Anda di halaman 1dari 33

Neonatal Hypoglicemia in a

Tertiary Care Hospital


1

Tiple Nishikant1*, Kamble Milind2, Chavan Ravindra3, Naik Shilpa4


Assistant Professor, Professor and HOD, 3Associate Professor, 4Medical Officer, Department of Pediatrics, Shri.Vasantrao Naik
Government Medical College, Yavatmal, Maharashtra, INDIA.
2

Oleh : Raisa Janet Ariestha ( I 111 09 041)


Pembimbing : dr. Sumardi F. Simanjuntak, Sp.A

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
RSUD Dokter Abdul Azis
Singkawang
2016

Latar Belakang
Hipoglikemia pada neonatus merupakan kondisi
pada neonatus yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti berat lahir, usia kehamilan, komplikasi
perinatal, cara persalinan, dan pemberian makan
Angka kejadian hipoglikemia pada neonatus
diperkirakan 1-5 per 1000 kelahiran, akan lebih
tinggi pada kelompok tertentu, 8% pada neonatus
BMK (besar masa kehamilan), dan sekitar 15% pada
neonatus KMK (kecil masa kehamilan)

Latar Belakang

Simptomatik

Hipoglikemia pada
neonatus

Kejang, apatis, hipotonia, koma,


tidak mau minum, menangis
melengking, hipotermia gejala
yang kurang spesifik, khusunya
pada neonatus kecil, gejala
tersebut mudah terlewatkan

Tidak dikoreksi disfungsi otak dan


retardasi perkembangan neuromotor

Asimptomatik

Tujuan
Mengetahui insiden, faktor resiko (antenatal &
postnatal), gejala klinis dan mortalitas yang
berhubungan dengan hipoglikemia neonatal di RS
Tingkat Tersier.

Metodologi
Studi

Metodologi
Kriteria

Metodologi
>8000 neonatus

400 diantaranya dirawat dan di periksa


kadar glukosa darahnya pada 0,3,6,12,24,48
dan 72 jam setelah lahir, tidak memandang
usia kehamilan

Hipoglikemia :
GDS <40 mg/dl

Anamnesis riwayat antenatal, natal dan postnatal

Faktor resiko seperti kelainan genetik, diabetes,


toxemia, ketuban pecah dini, demam pada masa
kehamilan, disuria, perdarahan antepartum.

Pengukuran kadar GDS menggunakan Glucometer


Accu-Chek Performa yang dibuat oleh Roche
diagnostics, Mannheim, Germany.
GDS : glukosa darah sewaktu

Hasil
Lebih dari 8000 neonatus lahir di RS tersebut 400
neonatus dirawat didalam SCNU (Special Care
Newborn Units) 106 neonatus mengalami
hipoglikemia Insidensi pada penelitian ini adalah
13,25 / 1000 kelahiran hidup.

Hasil

66

62,66

40

37,73

Hasil

74

69,8

Hasil

APH : Ante Partum Hemorrhage

Hasil

Hasil

Hasil

Mortalitas neonatus yang mengalami hipoglikemia pada


penelitian ini 17,9%

Diskusi
Dari hasil penelitian
106 neonatus dengan
hipoglikemia
66 (62,26%)
neonatus BBLR
<2,5kg

40 (37.73%)
neonatus BBLC
>2,5 kg

Singhal,et al (1992) dan Dhananjaya,et al


(2011)
Permaturitas dan BBLR meningkatkan resiko
terjadinya hipoglikemia pada neonatus.
Lubchenco,et al (1971)
Insiden hipoglikemia pada BBLR atau
neonatus prematur yaitu 20.3%.

Diskusi
Dari hasil penelitian

74 (69.81%)
Preterm <37
minggu

106 neonatus dengan


hipoglikemia

12 (11.32%)
Aterm 37-42
minggu
20 (18.86%)
Postterm >42
minggu

Kayiran et al (2010)
Terdapat penurunan konsentrasi gula darah yang signifikan pada neonatus prematur pada
beberapa jam pertama kehidupan, menandakan neonatus kurang mampu beradaptasi
terhadap penghentian nutrisi intrauterine, dibandingkan dengan neonatus aterm.

Diskusi
Dhananjaya et al (2011)

Neonatus dengan KMK dan prematur memiliki resiko hipoglikemia yang lebih besar, hal ini
disebabkan karena bahan bakar (glukosa) digunakan untuk mengejar ketertinggalan
pertumbuhan sedangkan produksi glukosa tubuh kurang adekuat.
Neonatus post-term juga memiliki resiko terjadi hipoglikemia oleh karena insufisiensi
plasenta relatif.

Diskusi
Dari hasil penelitian
106 neonatus dengan
hipoglikemia

Diabetes 18 ibu (36%)


Eklampsia 12 ibu (24%)

50 neonatus dengan
faktor resiko antenatal

Demam 6 ibu(12%)
Ketuban pecah dini 8 ibu (16%)
Perdarahan antepartum 2 ibu (4%)
Disuria 6 ibu(12%)

Diskusi
Kitzmiller et al (1978) melaporkan dalam penelitiannya, bahwa 30-40% bayi yang lahir
dari ibu diabetes mengalami hipoglikemia.
Bayi yang lahir dari ibu diabetes mengalami peningkatan sekresi insulin oleh pankreas
akibat paparan glukosa maternal yang tinggi saat masa intrauterin.
Transport glukosa oleh plasenta meningkat, membuat terjadinya hiperglikemia pada fetus,
yang juga menstimulasi sekresi insulin oleh pankreas fetus.
Dhananjaya et al (2011)menyatakan kejadian hipoglikemia pada bayi yang lahir dari ibu
diabetes adalah 40% dan ibu dengan eklampsia adalah 40% sebagai faktor resiko
antenatalsesuai dengan penelitian ini.

Diskusi
Dari hasil penelitian
106 neonatus dengan
hipoglikemia
50 neonatus dengan
faktor resiko neonatal

Asfiksia 46 (43.39%)
Sindrom gawat napas 31(29.24%)
Septikemia 20 (18.86%)
Meningitis 9 (8.49%)

Diskusi
Singhal et al (1992) melaporkan 24,2% neonatus dengan asfiksia neonatorum, 13,9%
dengan sindrom distres pernapasan dan 11,6% dengan septikemia mengalami hipoglikemia.
Dhananjaya et al (2011) menyatakan 26.86% neonatus dengan asfiksia neonatorum , 15.2%
neonatus dengan septikemia , and 15.38% neonatus dengan sindrom distres pernapasan
mengalami hipoglikemiasesuai dengan penelitian ini

Diskusi
Setelah kelahiran, peningkatan kadar glukosa darah tidak lagi terjadi, namun terjadi
hiperinsulinemia yang menetap, dengan demikian memelihara rasio insulin tinggi :
glukagon postnatal.
Keadaan hipoksia, asidosis dan perubahan aliran darah fetus akan meningkatan kecepatan
glikolisis anaerob sehingga meningkatkan penggunaan glukosa dan menyebabkan habisnya
simpanan glikogen fetus intrauterin hipoglikemia
Peningkatan aktivitas glikolisis anaerob dan glikogenolisis cenderung untuk terjadi
hipoglikemia.
Sepsis neonatal merupakan predisposisi hipoglikemia akibat asupan kalori yang tidak
adekuat, peningkatan rasio metabolik glukoneogenesis dan peningkatan penggunaan akibat
peningkatan sensitivitas insulin.

Diskusi
Dari hasil penelitian
106 neonatus dengan
hipoglikemia

50 (47.17%)
Simptomatik

56 (52.83%)
Asimptomatik

Gejala yang paling umum :


Letargik 32 neonatus (64%)
Gelisah, iritabel 24 neonatus
(48%)
Hipotonus 8 neonatus(16%)
Gangguan pernapasan 16
neonatus (32%)
Kejang 15 neonatus (30%)

Diskusi
Penelitian oleh Nasrin et al (2007); J.C Haworth et al
Gejala :
Tidak mau minum 45%
neonatus

Kejang 16.6% neonatus

Refleks hisap menurun

Iritabilitas 30% neonatus

Menangis lemah15.8%
neonatus

Kedutan pada otot

Sianosis 28.4% neonatus

Apnoeic spells in 9.8%


neonatus
Henti jantung 9.1%
neonatus

Takipnea 24.5%
neonatus

Menghilangnya refleks
menggenggam dan
refleks lainnya

Diskusi
Dari hasil penelitian

Tingkat kematian
neonatus 17.9%

Asfiksia 9 (47.37%)
Sindrom gawat napas 4 (21.05%)
Septikemia 3 (15.79%)
Meningitis 3 (15.79%)

Kesimpulan
Hipoglikemia neonatal umumnya berhubungan dengan berat lahir rendah, prematuritas dan
postmaturitas.
Sindrom gawat napas dan sepsis merupakan faktor resiko neonatal dan bayi dari ibu
diabetes dan eklampsia merupakan faktor resiko antenatal untuk terjadinya hipoglikemia
neonatal
Mortalitas neonatus dengan hipoglikemia pada penelitian ini sebesar 17.9%

Penyebab terbanyak kematian yang berhubungan dengan hipoglikemia neonatal yaitu,


asfiksia neonatorum, sindrom gawat napas, septikemia, dan meningitis.

Kesimpulan
Neonatus dengan resiko tinggi memerlukan pemantauan glukosa darah secara agresif, dan
tatalaksana yang akan mengurangi tingkat kematian neonatal dan gejala sisa neurologis di
masa mendatang.
Pada penelitian ini, lebih dari setengah neonatus dengan hipoglikemia asimptomatik, dan
gejala umum yang timbul yaitu letargik, gelisah-iritabel, gangguan pernapasan, hipotonus,
dan kejang.
Neonatus resiko tinggi harus di skrining untuk hipoglikemia dalam 72 jam pertama
kehidupan.

Analisa Jurnal

Analisa Jurnal
Problem/ Population

Analisa Jurnal
Comparison

Analisa Jurnal
Outcome

Keterbatasan Penelitian
Kurangnya penjabaran mengenai kriteria pemilihan
sampel.
Kurang jelasnya batasan definisi operasional dalam
variabel penelitian.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai