan atau pengurangan
prosedur audit . Apabila auditor ingin resiko deteksi kecil,
maka perlu lebih banyak bukti audit/prosedur audit, dan
sebaliknya.

Apa Hubungan antara Resiko


dengan Bukti Audit
Semakin rendah resiko audit yang kita
inginkan, bukti audit yang harus kita
kumpulkan semakin banyak (berbanding
terbalik).

Strategi Awal Audit


Penentuan strategi awal audit adalah tujuan
akhir dari perencanaan audit. Ada dua
pendekatan yang bisa dipakai dalam
stratregi awal audit
1. Subtantif penuh (Primarily/Full
substantive)
2. Pendekatan taksiran tingkat resiko
rendah (Low Risk audit approach)

Kapan kita bisa pakai Low Risk


Approach
Kalau kita meyakini bahwa pengendalian
internal klien adalah kuat, sehingga
catatan akuntansi bisa diandalkan,
Dan keyakinan tersebut telah kita
uji/buktikan dengan Uji Pengendalian,
dengan hasil, tidak ada penyimpangan
dalam sistem pengendalian internal klien.

Anda mungkin juga menyukai