Anda di halaman 1dari 101

Hubungan Struktur

Aktivitas Obat Antiinfeksi

ANTIINFEKSI ???

Obat
Antiinfeksi

Senyawa yang digunakan


untuk pengobatan
penyakit infeksi yang
disebabkan oleh spesies
tertentu dari golongan
serangga, metazoa,
protozoa, jamur, bakteri,
riketsia atau virus.

Ektoparasitisida
Obat Antiinfeksi
setempat

Antiseptika
Desinfektan

Antihelmintik
Obat
Antimikobakteri
Antiseptik Saluran
Seni

Antituberkulosis
Antilepra

Obat Antijamur

Antiamuba

Obat Antivirus

Antileismania

Obat Antiprotozoa

Antitrikomonas
Antitripanosoma
Antimalaria

Obat
Antii
nfeks
i

EKTOPARASITISIDA
Senyawa yang digunakan untuk
pengobatan berbagai kelainan yang
disebabkan oleh ektoparasit, seperti
skabies dan pedikulosis.
Parasit yang terdapat pada kulit
tubuh, kuku, rambut dan kulit
kepala

Skabies kutu Sarcoptes scabei


var. hominis
Pedikulosis kutu Pediculus
capitis (kepala), Pediculus humanus
(tubuh), dan Phthirus pubis (daerah
pubis)

Hidrokarbon Terklorinasi
(lindan sebagai antiskabies)

Ektoparasitisid
a

Turunan Piretrin
(tetrametrin, permetrin,
piretrin)
Senyawa Sulfur
(sulfur, sulfur presipitum, sulfur
sublimatum)
Turunan Lain-Lain
(benzil benzoat, malation,
krotamiton)

Hidrokarbon Terklorinasi

Heksaklorsikloheksan didapat sebagai hasil fotoklorinasi


benzen, terdiri dari 8 isomer, yaitu isomer , , , , ,,, dan
Ekstraksi dengan pelarut organik tertentu dapat diisolasi
isomer (lindan) 10-13%, yang mempunyai aktivitas
100-1000 kali lebih besar dibanding isomer lainnya.
Lindan (Gammexan) adalah perangsang sistem saraf pusat
bila diserap sistemik
Cl
Cl

Cl

Cl

Cl
Cl
Lindan

Lindan diabsorbsi oleh antropoda


merangsang sistem syaraf
pusat menimbulkan kejang
kematian parasit
Lindan terdapat sebagai bahan
aktif dalam krim Scabicid, Topicide

Turunan Piretrin

Turunan piretrin adalah


Mekanisme Kerja
kandungan aktif dari bunga
bersifat selektif >
Pyrethrum atau analog
perbedaan kandungan
sintetiknya, digunakan
mielin >
sebagai insektisida dan
ektoparasitisida yang
selektif, terutama untuk
Antropoda
antropoda.
Vertebrata
kandungan mielin
Contoh: sinerin I dan II,
kandungan mielin >
> piretrin
piretrin tertahan >
jamolin I dan II, piretrin I dan
berinteraksi dg serat
menghambat
interaksi
II, aletrin I dan II, resmetrin
saraf > pemblokan >
dg serat saraf
paralisis serangga
dan tetrametrin.

Kombinasi dg piperonil butoksida sangat efektif sebagai obat antikutu


dan dapat meningkatkan aktivitas insektisidnya 2-12 kali.
Piperonil butoksida aktivitas insektisidnya rendah, tetapi kombinasi
dengan piretrin menyebabkan efek potensial, karena senyawa dapat
menghambat enzim hidrolitik mikrosom yang mengkatalisis
metabolisme piretrin.

Senyawa Sulfur

Ex : sulfur, sulfur presipitatum dan sulfur


sublimatum
Mekanis
me kerja

Aktivitas Insektisida oleh antropoda akan


diubah menjadi asam pentationat (HO3S-S-SS-SO3H) yang bersifat toksik

Anti skabies dalam bentuk salep 6%


Bahan aktif sabun (JF Sulfur dan Deo Sulfur)
Bahan aktif Shampoo (Selsun)

Fungs
i
Sulfur

Turunan lain-lain
(Benzil benzoat,malation dan krotamiton)

Benzil benzoat

Krotamiton (Eurax)

Antiskabies yang
cukup kuat
(Dalam bentuk
emulsi 25%)
Merangsang SSP
Menyebabkan
kejang dan
kematian antropoda

Sebagai
ektoparasitisida
(Dalam bentuk lotion
10% : dioleskan 2-3 kali
per hari)

Turunan lain-lain
(Benzil benzoat,malation dan krotamiton)

Malation
Penghambat enzim
kolinesterase
Pada serangga diubah
menjadi malaokson
aktivitas penghambat
kolinesterase 10.000 kali
> senyawa induk)
Pada manusia, malation
dihidrolisis menjadi asam
malation penghambat
kolinesterase lemah
Sebagai insektisida (bidang
pertanian)

X
H3CO P

COOCH2CH3
S

CH

OCH3 CH2COO R
X

C2H5 : Malation

C 2H5 : Malaoks on

: Asam malation

OBAT ANTILEPRA
Senyawa yang digunakan untuk pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae.

Bdasarkan
Struktur - Obat
Antilepra

Turunan Sulfon
(dapson,
asedapson dan
asetosulfon Na)

Turunan lain-lain
(klofazimin,
etionamid,
isoniazid,
protionamid,
rifampisin dan
tioasetazon)

Tipe reaksi Lepra :


1. Tipe 1, reaksi
bolakbalik (dimorfus
dan tuberkuloid)
2. Tipe 2, reaksi ENL
(Erytema Nodosum
Leprosum) dlm
bentuk lepromatus
dan kadang
tuberkuloid

Turunan Sulfon
(Dapson, asedapson dan asetosulfon Na)
Dapson
Pengobatan untuk semua bentuk
tipe reaksi lepra.

