Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

DIARE

Pembimbing : dr. ferawati Alto,


MM
Penyaji
: Renny kurniati

PENDAHULUAN
WHO
DINKES RI

DINKES PROP
PKM. WANI

Diare menduduki peringkat


pertama penyebab kematian
anak sebesar 35%
Terjadinya KLB diare di 15
provinsi, jumlah penderita
8443 orang dan kematian
sebanyak 209
Terjadi peningkatan 23,5%
per 1000 penduduk pada
tahun 2010
Menduduki peringkat 6 dari
10 penyakit terbanyak
dipkm.wani dengan jumlah
pasien 83 org

Definisi
Penyakit

yang ditandai

dengan bertambahnya
frekuensi defekasi > 3
kali sehari, dengan
perubahan konsistensi
tinja, dengan/ tanpa
darah dan/ atau lendir

Epidemiologi
1)

Kuman yang menyebabkan diare


terdapat pada makanan/minuman yang tercemar tinja
atau kontak langsung dengan tinja penderita (fecal- oral)

2)

Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan


thd diare:
Tidak mendapatkan ASI sampai 2 tahun
Kurang gizi
Campak
Imunodefisiensi/imunosupresi
Secara proporsional, diare lebih banyak terjadi pada

golongan balita (55%)

3) Faktor lingkungan & perilaku


Sarana air bersih
Pembuangan tinja
Perilaku yg meningkatkan risiko diare:
Tidak ASI eksklusif
Menggunakan botol susu
Menyimpan makanan masak pd suhu kamar
Menggunakan air minum yg tercemar
Tdk mencuci tangan sesudah BAB & membuang
tinja anak atau sblm makan & menyuapi anak
Tdk membuang tinja dgn benar (termasuk tinja
bayi)

Prevalensi

Causes

Examples

Viral infections
Rotavirus, Norwalk virus , adenovirus
Bacterial infections E. coli, Vibrio cholerae,
Campylobacter, Shigella
Parasites
Giardia, Entamoeba
Helminths
Strongyloides
(intestinal worms)
Allergic
Lactose intolerance, celiac sprue,
medication side effects
Autoimmune

Ulcerative colitis, Crohn's disease

Malabsorptive

Pancreatic deficiency, biliary disease

Nutritional

Zinc deficiency, vitamin A deficiency,


enteral feedings consisting of liquid
nutritional formulas delivered straight
to the bowels

Functional

Irritable bowel syndrome, short bowel


syndrome, cancer

Etiologi

Cara Penularan Diare

5 F
Finge
r

Faece
s

Food

Fluid

Fly

Diagnosis

Anamnesis
Asupan peroral
Frekuensi dan volume diare
Bentuk tinja
Nyeri abdomen
Demam
Frekuensi miksi/ urin
Mual-muntah
Penggunaan obat

Pemeriksaan fisik
Berat badan turun
UUB cekung (bayi)
Mata cekung
Tonus dan turgor otot kurang
Selaput lendir bibir dan

mulut kering
Jika

berat

menurun

kesadaran

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah rutin


Pemeriksaan gula darah dan elektrolit pada

keadaan ensefalopati metabolik


Analisis gas darah pada keadaan klinis yang

diduga adanya asidosis metabolik


Ureum dan kreatinin jika diduga adanya

gangguan

fungsi

perfusi akibat syok

ginjal

karena

gangguan

Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan

makroskopis

tinja

warna,

konsistensi, bau, adanya lendir, darah, dan busa.


