Anda di halaman 1dari 31

Diyan tri wibowo

Nining sofiani
Wahyu krisna.D
Tri wahyuningsih
Lukman
Ekawati Wiji. S
hardiansjah
Merry Sandra. S
Triyandika.GPY
Umi Indahini
Dina dwi.S
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO
2014

KELOMPOK 6

FRAKTUR ANTEBRACHII
(Radius Ulna)

DEFINISI

Fraktur adalah patah tulang biasanya di sebabkan oeh


trauma atau tenaga fisik. Fraktur atau patah tulang
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa(Mansjoer,2006)
Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas
tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak
angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah
masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis
fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya
tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa
fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.

ETIOLOGI

Fraktur
Fraktur
Fraktur
Fraktur

Colles
Smith
Galeazzi
Montegia

PATOFISIOLOGI
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan
kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang
yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan
hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament,
otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya (Long,
B.C, 1996). Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang
berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah
didalam fraktur, maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur
yang tidak mendapat persediaan darah akan mati sepanjang satu atau dua
millimeter.
Setelah fraktur lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser,
sebagian oleha karena kekuatan cidera dan bias juga gaya berat dan
tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik dan terpisah atau dapat
tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang
(Apley, 1995), dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya
gesekan antara fragmen tulang yang patah (Long, B.C, 1996).

MANIFESTASI KLINIS

Fraktur Colles
a. Fraktur metafisis distal radius dengan jarak _+
2,5 cm dari permukaan sendi distal radius
b.Dislokasi fragmen distalnya ke arah
posterior/dorsal
c.Subluksasi sendi radioulnar distal
d.Avulsi prosesus stiloideus ulna
Fraktur Smith
Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen
distal di sisi volar pergelangan, dan deviasi
ke
radial (garden spade deformity).

Fraktur Galeazzi
Tampak tangan bagian distal dalam
posisi angulasi ke dorsal. Pada
pergelangan tangan dapat diraba
tonjolan ujung distal ulna.
Fraktur Montegia
Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi
(lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe
ekstensi gaya yang terjadi mendorong
ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi.
Sedangkan pada tipe fleksi, gaya
mendorong dari depan ke arah fleksi
yang menyebabkan fragmen ulna
mengadakan angulasi ke posterior.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk


menentukan ada/tidaknya dislokasi. Lihat
kesegarisan antara kondilus medialis, kaput
radius, dan pertengahan radius.
Pemeriksaan penunjang menurut Doenges
(2000), adalah
1.Pemeriksaan rontgen
2.Scan CT/MRI
3.Kreatinin
4.Hitung darah lengkap
5.Arteriogram

PENATALAKSANAAN

Fraktur Colles
Pada fraktur Colles tanpa dislokasi hanya
diperlukan imobilisasi dengan pemasangan
gips sirkular di bawah siku selama 4 minggu.
Bila disertai dislokasi diperlukan tindakan
reposisi tertutup. Dilakukan dorsofleksi
fragmen distal, traksi kemudian posisi tangan
volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi
deviasi radial) dan diputar ke arah pronasio
(untuk mengoreksi supinasi). Imobilisasi
dilakukan selama 4 - 6 minggu.

-Fraktur Smith
Dilakukan reposisi dengan posisi tangan
diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan,
deviasi ulnar, dan supinasi maksimal
(kebalikan posisi Colles). Lalu diimobilisasi
dengan gips di atas siku selama 4 - 6 minggu.
-Fraktur Galeazzi
Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips
di atas siku, posisi netral untuk dislokasi
radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.

-Fraktur Montegia
Dilakukan reposisi tertutup. Asisten
memegang lengan atas, penolong
melakukan tarikan lengan bawah ke
distal, kemudian diputar ke arah supinasi
penuh. Setelah itu, dengan jari kepala
radius dicoba ditekan ke tempat semula.
Imobilisasi gips sirkuler dilakukan di atas
siku dengan posisi siku fleksi 90 dan
posisi lengan bawah supinasi penuh. Bila
gagal, dilakukan reposisi terbuka dengan
pemasangan fiksasi interna (plate-screw).

KOMPLIKASI
1. Immediate complication yaitu komplikasi awal dengan
gejala
a.Syok neurogenik
b.Kerusakan organ syaraf
2. Early complication
a.Kerusakan arteri
b.Infeksi
c.Sindrom kompartemen
d.Nekrosa vaskuler
e.Syok hipovolemik
3. Late complication
a.Mal union
b.Non union
c.Delayed union

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PRE OP UNION RADIUS ULNA

PENGKAJIAN

Idenritas pasien (nama.umur.alamat,jens


kelamin, dsb)
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keliuarga
PENGKAJIAN

Pemeriksaan Fisik

a.Nyeri pada lokasi fraktur terutama pada saat digerakkan


b.Pembengkakan
c.Pemendekan ekstremitas yang sakit
d.Paralysis
e.Angulasi ekstremitas yang sakit
f.Krepitasi
g.Spasme otot
h.Parestesia
i.Tidak ada denyut nadi pada bagian distal pada lokasi fraktur bila
aliran darah arteri terganggu oleh fraktur
j.Kulit terbuka atau utuh
k.Perdarahan, hematoma
2.Riwayat imunisasi tetanus bila ada fraktur yang terbuka
3.Pemeriksaan Diagnostik
Foto sinar X dari ekstremitas yang sakit dan lokasi fraktur
4.Pengkajian kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan seharihari

PERSIAPA PRE OPERASI

1.Diet
8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan
makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak
diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan
anaesthesi umum.Pada pasien dengan anaesthesi lokal
atau spinal anaesthesi makanan ringan diperbolehkan.
2.Persiapan perut
Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi dilakukan
pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah
periferal. Untuk pembedahan pada saluran pencernaan
dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari
menjelang operasi.

2.Persiapan perut
Pemberian leuknol/lavement sebelum operasi
dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau
pelvis daerah periferal. Untuk pembedahan pada
saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada
waktu sore dan pagi hari menjelang operasi.
3.Persiapan kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari
rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu
malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur
bila perlu saja, lemak dan kotoran harus
terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi.
Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya
10-20 cm2.

4.Pemeriksaan penunjang
Meliputi hasil laboratorium, foto roentgen, ECG,
USG dan lain-lain.
5.Persetujuan operasi/informed consent
Izin tertulis dari pasien / keluarga harus
tersedia. Persetujuan bisa didapat dari keluarga
dekat yaitu suami / istri, anak tertua, orang tua
dan kelurga terdekat. Pada kasus gawat darurat
ahli bedah mempunyai wewenang untuk
melaksanakan operasi tanpa surat izin tertulis
dari pasien atau keluarga, setelah dilakukan
berbagai usaha untuk mendapat kontak dengan
anggota keluarga pada sisa waktu yang masih
mungkin

Diagnosa

Nyeri akut berubungan dengan agens


cidera (fraktur antebrachii)
Kerusakan integritas kulit berubungan
dengan
Resiko infeksi berubungan dengan
pembedahan
Gangguan body image berubungan dengan
Kecemasan berhubungan dengan kurang
pengetahuan

INTERVENSI
A. Nyeri akut berubungan dengan agens cidera (fraktur antebrachii).
NOC :
PAIN LEVEL
PAIN CONTROL
COMFOT LEVEL
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan selama px tidak mengalami
nyeri,dengan
Kriteria hasil:
Mampu mengontrol nyeri tau penyebab nyeri mampu menggunakan teknik
farmakologi untuk mengurangi nyeri,mencari bantuan
Mlaporkan bawa nyeri bekurang dengan menggunakan menejemen nyeri
Mamou mengenli nyeri sekala intednsitas , dan tanda nyei
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur

NIC :

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi:napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama

B. Kerusakan integritas kulit berubungan dengan


NOC :
Tissue Integrity : Skin and
Mucous Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..
kerusakan integritas kulit pasien teratasi dengan
Kriteria hasil:
Integritas kulit yang baik bias dipertahankan (sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera berulang
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

NIC : Pressure Management


Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan pada tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada dearah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan
Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik,warna
cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda tanda infeksi lokal, formasi
traktus
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin
Cegah kontaminasi feses dan urin
Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka

C. Resiko infeksi berubungan dengan pembedahan


NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection control
Risk control
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama pasien tidak mengalami infeksi dengan
Kriteria hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas
normal

NIC :

Pertahankan teknik aseptif


Batasi pengunjung bila perlu
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk umum
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung
kencing
Tingkatkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik:.................................
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
Pertahankan teknik isolasi k/p
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam

D. Gangguan body image berubungan dengan


NOC:
Body image
Self esteem
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama . Gangguan body image
pasien teratasi
Kriteria hasil:
Body image positif
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan secara factual perubahan
fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi social

NIC : Body image enhancement


Kaji secara verbal dan nonverbal respon
klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil

E. Kecemasan berhubungan dengan kurang


pengetahuan
NOC :
Kontrol kecemasan
Koping
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan selama
klien kecemasan teratasi degan
Kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan
gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan
tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
kecemasan

NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)


Gunakan pendekatan yang menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
Kelola pemberian obat anti cemas:........

THANKS YOU!!!!
ANY QUESTION

Anda mungkin juga menyukai