Anda di halaman 1dari 13

PENENTUAN KADAR COD

OLEH :
NUR HIDAYAH ARAS
SITI HAPSA
RAHMI RAHIM
INDAH YUNI
HASNI

DOSEN PENGASUH : DR. Hj. Nursiah La Nafie, M.Sc

PENDAHULUAN
Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan
hewan air lainnya, tidak terlepas dari
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air,
tidak berbeda dengan manusia dan mahluk
hidup lainnya yang ada di darat, yang juga
memerlukan oksigen dari udara agar tetap
dapat bertahan.
Air yang tidak mengandung oksigen tidak
dapat memberikan kehidupan bagi
mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya.
Oksigen yang terlarut di dalam air sangat
penting artinya bagi kehidupan.

Dengan melihat kandungan oksigen yang


terlarut di dalam air dapat ditentukan
seberapa jauh tingkat pencemaran air
lingkungan telah terjadi. Cara yang ditempuh
untuk maksud tersebut adalah dengan uji :
COD, singkatan dari Chemical Oxygen
Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk
reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di
dalam air.
BOD singkatan dari Biological Oxygen
Demand, atau kebutuhan oksigen biologis
untuk memecah bahan buangan di dalam air
oleh mikroorganisme.

Uji kebutuhan oksigen kimiawi (COD)


Ada beberapa pengertian dari COD diantaranya sebagai
berikut :
1.

COD (Chemical Oxygen Demand)


banyaknya oksigen yg
dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh bahan organik (mudah
terurai dan sukar terurai) secara kimiawi dengan menggunakan
oksidator kuat.

2.

COD adalah parameter kimia yang menyatakan jumlah total oksigen


yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik pada
suatu ekosistem perairan menjadi karbondioksida dan air

3.

COD adalah pengukuran kemampuan reaksi kimia untuk mengoksidasi


bahan bahan organik dalam lingkungan perairan. Hasil yang nanti
diperoleh dalam bentuk oksigen sehingga kita dapat membandingkan
secara langsung dengan hasil yang diperoleh dari BOD.

4.

COD biasanya digunakan untuk mengukur banyaknya oksigen dalam


suatu sampel air yang mudah teroksidasi oleh oksidator kuat

Sejarah oksidator dalam uji COD


Untuk mengoksidasi senyawa organik diperlukan oksidator kuat seperti
KMnO4 dan K2Cr2O7.
Selama bertahun - tahun oksidator kuat yang sering digunakan untuk
mengukur kebutuhan oksigen kimiawi adalah Kalium Permanganat (KMnO 4).
Pengukuran ini disebut oxygen consumed dari permanganat.
KMnO4 kurang efektif dalam mengoksidasi bahan bahan organik, karena
banyak kasus pengukuan BOD sering lebih besar dibandingkan hasil
pengukuran COD
Sejak itu, maka digunakanlah oksidator kuat lainnya seperti ceric sulfate,
potassium iodate, and potassium dichromate.
Tetapi yang sering digunakan sebagai oksidator adalah K 2Cr2O7. Dengan
alasan : dapat diperoleh dgn tingkat kemurnian tinggi, larutannya lebih
stabil, larutan standar mudah dibuat, mudah larut , kelarutannya homogen,
relatif murah, dan mudah untuk mengoksidasi semua bahan bahan organik.

Prinsip metode penggunaan K2Cr2O7.


K2Cr2O7 adalah pengoksidator kuat dalam kondisi asam.
(maksud dari keasaman disini adalah pada saat
penambahan H2SO4). Adapun reaksi dari K2Cr2O7 dengan
bahan bahan organik:

where d = 2n/3 + a/6 - b/3 - c/2. Most


commonly, a 0.25 N solution of potassium
dichromate is used for COD determination,
although for samples with COD below 50 mg/L,
a lower concentration of potassium dichromate
is preferred.

Larutan Blanko
Karena uji COD merupakan pengukuran oksigen terlarut
bahan bahan organik dalam suatu sampel air, maka
sangat penting tidak ada bahan organik dari luar yang
secara kebetulan ditambahkan kedalam sampel untuk
diukur.
Untuk mengontrol hal ini, maka perlu ditambahkan
larutan blanko untuk menguji kadar COD.
Larutan blanko dibuat dengan menambahkan beberapa
reagen / pereaksi seperti asam dan oxidizing agent
kedalam sejumlah air destilat.
Hasil COD dapat diperoleh dari larutan sampel dan
larutan blanko yang kita buat kemudian keduanya
dibandingkan.
The oxygen demand in the blank sample is subtracted
from the COD for the original sample to ensure a true
measurement of organic matter.

Measurement of excess
selama oksidasi bahan bahan organik, kelebihan jumlah
kalium dikromat harus ditunjukkan atau diperhitungkan.
Kelebihan jumlah kalium dikromat harus diukur untuk
memastikan bahwa jumlah Cr3+ dapat diuji secara akurat.
kelebihan kalium dikromat dititrasi dengan ferrous
ammonium sulfate (FAS) sampai semua kelebihan oxidizing
agent telah direduksi menjadi Cr3+.
Pada proses titrasi ini digunakan indikator Ferroin selama
titrasi.
Setelah semua kelebihan dikromat direduksi, indikator
ferroin akan berubah warna dari biru kehijauan menjadi
coklat kemerahan.
Jumlah FAS yang ditambahkan akan ekivalen dengan
jumlah kelebihan kalium dikromat yang ditambahkan
kedalam larutan sampel asli.

Calculations
K2Cr2O7 yg mengoksidasi = K2Cr2O7 awal -
K2Cr2O7 sisa.
O2 yg dibutuhkan u/mengoksidasi senyawa organik
yang terdapat dalam air dapat ditentukan.
The following formula is used to calculate COD:

where b is the volume of FAS used in the blank


sample, s is the volume of FAS in the original sample,
and n is the normality of FAS. If milliliters are used
consistently for volume measurements, the result of
the COD calculation is given in mg/L.

Sumber-sumber kesalahan
- pengambilan dan pengawetan contoh

air
- penambahan merkuri sulfat
- pembuatan larutan blanko
- refluks dan pada saat titrasi dengan
larutan ferro ammonium sulfat.

Sumber kesalahan dalam titrasi


Sources of Error
The largest error is caused by using a nonhomogeneous sample.
Every effort should be made to blend and mix the sample so
that solids are never excluded from any aliquot.
Always use the largest sample practical and use the largest
glassware that is in keeping with good laboratory practice.
Use volumetric flasks and volumetric pipettes with a large bore.
The K2Cr2O7 oxidizing agent must be precisely measured. Use a
volumetric pipette and use the same one each time if possible.
When titrating, be certain that the burette is clean and free of
air bubbles.
Always read the bottom of the meniscus and position the
meniscus at eye level.

KESIMPULAN
BOD merupakan parameter yang menunjukkan
banyaknya zat organik yang teroksidasi oleh
mikroorganisme pada suhu 20oC selama 5 hari,
sedangkan COD menunjukkan banyaknya zat
organik yang teroksidasi oleh larutan
oksidator kuat K2Cr2O7 pada temperatur 150oC
selama 2 jam. Berdasarkan kenyataan ini maka
berlaku ketentuan berikut :
Kadar COD kadar BOD

For Your great


attention

Anda mungkin juga menyukai