Anda di halaman 1dari 26

OBAT TETES

Ajeng Utari Dewi


311-13-111

OBAT TETES
1.Obat tetes Oral
2.Obat tetes mata (guttae opthalmicae)
3.Obat tetes telinga (auricularies) = Otic
preparation
4.Obat tetes hidung ( guttae nasales)

1. Tetes Oral
Biasanya merupakan larutan sejati atau
suspensi yang dimaksudkan untuk
pemakaian per oral
Biasanya untuk bayi dan anak-anak
yang susah menelan.

2. Obat Tetes Mata


Adalah larutan dalam air, atau larutan
dalam minyak atau suspensi yang
digunakan dengan cara meneteskan ke
dalam lapisan conjunctiva.
Larutan obat mata adalah larutan steril,
bebas partikel asing, merupakan sediaan
yangg dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai untuk digunakan
pada mata (FI ed IV)

Syarat sediaan obat mata


1.Jernih
2.Isotonis
3.Isohidris
4.Steril
5.Stabilitas

1. Jernih
jernih, bebas dari partikel asing dan
melayang.
Cara yang paling sederhana untuk menjamin
kejernihan sediaan adalah dengan
melakukan penyaringan.
Penggunaan polysorbat 20 dan polysorbat 80
dengan konsentrasi mak 1% bisa juga
digunakan untuk menjernihkan sediaan tetes
mata.

2. Isotonis
Cairan mata memiliki tonisitas yang
ekuivalen dengan larutan NaCl 0,9%,
namun mata masih bisa mentolerir paling
rendah 0,6% dan paling tinggi 1,8%.
Beberapa obat mata menjadi hipertonis
karena komposisi bahan aktif yang besar,
sebagian lain menjadi hipotonis.

Pada sediaan yang hipotonis biasanya


ditambahkan zat pengisotonis seperti :
1.NaCl
2.Asam Borak
3.Dextrosa
Sediaan yang hipertonis lebih diterima
dibandingkan hipotonis.

3. Isohidris
memiliki pH = pH cairan air mata
(isohidris)menghindari timbulnya rasa
perih pada mata.
Tapi lebih disyaratkan untuk
menyamakan pH sediaan dengan pH
stabilitas dari zat aktif menghindari
timbulnya fluktuasi pH sediaan selama
penyimpanan yang bisa mempengaruhi
stabilitas zat dan sediaan.

4. Steril

Cara sterilisasi :
1.Filtrasi dengan menggunakan membran
filter steril ukuran pori : 0,45 m atau 0,2
m dan langsung disaring kedalam wadah
yang steril.
2.Pemanasan kering
3.Autoclaving
4.Sterilisasi gas dengan etilen oksida.

BEBERAPA PERTIMBANGAN
DALAM PEMBUATAN OBAT MATA
1.Sterilitas
Cara-cara sterilisasi: panas uap, panas
kering, cara filtrasi, cara gas, cara
radiasi-ionisasi
2.Iritasi
Bahan aktif, bahan pembantu, atau pH
yang tidak cocok dari pembawa obat
tetes mata dapat menimbulkan iritasi
terhadap mata.

BEBERAPA PERTIMBANGAN
DALAM PEMBUATAN OBAT MATA
3.Pengawet
Semua obat tetes mata digunakan harus
dalam keadaan steril. Pengawet perlu
ditambahkan khususnya untuk obat tetes
mata yang digunakan dalam dosis ganda.
Syarat pengawet dalam obat tetes mata:
a. Harus efektif dan efisien
b. Tidak berinteraksi dengan bahan
aktif atau bahan pembantu
lainnya
c. Tidak iritan terhadap mata
d. Tidak toksis

3. Tetes telinga
Tetes telinga adalah obat tetes yang
digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga.
Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga
dibuat menggunakan cairan pembawa
bukan air (FI III)

Penggunaan
1. Preparat untuk melepaskan kotoran
telinga (kondensat dari trietanolamin
polipeptida oleat, dalam perdagangan
diformulasikan dalam propilen glikol)
2. Antiinfeksi (kloramfenikol, neomisin,
nistatin, dll)
3. Membantu mengurangi rasa sakit yang
sering menyertai infeksi telinga
(antipirin dan anestetika local seperti
lidokain dan benzokain)

Pembawa yang sering digunakan antara


lain :
1. Gliserin
2. Propilen glikol
3. PEG dengan BM kecil seperti PEG 300

Sifat fisikokimia yang harus


diperhatikan
1. Kelarutan (larut dalam cairan pembawa atau dlm
bentuk suspensi)
2. Viskositas
3. Sifat surfaktan
Dengan adanya surfaktan akan membantu proses
penyebaran sediaan dan melepaskan kotoran pada
telinga.
4. Pengawet
Pada sediaan tetes telingan yang menggunakan
gliserin, propilen glikol sebagai pembawa tidak perlu
ditambahkan zat pengawet.
5. Sterilisasi (tidak perlu dibuat secara steril, yang
penting bersih)
6. pH optimum pH asam (5-7,8)

Cara menggunakan
obat tetes telinga

4. Tetes hidung
Obat tetes hidung (OTH) adalah obat
tetes yang digunakan untuk hidung
dengan cara meneteskan obat kedalam
rongga hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar dan pengawet (FI
ed IV)

Umumnya OTH mengandung


zat aktif
1. Antibiotika (ex : Kloramfenikol, neomisin
Sultat, Polimiksin B Sultat)
2. Sulfonamida
3. Vasokonstriktor
4. Antiseptik / germiside (ex : Hldrogen
peroksida)
5. Anestetika lokal (ex : Lidokain HCl)

Formula umum (Fornas)


Bentuk Larutan
- Zat aktif
- Anti oksidan (bila
perlu)
- Pendapar
- Pengisotonis
- Pelarut
- Pengental

Bentuk Suspensi
-

Zat aktif
Pensuspensi
Pengental
Pendapar
Pembawa

Cairan Pembawa :
Umumnya digunakan air
Minyak lemak atau minyak mineral tidak
boleh digunakan sebagai cairan
pembawa obat tetes hidung
Cairan pembawa lain : propilenglikol dan
parafin liquid.

pH Larutan dan Zat Pendapar


pH sekresi hidung orang dewasa antara
5,5 - 6,5 dan pH sekresi anak-anak antara
5,0 - 6,7. Jadi dibuat pH larutan OTH
antara pH 5 sampai 6,7.
Disarankan menggunakan dapar fostat pH
6.5 atau dapar lain yang cocok pH 6.5 dan
dibuat isotonis dengan NaCI

Pensuspensi (FI III)


Dapat digunakan sorbitan (span),
polisorbat (tween) atau surfaktan lain
yang cocok, kadar tidak boleh melebihi
dari 0,01 %b/v.

Pengental
Untuk menghasilkan viskositas larutan
yang seimbang dengan viskositas mucus
hidung (agar aksi cillia tidak terganggu).
Sering digunakan : Metil selulosa (Tylosa)
(0,1 -0.5 %), CMC-Na (0.5-2 %)
Larutan yang sangat encer/sangat kental
menyebabkan iritasi mukosa hidung.

Pengawet umumnya digunakan :


- Benzolkonium Klorida = 0.01 0,1 %b/v,
Klorbutanol = 0.5-0.7 % b/v
Tonisitas
Kalau dapat larutan dibuat isotonis (0.9 %
NaCI) atau sedikit hipertonis dengan
memakai NaCl atau dekstrosa

Sterilitas
Cara sterilisasi :
1. Filtrasi dengan menggunakan filter
membran dengan ukuran pori 0,45m
atau 0,2 m.
2. Panas kering
3. Autoclaving
4. Sterilisasi gas dengan etilen oksida

Anda mungkin juga menyukai