Anda di halaman 1dari 25

TEKNIK GEMPA

KELOMPOK 2
SMTS07-A
2016

Metode Perhitungan Beban Gempa Metode Statik


Ekuivalen
(berdasar SNI - 03 - 1726 - 2002)
Struktur gedung tahan gempa yang
direncanakan nenurut SNI - 03 1726-2002
ini mempunyai konsep dasar :
1.

Menghindari terjadinya korban jiwa


manusia oleh runtuhnya gedung akibat
gempa yang kuat

2. Membatasi kerusakan gedung akibat


gempa
ringan
sampai
sedang,
sehingga masih dapat diperbaiki;
3. Membatasi
ketidak
nyamanan
penghunian bagi penghuni gedung
ketika terjadi gempa ringan sampai
sedang;
4. mempertahankan setiap saat layanan
vital
dari
fungsi
gedung.

Mekanisme
keruntuhan lokal

Mekanisme
keruntuhan global

Daktilitas
Daktilitas adalah kemampuan sebuah
bangunan untuk menahan dan mengurangi
pengaruh beban yang berulang-ulang
setelah
tekanan
pertama,
artinya
bangunan tersebut dapat menahan beban
gravitasi tanpa mengalami keruntuhan.
Faktor daktilitas struktur gedung adalah
rasio
antara
simpangan
maksimum
strukfur akibat pengaruh Gempa Rencana
pada kondisi diambang keruntuhan dan
simpangan struktur gedung pada saat
terjadinya
pelelehan
pertama
yang
nilainya harus memenuhi Persamaan
sebagai
berikut:

Parameter Daktilitas Struktur


Gedung

Syarat Penggunaan Analisis Statik Ekuivalen Pada


Gedung
1.

Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 lantai atau
40 m

2.

Denah struktur gedung adaiah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun mempunyai
tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25 % dari ukuran terbesar denah
struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut

3.

Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun mempunyai
coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15% dari ukuran terbesar
denah struktur gedung pada arah sisi coakan

4.

Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban lateral yang
arahnya saling

5.

Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun
mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung yang
menjulang dalam masing-masing arah, tidak kurang dari 75 % dari ukuran terbesar denah
struktur bagian gedung sebelah bawahnya.

6.

Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya tingkat
lunak.

Tahapan Perencanaan Beban Gempa Statik


Ekivalen pada Gedung
1. Modelisasi dan identifikasi Struktur Bangunan Gedung yang akan dianalisis:
a.Ketinggian struktur, penjepitan lateral
b.Jenis struktur, struktur beton, baja dll
c.Dimensi komponen pembentuk struktur, balok, kolom pelat, dinding geser, guna
menghitung kekakuan lantai tingkat, pusat masa, pusat rotasi dan ensentisitasnya.
d.Data material pembentuk komponen struktur, seperti Kekuatan ijin (fc fv), modulus
elastis
e.Pembebanan, Beban Hidup dan Beban mati yang direncanakan sesuai fungsi gedung.
2.Identifikasi data lokasi dan situasi Bangunan Gedung yang akan dianalisis, yang
meliputi:
a.Lokasi bangunan untuk menentukan klasifikasi Wilayah Gempa.
b.Data Tanah setempat (lunak, sedang atau keras)

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
3. Menentukan
Percepatan
PuncakGedung
Spectrum Percepatan
Ekivalen
pada
Respons Gempa

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
Ekivalen
pada Gedung
4. Menentukan
Faktor Keutamaan
(I), Factor Reduksi (R)
dan jenis konstruksi.

Tahapan Perencanaan Beban Gempa Statik


Ekivalen pada Gedung
5. Menghitung Berat Struktur Total
6. Menentukan Pembebanan dan Arah
Pembebanan
Pengaruh pembebanan gempa, dalam
arah utama yang ditentukan harus
dianggap efektif 100% dan hurus
dianggap terjadi bersamaan dengan
pengaruh pembebanan-gempa dalam
arah tegak lurus pada arah utama
pembebanan tadi, tetapi dengan
efektifitas hanya 30%
7. Menghitung Berat Struktur per Lantai
(Wi) dan tinggi masing-masing lantai
(zi), serta menghitung (Wi,zi)

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
Ekivalen
Gedung
8. Menghitung
Nilai Waktu pada
Getar Alami
(T) dan Faktor
Respons Gempa (C).

a. Waktu Getar Alami Fundamental (T,)


dihitung berdasar Rurmus Empirik

b. Berdasar Waktu Getar Alami fundamental


(T,) diatas dapat ditentukan Factor
Respons Gempa (C)
percepatan respons maksimum Am sebesar

Respons Gempa C ditenfukan oleh


persamaan-persamaan sebagai berikut :

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
Ekivalen pada Gedung

9. Menghitung Gaya Geser Dasar Nominal statik Ekivalen (v),

10.Menghitung beban-beban gempa nominal statik ekivalen Fi, yang menangkap pada pusat
massa lantai tingkat ke-i

11.Kontrol rasio antara tinggi struktur gedung dan ukuran denahnya dalam arah pembebanan
gempa H/L
a. Iika, H/L> 3, maka lantai atas di koreksi dengan menambahkan nilai Gaya Lateral sebesar
0,1xV
b. Jika H/L< 3, maka tidak perlu koreksi

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
Ekivalen pada Gedung

12.Kontrol Waktu Getar Alami dengan cara Rayleigh:


a. Menghitung TRayleigh, berdasarkan

b. Jika (T-TRayleigh ) > 20 % maka koreksi beban-beban


gempa nominal statik ekuivalen Fi
c. Jika (T-TRayleigh ) < 20 % maka tidak perlu koreksi

Tahapan Perencanaan Beban Gempa


Statik
Ekivalen
pada
Gedung
13. Kontrol Kinerja Struktur Gedung
a. Kinerja Batas layan, simpangan antar tingkat maksimum harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

b. Kinerja batas ultimit simpangan antar tingkat yang


dihitung dari simpangan struktur struktur harus memenuhi
persyaratan,:

Standar desain
gempa
Ketentuan umum:
1. Gempa rencana, faktor keutamaan, kategori resiko struktur bangunan.
a. Gempa rencana
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus
ditinjau dalam perencanaan an evaluasi struktur bangunan gedung
dan non gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara
umum
b. Faktor keutamaan dan kategori resiko struktur bangunan.
Untuk berbagai kategori resiko struktur bangunan gedung dan non
gedung sesuai tabel 1 pengaruh gempa rencana terhadapnya harus
dikaitkan dengan suatu faktor keutamaan I menurut tabel 2 khusus
untuk struktur bangunan dengan kategori resiko IV. Bila dbutuhkan
pintu masuk untuk operasional dari struktur bangunan yang
bersebelahan, maka struktur bangunan yang bersebelahan tersebut
harus didesain sesuai dengan kategori resiko IV.

2. Kombinasi beban terfaktor dan beban layan


a. Lingkup penerapan
Struktur bangunan gedung dan non gedung harus dirancang
menggunakan kombinasi pembebanan
Kombinasi beban untuk metode ultimit
1. 1,4 D
2. 1,2 D +1,6 L + 0,5 ( Lr atau R)
3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2 D + 1,0 W + L+ 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 D + 1,0 e + L
6. 0,9 D + 1,0 w
7. 0,9 D + 1,0 E

c. Kombinasi beban untuk metoda tegangan


ijin

Daftar Pustaka
Dr. Ir. Suharjanto, M.S.C.E, Rekayasa Gempa (Dilengkapi dengan Analisis Beban
Gempa Sesuai SNI 03-1726-2002). 2013. Yogyakarta
Elnashai, Amr S dan Luigi Di Sarno. Fundamentals of Earthquake
Engineering.2008
Standar Nasional Indonesia. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung (1726-2012). 2012

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai