Anda di halaman 1dari 22

THE THEORY OF

KNOWLEDGE
COHERENTISM
Kelompok 5

I GUSTI AGUNG PRAMESTI DWI PUTRI


(1491662026 ) (7)
A.A PT. AG. MIRAH PURNAMA SARI
(1491662027 ) (8)
NI WAYAN LADY ANDINI (1491662028 ) (9)
NI PUTU YENI ARI YASTINI
(1491662034)(15)

KONSEP HOLISTIK DARI


KEBENARAN

Penjelasan
tentang
the
foundationalism
pada
bab
sebelumnya merupakan sebuah respon dari adanya
ancaman regress of justification. Regresi ini merupakan hasil
dari konsepsi linear pembenaran: keyakinan A dibenarkan
oleh keyakinan B (dan keyakinan C); keyakinan B dibenarkan
oleh keyakinan D, dan begitu seterusnya. Keadaan ini
menimbulkan adanya pertanyaan mengenai bagaimana
keyakinan terakhir dalam rantai tersebut dapat dibenarkan.
Foundationalists
menyelesaikan
masalah
ini
dengan
mengklaim bahwa keyakinan dasar dalam situasi tertentu
dapat dibenarkan secara non inferensial.

Foundationalists menyatakan bahwa sistem kepercayaan kita


memiliki arsitektur seperti bangunan. Seperti batu bata dari
suatu bangunan yang analog dengan keyakinan kita. Setiap
bata tentu didukung oleh batu bata di bawahnya. Lapisan batu
bata menyediakan fondasi struktural sampai mencapai fondasi
bangunan. Secara analogi, keyakinan non-basic dari
foundationalists secara lokal dibenarkan oleh keyakinan lain.
Keyakinan bahwa makan malam saya telah dimasak
dibenarkan oleh keyakinan bahwa saya telah mengeset timer
jika masakan telah matang dan keyakinan bahwa saya bisa
Keyakinan ini sendiri membutuhkan kebenaran yang
mendengar suara tersebut dari dapur.
mendukung, dan dengan demikian keyakinan saya bahwa
telah mengatur timer dibenarkan oleh memori saya bahwa
saya telah melakukan hal tersebut. Pertanyaan tentang
pembenaran hanya dihentikan ketika menjumpai keyakinan
dasar tertentu. Pada akhirnya, setelah mencapai tahap fondasi,
sistem kepercayaan berakhir. Namun, coherentists, menolak
metafora arsitektur ini. Mereka melihat sistem kepercayaan
tidak lebih sebagai rakit yang mengambang di laut. Struktur
terlihat mengapung, tidak melalui bagian dari masing-masing
papan, tetapi sebagai hasil dari cara bahwa semua papan yang
menyatu bersama-sama.

Coherentists tidak menghindari terjadinya regress of


justification dengan membiarkan rantai justifikasi dapat
berputar kembali pada dirinya sendiri. Rantai semacam ini
tidak dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan.
Pertimbangkan sebuah lingkaran yang sangat kecil dari
kebenaran.

Para coherentist tidak bergantung pada penalaran melingkar


(circular reasoning). Seperti lingkaran yang bergantung
sebagai rantai keyakinan inferensial yang dapat berputar
kembali pada diri mereka sendiri.

KONSEP KOHERENSI
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang
didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Sebuah
sistem kepercayaan koheren secara logis harus konsisten,
yaitu tidak mengandung keyakinan yang bertentangan. Suatu
pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan
komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan
secara logis.
Koherensi juga memerlukan lebih dari sekadar konsistensi.
Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan
(koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau
pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Dengan demikian suatu putusan dianggap benar apabila
mendapat penyaksian (pembenaran) oleh putusan putusan
terdahulu lainnya yang sudah diketahui, diterima, dan diakui
kebenarannya.

MASALAH
DALAM KOHERENSI

Masalah Isolasi
Koherensi dapat dilihat sebagai kehilangan kontak
dengan dunia ini karena koherensi sepertinya
mengisolasi diri dari kenyataan dunia. Coherentism,
dapat dipandang sebagai sesuatu yang tidak memiliki
atau telah kehilangan hubungannya dengan dunia
sejak pembenarannya hanya menyangkut hubungan
bagi mereka pemegang kepercayaan.
Alternatif Sistem Kepercayaan Koheren
Masalah kedua adalah bahwa bisa terdapat sistem
kepercayaan alternatif yang sama sama koheren. Menurut
penganut koherensi, kita akan dibenarkan dalam menerima
setiap set kepercayaan tersebut. Ini adalah masalah
epistemic pembenaran yang menunjukkan bahwa keyakinan
kita yang mungkin benar namun ini tidak bisa menjadi kasus
bahwa ada alternatif kepercayaan yang sama benar dari
aspek realitas.

