PEMERIKSAAN
MULUT, FARING,
TONSIL dan LARING
dr. Ida Bagus Marga
Yuso
LOGO
MULUT
Inspkesi :
Ptialismus, trismus
Gerakan bibir dan sudut mulut (N. VII)
Mukosa dan ginggiva, misalkan adanya ulkus sinusitis maksilaris
(caries gigi P1, P2, M1, M2) atas atau trimus yang disebabkan
gigi M3 bawah yang letaknya miring
Lidah : Parese N. XII, atrofi, aftae, tumor malignan alveolaris
bengkak oleh karena radang tumor sinus maksilaris
Palpasi :
jangan dilupakan bila ada ulkus pada lidah (karsinoma)
Perkusi :
Pada gigi dan geraham, terasa sakit bila ada radang
T0
T1
T2
T3
T4
Perhatikan anatominya
Perhatikan patologinya
Abces peritonsil
Difteri
Tonsilitis akut
Tonsilitis kronik
Aftae
Radang spesifik
Tumor benigna
Sikatriks
Korpus alineum
tuberkulosa
keras, fiksasi tonsil
akibat tonsilektomi, incisi abces peritonsil
duri ikan, tulang
Normal
waktu istirahat
Paresis bilateral
Waktu istirahat
: seperti normal
Ucapkan aa, ee : seperti normal
eee
: mungkin uvula sedikit bergerak
Waktu istirahat
: seperti normal
Ucapkan aa, ee : palatum molle terangkat ke
arah yang sehat, uvula miring,
menunjuk ke arah sehat,
konkavitas, tak simetris
Kondisi di atas dapat karena tumor nasofaring atau parese
N. X
Paresis Bilateral
Paresis unilateral
LARING
Laring
Inspeksi
diperhatikan warna dan keutuhan kulit, serta benjolan
yang ada pada daerah leher disekitar laring. Suatu
benjolan yang mengikuti gerakan laring adalah
struma dan kista duktus tireoglossus.
Laring
Laringoskopia Inderekta
Maksudnya adalah melihat laring secara tidak langsung
dengan cara menempatkan cermin didalam faring dan cermin
tersebut disinari dengan cahaya. Bayangan laring pada cermin
terlihat dari sinar yang dipantulkan.
Syarat syarat yang harus dipenuhi :
Harus ada jalan yang lebar buat cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dari faring ke laring. Untuk
keperluan itu maka lidah harus dikeluarkan, sehingga
radix linguae yang menutup jalan itu bergerak ke ventral.
Harus ada tempat yang luas buat cermin, dan cermin tak
boleh ditutup oleh uvula. Untuk keperluan itu penderita
disuruh bernapas dari mulut. Dengan demikian uvula
bergerak dengan sendirinya keatas dan menutup jalan ke
nasofaring.
Laring
Alat alat :
Cermin laringoskop yang besar, lampu
spiritus, larutan tetrakain buat faring yang
sensitif, kain kassa yang dilipat
Laring
Pelaksanaan :
Anestesi faring dengan tetrakain. Pada umumnya anestesi ini
tidak diperlukan, kecuali untuk faring yang sangat sensitif.
Pemeriksaan dapat dimulai kira kira 10 menit setelah
disemprotkan larutan tetrakain.
Mulut harus dibuka lebar lebar, harus bernapas dari mulut
Penderita diminta menjulurkan lidah panjang panjang.
Laring
Cermin dipegang dengan tangan kanan, seperti memegang pensil arah
cermin ke bawah.
Cermin dipanasi (lebih sedikit dari 37C), supaya nanti tidak menjadi
kabur.
Laring
Panas cermin dikontrol pada lengan bawah kiri pemeriksa. Cermin
dimasukkan ke dalam faring, dan mengambil posisi di muka uvula.
Kalau perlu uvula didorong sedikit ke belakang dengan punggung
cermin, cermin disinari.
Laring
Laring
Untuk pemeriksaan laringoskopia inderekta kepala
penderita diatur dalam tiga posisi, yaitu :
Posisi tegak (a)
Posisi Killian : lebih jelas untuk melihat sekitar komisura
posterior (b)
Posisi Turcks lebih jelas untuk melihat sekitar komisura anterior
(c)
Laring
Untuk keperluan ini penderita disuruh
menngucapkan huruf iii yang panjang dan
yang tinggi.
Akibat mengucapkan huruf iii yang tinggi itu,
ialah laring ditarik ke atas dan ke muka
Dalam gerakan ke atas dan ke muka itu, ikut
pula serta epiglotis
Epiglotis yang sebelumnya menutup introitus
laringis, sekarang terbuka sehingga cahaya
dapat masuk ke dalam laring dan trakea
Korda vokalis bergerak ke garis median.
Laring
Tahap 2 : melihat laring dan sekitarnya
Perhatikan anatomi laring, berupa :
Epiglotis dan pinggirnya
Aritenoid kiri dan kanan
Plika ari-epiglotika kiri dan kanan sinus piriformis kiri dan kanan
Dinding posterior dan dinding lateral faring
Plika ventrikularis kiri dan kanan
Komisura anterior dan posterior
Korda vokalis kiri dan kanan
Laring
Perhatikan patologi-anatominya ;
Radang
Ulkus
Oedem
Cairan
Tumor
Laring
Perhatikan gerakan dari korda vokalis kiri-kanan
normal, simetris, tidak bererak (parese) unilateral
atau bilateral
Kausa paralisa, antara lain :
Kelainan syaraf otak
Di leher
: tumor colli, operasi struma
Dalam toraks : karsinoma paru, TBC paru,
aneurisma
Jantung
Corbovinum, perikarditis, mitral insufisiensi stenosis
Nefritis, diabetes
Laring
Tahap 3 : melihat trakea
Biasanya korda vokalis hanya dapat dilihat dalam stadium fonasi
Dalam stadium respirasi lumen laring tertutup oleh epiglotis,
sehingga mukosa trakea hanya dapat dilihat waktu belum ada
adduksi yang komplit, atau di waktu permulaan abduksi.
Perhatikan anatomi, patologi mukosa, warna mukosa, sekret regio
subglotik, oedem, tumor
Kesalahan-kesalahan yang lazim dibuat dokter
a. Lidah penderita ditarik keluar sehingga frenulum linguae mungkin
terjepit antara incisivus inferior kanan dan kiri. Kalau terasa sakit
maka tangan kita akan ditolak oleh penderita
b. Ludah dipegang terlalu keras dapat menimbulkan rasa sakit,
akibatnya penderita menarik lidahnya ke dalam mulut, atau tangan
dokter ditolak
c. Cermin dapat menimbulkan reflek muntah, kalau menyentuh
faring. Kalau cermin terlalu panas, uvula terasa sakit, penderita
akan memukul tangan dokter atau kepalanya diputar.
Laring
Laring
Kesulitan dari puhak dokter adalah sulitnya mengadakan koordinasi
yang baik antara tangan kiri yang memegang lidah, tangan kanan
yang memegang cermin, kepala yang menggerakkan lampu dan
mata yang harus melihat. Hal ini hanya dapt diatasi dengan
latihan latihan.
Dari pihak penderita adalah :
1. Ketegangan sehingga napas ditahan
2. Salah mengerti :
Penderita disuruh bernapas biasa dari mulut : kedengaran seolaholah waktu ekspirasi, terdengar mengucapkan huruf hhh
Bernapas terlalu keras dan terlalu cepat
Penderita tidak mengucapikan huruf iii tetapi batuk (jadi pada
pertama kali dokter harus memalingkan mukanya ke samping)
Mengucapkan huruf iii dengan mulut terbuka, dan lidah dikeluarkan
Cara mengatasinya ialah dengan menyuruh penderita secara
berturut-turut mengucapkan huruf aaa eee iii
Sedapat mungkin bila penderita menarik lidahnya kedalam, kita
sedkit mengikutinya, sehingga pemeriksaan dapat lebih mudah
Tetapi lebarnya mulut tetap kita atur dengan menakankan telunjuk
kiri ke pipi di antara geraham atas dan geraham bawah.
Laring
Pemeriksaan Kelenjar Leher
Kelenjar leher pada umunya baru teraba apabila ada
pembesaran lebih dari 1cm. Palpasi dilakukan dengan
posisi pemeriksa berada di penderita dan dilakukan
secara sistematis/berurutan dimulai dari submental
berlanjut ke arah angulus mandibula, sepanjang
muskulus sternokleidomastoid, klavikula dan diteruskan
sepanjang saraf accesorius.
X-foto Rontgen
indikasi untuk membuat x-foto :
Fraktura laring
Karsinoma laring :
Untuk melihat passage yang masih ada
Untuk melihat luasnya tumor
FARINGITIS
Medikamentosa
Sefadroksil Caps 500 mg No. X
S 3 dd Caps I
Asam Mefenamat Tab 500 mg No. X
S 3 dd Tab I
Parasetamol Tab 500 mg No. X
S 3 dd Tab I pro re nata
Edukasi
Tidak mengkonsumsi pedas dan berminyak
Konsumsi Air Hangat