Anda di halaman 1dari 24

KULTUR JARINGAN

OLEH:
- Dinik
- Kholilatul
- Puspita

PENDAHULUAN

KULTUR JARINGAN ADALAH BAGIAN DARI


ILMU BIOLOGI YANG MEMPELAJARI
TENTANG PEMBIAKAN JARINGAN DALAM
KONDISI TERKONTROL.

KULTUR JARINGAN PADA TANAMAN

A. PENGERTIAN DAN BATASAN


Kultur jaringan pada tanaman dibedakan menjadi 4
golongan berdasarkan bahan tanaman yang dipakai.
Masing- masing adalah :
kultur kallus, kultur meristem, kultur organ dan kultur sel
MANFAAT KULTUR JARINGAN
1. Untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dan
secara cepat, terutama bagi tanaman yang sulit
dibiakkan secara vegetatif (anggrek, pisang) yang
mempunyai nilai tinggi

2. Untuk pemuliaan tanaman, yaitu untuk


menghasilkan jenis- jenis tanaman baru. Tehnik ini
dikenal pula sebagai genetic engineering yaitu
menyatukan dua sel yang berbeda sifatnya.
3. Untuk mempelajari fisiologi tanaman, terutama
hubungannnya dengan penyakit tanaman.
4. Untuk mempelajari biokimia tanaman, yaitu
untuk memperoleh senyawa metabolit sekunder
(nikotin,gosipol, steroid dll).

PRINSIP DARI KULTUR JARINGAN


Prinsip kultur jaringan pada tanaman ada
dua hal, masing masing adalah :
1. Mengisolasi bagian dari tanaman dari
tanaman induk.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan bagian
tanaman tersebut pada media yang kondisinya
mendorong pertumbuhan bagian tanaman
tersebut.
Kedua hal tersebut di atas dilakukan dalam
kondisi steril/ bebas hama.

JENIS KULTUR JARINGAN


1. Kultur Kalus
Kalus biasanya terdiri dari dari kumpulan sel
parenchym atau parenkim yang lepas tidak
berbentuk dan berasal dari sel- sel yang sedang
aktif ditanaman induk.
Faktor pendorong yang berperan dalam rpoduksi
kalus adalah hormon auksin dan sitokinin.
Dengan menggunakan teknik kultur jaringan,
kalus dapat dibentuk oleh jaringan tanaman yang
biasanya tidak mampu membentuk kalus.

Bahan tanaman yang dipakai dalam kultur kalus adalah


jaringan vaskuler kambium, parenkim,perikel dari akar,
kotilidon, mesophil dan jaringan provaskuler.
Pertumbuhan kalus secara umum dalam kultur
jaringan melibatkan hubungan yang sangat komplek
antara bahan tanaman yang digunakan, komposisi
media dan kondisi lingkungan selama masa inkubasi.

2. KULTUR MERISTEM (SHOOT APEX)


Menurut Cutter ( 1965) dibedakan antara
meristem pucuk (apical meristem) dan tunas
pucuk (Shoot apex). Meristem pucuk adalah titik
tumbuh, sedangkan tunas pucuk adalah titik
tumbuh ditambah beberapa daun primordia.
Kultur pucuk ini bermanfaat bila digunakan
untuk mengeliminir penyakit dari tanaman,
misalnya untuk mendapatkan tanaman yang
bebas virus pada dahlia dan kentang.

Karena titik tumbuh adalah bagian yang belum


mempunyai jaringan vaskuler, sehingga virus atau
penyakit lain belum boisa ditranslokasikan di daerah
tunas tersebut.
Beberapa faktor nutrisi yang berperan dalam
keberhasilan kultur meristem.
Zat hormon
: Auksin. Sitokinin dan gilbberelin
Sitokinin : berperan dalam melipat gandakan
tunas.
Gibberelin : (GA3) diperlukan untuk pertumbuhan normal
dari pucuk tunas.

Kultur meristem maupun kultur pucuk bisa


dilakukandalam media padat maupun cair. Bila
menggunakan media cair, bisa juga diberi kertas
saring yang dilipat seperti huruf M, dan ujung
kaki lipatas dikenakan cairan media sehingga
hanya rembesan media yang digunakan oleh
bahan tanaman yang diletakkan di ujung lipatan
kertas.

3. KULTUR ANTHER DAN POLLEN


Tujuan kultur anther dan pollen adalah untuk
menghasilkan tanaman haploid dari spora yang
monoploid, mikro spora atau tepungsari yang belum
masak, penting untuk tujuan pemuliaan.
Tanaman haploid yang sudah dihasilkan kemudian
digandakan dengan colenkim atau dengan teknik
regenerasi menjadi diploid homozygote yang fertil.

4. KULTUR SEL DAN PROTOPLASMA


Kultur sel dan protoplasama biasanya disebut
sebagai kultur supensi, karena terdiri dari medium cair
dan sel- sel agregat yang didispersi, karena medianya
selalu digoyang.
Selama inkubasi jumlah sel tersebut meningkat
sampai titik maksimum. Kalau sudah mencapai titik
maksimum, sel- sel tersebut tidak bertambah lagi,
sehingga harus dipindah lagi ke
media baru, dengan jumlah sel yang sama pada tiap
tabung media.

C. TEKNIK KULTUR JARINGAN


LABORATORIUM KULTUR JARINGAN
Mempunyai peranan penting dan diharapkan
terdiri dari 4 ruangan yaitu :
1. Ruang bahan kimia (ruang kering) untuk
menyimpan dan penimbangan, dilengkapi
dengan :
-Timbangan dengan ketelitian 5 desimal atau
0,0001 sampai 0,1 g.
- Kulkas / freezer (untuk menyimpan)
- eksikator

2. Ruang pembuatan Media (Ruang Basah)


dilengkapi dengan air, yaitu:
- Aqua destilator, yang lebih bagus lagi adalah
aquabidest.
-Deionizer
-Stirer, shaker
-Autoclave
- Bak pencuci

3. Ruang Inokulasi (penanaman), dilengkapi dengan :

- LAF (Lamina Air Flow Cabinet) yaitu aliran udara


steril mengandung lampu UV
Desinfektan (Alkohol, speritus)
Directing het
- Lampu spiritus
- AC suhu 25 0C
4. Ruang Kultur (menumbuhkan), dilengkapi
dengan :
AC (suhu antara 21- 250C 20C)
- Rak penyimpan botol yang sudah terisi inokulum.

-Explant = bahan tanaman ( sel/ jaringan)


Catatan tambahan :
Plantet = tanaman hasil
Setelah dihasilkan kemudian dilakukan aklimitasi dari
botol lalu dipindah ke tanah.

OPERASIONAL KULTUR JARINGAN TANAMAN


KOMPOSISI MEDIA
Kurang lebih terdapat 20 macam komposisi media
yang disusun oleh peneliti. Diantaranya ada 5 media
yang sering dipakai, masing- masing adalah : Murashige
dan Skoog (MS), White (W), Heller, Gembong (BSD),
Schenk dan Hildebradt (SH). Perbedaan satu dengan
lainnya terletak pada jenis dan dosis bahan yang
dipakai.

INOKULASI
1. KULTUR KALUS
Hampir semua jaringan dan organ yang
mengang sel- sel hidup dapat dirangsang untuk
membentuk kalus. Walaupun hasil dan waktunya
berbeda sebelum terjadi pertumbuhan yang aktif.
Sebelum diinokulasi kedalam media, bahan
disterilkan dengan sodium hipoklorit, dimasukkan
ke dalam tabung yang berisi media. Pekerjaan
ini dilakukan dalam laminar Flow Cabinet, atau
Tranfer BOX yang sudah disterilkan dengan
alkohol, formalin atau lampu UV.

2. KULTUR MERISTEM
Bahan yang digunakan adalah mata tunas atau
pucukbatang dengan panjang 1 cm. Setelah
disterilkan, permukaan bahan tersebut diletakkan
dibawah mikroskop stereo atau bonokuler untuk
diambil titik tumbuhnya atau titik tumbuh
bersama beberapa daun primordia atau pucuk
sepanjang 0,5 cm.
3. KULTUR KANTONG TEPUNGSARI DAN
TEPUNGSARI
Bahan yang baik didapat dari tanaman yang
sehat dan dari bunga yang sedang kuncup.

Sebelum dikultur, bahan disimpan dalam suhu 780 C selama 12 hari, kemudian dicuci dalam
hipoklorit dan teepol selama 10 menit. Paling
tepat apabila tepungsari dalam stadia
pembelahan mitosis lengkap yang pertama dan
harus diuji dibawah mikroskop sebelum
dikulturkan.
4. KULTUR SEL DAN PROTOPLASMA
Kultur sel adalah dari kultur kalus yang masih
muda 500 mg dimasukkan dalam tabung
erlenmeyer yang berisi medi MS 1 mg

1mg/ liter,1D dan sukrose yang dikocok dengan


kecepatan 100 rpm pada suhu 250 C.
Kultur protoplasma bahannya diambil dari
daun sehat dan masak. Setelah disterilkan,
lapisan epidermis bawah daun dilepas dengan
pinset. Pelepasan dimulai dari tengah dan
bergerak ke tepi daun. Pelepasan protoplasma
dilakukan dengan merendam bahan di dalam
larutan enzim makarosim dan kemudian
diinkubasi selama 12- 18 hari pada suhu 25 0 C.
Setelah disaring dan dicuci dengan media MS
dan monitol, protoplasma dimasukkan dalam
media MS padat.

Anda mungkin juga menyukai