OBAT TETES
1.Obat tetes Oral
2.Obat tetes mata (guttae opthalmicae)
3.Obat tetes telinga (auricularies) = Otic
preparation
4.Obat tetes hidung ( guttae nasales)
1. Tetes Oral
Biasanya merupakan larutan sejati atau
suspensi yang dimaksudkan untuk
pemakaian per oral
Biasanya untuk bayi dan anak-anak
yang susah menelan.
1. Jernih
jernih, bebas dari partikel asing dan
melayang.
Cara yang paling sederhana untuk menjamin
kejernihan sediaan adalah dengan
melakukan penyaringan.
Penggunaan polysorbat 20 dan polysorbat 80
dengan konsentrasi mak 1% bisa juga
digunakan untuk menjernihkan sediaan tetes
mata.
2. Isotonis
Cairan mata memiliki tonisitas yang
ekuivalen dengan larutan NaCl 0,9%,
namun mata masih bisa mentolerir paling
rendah 0,6% dan paling tinggi 1,8%.
Beberapa obat mata menjadi hipertonis
karena komposisi bahan aktif yang besar,
sebagian lain menjadi hipotonis.
3. Isohidris
memiliki pH = pH cairan air mata
(isohidris)menghindari timbulnya rasa
perih pada mata.
Tapi lebih disyaratkan untuk
menyamakan pH sediaan dengan pH
stabilitas dari zat aktif menghindari
timbulnya fluktuasi pH sediaan selama
penyimpanan yang bisa mempengaruhi
stabilitas zat dan sediaan.
4. Steril
Cara sterilisasi :
1.Filtrasi dengan menggunakan membran
filter steril ukuran pori : 0,45 m atau 0,2
m dan langsung disaring kedalam wadah
yang steril.
2.Pemanasan kering
3.Autoclaving
4.Sterilisasi gas dengan etilen oksida.
BEBERAPA PERTIMBANGAN
DALAM PEMBUATAN OBAT MATA
1.Sterilitas
Cara-cara sterilisasi: panas uap, panas
kering, cara filtrasi, cara gas, cara
radiasi-ionisasi
2.Iritasi
Bahan aktif, bahan pembantu, atau pH
yang tidak cocok dari pembawa obat
tetes mata dapat menimbulkan iritasi
terhadap mata.
BEBERAPA PERTIMBANGAN
DALAM PEMBUATAN OBAT MATA
3.Pengawet
Semua obat tetes mata digunakan harus
dalam keadaan steril. Pengawet perlu
ditambahkan khususnya untuk obat tetes
mata yang digunakan dalam dosis ganda.
Syarat pengawet dalam obat tetes mata:
a. Harus efektif dan efisien
b. Tidak berinteraksi dengan bahan
aktif atau bahan pembantu
lainnya
c. Tidak iritan terhadap mata
d. Tidak toksis
3. Tetes telinga
Tetes telinga adalah obat tetes yang
digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga.
Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga
dibuat menggunakan cairan pembawa
bukan air (FI III)
Penggunaan
1. Preparat untuk melepaskan kotoran
telinga (kondensat dari trietanolamin
polipeptida oleat, dalam perdagangan
diformulasikan dalam propilen glikol)
2. Antiinfeksi (kloramfenikol, neomisin,
nistatin, dll)
3. Membantu mengurangi rasa sakit yang
sering menyertai infeksi telinga
(antipirin dan anestetika local seperti
lidokain dan benzokain)
Cara menggunakan
obat tetes telinga
4. Tetes hidung
Obat tetes hidung (OTH) adalah obat
tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat kedalam
rongga hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar dan pengawet (FI
ed IV)
Bentuk Suspensi
-
Zat aktif
Pensuspensi
Pengental
Pendapar
Pembawa
Cairan Pembawa :
Umumnya digunakan air
Minyak lemak atau minyak mineral tidak
boleh digunakan sebagai cairan
pembawa obat tetes hidung
Cairan pembawa lain : propilenglikol dan
parafin liquid.
Pengental
Untuk menghasilkan viskositas larutan
yang seimbang dengan viskositas mucus
hidung (agar aksi cillia tidak terganggu).
Sering digunakan : Metil selulosa (Tylosa)
(0,1 -0.5 %), CMC-Na (0.5-2 %)
Larutan yang sangat encer/sangat kental
menyebabkan iritasi mukosa hidung.
Sterilitas
Cara sterilisasi :
1. Filtrasi dengan menggunakan filter
membran dengan ukuran pori 0,45m
atau 0,2 m.
2. Panas kering
3. Autoclaving
4. Sterilisasi gas dengan etilen oksida