Mekanisme Kerja :
Menghambat secara bersaing
asam p-aminobenzoat
(mekanisme seperti gol.
Sulfonamida)

lain-lain
2Turunan
(klofazimin, etionamid, isoniazid, protionamid,
rifampisin dan tioasetazon)

Klofazimin (Lamprene)

Bersifat
bakteriostatik
Pilihan obat untuk
pasien yang resisten
terhadap turunan
sulfon
Efek antiradang

Antiseptika
Senyawa yang memiliki aktivitas sebagai
antiseptik, dikelompokkan sbb :
Turunan alkohol
Amidin dan guanin
Zat warna
Halogen
Senyawa merkuri
Senyawa fenol
Senyawa amonium kuartener
Senyawa perak, dll

Turunan Alkaloid
Kegunaan sebagai:
Antiseptik pada pembedahan dan pada kulit,
contoh : etanol dan isopropil alkohol
Pengawet, contoh : benzil alkohol, fenil alkohol dan
klorbutanol
Mensterilkan udara dalam bentuk aerosol, contoh :
etilen glikol, propilen glikol dan trimetilen glikol

Hubungan struktur dan aktivitas

Pada turunan alkohol alifatik,


bertambahnya atom C, kelarutan
senyawa dalam air akan menurun
dan
dalam lemak meningkat.
Sehingga kemampuan penetrasi
kedalam membran sel membran
sel
bakteri
meningkat
dan
meningkatkan
aktivitas
antiseptiknya. Sampai pada atom
C tertentu. Cth : S.aureus (C=5),
bacillus thyposus (c=8) apabila C
ditingkatkan, aktvtas menurun
drastis
Adanya
percabangan
dapat
meningkatkan
kelarutan
air,
menurunkan
kelarutan
lemak
sehingga penembusan membran
sel
menurun
dan
aktivitas
menurun, cth : alkohol priber
lebih aktif dari alkohol sekunder
lebih aktif dari alkohol tersier
Adanya ik. Rangkap mempunyai
efek serupa dengan percabangan.
Cntoh : Alil alkohol aktivitas
antiseptik lebih rendah dibanding

Turunan alkohol yang sering digunakan


sebagan antiseptik
Etil alkohol (etanol) CH3CH2OH
sebagai bakteriosid yang cepat (70%) dan
sebagai antiseptik kulit (kadar 60-95%). Sebagai
pengawet, pendingin (kompres), hipnotik ringan
dan pelarut eliksir
Isopropil alkohol CH3CH2CH2OH
aktivitas bakteriosid lebih besar daripada etil
alkohol karna dapat menurunkan tegangan
permukaan sel bakteri dan denaturasi protein.
Efektif sebagai antiseptik pada kadar 50-95%,
larutan 40% dan daya antiseptik sama dengan
alkohol pada 60%

Turunan amidin dan guanidin


Contoh : klorheksidin glukonat ( hibiscrub, hibisol)
dan klorheksidin asetat ( hibitane, bactigras)
Kloroheksidin adalah senyawa kationik digunakan
sebagai antiseptik sebelum operasi, luka bakar dan
desinfektan bedah. Efektif sebagai antiseptik grampositif gram-negatif dan fungi
Dosis : klorheksidin glukonat, larutan 4% dalam air
atau 0,5% dalam 70% isopropil alkohol.
Kloroheksidin asetat, larutan 0,02-0,55 dalam air,
gliserin atau 70% alkohol

Zat warna
1. Turunan akridin
Contoh : akrivlavin, aminakrim HCl dan
proflavin
Fungsi : antiseptik lokal pada permukaan
mukosa kulit dan antiseptik luka.
Efektif terhadap bakteri gram-positif
dan gram-negatif

Hubungan struktur dan aktivitas


Aktivitas antibakteri tergantung
pada derajat ionisasi senyawa
3 amonikridin dan 9 aminokridin
lebih basa dibanding turunan
aminokridin yang lain karena
stabilisasi responansi dari bentur
terprotonasi. Bntuk terionisasi
makin besar (95-100%) sehingga
makin
efektif
interaksinya
dengan gugus anion protein sel
bakteri.
Turunan
akridin
memerlukan
bentuk dan ukuran molekul
tertentu
untuk
menimbilka
aktivitas
antibakteri
yang
maksimal. Untuk menimbulkan
aktivitas
luas daerah planar
minimal adalah 38 Amstrong. 4aminokuinolin
dan
40aminotetrahidroakridin
mempunyai luas daerah 28 A
kuadrat,
ternyata
ttidak
meenimbulkan efek antibakteri

Turunan trifenilmetan
Contoh : gentian violet dan
malachite green
Fungsi : larutan 1-2% gentian
violet sebagai pengobatan
kandidiasis ( infeksi candida
albicans) pada vagina dan mulut
bayi

Hubungan dan struktur aktivitas


Bila satu gugus fenil dihilangkan,
aktivitas menurun
Untuk Aktivitas optimal diperlukan
adanya gugus dimetilamino atau
dietilamino. Bila diganti dengan
gugus amonium kuarterner atau
gigis lain, aktivitas menurun

Halogen dan halogenoforasd


Halogenofo adalah kompleks antara halogen
dengan senyawa organik. Halogen dan
halogenofor digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan.
Kompleks klorin dan iodin dengan senyawa
organik dinamakan klorofor dan iodofor.
Klorin dari klorofor terutama digunakan sebagai
desinfektan air, seperti air minum dan air kolam
renang. Contoh senyawa : klorin dioksida,
kloroksilenol, oksiklorosen, triklosan dan kalsium
hipoklorin
Iodin dari iodofor untuk antiseptik kulit sebelum
pembedahan dan antiseptik luka, contoh senyawa
: larutan iodium, tingtura iodii dan povidon-iodin

Contoh...

