Ginekologi
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
annisa
nyoman
meta
yuli
(08.156.02.11.0)
(08.156.02.11.0)
(08.156.02.11.0)
(08.156.02.11.0)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Melakukan pemeriksaan kesehatan
seksual secara khusus sangat penting.
Perawatan reproduksi dan seksual
untuk wanita dikenal dengan sebutan
ginekologi. Dokter ahlinya disebut
dokter spesialis obstetri dan ginekologi
(DSOG). Pemeriksaan ginekologi secara
rutin akan bermanfaat untuk wanita
yang akan melakukan pemeriksaan.
1.2. Tujuan
Penulisan
Tujuan Umum
Agar kita mengetahui lebih dalam lagi tentang
pemeriksaan dan penanganan ginekologi
Tujuan Khusus
-
1.3. Metode
Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini kami
menggunakan sistem bedah buku dan
berbagai sumber yang kami dapat dari
internet
1.4. Sistematika
Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pemeriksaan Ginekologik
Dalam anamnesis penderita perlu
diberi kesempatan untuk mengutarakan
keluhan-keluhan secara spontan, baru
kemudian
ditanyakan
gejala-gejala
tertentu
yang
menuju
ke
arah
kemungkinan
diagnosis.
Penyakitpenyakit
ginekologik
untuk
bagian
terbesar berkisar antara 3 gejala pokok,
yaitu (1) perdarahan, (2) rasa nyeri, dan
(3) pembengkakan.
1. Anamnesis
Riwayat Penyakit Umum
Riwayat Obstetrik
Riwayat Ginekologik
Riwayat Haid
Keluhan Sekarang
o
Perdarahan
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus dapat
merupakan himen robek disertai perdarahan dari arteri
kecil pada koitus pertama, atau pada perlukaan forniks
posterior.
Yang terjadi, maka kemungkinan keganasan senantiasa
harus dipikirkan dan disingkirkan.
Rasa Nyeri
Rasa nyeri di perut, panggul, pinggang, atau alat
kelamin luar dapat merupakan gejala dari
beberapa kelainan ginekologik.
Dismenorea yang dapat dirasakan di perut
bawah atau di pinggang, dapat bersifat seperti
mulas-mulas, seperti ngilu, atau seperti ditusuktusuk.
Dispareunia, rasa nyeri waktu bersanggama,
dapat disebabkan oleh kelainan organik atau
oleh faktor psikologik. Karena itu, perlu dicari
sebab-sebab organik, seperti introitus vagina
atau vagina terlampau sempit, peradangan atau
perlukaan, dan kelainan yang letaknya lebih
dalam, misalnya adneksitis, parametritis, atau
endometriosis.
Miksi
Keluhan dari saluran kencing sering menyertai
kelainan ginekologik. Disuria. Penderita urethritis
dan sistitis merasa nyeri waktu kencing atau
sesudah kencing. Retensio urine dijumpai pada
kehamilan 16 minggu yang mengisi rongga
panggul. Kesukaran miksi dapat pula terjadi
setelah persalinan, baik persalinan yang spontan
maupun yang dengan tindakan, dan setelah
operasi vaginal, perineal dan rektal.
Sistokel yang besar dengan atau tanpa prolapsus
uteri disertai kesulitan miksi. Kadang-kadang
penderita harus menekan keras waktu kencing,
sehingga sistokelnya lebih menonjol, atau bahkan
tonjolan sistokel perlu didorong ke dalam lebih
dahulu sebelum penderita dapat kencing.
Umum
Pemeriksaan Payudara
Pemeriksaan Perut
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Ginekologik
Ginekologi dikenal pula istilah status
ginekologik, yaitu catatan-catatan dari
hasil pemeriksaan yang diperoleh dengan
cara khusus (pemeriksaan ginekologik).
Letak Penderita
Untuk
pemeriksaan
dikenal tiga jenis letak.
ginekologik
Letak
Litotomi
Penderita berbaring diatas sambil lipat lututnya
diletakkan pada penyangga dan tungkainya dalam
fleksi santai, sehingga penderita berbaring dalam posisi
mengangkang. Dengan demikian, dengan penerangan
yang memadai (sebaiknya dengan lampu sorot), vulva,
anus dan sekitarnya tampak jelas pemeriksaan
bimanual dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Pemeriksaan bimanual dapat dilakukan juga tanpa
meja ginekologik. Penderita berbaring telentang di
tempat tidur biasa, sambil kedua tungkai ditekuk dilipat
lutut dan agak mengangkang. Pemeriksa berdiri di
sebelah kanan penderita, sambil dua jari tangan
dimasukkan ke dalam vagina, dan tangan kiri
diletakkan di perut. Dengan cara demikian, inspeksi
vulva, anus dan sekitarnya tidak seberapa mudah.
