Anda di halaman 1dari 22

Rofah Setyowati

Magister Kenotariatan

SEBAB TERJADINYA
KEWARISAN ISLAM
1.Hubungan kerabat/nasab. seperti:
bapak, ibu, anak, cucu, saudara
kandung, sdr.seayah, sdr. seibu dan
lain-lain
2.Hubungan perkawinan. seperti:
suami isteri meskipun belum pernah
berkumpul atau telah bercerai tapi
masih dalam masa idah talak raji

Hub. Wala/Walah : bekas budak orang yang memerdekakannya.

3.

4. Tujuan Islam : jika tdk ada AW, HW


dapat diserahkan ke baitul mal
(perbendaharaan negara, tempat
menampung harta benda untuk
umum).

LANJUTAN
Pasal 191 KHI :

Bila pewaris tidak meninggalkan


AW, atau AW tidak diketahui ada atau
tidaknya, maka atas putusan PA
diserahkan kepada Baitul Mal untuk
kepentingan agama Islam.

RUKUN DAN SYARAT


WARISAN
Rukun warisan : sesuatu yang harus ada

dalam pewarisan dan merupakan bagian dari


warisan itu sendiri. Jika salah satu rukun tidak
ada, pewarisan tidak dapat dilaksanakan.

Syarat warisan ialah sesuatu yang harus ada

dalam warisan, tetapi tidak termasuk bagian


warisan itu sendiri. Jika salah satu syarat tidak
dipenuhi, maka pewarisan itu tidak sah.

Rukun Warisan
1.Muwarrits atau pewaris
orang yang meninggal dunia, yang harta pening(P)
galannya berhak dimiliki oleh ahli warisnya (M
Mawardi Muzamil, 1981: 18)

Bandingkan Pasal 171 b KHI :


Pewaris adalah orang yang pada saat
meninggalnya beragama islam atau yang dinyatakan
meninggal berdasarkan keputusan pengadilan,
meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan .

2.Warits atau ahli waris


(AW)
Orang yang berhak mendapatkan harta peninggalan si
mati, karena hubungan kekerabatan (nasab atau
pernikahan) (M Mawardi Muzamil, 1981: 18)
Pasal 171 c KHI:
Ahli waris ialah orang yang pada saat meninggal dunia
mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan
dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang
karena hukum untuk menjadi ahli waris

3.Mauruts atau tirkah


Yaitu harta yang ditinggalkan pewaris.
Harta peninggalan : harta yang ditinggalkan oleh
pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi
miliknya maupun hak-haknya (Pasal 171 d KHI).
Harta warisan : harta bawaan ditambah bagian
dari harta bersama setelah digunakan untuk
keperluan pewaris selama sakit sampai
meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (Tajhiz),
pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat
(Pasal 171 e KHI).

LANGKAH-LANGKAH
PENYELESAIAN WARIS
Menentukan seluruh AW yg berhak
Menentukan AW dzawil furud
Menentukan AW ashabah
Menentukan porsi masing-masing
Melakukan pemisahan H Bersama,

H Peninggalan hingga H Waris


Melakukan perhitungan

LANGKAH PERTAMA
MENENTUKAN AHLI WARIS
CATATAN:
BAHWA ADA TIGA KEMUNGKINAN KELUARGA YANG
DITINGGALKAN:
AHLI WARIS

BUKAN AHLI WARIS


ZAWIL ARHAM

LANGKAH KETIGA
MENENTUKAN ASHABAH
ASHABAH TERBAGI KEPADA DUA
SABABIYAH
ASHABAH
BI NASABIYAH

KETERANGAN
Ashabah Sababiyah = Menjadi ashabah
dikarenakan ada sebab
Ashabah Bi Nasabiah = Menjadi ashabah
dikarenakan ada pertalian darah/ hubungan
darah

ASHABAH NASABIYAH

Bi Nafsi
(ABN)

Bil Ghair
(ABG)

DENGAN DIRI
YANG
SENDIRI
(LAKI-LAKI)

DENGAN YANG
LAIN
(PR LK)

Maal Ghair
(AMG)
BERSAMA
LAIN
(PR PR)

ASHABAH BI NAFSI
YAITU
SELURUH AHLI WARIS YANG LAKI-LAKI KECUALI
NOMOR 7 (Saudara Laki-laki Seibu), 14
(Suami), DAN 15 (Saudara Laki-laki yang
memerdekakan si Mayat dari Perbudakan)

ASHABAH BIL GHAIR


(ABG)
YAITU TERDIRI DARI:
AP
DIKARENAKAN
AL
CP
DIKARENAKAN
CL
CiP
DIKARENAKAN
CiL
Sdr Pr SiSbDIKARENAKAN Sdr Lk SiSb
Sdr Pr Sb
DIKARENAKAN
Sdr Lk Sb

ASHABAH MAAL GHAIR


(AMG)
YAITU TERDIRI DARI:
1. Saudara Perempuan Seibu Sebapak
dikarenakan AP, CP dan seterusnya ke
bawah.
2. Saudara Perempuan Sebapak dikarenakan
AP, CP dan seterusnya ke bawah

Suami : dan
jika tidak ada anak (dst ke bawah )
jika ada anak (dst ke bawah ).
Istri dan 1/8
jika tidak ada anak (dst ke bawah )
1/8 jika ada anak (dst ke bawah )
Ibu) 1/3 dan 1/6
1/3 jika tidak ada anak (dst ke bawah ) dan sdr tdk lebih
dari 1
1/6 jika ada anak (dst ke bawah ) dan saudara >1.

Masalah Aul
Aul :
Aul terjadi apabila Angka pembilang lebih besar
dari angka penyebut seperti 8/6
Penyelesaiannya:
Untuk mencapai pembagian yang adil
didasarkan kepada angka pembilang (aul), dan
angka penyebut (AM) tidak dipergunakan sama
sekali.

Masalah Raad
Masalah Raad :
Raad terjadi apabila pembilang lebih kecil dari
penyebut (contoh 23/24)
Penyelesaiannya:
1. Kelebihan diserahkan ke Baitul Mal
2. Kelebihan dibagikan kepada ahli waris
yang shahibul fard di luar suami atau
istri.

MUNASAKHOT
(MUNASAKAH)
Munasakhot adalah perpindahan hak waris
seseorang yang belum diterimanya selanjutnya
diterima oleh ahli warisnya

WASIAT
(1) Orang yang telah berumur sekurang-

kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa


adanya paksaan dapat mewasiatkan sebagian
harta bendanya kepada orang lain atau lembaga.
(2) Harta benda yang diwasiatkan harus
merupakan hak dari pewasiat.
(3) Pemilikan terhadap harta benda seperti
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini baru dapat
dilaksanakan sesudah pewasiat meninggal
dunia.

Anda mungkin juga menyukai