Trioksan (sepsitol) adalah


antibakteri dengan
spektrum luas, efektif
terhadap gram-positif dan
gram-negatif, dermatofites
dan candida albicans. Dosis
setempat 1%
Larutan iodin, mengandung
2% dan dan 2,4% NaI dan KI
dalam air, digunakan
sebagai antiseptik kulit
sebelum pembedahan dan
antiseptik luka
Povidon-iodin (betadine,
isodine, dansepta dan
polydine) adalah kompleks
antara iodin 10% dan PVP.
lebih mudah larut dalam air
dan dapat melepas iodin
secara perlaahan sehingga
masa kerja obat lebih
panjang

Trioksan

Povidon-iodin

Senyawa merkuri
Senyawa merkuri mempunyai
aktivitas antiseptik dan
desinfektan
Klasifikasi
1.
Merkuri anorganik, contoh :
merkuri klorida (HgCl2), merkuri
oksida (HgO) dan merkuri
amonium klorida (NH2HgCl)
bersifat toksik dan
menimbulkan iritasi kulit
sehingga jarang sebagai
antiseptik, tetapi digunakan
sebagai pengawet dalam
industri.
2.
Merkuri organik, contoh :
fenilmerkuri nitrat, merbromin
(merkurokrom)nitromersol dan
timerosal.
dapat melepas ion merkuri
secara perlahan sehingga
memberi efeksamping yang
lebih rendah dibandingkan
dengan merkuri anorganik.

Contoh :
1. Fenilmerkuri nitrat, sebagai pengawet
pada sediaan parenteral kadar 1:
10.000-50.000
2. Merbromin kompleks organik pertama
kali sebagai antiseptik. Digunakan
bentuk larutan dengan kadar 2% untuk
antiseptik kulit dan luka
3. Nitromersol, efektif terutama pada
bakteri gram-positif. Efek iritasi lebih
rendah . Digunakan sebagai antiseptik
mata dan kulit bentuk larutan dengan
kadar 1:500
4. Timerosal, sebagai antiseptik salep
mata. efek iritasi rendah dan daya
bakteriostatik yang seragam. Larutan
sebagai antiseptik pada luka dengan
kadar 1:5000 dan membran mukosa
hidung 1:2000 dan salep dengan kadar
1:5000

Senyawa Fenol
Contoh:
Fenol,
para-klorfenol,
diklorofen,
resorsinol, timol, eugenol, heksaklorofen, dan
polikresulen (Albothyl).
Turunan fenol digunakan sebagai antiseptik,
desinfektan, anthelmintik dan keratolitik.
Bekerja dengan mengendapkan protein sel bakteri.

Hubungan Struktur dan Aktifitas


Fenol mempunyai efek antiseptik. Peningkatan sifat lipofil turunan fenol akan
meningkatan aktivitas antiseptiknya.
Pemasukan gugus halogen seperti klorin dan bromin, ke inti fenol akan
meningkatkan aktivitas antiseptik. Aktivitas lebih meningkatkan jika jumlah
halogen yang dimasukkan bertambah.
Pemasukan gugus nitro (-NO2) dapat meningkatkan aktivitas antiseptik sampai
derajat yang moderat.
Pemasukan gugus asam karboksilat (-COOH) dan asam sulfonat (-SO 3H)
menurunkan aktivitas antiseptik karena dapat meningkatkan kelarutan dalam air
sehingga penembusan ke membran sel bakteri menurun.
Pemasukan gugus alkil ke dalam stuktur fenol, kresol dan resorsinol akan
meningkatkan aktivitas antibakteri dan menurunkan toksisitas. Rantai n-alkil
lebih efektif dibanding rantai isoalkil sehingga alkil primer lebih efektif dibanding
rantai tersier.
Pemasukan gugus alkoksi (-OR) meningkatkan aktivitas antiseptik fenol.

Koefisien fenol yaitu perbandingan ukuran keampuhan suatu bahan antimikrobial


dibandingkan dengan fenol.
Fenol dijadikan pembanding karena fenol sering digunakan untu mematikan
mikroorganisme.
Koefisien fenol <1 menunjukkan bahan antimikrobial tersebut kurang efektif
dibandingkan fenol.

Cont....

Contoh
1.

Eugenol, 4-alil-2-metoksifenol, 82% dalam minyak cengkeh.


Digunakan sebagai antiseptik pada obat kumur dan analgesik pada
sakit gigi, adanya gugus para-alil dan orto-metoksi menunjang
aktivitas sebagai antisepik dan analgesik. Koefisien fenol = 14,4.

2.

Heksaklorofen, mempunyai koefisien fenol 40 terhadap S.aureus


dan 15 terhadap E.Thyposa. Penambahan jumlah atom halogen yang
tersubsitusi pada cincin meningkatkan efektivitas. Gar aktifitasnya
maksimal gugus fenol harus pada posisi orto dari gugus hidroksil.
Heksaklorofon digunakan sebagai antiseptik setempat dengan kadar
2-3% dalam pembawa sabun, detergen, krim atau minyak.

3.

Heksilresorsinol, efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif,


digunakan secara setempat ntuk antiseptik kulit dan saluran seni.

Turunan Amonium Kuartener


Contoh: benzalkonium klorida, benzetonium klorida, setrimid,
dequalinium klorida, domifen bromida dan benzoksonium klorida.
Turunan amonium kuartener mempunyai efek bakterisid dan
bakteriostatik terhadap bakteri gram positif dan negatif, sejumlah
jamur dan protozoa.
Keuntungan: toksisitasnya rendah, kelarutan dalam air besar, stabil
dalam larutan air, tidak berwarna dan tidak menimbulkan korosi
pada alat logam.
Kerugian: senyawa menjadi tidak aktif dengan adanya sabun dan
surfaktan anionik dan non ionik, ion Ca dan Mg, serum darah,
makanan dan senyawa kompleks organik.

KBM= Kadar Bakterisidal Minimal


KFM= Kadar Fungisidal Minimal
bpj= berat per juta
Aktivitas turunan alkildimetilbenzilamonium klorida terhadap S.aureus
optimal pada n=14, terhadap Ps.aeruginosa optimal pada n=13 terhadap
C.albicans optmal pada n=15.

Contoh
1.

Benzalkonium klorida, digunakan sebagai antiseptik dan


irigasi pada permukaan kulit dan mukosa dengan kadar 1:
750-20.000.

2.

Bezetonium klorida, digunakan sebagai antiseptik kulit pada


kadar 1:750, untuk irigasi mata, hidung dan membran
mukosa kadar 1:5000.

3.

Setilpiridinium
klorida,
1-heksadesilpiridinium
klorida;
mengadung N-kuartener pada cincin heterosiklik. Tidak
adanya gugus benzil dapat mengurangi toksisitas senyawa.

4. Dekualinium klorida, 4-aminokuinaldiumklorida,


efektif sebagai antiseptik dan antijamur. Sebagai
tablet hisap digunakan untuk pengobatan radang
rongga mulut, tonsilitis, faringitis, laringitis dan
angina.

Senyawa Perak
Perak nitrat, AgNo3, yaitu garam yang mudah larut dalam air,
digunakan sebagai antiseptik pada mata bayi baru lahir
(opthalmia neonatorum) dan pada luka bakar.
Perak nitrat amoniakal, digunakan sebagai antibakteri dan
mengontrol karies gigi.
Perak proteinatum ringan, digunakan untuk pengobatan
infeksi pada membran mukosa, mata, saluran napas dan saluran
seni. Bentuk kompleks koloidal protein-protein ini tidak
menimbulkan iritasi, korosi, dan adstringen seperti yang
ditimbulkan perak nitrat.
Perak sulfadiazin, mempunyai toksisitas rendah, digunakan
terutama untuk luka bakar. Dosis krim: 1%, oleskan sehari 2 kali.

Turunan lain-lain
Contoh: Heksetidin (Baktidol).
Heksetidin, merupakan antibakakteri dan antijamur dengan
spektrum aktivitas luas, mempunyai afinitas yang besar
terhadap protein membran mukosa sehingga masa kerjanya
cukup panjang.
Mekanisme kerja:mempengaruhi pembentukan tiamin yang
sangat penting untung proses metabolisme mikroorganisme.

Desinfektan

A. Turunan aldehida
1. Larutan formaldehid (formalin)
mengandung formaldehid (HCOH) 37%, mempunyai efek antibakteri
dengan kerja lambat. Digunakan untuk desinfektan ruangan, alat dan
baju. Larutan formaldehid dalam air atau alkohol digunakan untuk
mengeraskan kulit, mencegah keringat yang berlebihan, dan untuk
desinfektan kulit.
2. Paraformaldehid
Diperoleh dengan cara menguapkan larutan formaldehid, dibuat untuk
lebih memudahkan pengankutan. Pengunaannya serupa dengan formalin.
3. Glutaraldehid (OHC-CH2CH2CH2-CHO)
Untuk sterlisasi larutan dan alat bedah yang tidak bisa disterilkan dengan
pemanasan. Tidak berbau dan efek mengiritasi kulit dan mata lebih
rendah dibandingkan dengan formalin dan paraformaldehid. Larutan 2%
efektif sebagai antibakteri dan spora bila didapar pada pH 7.5-8.6

B. Turunan klorofor
1. Kloramin T
Mengandung klorin aktif 11.5-13%. Larutan dalam
air secara lambat terurai membentuk NaOCl dan
melepas klorin yang aktif sebagai antiseptik dan
desinfektan. Larutan 0.1% sebagai antiseptik
membran mukosa dan 1% unruk mencuci luka.
2. Dikliramin T
Mengandung klorin aktif 28-30%, kelarutan dalam
air endah, penggunaanya terbatas.
3. Halazon dalam bentuk garam Na untuk
sterilisasi air minum.

c. Senyawa pengoksidasi
1. Hidrogen perokisda (H2O2)
Sering digunakan sebagai antimikroba. Oleh enzim katalase,
H2O2 mengalami penguraian melepaskan O2, yang aktif
sebagai pencuci. Kadar 1-3% berfungsi sebagai pencuci luka
dan penghilang bau badan.
2. Benzoil peroksida (C6H5-COOOC-C6H5), Dalam air
melepaskan H2O2 dan asam benzoat. Benzoil peroksida
berfungsi sebagai antiseptik dan keratolitik untuk mengobati
jerawat, dalam bentuk lotion 5-10 %.
3. Karbamid peroksida (urea peroksida), ((NH2)2CO.H2O2),
mengandung 34% H2O2 atau 16% O2. larutan karbamid
dalam air akan melepaskan H2O2 secara perlahan. Berfungs
sebagai antiseptik uktuk telinga dan luka.
4. Kalium permanganat dan sodium perborat berfungsi
sebagai antiseptik dan desinfektan karena sifat oksidasinya.

d. Turunan fenol
Contoh : kresol, klorokresol, kreosot,
betanaftol, timol, dan klorotimol.
Turunan fenol mempunyai efek
antiseptik, anthelmentik, anastetik,
keratolitik, kaustik, dan bekerja dengan
mengendapan protein sel bakteri.
Turunan ini terutama digunakan
sebagai antiseptik, desinfektan,
keratolitik dan anthelmentik.

Anticestoda

Niklosamid merupakan obat terpilih untuk


pengobatan infeksi cacing pita, T. Saginata, T.
Solium dan Hymenolepis Nana.
Pada infeksi T. Solium, harus diberikan obat
pencahar setelah 1-2 jam pemberian niklosamid,
untuk mengeluarkan cacing yang terbunuh.
Niklosamid tidak diabsorpsi melalui saluran cerna
dan dikeluarkan melalui tinja.
Dosis tunggal 2 gram berupa tablet hisap, harus
dihisap dengan sempurna, dan diberikan pada
waktu perut kosong. Untuk infeksi H. Nana obat
diberikan selama 5 hari.

Anthelmintik

Obat antinematoda adalah senyawa


yang efektif untuk pengbata ineksi
yang disebabkan oleh nematoda.
Golongan ini dibagi menjadi tujuh
kelompok yaitu turunan piperazin, vinil
piperidin, imidazotiazol, benzimidazol,
zat warna sianin, fenol, dan turunan
amonium kuartener.

Turunan Piperazin
Piperazin sitrat (Pipersan, Upixon)

Merupakan obat pilihan lain untuk pengobatan


ascariasis. Dosis untuk ascariasis : 3,5 g, satu
kali sehari (1dd), selama 2 hari; sedang untuk
enterobiasis, dosis 65 mg per kg bb 1dd,
selama 7 hari.

Dietilkarbamazin sitrat

Adalah obat terpilih untuk pengobatan filariasis,


loaiasis, onchocerciacis, dan uchereriacis. Absorpsi
obat dalam saluran cerna cepat, kadar plasma
tertinggi dicapai dalam waktu 8 jam pada pemberian
dosis 200 mg dan 12 jam pada pemberian dosis 8
mg. Dosis : 2mg/kg bb 3 dd, sesudah makan, selama
10-30 hari.

Turunan Vinilpiperidin

Contoh : pirantel pamoat dan oksantel pamoat.


Hubungan struktur dan aktivitas:
Aktivitas maksimal dicapai bila n = 3 dan X = -CH=CH- dengan bentuk
konformasi trans, bila X = -CH2-CH2- atau cis -CH=CH- aktivitasnya rendah;
Aktivitas anthelmintik untuk gugus aromatik (Ar) yang berbeda akan
menurun, dengan urutan: 2-tienil > 3-tienil > fenil > 2-furil;
Pemasukan gugus pada posisi orto gugus Ar, dan substitusi N-metil (R)
dalam sistem siklik amidin tidak mengubah aktivitas, sedang substitusi pada
posisi lain akan menghilangkan aktivitas.

Pirantel pamoat (anthelcide, Combantrin),


adalah anthelmintik dengan spektrum luas dan
merupakan obat terpilih untuk pengobatan
ascaris dan enterobiasis. Pirantel juga efektif
terhadap cacing tambang dan sebagai pilihan
lain untuk pengobatan trichuriasis. Absorpsi
obat dalam saluran cerna rendah, sehingga
dapat
bekerja
secara
selektif
terhadap
nematoda usus. Kadar serum tertinggi dicapai
dalam 1-3 jam. Dosis untuk ascariasis dan
enterobiasis : 11 mg/kg bb, dalam dosis
tunggal, untuk cacing tambang pengobatan
dilakukan selama 3 hari.

Turunan Imidazotiazol
Contoh : tetramisol HCL dan levamisol HCL
Tetramisol HCL

Adalah anthelmintik dengan spektrum luas dan


merupakan obat terpilih untuk pengobatan ascariasis.
Merupakan senyawa rasemat, isomer levonya adalah
levamisol, yang beberapa kali lebih aktif dan tidak lebih
toksik dibanding isomer dekstro.

Levamisol HCL (Ascaridil, Askamex, Ketrax)

Merupakan obat terpilih untuk pengobatan ascariasis, dan


obat pilihan lain untuk ancylostomiasis. Obat ini juga aktif
terhadap larva Strongyloides dan mikrofilaria. Penggunaan
lain levamisol adalah sebagai imunostimulan, untuk
memodifikasi respons kekebalan pada penyakit kanker,
penyakti Crohn dan autoimun. Absorpsi obat dalam saluran
cerna cepat dan sempurna. Kadar plasma tertinggi obat
dicapai dalam waktu 2-4 jam, denan waktu paro 4 jam.
Dosis untuk cacing gelang dan cacing berkai t: 175 mg, dalam
dosis tunggal.

Turunan
Benzimidazol

Struktur Utama
Benzimidazol

N
2

N1
H

Hubungan Struktur dan Aktivitas


R
1. Pemasukan subtituen pada posisi 5 tidak
mempengaruhi peningkatan Aktivitas
2. Bila R adalah gugus yang dapat
mencegah inaktivasi metabolic, misalnya
reaksi hidroksilasi,
senyawa mempunyai anthelmitik lebih
besar
3. Gugus R dapat berupa gugus metilkarbonat
(-NHCOOCH3), cincin aromatik atau cincin
heteroaromatik,
tanpa kehilangan aktivitas anthelmintic, tetapi
cincin aromatic dan hetero aromatic
mempunyai toksisitas
4.
Pada
turunan
tiabendazol
benzimidazol
lebih
besar
disbanding
gugusgugus
metilkarbamat
dapat diganti dengan system cicin heterosiklik
lain, seperti
azaindol dan imidazopiridin, tetapi aktivitasnya
lebih rendah disbanding senyawa induk.

N
N1
H

R
H

N
S

Nama
Obat
Tiabenda
zol

-SAlbendaz
CH2CH2CH NHCOOC
ol
3
H3
O
Mebenda
NHCOOC
C
zol
H3

Turunan Zat Warna Sianin

Struktur Utama

Pirvinium Pamoat

Hubungan Struktur dan


Aktivitas
Turunan ini memiliki system ion amidium, yang
dikarakterisasi atom nitrogen kuartener
yang dihubungkan dengan atom nitrogen tersier
oleh rantai c yang terkonjunggasi
dengan ikatan tunggal dan rangkap bergantian
Sistem ion amidium struktur resonansinya sangat penting untuk
aktivitas antihelmintic
karena terlihat dalam interaksi alih muatan. Turunan ini praktis tidak
larut air seehingga
tidak menembus membrane usus. Diusus obat akan mempengaruhi
interaksi alih muatan
dalam tubuh cacing sehingga cacaing mengalami kematian

Turunan Fenol

Heksil Resorsinol
Efektif terhadap ascariasis tambang
dan trematode. Heksil Resorsinol
menimbulkan efek iritasi pada kulir
dan saluran napas

Turunan Amonium Kuartener

Befenium Hidroksinaftoat
Terutama digunakan u/ pengobatan cacing
tambang, meskipun juga efektif terhadap
ascariasis dan triehuriasis
Strukturnya mirip asetilkolin sehingga
kemungkinan secara langsung dapat
berinteraksi deangan reseptor kolinergik.
Befenium adalah garam ami=onium
kuartener, bersifat basa kuat sehingga
tidak diabsorbsi dalam saluran cerna dan
tidak toksik

Obat Antirematoda
Obat antirematoda adalah senyawa
yang efektif untuk pengobatan infeksi
yang disebabkan oleh trematoda
(contoh: cacing platihelmintes).
Berdasarkan struktural kimianya
golongan ini dibagi menjadi enam
kelompok yaitu turunan alkaloida
ipeka, benzimidazol, nitro heterosiklik,
fenol, kuinolin dan turunan lain-lain.

Turunan alkaloida ipeka


Contoh : emetin dan dehidroemetin

KHASIAT:
Emetin Hidroklorida, obat ini berkhasiat terhadap
bentuk histolitika. Pemberian emetin ini hanya
efektif bila diberikan secara parenteral karena
pada pemberian secara oral absorpsinya tidak
sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi,
terutama terhadap otot jantung.
Dehidroemetin relatif kurang toksik
dibandingkan dengan emetindan dapat diberikan
secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram
sehari, diberikan selama 46 hari.

PERBEDAAN:
Penghilangan gugus hidroksi pada emetin
menurunkan toksisitasnya

Turunan Benzimidazol
contoh: albendazol dan triklabendazol

KHASIAT:

Penggunaan albendazole pada sapi bunting dengan


dosis tinggi (10 mg/kg) dapat menyebabkan terjadinya
embryotoxic dan teratogenic (Rossoff, 1994; Jacobs
dan Taylor, 2005) sehingga albendazole tidak
diaplikasikan pada sapi betina bunting dibawah 45 hari
kebuntingan (PBS animal health 2016)
Triclabendazole dapat diberikan pada ternak bunting
dan laktasi (berdasarkan label produk fasinex, Novartis
Animal Health Australia, 2016) namun triclabendazole
tidak boleh digunakan untuk hewan yang susunya
dikonsumsi oleh manusia (EMEA, 2006). Hal ini
dikarenakan penurunan residuflukicidesangat lambat
selama laktasi dan terdapat residu yang persisten pada
susu sehingga konsentrasi residuflukicidejuga dapat
ditemukan pada produk olahan susu seperti keju,
margarin dan bubuk skim milk (Poweret al., 2013). Hal
ini yang meyebabkan susu hewan laktasi yang diobati
dengan triclobendazole tidak boleh untuk konsumsi
manusia.

PERBEDAAN:

Dari kedua rantai cabangnya

Turunan Nitro Heterosiklik


Contoh : niridazol

Efek antischistosoma pada umumnya dihasilkan oleh


senyawa yang mengandung gugus nitro. Gugus ini terlibat
pada proses mekanisme kerja senyawa dan juga
bertanggung jawab terhadap efek toksiksnya.
Niridazol, merupakan obat pilihan lain terhadap S.mansoni,
S.haemotibium atau S.japonicum. absorpsi obat pada
saluran cerna lambat antara 10-15 jam, kadar plasma
tertinggi dicapai setelah 6 jam. Dosis untuk schistosomiasis
: 25 mg/kg bb 2 dd, selama 10 hari.

Turunan Fenol
Contoh : heksilresorsinol

Turunan Kuinolin
Contoh : Prazikuantel, oksamnikuin dan klorokuin fosfat
Prazikuantel, adalah obat terpilih untuk pengobatan
schistosomiasis, clonorchiasis, hymenolepasis dan
taeniasis. Kombinasi dengan kortikosteroid efektif
terhadap cysticercosis dan neurpcysticercosis. Untuk
pengobatan cysticercosis pada mata harus diawasi secara
ketat karena destruksi parasit pada mata menyebabkan
luka yang sulit disembuhkan.
Hubungan struktur dan aktivitas turunan
prazikuantel
Pada posisi 2, aktivitas maksimal bila gugus yang diikat adalah
sikloheksil karbonil; gugus p-aminobenzoil dan benzoil juga
cukup aktif;
Gugu okso harus ada pada posisi 4, pengganti dengan substituen
lain menghilangkan aktivitas;
Prazikuantel mempunyai pusat kiral pada C 11b dan hanya isomer
(-) yang aktif sebagai anthelmintik.

Oksamnikuin, merupakan obat pilihan lain terhadap


S.mansoni, kurang efektif terhadap S.haematobiumi atau
S.japanicum.

Turunan lain-lain
Contoh : metrifonat
Metrifonat, merupakan obat
pilihan lain terhadap
S.hamatobium, dan sangat
efektif terhadap infeksi
S.haematobium dan
S.mansoni dalam saluran seni.
Metrifonat juga digunakan
sebagai insektisida dalam
bidang pertanian dan sebagai
obat cacing pada hewan.

Obat Antituberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang
disebabkan
oleh
Mycobacterium
tuberkulosis. Basil mikobakteri ini sangat
sukar dibunuh dan sesudah pengobatan
kemoterapi eliminasi basil dari tubuh
sangat pelan sehingga pengobatan infeksi
mikobakteri memerlukan waktu cukup
panjang.

Mekanisme Kerja
Menghambat biosintesis dinding
sel mikobakteri

Penghambatan
biosintesis
Terjadi
dinding sel
kerusakan
Mikroorganism
menyebabkan
membran sel
Sehingga diikuti dengan Sehingga e mengalami
kelemahan
kematian
jaringan
pecahnya sel
dinding sel
karena lisis
mikobakteri.

Contoh Obat:
1. Sikloserin
(Menghambat
enzim
yang
terlibat
dalam
penggabungan D-alanin ke prekursor dinding sel)
2. Isoniazid (Menghambat biosintesis asam mikolat dinding sel)

Menghambat biosintesis protein


Penghambatan biosintesis protein
menyebabkan kematian mikobakteri

dapat

Contoh Obat:
1. Asam p-aminosalisilat (Menghambat biosintesis protein dengan
cara bersaing dengan asam p-aminobenzoat
2. Pirazinamid, Etionamid, Protionamid (Menghambat sintesis
peptida dengan memblok penggabungan asam-asam amino
yang mengandung sulfur. Kekurangan protein esensial dapat
menyebabkan kematian mikobakteri
3. Kanamisin,
Streptomisin
(Mengikat
ribosom
sehingga
menghambat biosintesis protein)

Menghambat biosintesis asam nukleat


Penghambatan
biosintesis
asam
nukleat
dapat
menyebabkan kematian mikobakteri, karena asam
nukleat berperan penting pada proses pembelahan sel.
Contoh Obat:
1. Rifampisin (Menghambat biosintesis RNA bakteri dengan
mencegah pengikatan enzim pada DNA sehingga terjadi pemblokan
pada tahap awal transkripsi RNA

Obat
Antituberkul
osis
berdasarkan
struktur
kimianya

Turunan
Salisilat

Turunan
Hidrazida

Turunan
Amida
Heterosikl
ik

Golongan
Antibiotik
a

Golongan
lain-lain

Turunan Salisilat
Para amino salisilat, diabsorbsi dalam
saluran cerna secara cepat dan sempurna.
Kadar plasma maksimal obat dicapai setelah
1 jam pemberian secara oral, dengan waktu
pauh biologis
2jam.
Hubungan
struktur dan
aktivitas turunan p-amino salisilat :
1. Aktivitas antituberkulosis maksimum dicapai bila gugus hidroksi
berada pada posisi 2 dan gugus amino bebas pada posisi 4
2. Gugus p-amino menghilangkan aktivitas analgesik-antipiretik
dari asam salisilat (Sehingga bersifat antituberkulosis)

Hubungan struktur dan aktivitas turunan p-amino salisilat :


3. Bentuk ester atau asil dari gugus amino akan mengurangi efek
iritasi pada saluran cerna. Contoh : Benzoilpas Na
4. Pembentukan garam Ca dapat menurunkan efek iritasi pada
saluran cerna dibanding bentuk asam atau garam Na-nya. Contoh :
Benzoilpas Ca
5. Bentuk garam K diperlukan bagi penderita yang sedang diet
natrium. Contoh : PAS K

Turunan Hidrazida
Isoniazid, merupakan senyawa bakterisida dalam bentuk
tunggal digunakan untuk pencegahan tuberkulosis,
sedang dalam bentuk kombinasi dengan rifampisin atau
pirazinamid untuk pengobatan tuberkulosis.
Hubungan
struktur
dan
aktivitas
turunan hidrazida :
1. Atom nitrogen ujung dari gugus
hidrazid
sangat
penting
untuk
aktivitas.
2. Pemindahan gugus fungsi hidrazid ke
posisi orto (3) atau posisi meta (2)
menghasilkan senyawa yang kurang
aktif
3. Mengubah gugus hidrazid dengan
gugus
karbonil
lain
akan
menghasilkan senyawa yang kurang
aktif
4. Penggantian satu atom H pada atom

Turunan Amida
Heterosiklik
Pirazinamid, mempunyai efek bakterisid dan
digunakan
terutama
untuk
pengobatan
ulang
tuberkulosis dan untuk pengobatan jangka pendek bila
diduga penderita sudah kebal terhadap isoniazid.
Bukan merupakan obat primer dengan pengobatan
tuberkulosis karena menimbulkan hepatotoksik yang
potensial

Hubungan struktur dan aktivitas pirazinamid :


1. Sunstitusi gugus amino, hidroksil, klor atau metil pada cincin
pirazin akan menghasilkan turunan yang tidak aktif.
2. Penggantian gugus karboksamida dengan asam, ester, tioamida,
nitril atau asam hidroksamat dapat menghilangkan aktivitas
antituberkulosis.

Etionamid, digunakan terutama untuk pengobatan


ulang
tuberkulosis,
dikombinasi
dengan
obat
tuberkulosis lain. Harus diberikan bersama sama
dengan piridoksin, karena bekerja sebagai antagonis
piridoksin yang menyebabkan neuritis perifer.

Hubungan struktur dan aktivitas turunan etionamid :


1. Penggantian cincin piridin akan menghilangkan aktivitasnya
2. Mengubah gugus tiomida dengan gugus amida, amidin, tiourea
akan menghilangkan aktivitas.
3. Pemindahan gugus tiomida pada posisi 2 atau 3 akan
menghilangkan aktivitas.

Protionamid, pada kadare rendah bersifat bakteriostatik


dan pada kadar tinggi bersifat bakterisid. Digunakan untuk
pengobatan tuberkulosis bila obat tuberkulosis primer telah
kebal, biasanya digunakan secara kombinasi.

Golongan Antibiotik
Dan Golongan Lain

Pendahuluan
Golongan antibiotik yang sering
digunaka
sebagai
antitubercolosis
antara lain adalah streptomisin sulfat,
dehidrosreptomisin sulfat kanamisin
sulfat dan rimfafisin.

Streptomisin Sulfat
Senyawa bakterisida yang diisolasi
dari streptomyces griseus.
Digunakan untuk pengobatan
tuberkulosis, dan juga dapat
meningkatkan efek antituberkulosis
yang diberikan secara oral

Hubungan struktur dan


aktivitas turunan streptomisin
Untuk mengurangi efek toksik, telah
dilakukan beberapa modifikasi pada
gugus aldehid cincin streptomisin :
Reduksi menjadi alkohol primer,
menghasilkan dihidrostreptomisin
yang mempunyai aktivitas sama
dengan senya induk.
Oksidasi menjadi asam karboksilat
akam menghilangkan aktivitasnya.

Kanamisin sulfat
Merupakan
senyawa
bakterisida,
diisolasi
dari
streptomyces
kanamiceticus
Kanaminsin efektif terhadap infeksi
saluran usus seperti disentri
Digunakan juga sebagai pengobatan
tuberkulosis
melalui
pemberian
intramoskular, tetapi tdak dianjurkan
karena menyebabkan kekebalan

Kanamisin A

Sering di gunakan

Kanamisin B

Kanamisin C

Toksisitas yang tinggi

Rifampisin
Merupakan antibiotik semisintetik
yang dihasilkan oleh streptomyces
mediteranea
Digunakan
untuk
pengobatan
tuberkulosis dan lepra dan biasanya
dikombinasi dengan antituberkulosis
yang lain.

Hubungan Struktur Dan


Aktivitas Turunan Rifampisin
Modifikasi pada
bagian
alifatik
molekul
rifampisin
menyebabkan
penurunan
aktivitas
N,N
disubtitusi
(C3
dan
C4)
menghasilkan

Sikloserin
Diisolasi
dari
streptomyces
orchidaceus,
S.garyphalus dan S.lavendulus . Pada invitro
menunjukkan aktivitas antibiotika yang cukup
lemah terhadap bakteri gram-positif dan negatif,
tetapi cukup efektif sebagai antituberkulosis.
Penggunaannya terbatas karena menimbulkan
toksisitas.
Dalam
penggunaan,
sikloserin
dikombinasikan dengan isoniazid (INH). Dosis
250 mg 2-4 dd

Hubungan struktur dan


aktivitas turunan
sikloserin

D-isomer
sikloserin
mempunyai
aktivitas hanya 10% dibanding Lisomer,
walaupun
campuran
rasematnya
mempunya
efek
sinergis.
Hilangnya
gugus
4-amino
menghasilkan 3-isoksazolidon, suatu
senyawa yang tidak aktif
Turunan 4-aminooksi (ONH2) tetap
aktif sebagai antituberkulosis.

Viomisin sulfat
Merupakan peptida siklik yang bersifat
basa kuat, diisolasi dari Streptomyces
vinaceus. Obat ini digunakan sebagai
pengganti streptomisin.
Toksisitas lebih besar, dapat merusak
saraf kranial 8 dan menimbulkan
kerusakan ginjal.
Dosis I.M :
Ekivalen dengan 1 g
viomisin, 2 dd, 2kali per minggu.

Kapreomisin Sulfat
Peptida siklik yang besifat basa kuat,
dan
diisolasi
dari
streptomyces
caprolus.
Digunakan
sebagai
pengganti streptomisin.
Aktivitasnya hampir sama dengan
viomisi dan menimbulkan toksisitas
terhadap saraf kranial 8 dan ginjal

Etambutol HCl
Senyawa bakteriostatik yang digunakan sebagai
penunjang pengobatan tuberkulosis dari obat
antimikobakteri yang bersifat bakterisid. Seperti INH
dan rifampisin.
Digunakan dalam awal pengobatan TB dalam jangka
pendek, Dapat juga digunakan untuk pengobatan
berulang namun dikombinasikan dengan antiTB yang
lainnya.
Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat, kadar
plasma tertinggi dicapai dalam waktu 4jam sesudah
pemberian oral

Hubungan struktur dan


aktvitas etambutol

Isomer dekstro mempunyai aktivitas 200500 kali lebih besar dari Levo
Turunan metoksi,etoksi dan metilamino
mempunyai aktivitas sama dengan senyawa
induk, hanya pada in vivo karena dealkilasi
enzimatik terdapat di dalam tubuh
Aktivitas maksimal, jarak antara atom-atom
nitrogen harus tetap. Pengubahan jarak,
misal penyisipan atom C,O atau S akana
menghilangkan aktivitas.

penggantian gugus alkohol dengan gugus


amino,fenoksi atua tio, menghasilkan
senyawa aktifitas yang rendah.
penggantian gugus butil sekunder dengan
gugus butil tersier atau gugus isopropil
yang
tersubtitusi
hidroksi,
akan
menghilangkan aktivitas.
Pemindahan gugus hidroksi ke posisi 3
atau
4
dari
gugus
butil
tersier,
menghasilkan produk yang tidak aktif

Tioasetazon
Senyawa bakteriostatik, digunakan untuk
pengobatan tuberculosis paru. Biasanya
dikombinasikan dengan antiTB lain terutama
INH,Tioasetazon efektif juga untuk lepra.
Absorpsi dalam saluran cerna cepat,kadar
dalam plasma tertinggi dicapai dalam waktu
4 jam sesudah pemberian oral dengan waktu
paruh biologiss 8-12 jam. Dosis oral sebagai
antiTB 150mg/hari.

DAFTAR PUSTAKA
Jacobs, D.E., dan Taylor, M.A., 2005. Drug used in the treatment and control
of parasitic infection,dalamThe Veterinary Formula, 6thedition, editor
Bishop, Y., Pharmaceutical Press. pp:181-220.
PBS animal heath, 2016, Livestock Dewormer Comparison,
http://www.pbsanimalhealth.com/dewormerchart1.html
Rossoff, I.S., 1994. Handbook of Veterinary Drugs and Chemicals, Pharmatox
Publishing Company, Taylorville, Illinois, USA.
Power, C., Sayers, R., OBrien, B., Furey, A., Danaber, M., dan Jordan K.,
2013. Review of studies on flukicide residues in cows milk and their transfer
to dairy products. Irish Journal of Agricultural and Food Research, 52:197207.
Novartis Animal Health Australia, 2016. Fasinex (triclabendazole).
http://ah.novartis.com.au/livestock_products/fasinex_100_sheep.html/secti
on/470#
EMEA, 2006. Committee for medicinal products for veterinary use,
Triclabendazole (modification of maximum residue limits),

Anda mungkin juga menyukai