Pada bagian ini kita telah melihat dua masalah terkait


dengan coherentism.
Pertama, koherensi
adalah properti internal
sistem kepercayaan dan
tidak jelas bagaimana
properti tersebut dapat
memberikan justifikasi
untuk kepercayaan kita
tentang dunia.

Kedua, telah dianjurkan


bahwa tidak mungkin
alternatif sistem
kepercayaan dapat sama
sama koheren.

Menurut coherentists, kita akan dibenarkan dalam menerima


setiap kumpulan keyakinan dari luar.

TEORI PEMBENARAN KOHERENSI


Inti dari teori koherensi adalah teori kebenaran yang
didasarkan pada kriteria koheren atau konsistensi.
Menurut teori ini kebenaran adalah kesesuaian
antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya
yang lebih dahulu kita akui / terima / ketahui
kebenarannya. Teori ini juga dapat dinamakan teori
justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori
ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat
justifikasi putusan putusan lainnya yang terdahulu
yang sudah diketahui kebenarannya.

PERSEPSI DALAM KOHERENSI


Teori kebenaran sebagai keteguhan ini, dianut oleh kaum
rasionalis seperti Leibniz, Benedictus Spinoza, Descartes,
George Hegel, dan lainnya. Menurut teori ini kebenaran tidak
ditemukan dalam kesesuaian antara proposisi yang sudah
ada. Maka suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi,
atau hipotesis dianggap benar jika proposisi itu meneguhkan
dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap
benar.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu pernyataan
atau proposisi dapat dikatakan benar atau salah ketika
proposisi itu berkaitan dan meneguhkan proposisi yang lain
atau tidak. Dengan kata lain, pernyataan itu benar jika
pernyataan itu cocok dengan sistem pemikiran yang ada.
Maka kebenaran sesungguhnya hanya berkaitan dengan
implikasi logis dari sistem pemikiran yang ada.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, suatu pernyataan


atau proposisi dapat dikatakan benar atau salah ketika
proposisi itu berkaitan dan meneguhkan proposisi yang lain
atau tidak. Dengan kata lain, pernyataan itu benar jika
pernyataan itu cocok dengan sistem pemikiran yang ada.
Maka kebenaran sesungguhnya hanya berkaitan dengan
implikasi logis dari sistem pemikiran yang ada.

Kedua, teori kebenaran sebagai keteguhan lebih


menekankan kebenaran dan pengetahuan apriori. Ini
berarti pembuktian memiliki arti yang sama dengan
validasi: memperlihatkan apakah kesimpulan yang
mengandung kebenaran tadi memang diperoleh secara
valid dari proposisi lain yang diterima sebagai kebenaran.

AKSES PEMIKIRAN UNTUK SISTEM KEPERCAYAAN SENDIRI

Salah satu kesulitan atas teori ini adalah bahwa karena


kebenaran suatu pernyataan didasarkan pada kaitan atau
kesesuaiannya dengan pernyataan lain, timbul pertanyaan
bagaimana dengan kebenaran pernyataan tersebut?
Jawabannya, kebenarannya ditentukan berdasarkan fakta
apakah pernyataan tersebut sesuai dan sejalan dengan
pernyataan yang lain. Hal ini akan berlangsung terus
sehingga akan terjadi infinite regress atau akan terjadi
Kebenaran empiris: gerak putar
Kebenaran
logis:
tanpa henti.
Mementingkan obyek.
Mementingkan subyek.
Menghargai cara kerja
Menghargai cara kerja
induktif dan aposteriori.
deduktif dan apriori.
Lebih mengutamakan
Lebih mengutamakan
pengamatan indera.
penalaran akal budi.

Teori ini merupakan usaha untuk melakukan pengujian atas


arti kebenaran. Hasil pengujian dan eksperimen dianggap
reliabel jika kesan kesan yang berturut turut dari satu
penyelidik bersifat konsisten dengan hasil pengujian
eksperimen yang dilakukan penyelidik lain daalam waktu dan
tempat yang lain.

Menurut teori konsistensi, untuk


menetapkan suatu kebenaran bukanlah
didasarkan atas hubungan subyek dengan
realitas obyek. Sebab apabila didasarkan
atas hubungan subyek (ide) dengan
obyek, maka akan timbul subyektivitas.
Oleh karen itu, pemahaman subyek yang
satu tentang suatu realitas akan mungkin
sekali berbeda dengan apa yang ada di
dalam pemahaman subyek lain.

1. Evaluasi dengan kritis klaim yang menyebutkan


bahwa
keyakinan
hanya
dibenarkan
berdasarkan kekuatan hubungan inferensial
mereka dalam sebuah sistem kepercayaan.
Jawab:
Hubungan inferensial dapat didefinisikan sebagai mencari
hubungan antar proposisi untuk memperoleh kesimpulan.
Dalam sebuah sistem kepercayaan, khususnya koherensi,
penggalan penggalan kepercayaan yang dipermasalahkan
ditempatkan dalam sebuah wadah yang memuat seluruh
kepercayaan yang ada lalu akan ditarik kesimpulan apakah
mereka koheren atau tidak. Ketika didapatkan bukti bahwa
terdapat kaitan kaitan yang dapat dijelaskan dengan baik,
maka keyakinan yang awalnya dipermasalahkan tersebut
dapat dibenarkan karena terdapat keyakinan keyakinan lain
yang koheren dengannya.

2. Bandingkan konsep justifikasi linear dan non

linear!

Konsep justifikasi linear beranggapan bahwa untuk menjustifikasi suatu


pernyataan maka seseorang harus menemukan suatu titik dimana tidak
diperlukan lagi suatu pembenaran dari kepercayaan. Sama halnya
dengan pola yang berputar, yang beranggapan bahwa dalam suatu
kepercayaan ada kepercayaan yang logis dengan sendirinya. Sehingga
justifikasi dilakukan dengan menyatakan bahwa suatu klaim kebenaran
pengetahuan untuk dapat dipertanggungjawabkan secara rasional perlu
didasarkan atas suatu fondasi yang kokoh, yang jelas dengan sendirinya,
tidak dapat diragukan kebenarannya, dan tidak memerlukan koreksi lebih
lanjut.
Konsep justifikasi non linear beranggapan semua kepercayaan
mempunyai kedudukan empirik yang sama, sehingga tidak perlu ada
pembedaan antara kepercayaan dasar dan kepercayaan simpulan. Maka
dengan sendirinya suatu kepercayaan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya kalau kepercayaan itu konsisten dengan keseluruhan
sistem kepercayaan yang selama ini diterima kebenarannya.

3. Menurut coherentist dan foundationalist,


mengapa keyakinan saya bahwa langit itu berwarna
biru dapat dibenarkan?
Menurut coherentist, keyakinan akan langit itu berwarna
biru dapat dibenarkan apabila pernyataan itu konsisten
dengan putusan putusan yang telah diterima terlebih
dahulu dan diketahui kebenarannya. Pernyataan juga akan
dianggap benar jika berhubungan secara logis dengan
pengetahuan yang kita miliki. Berdasarkan pengetahuan,
atmosfer bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel
(butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfer
tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu.
Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang
seperti merah dan kuning dapat melewati dan menembus
molekul gas dan debu. Tetapi warna biru yang memiliki
gelombang sinar yang lebih pendek dipantulkan kembali ke
atmosfer. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru.
Sehingga pernyataan langit berwarna biru dapat
dibenarkan karena selaras dengan pengetahuan yang kita

Menurut foundationalist, keyakinan akan langit itu berwarna


biru dapat dibenarkan karena telah berdasarkan pada
penglihatan seseorang yang melihat pada saat langit itu
berwarna biru. Hal ini menjadi dasar sebab kekuatan panca
indera merupakan kekuatan utama untuk memperoleh
informasi.

4. Novel The Lord of the Rings (Tolkein, 1954-5)


menyediakan sebuah rangkaian dan deskripsi
komprehensif dunia fantasi. Apakah penganut
koherensi mengklaim bahwa kita dibenarkan dalam
mempercayai bahwa cerita ini adalah benar?

Teori koherensi memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara


suatu pernyataan dengan pernyataan pernyataan lain yang sudah lebih
dahulu diketahui, diterima, dan diakui sebagai kebenaran. Suatu putusan
dianggap benar apabila mendapat penyaksian (pembenaran) oleh putusan
putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, dan
diakui kebenarannya. Ketika cerita The Lord of the Rings yang bercerita
tentang hobbit, penyihir Gandalf, Gunung Doom, elf, kurcaci, Kota Shire,
Kerajaan Minas Tirith dan Gondor mendapatkan pembenaran dari pihak lain
bahwa memang benar adanya, medapatkan pembenaran dari penyataanpernyataan sebelumnya yang mengklaim bahwa penyihir, Gunung Doom,
dan pihak-pihak terkait yang ada dalam cerita adalah benar adanya, maka
tidak ada permasalahan dalam meyakini cerita tersebut adalah benar.
Namun, jika tak ada satu pun preposisi lain yang mampu memperkuat dan
memiliki kaitan dengan apa yang kita percayai, maka apa yang kita
percayai sebelumnya tidak memiliki dasar untuk pembenaran. Dengan
kata lain, apa yang kita percayai adalah jauh dari kebenaran.

5. Sebuah pembunuhan telah terjadi di sebuah apartemen di


Rue Morgue. Sebuah tubuh yang dimutilasi dengan
mengerikan ditemukan di sana; suara teriakan yang aneh
terdengar, teriakan dalam bahasa yang tidak dapat
dikenali. Si pembunuh tampaknya tak punya cara melarikan
diri, pintu ke apartemen terkunci dari dalam dan dinding di
luar bangunan terlalu terjal untuk dipanjat. Detektif yang
menyelidiki mengaku telah memecahkan kejahatan
tersebut. Dia percaya bahwa pembunuhan dilakukan oleh
gorila dan bukan oleh manusia. Pertama, pertimbangkan
bagaimana teori tersebut disusun untuk menyediakan
penjelasan dari bukti-bukti yang ada. Kedua, bagaimana
dengan foundationalist dan coherentist berpendapat bahwa
keyakinan detektif telah dijustifikasi?

Untuk membuktikan kebenaran atas investigasi Detektif Dupin


dalam kasus pembunuhan Mademoiselle Camille, maka
diungkapkanlah bukti sebagai berikut:

Mademoiselle Camille adalah putri dari Madame LEspanaye. Pukul 03.00


waktu setempat terdengar teriakan pertama dan dikenali sebagai suara
Camille dan kedua adalah suara yang tidak dikenali. Bukti yang ditemukan
adalah pisau cukur yang berdarah, kunci, tas, dan uang yang tidak diambil
pembunuh. Camille ditemukan meninggal di dalam cerobong asap, dan
diduga telah dibuat tersedak terlebih dahulu dan akhirnya dibunuh.
Sedangkan tubuh ibunya, Madame LEspanaye ditemukan di halaman
belakang bangunan dengan kondisi tenggorokan dipotong dan saat tubuh
dipegang oleh polisi, kepala korban terlepas dari tubuhnya.
Analisis Dupin menunjukkan bahwa suara pertama memang teriakan
Camille, namun Dupin membantah pernyataan polisi yang menegaskan
bahwa suara kedua terdengar sebagai suara etnis berkebangsaan
Spanyol. Suara melengking tersebut jangan diidentifikasi sebagai gender
atau kebangsaan tertentu. Dia juga memberi uraian atas bukti yang
diabaikan polisi bahwa pintu dikunci dari dalam, dan dinding dari luar
mustahil untuk didaki.

Dupin menemukan paku yang rusak pada satu jendela, dan


memastikan bahwa pembunuhnya bekerja dengan cara
membuka jendela, keluar apartemen, dan menutup jendela
kembali tanpa adanya kecurigaan. Kejadian masuk melalui
jendela diilustrasikan Dupin sebagai berikut: dibutuhkan
kelincahan yang luar biasa untuk melompati penangkal
petir yang terdapat di luar jendela dan berjalan dari jendela
ke jendela tanpa merusaknya. Hal ini tidak bisa dilakukan
oleh manusia biasa. Setelah menggambarkan bentuk
tangan
yang
mencengkram
tubuh
korban,
Dupin
mengungkapkan bahwa korban dibunuh oleh seekor gorila
dan hal tersebut ditegaskan dengan penemuan rambut
gorila
di
jari
Madame
LEspanaye.
Foundationalist memperoleh keyakin bahwa pernyataan
Dupin telah dijustifikasi berdasarkan bukti bahwa informasi
yang diperoleh berdasarkan pendengaran Dupin atas
keterangan saksi saksi yang mendengar teriakan dan
sentuhan atas barang bukti yang ditemukan semakin
menegaskan bahwa pembunuhnya adalah seekor gorila.

Coherentist memperoleh keyakinan atas justifikasi Dupin


dari bukti bukti yang ada dan ilustrasi Dupin tentang
bagaimana pembunuhan berlangsung. Koherensi dapat
dilihat dari temuan pertama bahwa pembunuh korban
bukanlah manusia biasa. Hal ini didukung dengan
ditemukannya rambut gorila dan bekas cengkraman tangan
gorila di tubuh korban.

SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai