Anda di halaman 1dari 25

Referat MERS-CoV

Referat MERSCoV

Disusun oleh: Raynaldo (406152022)


Pembimbing: dr. Iman Firmansyah, Sp.PD, FINASIM

Pendahuluan
Middle East Respiratory Syndrome Corona

Virus (MERS-CoV) adalah suatu strain baru


dari virus corona yang belum pernah
ditemukan menginfeksi manusia
sebelumnya.
Pertama kali ditemukan di Saudi Arabia
sejak bulan April 2012.
Virus ini awalnya diidentifikasi pada bulan
September 2012, dari sampel yang
diperoleh dari pasien di Arab Saudi yang
berkembang semakin parah mulai dari
infeksi saluran pernapasan akut hingga
kematian.

MERS-CoV
Definisi
MERS adalah singkatan dari Middle East

Respiratory Syndrome yang merupakan


penyakit saluran pernapasan disebabkan
oleh coronavirus

Epidemiologi

63,5% kasus adalah laki-laki dengan usia

rata-rata orang dengan infeksi MERS-CoV


adalah 48 tahun (kisaran: 9 bulan - 99
tahun).
Dua-puluh-tiga (18%) kasus terjadi pada
orang-orang yang diidentifikasi sebagai
pekerja kesehatan.

Etiologi
MERS terjadi disebabkan infeksi virus

MERS-COV yang merupakan beta


coronavirus disebut juga novel coronavirus

Transmisi

Patofisiologi

Klasifikasi kasus
Merujuk dari definisi WHO, klasifikasi kasus MERS-CoV

adalah sebagai berikut:


A. Kasus dalam penyelidikan (underinvestigated case).
Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) dengan tiga keadaan di bawah ini:


Demam (38C) atau ada riwayat demam,
Batuk,
Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran
radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem
kekebalan tubuh (immune-compromised) karena gejala
dan tanda tidak jelas.

Dan

Salah satu criteria berikut:


Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke
Timur Tengah dalam waktu 14 hari sebelum
sakit kecuali ditemukan etiologi / penyebab
penyakit lain.
Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan
gejala yang sama setelah merawat pasien ISPA
berat, terutama pasien yang memerlukan
perawatan intensif, tanpa memperhatikan
tempat tinggal atau riwayat berpergian, kecuali
ditemukan etiologi / penyebab penyakit lain.

Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama)

dalam periode 14 hari, tanpa memperhatikan tempat


tinggal atau riwayat berpergian, kecuali ditemukan
etiologi / penyebab penyakit lain.
Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak
meskipun dengan pengobatan yang tepat, tanpa
memperhatikan tempat tinggal atau riwayat berpergian,
kecuali ditemukan etiologi / penyebab penyakit lain.
Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) ringan sampai berat yang memiliki riwayat kontak
erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable
infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit.

B. Kasus probabel.

Kriteria 1
.Seseorang dengan pneumonia atau ARDS
dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis
+
.Tidak tersedianya pemeriksaan untuk MERSCoV atau hasil laboratoriumnya negatif pada
satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak
adekuat.
+
.Adanya hubungan epidemiologis langsung
dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

Kriteria 2
Seseorang dengan pneumonia atau ARDS
dengan bukti klinis, radiologis atau
histopatologis.
+
Hasil pemeriksaan laboratorium inklonklusif
(pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa
konfirmasi biomolekuler).
+
Adanya hubungan epidemiologis langsung
dengan kasus konfirmasi MERS-CoV.

C. Kasus konfirmasi.
Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV
dengan hasil pemeriksaan laboratorium
positif.

Tanda dan gejala


Symptoms

(%)

Fever
46 (98.0)
Fever with chills/rigors
41 (87.0)
Respiratory symptoms
Cough
39 (83.0)
Dry
22 (56.0)
Productive (sputum)
17 (44.0)
Hemoptysis
8 (17.0)
Shortness of breath
34 (72.0)
Chest pain
7 (15.0)
Sore throat
10 (21.0)
Runny nose
2 (4.0)
Gastro-intestinal symptoms
Abdominal pain
8 (17.0)
Nausea
10 (21.0)
Vomiting
10 (21.0)
Diarrhea
12 (26.0)
Other symptoms
Myalgia
15 (32.0)
Headache
6 (13.0)

Diagnosa
Orang yang mengalami penyakit pernapasan yang

akut dan berat kurang dari 10 hari setelah perjalanan


dari Arab atau negara-negara tetangganya harus
terus dievaluasi sesuai dengan pedoman saat ini
Pasien yang masuk kriteria dalam investigasi dengan
gejala:
Seseorang dengan infeksi saluran pernapasan akut,

termasuk demam ( 38 C, 100.4 F) dan batuk ;


Kecurigaan penyakit parenkim paru ( misalnya ,
pneumonia atau sindrom gangguan pernapasan akut
berdasarkan bukti klinis atau radiologis konsolidasi);
Sebelumnya melakukan perjalanan ke Arab atau
negara-negara tetangganya dalam waktu 10 hari

Pemeriksaan yang dapat dilakukan


RT-PCR (Reverse Transcription PCR).
Kultur dari sediaan sputum

Tatalaksan

Terapi
Terapi oksigen pada pasien ISPA berat
Mulai terapi oksigen dengan 5 L/ menit lalu

titrasi sampai SpO2 90% pada orang


dewasa yang tidak hamil dan SpO2 92-95%
pada pasien hamil
Antibiotik empirik untuk mengobati gejala

pneumonia
Management cairan

Pencegahan
Hal yang harus dilakukan dalam pengendalian
infeksi MERS-CoV :
Tindakan pencegahan transmisi droplet.
Tindakan pencegahan standar diterapkan pada
setiap pasien yang diketahui atau dicurigai
memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk
pasien dengan dicurigai, probable atau
terkonfirmasi MERS-CoV
Pencegahan infeksi dan tindakan pengendalian
harus dimulai ketika pasien masuk triase dengan
gejala infeksi pernapasan akut yang disertai
demam.

Pengaturan ruangan dan pemisahan

tempat tidur minimal 1 meter antara setiap


pasien ISPA dan pasien lainnya yang tidak
menggunakan APD.
Pastikan triase dan ruang tunggu
berventilasi cukup.
Terapkan etika batuk.
Tindakan pencegahan airborne digunakan
untuk prosedur yang menimbulkan
penularan aerosol

Komplikasi
ARDS
Sepsis
Syok septik
Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai