Anda di halaman 1dari 35

MATERI

ILMU NEGARA
UMUM
OLEH
RAMDHAN KASIM, SH

1. Pengertian Ilmu Negara


Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertianpengertian pokok dan sendi pokok negara pada
umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau
serupa dalam negara-negara yang ada atau pernah ada,
misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara,
tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk
negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan halhal yang bersifat umum dengan menganggap negara
sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan
sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak
membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum itu
dalam suatu negara tertentu.
Maka Ilmu Negara bernilai teoritis.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

Kelahiran dan keberadaan Ilmu Negara tidak


dapat lepas dari jasa George Jellinek, seorang
pakar hukum dari Jerman yang kemudian
dikenal sebagai bapak Ilmu Negara, pada
tahun 1882 ia telah menerbitkan buku dengan
judul Allgemeine Staatslehre (Ilmu Negara
Umum), buku ini kemudian menjadi cikal bakal
lahirnya Ilmu Negara. Istilah Ilmu Negara
dikenal dengan beberapa istilah,
antara lain:
Ramdhan Kasim, SH 2011

1. di Belanda dikenal dengan istilah


Staatsleer,
2. di Jerman dikenal dengan istilah
Staatslehre,
3. di Perancis dikenal dengan istilah
Theorie d' etat, sedangkan
4. di Inggris dikenal dengan istilah
Theory of State, The General
Theory of State, Political
Science, atau Politics.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

Dalam menyusun bukunya Allgeimeine


Staaslehre George Jellinek menggunakan
METHODE VAN SYSTEMATESERING
(METODE SISTEMATIKA), dengan cara
mengumpulkan semua bahan tentang ilmu
negara yang ada mulai zaman kebudayaan
Yunani sampai pada masanya sendiri
(sesudah akhir abad ke-19 atau awal abad
ke-20) dan bahan-bahan itu kemudian
disusunnya dalam suatu sistem.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

Ajaran G. Jellinek merupakan


penutup untuk masa lampau
sekaligus juga merupakan dasar
untuk mempelajari Ilmu Negara
lebih lanjut.

Ramdhan Kasim, SH (2011)

Ramdhan Kasim, SH (2011)

Ilmu Negara oleh G. Jellinek


dimasukkan dalam kelompok
STAATSWISSENSCHAFT (ILMU
KENEGARAAN) dibagi dalam 2
(dua) golongan, yaitu :
1. Staatswissenschaft dalam arti
sempit (yang memberi tekanan pada
segi objeknya, yaitu Negara).
2. Rechtswissenschaft (yang
ditekankan pada segi hukumnya).
Ramdhan Kasim, SH (2011)

Staatswissenschaft
dalam arti sempit, dibagi 3 (tiga)
kelompok :
1. Beschreibende
Staatswissenschaft atau
Staatskunde.
2. Theoretische Staatswissenschaft
atau Staatslehre.
3. Praktische Staatswissenschaft
atau Angewandte
Staatswissenschaft..
Ramdhan Kasim, SH (2011)

ILMU NEGARA termasuk Theoretische


Staatswissenschaft atau Staatslehre
(ajaran tentang negara).
Asal muasal Staatslehre adalah
Beschreibende Staatswissenschaft atau
Staatskunde yang merupakan himpunan
ilmu yang membahas bahan-bahan mentah
tentang negara yang belum disusun
secara teoritis dalam bentuk ajaran-ajaran
tentang negara.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

10

Ilmu Negara merupakan ajaran-ajaran tentang


negara yang mengambil bahan-bahannya dari
Staatskunde.
Apabila Staatskunde yang telah disistematisir dalam
Staatslehre hendak diterapkan, maka penerapannya
lewat Praktische Staatswissenschaft (ilmu praktis
tentang kenegaraan).
Ilmu Politik yang sekarang ini merupakan bentuk
penerapan dari Praktische Staatswissenschaft .

Ramdhan Kasim, SH (2011)

11

Theoretische Staatswissenschaft atau


Staatslehre dibagi 2 (dua) golongan
berdasarkan perspektif :
1. Sosiologis.
2. Yuridis.
Pembagian tersebut disebut dengan
ZWEISEITEN THEORI.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

12

SOSIOLOGIS melihat
negara sebagai suatu
bangunan masyarakat atau
negara sebagai suatu
kebulatan (Ganzheit).
Ramdhan Kasim, SH (2011)

13

YURIDIS melihat
negara dalam
strukturnya atau
negara sebagai suatu
bangunan hukum.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

14

Teori Ilmu Negara secara


Sosiologis terbagai dalam 5

(lima) pokok bahasan :


1. Sifat Hakikat Negara.
2. Pembenaran Negara.
3. Terjadinya Negara.
4. Tipe-tipe Negara Utama.
5. Tujuan Negara
(Tinjuauan ini seolah melihat negara
secara utuh dari tampilan luarnya).
Ramdhan Kasim, SH (2011)

15

Teori Ilmu Negara secara


Yuridis Juridis Struktur /
Subtansi / Isi.
(Tinjauan substansi atau isi,
yang melihat negara dari
tampilan dalamnya)
Mempersoalkan :
Habib Ad
Ramdhan Kasim, SH (2011)

16

Bagaimana bentuknya ?
Bagaimana pula susunannya ?
Apa saja unsur-unsur negara ?
Dimanakah letak kedaulatannya ?
Bagaimana keberadaan konstitusinya ?
Apa saja alat-alat perlengkapan negara itu ?
Bagaman sistem dan lembaga
perwakilannya ?
Bagaimana fungsi negara itu diatur ?
Apa pula sendi-sendi pemerintahan yang
dipakai untuk menjalankan organisasi
negara tersebut ?

Ramdhan Kasim, SH (2011)

17

Berdasarkan pembagian
tersebut, ada 2 (dua)
sudut pandang, yaitu :
1. Ajaran-ajaran umum
tentang negara
(Allgemeine Staatslehre).
2. Ajaran-ajaran khusus
mengenai negara tertentu
Ramdhan Kasim, SH (2011)

18

Allgemeine Staatslehre
bersifat umum dalam arti
berlaku untuk semua
negara

Ramdhan Kasim, SH (2011)

19

BEZONDERE STAATSLEHRE
Teori bernegara yang
diberlakukan untuk satu negara
tertentu saja.

Ramdhan Kasim, SH (2011)

20

Besondere Staatslehre
dikenal 2 (dua) sudut pandang,
yaitu :
1. Individuelle Staatslehre
ajaran yang memandang
negara dari sudut sosial.
2. Spezielle Staatslehre
ajaran yang memandang
negara dari sudut hukum.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

21

G. Jellinek menekankan perihal


Ilmu Kenegaraan pada segi
hukumnya (rechtswissenschaft),
dibagi menjadi :
1. Hukum Tata Negara.
2. Hukum Administrasi
Negara/Hukum Tata Usaha
Negara/Hukum Tata Pemerintahan.
3. Hukum Antar Negara.
Ramdhan Kasim, SH (2011)
22

Status/letak mata kuliah Ilmu


Negara sebagai mata kuliah
pengantar untuk mempelajari ilmu
hukum lainnya yang objeknya
negara, yaitu Hukum Tata Negara
(HTN), Hukum Administrasi Negara
(HAN).
Ramdhan Kasim, SH (2011)

23

Status Ilmu Negara Umum


sebagai mata kuliah pengantar.
Ilmu Negara Khusus merupakan
komplementer (pelengkap) bagi
ilmu negara umum, dari tataran
yang umum teoritis menuju
tatanan yang lebih lokal,
spesifik dan praktikal.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

24

ILMU NEGARA Ilmu


Pengetahuan yang membahas :
a. pengertian-pengertian.
b. sendi-sendi dasar tentang
negara.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

25

Ilmu Negara memandang


objeknya itu, yaitu Negara, dari
sifat atau pengertiannya yang
abstrak, artinya objeknya itu
dalam keadaan terlepas dari
tempat, keadaan dan waktu,
belum mempunyai objek
tertentu, bersifat abstrak-umumuniversal
Ramdhan Kasim, SH (2011)

26

ILMU NEGARA bersifat Teoritis,


Abstrak dan Universal (TAU).
Dalam Ilmu Negara mengandaikan
kesamaan keadaan setiap negara
(in general) sehingga tidak dapat
langsung diterapkan dalam praktek
kenegaraan secara khusus.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

27

Objek pembahasan
Hukum Tata Negara
(HTN) dan Hukum
Administrasi Negara
(HAN) bersifat konkret
(specific), yaitu negara
yang terikat pada waktu
dan tempat tertentu.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

28

Berkaitan dengan perbedaan penyelidikan objek


antara Ilmu Negara dengan Ilmu Lain yang
pembahasan sama, yaitu Negara, bahwa Hukum
Tata Negara RI dan Ilmu Politik Kenegaraan
memandang objeknya, yaitu negara dari sifatnya
atau pengertiannya yang konkret, artinya
objeknya itu sudah terikat pada tempat, keadaan
dan waktu, jadi telah mempunyai objek yang
pasti, misalnya negara Republik Indonesia,
negara Inggris, negara Jepang dan seterusnya.
Kemudian, dari negara dalam pengertiannya yang
konkret itu diselidiki atau dibicarakan lebih lanjut
susunannya, alat-alat perlengkapannya.
Wewenang serta kewajiban daripada alat-alat
perlengkapan tersebut dan seterusnya.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

29

Hukum Tata Negara


Hukum Tata Negara pertama-tama menentukan
apa/mana saja masyarakat hukum atasan dan
bawahan dengan jenjang tingkatannya, kemudian
merumuskan lingkup peranan terhadap wilayah
serta warganya selanjutnya
menentukan kekuasaan macam apa yang diserahkan
kepada aneka lembaga dalam tiap masyarakat
hukum
(hukum tentang pendistribusian kekuasaan (fungsifungsi negara kepada lembaga-lembaga negara)

Ramdhan Kasim, SH (2011)

30

Hukum Adminitrasi Negara


Administrasi Negara adalah kumpulan
ketentuan yang wajib ditaati oleh
lembaga kekuasaan/pejabat atasan
maupun bawahan, setiap kali
melasanakan karya/peranan
berdasarkan Hukum Tata Negara
(hukum yang mengatur cara
bekerjanya lembaga-lembaga
tersebut dalam menggunakan fungsifungsi yang diberikat dalam HTN)

Ramdhan Kasim, SH (2011)

31

KONSEP NEGARA
SUDUT PANDANG POLITIS.
Titik tolak pandangan ini adalah kekuasaan.
Artinya negara dilihat sebagai organisasi
kekuasaan.
Operasional konsep kekuasaan adalah
kemungkinan untuk melaksanakan
kehendak sendiri dalam kerangka suatu
hubungan sosial.
1.

Ramdhan Kasim, SH (2011)

32

2. Sudut pandang Sosiologis.


Titik tolak pandangan ini adalah masyarakat
(society). Di sini, negara dipahami sebagai
organisasi tertinggi yang dipengaruhi kuat
oleh keberadaan masyarakat. Artinya,
negara dinyatakan sebagai kenyataan
masyarakat.
Operasional konsep masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluasluasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

33

3. Sudut pandang Yuridis.


Titik tolak pandangan ini adalah
hukum. Di sini negara diartikan
sebagai bagian dari tata hukum
dan organisasi besar yang
harus tunduk pada hukum.
Operasional konsep hukum
adalah segala peraturan yang
dibuat untuk mengatur tata tertib
kehidupan manusia.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

34

4. Sudut pandang Religis.


Titik Tolak pandangan ini adalah agama
atau Tuhan. Artinya, negara dinyatakan
sebagai fasilitas atau tempat bersemayam
Tuhan di bumi.
Dalam konsep operasional agama
dimaksudkan sebagai kepercayaan yang
dianut oleh umat manusia untuk
menemukan hakikat hidup dan
hubungannya dengan Tuhan.
Ramdhan Kasim, SH (2011)

35

Anda mungkin juga menyukai