Letak
Litotomi
Penderita berbaring diatas sambil lipat lututnya
diletakkan pada penyangga dan tungkainya dalam
fleksi santai, sehingga penderita berbaring dalam posisi
mengangkang. Dengan demikian, dengan penerangan
yang memadai (sebaiknya dengan lampu sorot), vulva,
anus dan sekitarnya tampak jelas pemeriksaan
bimanual dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Pemeriksaan bimanual dapat dilakukan juga tanpa
meja ginekologik. Penderita berbaring telentang di
tempat tidur biasa, sambil kedua tungkai ditekuk dilipat
lutut dan agak mengangkang. Pemeriksa berdiri di
sebelah kanan penderita, sambil dua jari tangan
dimasukkan ke dalam vagina, dan tangan kiri
diletakkan di perut. Dengan cara demikian, inspeksi
vulva, anus dan sekitarnya tidak seberapa mudah.
Letak
Miring
Penderita diletakkan di pinggir tempat tidur miring ke
sebelah kiri, sambil paha dan lututnya ditekuk dan
ekdua tungkai sejajar (gambar 4A). posisi demikian
hanya baik untuk pemeriksaan in spekulo (gambar 4C).
Letak Sims
Letak hanya tungkai kiri hampir lurus,
tungkai kanan ditekuk ke arah perut, dan
lututnya diletakkan pada alas (tempat tidur),
sehingga
panggul
(garis
birokhanter)
membuat sudut miring dengan alas, lengan
kiri di belakang badan dan bahu sejajar
dengan alas (gambar 4B). dengan demikian,
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
2.3. Inpeksi
Diperhatikan dulu genitalia externa
ialah pertumbuhan rambut pada
mons pubis, besarnya clitoris dan
labia minora.
Selanjutnya
labia
minora
dibeberkan oleh ibu jari dan jari
telunjuk dan diperhatikan introitus
apakah pasien masih virgo atau ibu
yang telah beranak.
Selaput lendir vulva ditilik dan
dilihat apakah ada haemorrhoid
pada anus.
Gambar 3 dan 3a
Macam-macam spekulum
Gambar 3a
Gambar 4
Cara memasang
Sambil membeberkan labiaspekulum
minora maka
Pemeriksa Sekret
Pada flour dibius
etiologinya
dengan
mikroskopis dari sekret.
perlu diketahui
pemeriksaan
Untuk
tujuan
ini
dengan
mempergunakan pinset, spatel atau ose
dicabut sekret yang diletakkan pada gelas
obyek dan kemudian ditutup dengan gelas
penutup. Preparat ini diperiksa selekas
Gb. 5
Pengambilan sekret dari
urethra (1) dan Canalis
servikalis
(2) untuk pemeriksaan GO
Prepare
untuk
cyiodiagnosfik
(Pspankolaou):
Biasanya diambil hapusan dari permukaan
portio, canalls cervicalis dan fornix
posterior.
Kolposkopi:
Dengan kolposkop keadaan portio dapat
diperiksa dengan lebih teliti terutama pada
pemeriksaan carcinoma dan untuk melakukan
2.4. Palpasi
Letak Rahim
Letak uterus yang dianggap normal ialah
dalam antefleksi. Dengan kedua jari dalam
fornix posterior uterus dalam antefleksi
jelas teraba, sebaliknya uterus dalam
retrofleksi hanya teraba portionya saja.
Pada antefleksi corpus uteri dapat teraba
sedagkan pada retrofleksi tidak teraba apaapa. Selanjutnya jari yang berada didalam
dipindahkan lagi ke dalam fornix posterior
dan diusahakan mencari corpus uteri.
Kemungkinan pergerakan
Dicoba mengangkat uterus dengan jari
yang berada didalam, dan kemudian
menekannya ke bawah dengan tangan
Gb. 6
Pemeriksaan bimanual
2.5.
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Bimanual genitalia interna dilakukan
2.6.
Penilaian
Adnexa
dan
Parametrium
Adnexa
diperiksa dengan menggerakkan
jari yang berada didalam ke dalam
fornix lateral dan tangan luarpun agak
pindah ke samping ialah ke samping
uterus.
Gambar : Perabaan
parametrium dan adneksum
kiri. (A) Posisi uterus
ditentukan lebih dahulu, baru
kemudian parametriun dan
adneksum kiri diraba (B)
Dilihat dari luar, (C) Kedua
jari dalam vagina dalam
posisi sedikit supinasi
2.7. Parametrium
Penebalan parametrium sampai ke
tulang panggul yang disertai rasa
nyeri merupakan gejala parametritis.
Gambar :
Pemeriksaan rektoabdoinal dengan jari
telunjuk di dalam
rektum
2.9.
Pemeriksaan
Dilakukan
Rectal pada anak dan virgo karena
hymen masih utuh. Satu jari salah satu
tangan masuk ke dalam rectum setelah
dibasahi
dengan
bahan
pelumas
(vaselin/glycerin, dan lain-lain)
Tangan
luar
diletakkan
di
atas
symphysis. .
Pemeriksaan
Karena vagina ke arah atas terbatas
Rectovaginal
sedangkan rectum tidak, maka pemeriksaan
rectovaginal berguna untuk memeriksa
proses-proses dibelakang dan kiri kanan dari
uterus (parametrium), seperti infiltrat dan
tumor. Jari telunjuk dimasukkan ke dalam
vagina sedangkan jari tengah ke dalam
rectum.
Keadaan-keadaan
seperti
endometriose rectrocerval dan keadaan
parametria lebih jelas terasa. Tangan yang
berada di luar mendekatkan apa yang
hendak diperiksa pada tanan yang berada di
dalam.
Gambar : Pemeriksaan
Rectovaginal untuk
menentukan keadaan
parametrium
Apusan Vagina
Naik turunnya kadar hormon ovarium
mempengaruhi semua epitel vagina, maka
dengan
cytodiagnostik
dapat
diketahui
tentang keadaan hormonal wanita.
Pada sediaan hapus yang diambil dari vagina
ditentukan
:
1.
Index karyopykonotis,
ialah persentase selsel dengan inti yang pyknotis terhadap selsel epitel gepeng lainnya.
2. Index
esosinophil : perbadingan sel-sel
eosinophil dari lapisan permukaan terhadap
sel-sel basophil
3. Index maturasi atau penilaian secara
Schmitt:
Pada penentuan index maturasi ditentukan
perbandingan antara sel parabasal, sel
intermediate dan sel superficial. Misal :
Gambar : Spinnbarkeit
Test Dengan Pincet
Lendir Cervix Dapat
Ditarik
- FernTest
Setetes lendir cervix yang dikeringkan pada
gelas obyek memperlihatkan gambaran
kristal yang berbentuk daun paku. Pada
fase luteal gambaran ini berkurang sekali,
juga pada kehamilan.
Fase Percobaan
Dengan
mikrokuret
dapat
diambil
endometrium tanpa dilatasi atau narcose
untuk diperiksa secara PA.
Gambr :
Kurve suhu
basal normal
Ovulasi
maksimum
Oestradi
ol
0,7 Ug
7,9 (2,8-21,8)
Luteal
maksimum
5,0 (2,1-10,6)
Oestron
2,8 Ug (0,2-7,2)
20,1 (14,8-27,4)
11,3 (5,1-25,0)
Oestriol
4,7 Ug (1,9-11,4)
30,9 (8,1-119,0)
21,1 (5,0-89,0)
Tes
Kehamilan
Kurve
suhu basal : perpanjangan fase
sekresi melebihi 15-16 hari adalah tanda
kemunginan kehamilan. Kalau seorang
wanita terlambat datang haid 3 hari dengan
suhu basal lebih dari 37OC, maka sangat
mencurigakan akan kehamilan.
Percobaan biologis : Aschein-Zondek, Galli
Mainini
Reaksi immunologis : pregnosticon test
2.11. Pemeriksaan Pada Gangguan Pertumbuhan
Kelamin
Pemeriksaan Chromosom :
1. Penentuan jenis inti (Barr body)
Biasanya diambil hapusan selaput lendir
pipi.
2.12. Pemeriksaan
Pada
Pemeriksaan
Kemandulan
2.14.
Pemeriksaan
Masih adaLain
beberapa cara
Khusus
khusus
lain
yang
jarang
dilakukan
dalam
pekerjaan
sehari-hari
dan
mempunyai
indikasi sangat terbatas.
Untuk keperluan diaghostik
sterilitas/infertilitas,
pemeriksaan
ginekologik
biasanya masih perlu dilengkapi
dengan
pemeriksaanpemeriksaan
khusus
lain,
seperti
anahsis-sperma,
pertubasi,
percobaan pakis
(varentest,
Fern
test,
arborization test), percobaan
pemelaran/tarikan lendir serviks
Dalam
menghadapi
interseksualitas.
dilakukan pemeriksaan kromatin: seks kromatin
dan. penghitungan kromosom.
Pemeriksaan dengan sinar Roentgen, selain
untuk
keperluan
diagnostik
infertilitas,
diperlukan pula dalam mencari kelainan bawaan
pada genitalia interna kista dermoid yang
mengandung tulang/gigi lesi pada tulang
panggul dan tulang punggung sebagai akibat
metastasis tumpor ganas; juga untuk mencari
kelainan pada alat saluran kencingi, seperti batu
buli-buli, batu ureter, batu ginjal, dan untuk
mengetahui
fungsi
ginjal,
serta
deteksi
hidronefrosis/ hidroureter.
Ultrasonografi
untuk
diagnosis
mola
hidatidosa, kematian hasil konsepsi dan
kehamilan kembar; untuk mencari detik jantung
Gambar :
Kudosentesis dengan
jarun dan semprit
Persiapan pemeriksaan
Pada pemeriksaan sonografi transvaginal
pasien tidak harus mengosongkan kandung
kemihnya lebih dahulu.
Pasien dibaringkan dalam posisi anti
Trendelenburg. Sebelum transduser dimasukkan
ke dalam vagina", pelu dipasang koridom" pada
transduser yang sebelumnya telah
dilumuri
engan gel. Resolusi gambar lebih baik, karena
frekuensi yang digunakan lebih tinggi dan hal ini
dimungkinkan karena letak organ tidak terlalu
jauh.
Bidang pemeriksaan
Pada
sonografi
abdominal
dikenal
pemeriksaan secara sagittal dan transversal.
Pada gambar sonografi abdominal transducer
tampak di bagian atas layar monitor