Malabsorpsi laktosa

pemeriksaan clinitest dikombinasi dengan


pemeriksaan pH tinja
Malabsorpsi lemak

dengan pewarnaan tinja dengan Sudan III,


dilakukan pemeriksaan mikroskopis dicari
butiran lemak

Infeksi bakteri

pemeriksaan leukosit dalam tinja dengan


mikroskop cahaya
Infeksi parasit

dengan sediaan tinja segar, digunakan


mikroskop untuk mencari parasit ( telur /
kista cacing )

Penatalaksanaan

Prinsip tatalaksana pasien diare :

Rehidrasi oral

Dukungan nutrisi

Antibiotik secara rasional

Pemberian Zinc

Edukasi

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Kelamin
: Perempuan
Usia
: 45 tahun
Alamat
: Ds. Nopabomba Kinta
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP

ANAMNESIS

Keluhan Utama:
Mencret

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien mengeluhkan mencret sejak 1 hari sebelum ke
puskesmas. Mencret 3 kali dalam 1 hari, mulai sejak rabu
malam dengan konsistensi cair, ampas (-), warna kekuningan,
lendir (+), darah (-). Pasien sempat meminum diapet, akan tetapi
keluhan tidak membaik. Keluhan demam atau menggigil
disangkal pasien. Perut terasa mules, mual (+), muntah (-). Pasien
mengeluhkan badan terasa lemas. Nafsu makan pasien menurun
sejak menderita mencret. BAK sejak kemarin sebanyak 1x,
dengan kualitas dan kuantitas seperti biasa. Beberapa hari
sebelumnya pasien sempat makan durian, alpukat, dan buah
naga yang dibawa oleh keponakannya.

Riwayat Sosial dan Lingkungan:


Pasien tinggal dengan keponakan beserta suaminya dan anak
keponakannya; anaknya sendiri (2 orang) dan ibunya.
Rumah tinggal pasien terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu
sekaligus sebagai ruang keluarga, 1 dapur, 1 WC. Luas rumah
pasien 9x11 meter, rumah pasien memiliki pekarangan yang
cukup luas, jarak rumah pasien dengan rumah tetangga tidak
terlalu dekat. Sinar matahari dapat masuk dengan baik ke
dalam rumah pasien, namun tidak sampai ke kamar pasien.
Terdapat cukup jendela dan ventilasi pada ruang keluarga
sehingga sinar matahari yang masuk cukup. Pada kedua kamar
pasien gelat dan sering ditutupi oleh korden dan tidak terdapat
ventilasi. Lantai rumah terbuat dari semen, dinding rumah
berupa tembok, atap rumah terbuat dari kayu yang telah
berlubang pada beberapa bagiannya.

Sumber air minum berasal dari air sumur, air minum selalu direbus. Sumur
tersebut merupakan sumur galian yang dalam hingga permukaan airnya
sekitar 5 meter. Letak sumur berdekatan dengan rumah pasien, sumur
pertama di luar rumah berjarak 2 meter, sumur kedua berjarak 10
meter. Letak sumur dan kamar mandi berdekatan. Kamar mandi
menggunakan bak sebagai penampung air, jamban, dan ember di
dalamnya. Lantai kamar mandi terbuat dari semen, begitu juga dinding
bak terbuat dari semen dilapisi keramik pada bagian dalamnya. Tembok
kamar mandi terbuat dari semen plester. Kamar mandi ini digunakan oleh
tetangga sekitar, yakni sekitar 3 rumah di sekelilingnya menggunakan
kamar mandi yang sama.
Untuk mencuci piring dan alat dapur biasanya digunakan air sumur
tersebut.
Pendapatan keluarga berasal dari pasien dan keponakannya masingmasing bekerja sebagai pegawai kantor desa sekaligus kader pendamping
di polindes dan posyandu serta sebagai pedagang buah di pasar.
Penghasilan per hari berkisar antara Rp.100.000 Rp. 200.000 perharinya.

Riwayat penyakit dahulu:


Menurut pengakuan pasien, pernah mengalami mencret
sebelumnya. Sekitar 1,5 bulan yang lalu, pasien mengalami
muntaber (disentri) selama 2 hari. Pasien mengalami
muntah, BAB sering bolak balik kamar mandi dengan
frekuensi sekitar 10 kali terutama saat malam hari. BAB
pasien saat itu bercampur lendir dan darah. Saat itu pasien
hanya meminum pil berwarna hijau dan putih yang
diberikan dari perawat puskesmas dan keluhan membaik.
Menurut pasien saat itu pasien sering memakan buah
rambutan, manggis, durian, alpukat, dan nangka. Pasien
menyangkal mengonsumsi air yang tidak direbus.
Terkadang pasien juga mengaku pernah BAB di kali
beberapa kali.

Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan:


Anggota keluarga yang tinggal serumah tidak
ada yang memiliki keluhan seperti pasien.
Riwayat pengobatan:
Pasien sebelumnya tidak pernah memeriksakan
diri ke tempat pelayanan kesehatan lainnya dan
untuk keluhannya, pasien hanya mengonsumsi
diapet, akan tetapi keluhan tidak membaik.
Riwayat alergi
- Makanan : tidak ada
- Obat : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran/ GCS : compos mentis/
E4V5M6
2. Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 104 x/menit, regular, kuat angkat
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,2 0C

1. Kepala-leher
Kepala : simetris, deformitas (-)
Mata
: anemis -/-, ikterus -/-, mata
cowong -/Wajah : sianosis (-), flushing (-)
Telinga : deformitas (-)
Hidung : deformitas (-)
Mulut : sianosis bibir (-), stomatitis (-),
mukosa bibir basah
Leher : pembesaran KGB (-), Tekanan
vena jugularis : meninggi (-)

2. Toraks-kardiovaskuler
Inspeksi : kelainan bentuk (-), Tarikan sela iga
(retraksi subcostal) (-), simetris
Auskultasi : Jantung: S1 S2 tunggal, teratur,
Murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler +/+, ronki-/-, Wheezing : -/3. Abdomen
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, turgor normal, nyeri tekan (+)
pada epigastrium, hepar dan lien tidak teraba.

Diagnosis:
Diare akut tanpa dehidrasi

Rencana Tindak Lanjut

Medikamentosa
1. Loperamide 3x1
2. Kotrimoksazol 3x1
3. Zink 1x1
4. Oralit

Non-Medikamentosa
1. Meringankan gejala dan mengeradikasi bakteri
2. Edukasi : Menjaga kebersihan makanan, mengurangi kebiasaan makan dan minum
di luar rumah yang kebersihannya diragukan dan membiasakan mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan dan menjaga kebersihan kuku. Kebiasaan BAB di kali
dikurangi karena akan mengotori kali dan mempermudah terjadinya diare.
3. Edukasi kepada keluarga atau orang yang kontak dengan pasien diberikan
penjelasan mengenai rute tranmisi, gejala-gejala, dan cuci tangan yang efektif,
terutama sekali setelah BAB dan BAK, dan sebelum menyiapkan makanan atau
makan.

KERANGKA KONSEP MASALAH PASIEN

BIOLOGIS
PERILAKU
Pasien sering makan
buah yang beralkohol
dan lemak tinggi
seperti alpukat,
durian, rambutan, dan
manggis
Pasien terkadang lupa
mencuci tangan
sebelum makan

Pasien umur 45 tahun masuk


dalam kriteria mendekati
lansia dimana kinerja system
imun perlahan menurun

DIARE

Penggunaan jmban
yang tidak optimal

Pasien tinggal di
daerah yang banyak
air dan dekat got
dimana tetangga dan
anak-anak disana
terkadang BAB dan
BAK di kali atau got
tersebut
Musim Penghujan :

Lalat tumbuh dan


menghinggapi
makanan
Air kali keruh,
kotor, bercampur
sampah

Perabotan yang dicuci


dari air sumur yang
kurang bersih, apalagi
letak sumur dekat
kamar mandi
Makanan di dalam
rumah tidak ditutup
sehingga mudah
dihinggapi lalat

LINGKUNGAN

PELAYANAN
KESEHATAN
Kurangnya penyuluhan
mengenai alur penularan
diare serta pentingnya
PHBS

PEMBAHASAN
ASPEK KLINIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik tidak didapatkan adanya tanda-tanda
dehidrasi pada pasien ini, keadaan umum pasien
sedang, mata cekung tidak ada, mukosa mulut
terlihat basah, tekanan darah 110/80 mmHg,
denyut nadi 104 x/menit, kuat angkat, isi cukup,
pernapasan dalam batas normal, suhu tubuh
normal yaitu 36,2C, pemeriksaan turgor kulit
kembali normal. Dari pemeriksaan abdomen juga
didapatkan peristaltik usus meningkat. didapatkan
diagnosis diare akut tanpa dehidrasi.

ASPEK IKM
Diare menjadi masalah dalam kasus
ini disebabkan oleh karena faktorfaktor berikut :
1. Faktor Lingkungan
Sosio-ekonomi menengah
Walaupun dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari, pasien
terkadang tidak memikirkan kualitas
makanan yang dipilih

2. Vektor penyebaran penyakit

Lalat
Lalat adalah salah satu vektor yang
dapat menyebabkan penyebaran
penyakit, hal ini berkaitan dengan
tempat pasien beraktivitas seharihari, yang dapat menyebarkan
penyakit

3. Perilaku

Kebiasaan tidak mencuci tangan


menggunakan sabun
Pengolah makanan dan minuman
yang tidak higienis

4. Pelayanan kesehatan

Kurangnya sosialisasi berupa


penyuluhan yang berkaitan dengan
sanitasi lingkungan dan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta
pencegahan penyakit diare dalam
komunitas

PENUTUP
KESIMPULAN
Diare merupakan penyakit menular yang masih
menjadi masalah di Puskesmas Narmada terlihat
pada tahun 2013, diare menduduki peringkat
kesembilan dari sepuluh penyakit terbanyak di
Puskesmas Wani, dengan jumlah total penderita
sebanyak 83 orang.
Munculnya diare pada pasien ini disebabkan oleh
perilaku hidup bersih dan sehat yang berupa
mencuci tangan, sarana air bersih dan matang,
serta pengelolaan sampah yang kurang sehingga
masih perlu dibina.

SARAN

Koordinasi antara bagian konseling dengan bagian


pelayanan kesehatan agar lebih ditingkatkan terutama
dalam melakukan sosialisasi berupa penyuluhan yang
berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS)
Mendorong keluarga untuk mengoptimalkan fasilitas jamban
keluarga.
Mencuci tangan serta makanan dengan air mengalir dan
dengan sabun secara benar agar kotoran yang menempel
ikut terbuang bersama air.
Memakan makanan yang bergizi, tidak berlebihan dan buahbuahan yang bersih agar terhindar dari diare.
Mendorong keluarga untuk mengupayakan selalu
tersedianya air masak di dalam keluarganya.

Berugak
Berugak depan
depan rumah
rumah pasien
pasien
dijadikan
tempat
berkumpul
dijadikan tempat berkumpul
tetangga
tetangga dan
dan pasien.
pasien.

Ruang
Ruang tamu
tamu sekaligus
sekaligus ruang
ruang
keluarga;
lantai
keluarga; lantai dari
dari semen,
semen, atap
atap
kayu.
kayu.

Dapur
Dapur sekaligus
sekaligus ruang
ruang makan.
makan.
Pasien.
Menggunakan
kompor
Pasien. Menggunakan kompor gas
gas

Meja
tempat perabotan
Meja tempat
perabotan makan;
makan;
lantai
semen,
berbatasan
.. semen, berbatasan dengan
lantai
dengan
kamar
kamar tidur
tidur

Sumur
Sumur dan
dan kamar
kamar mandi
mandi tempat
tempat
pasien
mandi;
juga
digunakan
pasien mandi; juga digunakan
tetangganya
tetangganya

Dalam kamar mandi


terdapat jamban
dan ember
penampung air

Sisi dalam sumur


dilihat dari
permukaan
;Kedalaman sumur
sekitar 5 meter

Penyaluran air (irigasi)


dari sumur dan kamar
mandi, dibuat agar
tidak banjir saat hujan

Lingkungan di sekitar sumur dan kamar mandi.


Tempat meletakkan kayu bakar dan menjemur.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai