Anda di halaman 1dari 38

ANTENATAL CARE

Pembimbing :

dr. Eka Novianty Sutarno

Penyusun :

Elbert Hadidjaja 071 2009 0021


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN
KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN
SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PELITA HARAPAN
PERIODE 4 November 2014 9 Januari
2015

Antenatal care (ANC)

Suatu program perawatan antepartum


komprehensif yang melibatkan pendekatan
terpadu perawatan medis & dukungan
psikososial yang secara optimal dimulai
sebelum konsepsi & meluas ke periode
antepartum
Gynecologists (1997)

(American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and

Rekam Medis antenatal


a)

Gravida : Seorang wanita yang sedang hamil, apapun hasil


akhir kehamilannya.
Dengan terjadinya kehamilan pertamaprimigravida,
kehamilan berikutnya multigravida.

b)

c)

d)

e)

Nuligravida : Seorang wanita yang saat ini tidak sedang


atau tidak pernah hamil
Primipara: Seorang wanita yang pernah sekali melahirkan
janin yang mencapai usia kehamilan viable 20 minggu atau
lebih
Multipara: Seorang wanita yang pernah dua kali atau lebih
melahirkan janin yang usia kehamilan viable 20 minggu atau
lebih
Nulipara: Belum pernah melahirkan
melebihi usia gestasi 20 minggu

bayi

yang

viable

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester :

Trimester
pertama
berlangsung
sampai
selesainya
minggu ke-14

Trimester
kedua
mencakup 15
sampai 28
minggu
kehamilan.

Trimester
ketiga
mencakup
minggu ke-29
sampai 40
minggu
kehamilan.

Antenatal Care (Depkes,


2009)
Frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya
minimal 4x, dengan ketentuan :

Minimal 1x pada trimester I (K1)

Minimal 1x pada trimester II (K2)

Minimal 2x pada trimester III

(K3) 29 - 36 minggu

(K4) setelah 36 minggu sampai lahir.

Antenatal Care (WHO)

Untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko


dalam kehamilannya, minimal dapat melakukan ANC
4x yaitu :

Kunjungan Pertama

(<12 minggu)

Informasi umum pasien, riwayat obstetric & riwayat


penyakit
Pengenalan faktor resiko, komplikasi akibat kehamilan
& pengobatannya
Pemeriksaan darah (cek tanda-tanda anemia) , urin,
dan golongan darah, skrining Ab (rubella, sifilis,
HbsAg), HIV [ditawarkan]
Pemberian Fe
Pemberian suntikan TT
Perencanaan persalinan

Kunjungan kedua (24-26 minggu)

Pengukuran

TD

eksklusi

PIH=pregnancy

induced hypertension

Gerakan bayi
DJJ
Leopold
Pemeriksaan Hb ulang jika pemeriksaan Hb
pertama < 7
Urinalisis
Pemberian Fe

Kunjungan ketiga (minggu 32-34)

Pengukuran TD, eksklusi PIH


Gerakan bayi
DJJ
Leopold
Pemeriksaan hemoglobin & urinalisis,
Mengenali adanya kelainan letak & presentasi
Memantapkan rencana persalinan
Mengenali tanda-tanda persalinan

Kunjungan keempat (36-38


minggu)

Pemeriksaan presentasi bayi & penurunan


bagian terbawah bayi
Menilai panggul sempit/tidak
Informasi tentang tanda-tanda persalinan,
jika ada segera pergi ke RS/klinik bersalin.
Jika tidak ada tanda-tanda persalinan pada
usia kehamilan 41 minggu segera ke RS.
Pemeriksaan fisik dan laboratorium

Kehamilan Risiko Tinggi


Kelompok
Faktor risiko I
Primipara <16
tahun/ >35
tahun
Jarak >10 / < 2
tahun,
Grande multi
TB <145 cm
Riwayat
persalinan
yang buruk
Riwayat
keguguran.

Kehamilan
faktor resiko II

Kehamilan
faktor resiko
III
Perdarahan
antepartum
pre eklamsia
berat atau
eklampsia.

ibu hamil
dengan preeklamsia/ekla
msia
hamil kembar
Bayi mati
dalam
kandungan,
kehamilan
dengan
Membutuhkan
pemeriksaan
kelainan
letak,
denganserta
alat yang
lebih canggih Harus segera dirujuk RS
hamil
(USG) oleh dokter Spesialis di
lewat RS
bulan.

Standar Pelayanan Antenatal Care

1. Timbang berat badan & ukur tinggi badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

5. Tentukan presentasi janin & DJJ

6. Skrining status imunisasi Tetanus & berikan imunisasi Tetanus


Toksoid (TT) bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium (rutin & khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temuwicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan &


Pencegahan Komplikasi serta KB pasca persalinan

Toksoid Tetanus

Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan


selama hamil (Manuaba, 1998).

Diberikan dengan jarak 4 minggu menghindari


tetanus neonaturum & tetanus pada ibu bersalin &
nifas

Vaksin TT diberikan sedini mungkin

Dosis: 0,5 mL I.M

minimal

2x

Berdasarkan WHO:

Jika wanita belum pernah divaksinasi, atau jika status imunisasi nya tidak diketahui,
berikan 2 dosis TT dengan jarak 1 bulan & dosis lanjutan sesuai tabel;
jika wanita telah memiliki 1-4 dosis tetanus toksoid di masa lalu, berikan 1 dosis TT
sebelum kelahiran
Batas akhir pemberian suntik tetanus ke2 : 2 minggu sebelum melahirkan

Tablet Besi

Fungsi: kecukupan oksigenasi jaringan (pengikatan


&pengantaran O2)

WHO

Ferro sulfat 320 mg (= 60 mg zat besi) 2x1 tab/hari

Jika Hb 9 gr% pada salah 1 kunjungan tingkatkan


tablet zat besi 3x1 tab/hari sampai akhir masa
kehamilannya.

Program KIA di Indonesia:

a. 1x1 tablet (90 hari)


b. Bila ditemukan anemia diberikan tablet zat besi 23x1 tab/hari (2-3 bulan) & dilakukan pemantauan Hb

Asam Folat

Berikan suplementasi folat sebelum dan


pada minggu-minggu awal kehamilan.
Dosis: 400 mcg/hari
Fungsi: pematangan sel

Rekomendasi pertambahan berat


badan

(American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and Gynecologists

(1997)

Anamnesa

Identitas pasien dan suami

Keluhan keluhan

Riwayat menstruasi
menarche,

teratur / tidak, lamanya, jumlah darah,


nyeri +/- untuk menilai faal alat kandungan

HPHT

penentuan taksiran partus (Rumus Naegele)


: (tanggal + 7) (bulan - 3) (tahun + 1)

Riwayat perkawinan kawin / tidak, berapa


kali, berapa lama

Anamnesa

Riwayat kehamilan sebelumnya


perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/- ,
Hipertensi pada kehamilan +/- prognosa

Riwayat persalinan sebelumnya spontan


/op, aterm +/-, perdarahan +/-, siapa yang
menolong prognosa

Riwayat nifas sebelumnya demam +/-,


perdarahan +/-, laktasi prognosa

Riwayat anak yang lahir jenis kelamin,


hidup +/-, berat lahir

Anamnesa

Riwayat kehamilan sekarang


kapan merasakan gerak anak, hamil muda
( mual, muntah, sakit kepala, perdarahan +/- ), hamil
tua ( edema kaki / muka, sakit kepala, perdarahan,
sakit pinggang )

Riwayat penyakit keluarga


penyakit keturunan +/- (DM, Hipertensi, kelainan
genetik), riwayat kembar, penyakit menular +/- (TBC)

Riwayat kontrasepsi
pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama,
efek samping

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan

tanda-tanda vital, yaitu tekanan darah,


nadi, respirasi & suhu.

Pemeriksaan fisik generalis

(kepala - ujung kaki)

Status gizi, tinggi dan berat badan

tanda tanda dan perkembangan


kehamilan meliputi wajah, dada, abdomen dan genitalia
Pemeriksaan

eksterna dan interna serta pemeriksaan panggul.

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi :

Muka Chloasma gravidarum, edema +/-

Mata Conjungtiva anemis +/-, sklera ikterik +/-

Mulut Gusi dan gigi

Leher JVP, pembesaran kelenjar tiroid & kelenjar limfe +/-,

Mammae bentuk, simetris, pembesaran, putting susu


melebar, areola hiperpigmentasi

Abdomen membesar, pigmentasi linea alba & striae,


sikatriks +/-, terlihat gerak anak +/-

Vulva perineum, varices +/-, flour albus +/-

Anus hemoroid +/-

Tungkai varices +/-, edema +/- (pretibial, ankle, punggung


kaki), sikatriks +/-

Palpasi abdomen (leopold 14)

Leopold I : pemeriksa berdiri menghadap


ke pasien, kemudian dengan kedua tangan
meraba dengan jari-jari untuk menentukan
TFU & bagian yang terdapat di fundus

LeopoldII
Posisi

masih sama, pindahkan tangan ke


samping. Tentukan dimana punggung &
mencari bagian bagian kecil yang terletak
bertentangan

Leopold III
Memakai

1 tangan saja, rabalah bagian


terbawahnya. Tentukan bagian janin yang
berada di bawah (presenting part)

Leopold 4

Posisi
pemeriksa
menentukan apakah
kedalam
PAP
(divergen/konvergen)

menghadap
kaki
pasien
&
bagian terbawah sudah masuk
dan
berapa
masuknya

DenyutJantung Janin

Menggunakan stetoskop
Laennec, dinilai pada minggu
ke17-20

Menggunakan Doopler,
didengar mulai minggu ke 10

Fetal electrocardiograph: DJJ


dapat dinilai sejak kehamilan12
minggu

Frekuensi DJJ normal:120160x/menit

Tinggi fundus uteri


Pengukuran antara tepi
atas simfisis dengan
puncak fundus uteri
dengan pita pengukur.

Jimenez
dan
rekan
(1983) : untuk rentang
usia kehamilan 20-32
minggu
TFU
dalam
sentimeter seharusnya
sama dengan perkiraan
usia kehamilan.

Vaginal touche (VT)

Memeriksa kemungkinan adanya


tumor uterus atau ovarium

Identifikasi bagian terendah janin

Menilai maturitas serviks saat


kehamilan aterm

Menilai kapasitas panggul :

Menilai adanya penonjolan spinai


schiadica

Mengukur conjugata diagonalis

Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan & pengukuran panggul guna menentukan luasnya jalan
lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan 1x selama masa kehamilan.
Biasanya pada bulan ke8 / trimester III

Conjugata diagonalis =

jarak pinggir bawah

simfisis ke promontorium.
Cara : dengan jari tengah coba dicapai promontorium

Pemeriksaan inspekulo & Pemeriksaan Dalam

Yang dilihat :

Gambaran khas: Hyperemia


kebiruan pada serviks

pasif

berwarna

merah-

Identifikasi kelainan sitologis dilakukan Papsmear &


dilakukan pengambilan specimen untuk identifikasi
Neisseria gonorrhoeae & mungkin Chlamydia
trachomatis

Adanya cairan kuning berbusa di vagina (Trichomonas)

Adanya lendir vagina putih seperti susu (Infeksi kandida)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah lengkapawal & diulang pada 28 32
minggu
2. Urinalisis
3. Golongan Darah, Faktor Rhesus & Penyaringan Antibodi
4. Gula darah puasa & 2 jam setelah makanusia 24 28
minggu
5. Alfa-fetoprotein (AFP)
6. Pemeriksaan HIV-AIDS & Ag permukaan Hepatitis B (HbsAg)
7. USG
8. Amniosentesis
9. Chorionic villus sampling (CVS)
10. Fetoskopi
11. Kordosintesis
1.

Maternal serum
screening
Alfa-fetoprotein (AFP)

Diproduksi di: hepar fetus

Kadarnya memuncak pd usia gestasi 14 minggu

Mencapai kadar yang tetap pada usia gestasi ke 30


minggu.

TerbaikAFP pada 16-18 minggu

: Pada defek tuba neural (omphalocele,


gastroschisis, sacrococcigeal teratoma & atresia
intestinal)

: Down Syndrome dantrisomi 18.

Amniosintesis
Indikasi:
Genetic amniocentesis (kelainan kromosom) (at 11- 20
weeks):

Chromosomal analysis (Down syndrome)


Spina bifida (Alpha fetoprotein)
Inherited diseases (muscular dystrophy)
Level Bilirubin
Maturasi paru fetus

Theraputic amniocentesis:

Menurunkan stress maternal stress di polyhydramnios


Terutama pada twin-twin transfusion

Chorionic villus sampling (CVS) : pada


minggu 10-14

Resiko fetal loss pada CVS 2x lebih besar


daripada pada amniosintesis
Kurang akurat

Fetoskopi

Mendiagnosis malformasi-malformasi kecil


pada janin, seperti:

Sumbing wajah/cacat jari pada keluarga yang


memiliki resiko menderita sindrom genetik
spesifik & sebagai penuntun visual pada
pengambilan contoh darah janin, biopsi hati,
dan kulit.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai