Anda di halaman 1dari 33

Laporan kasus tumor

retrobulbar mata
Pembimbing :
dr. Rety Sugiarti, Sp.M
M. Fourta lasocto
KEPANITERAAN KLINIK RSud banjar fk umj
20016

Identitas Pasien
Nama

: Tn.H
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Sindang jaya Kota Banjar.
Tanggal Masuk RS
: 15 Januari 2016

Anamnesis
Keluhan Utama

Penonjolan bola mata sebelah kanan


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Banjar dengan


keluhan penonjolan bola mata sebelah kanan dialami
sejak 6 tahun yang lalu. Makin lama makin membesar
dan mulai disertai nyeri dan terasa pegal pada mata.
Nyeri kepala dirasakan sejak 2 tahun yang lalu pada
kepala bagian kanan dan sifatnya hilang timbul.
Penglihatan berkurang dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu. Penglihatan ganda (-). Riwayat muntah (-)
penurunan berat badan (-)

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal Riwayat penyakit mata lain disangkal.


Riwayat trauma dan kencing manis disangkal. Pasien
mengaku pernah di oprasi 3 bulan di RS purwokerto
Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit


seperti ini. Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi
dalam keluarga pasien disangkal
Riwayat Pengobatan

Pasien menyangkal sedang menggunakan obat-obatan


Riwayat Alergi

Riwayat alergi terhadap obat, makanan, debu, binatang,


dan lainnya disangkal

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaaan Umum

: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,4oC

Status Oftalmologis
Status Lokalis:
Orbita Dextra:
I: Tampak mata membesar dan menonjol

keluar, inflamasi (-)


P: Teraba Massa Tumor (+), Nyeri tekan (+)

Status Oftalmologis
KETERANGAN

OD

OS

1. VISUS
Tajam penglihatan

0,5/60
Pin hole tetap

6/6

2. KEDUDUKAN BOLA MATA


Eksoftalmus

ada

Tidak ada

Endoftalmus

Tidak ada

Tidak ada

Posisi

ortoforia

ortoforia

kurag ke segala arah

Baik ke segala arah

Gerakan mata

T
T
T

3. PALPEBRA
Edema

Ada

Tidak Ada

Nyeri tekan

Ada

Tidak Ada

Ektropion

Tidak Ada

Tidak Ada

Entropion

Tidak Ada

Tidak Ada

Blefarospasme

Tidak Ada

Tidak Ada

Trikiasis

Tidak Ada

Tidak Ada

Sikatriks

Tidak Ada

Tidak Ada

Hordeolum

Tidak Ada

Tidak Ada

Kalazion

Tidak Ada

Tidak Ada

Ptosis

Tidak Ada

Tidak Ada

Hiperemis

Tidak Ada

Tidak Ada

Folikel

Tidak Ada

Tidak Ada

Papil

Tidak Ada

Tidak Ada

Sikatriks

Tidak Ada

Tidak Ada

Anemia

Tidak Ada

Tidak Ada

Kemosis

Tidak Ada

Tidak Ada

Injeksi konjungtiva

Tidak Ada

Tidak Ada

Injeksi siliar

Tidak Ada

Tidak Ada

Perdarahan subkonjungtiva

Tidak Ada

Tidak Ada

Pterigium

Tidak Ada

Tidak Ada

Pinguekula

Tidak Ada

Tidak Ada

Nervus pigmentosus

Tidak Ada

Tidak Ada

4. KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR DAN INFERIOR

5. KONJUNGTIVA BULBI

6. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum lakrimal

Terbuka

Terbuka

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Kejernihan

Jernih

Jernih

Permukaan

Licin

Licin

12 mm

12 mm

Baik

Baik

Infiltrat

Tidak ada

Tidak ada

Ulkus

Tidak ada

Tidak ada

Perforasi

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Warna

Putih

Putih

Ikterik

Tidak Ada

Tidak Ada

Kedalaman

Sedang

Sedang

Kejernihan

Jernih

Jernih

Hifema

Tidak ada

Tidak ada

Hipopion

Tidak ada

Tidak ada

Tes Anel
7. KORNEA

Ukuran
Sensibilitas

Arkus senilis
Edema
8. SKLERA

9. KAMERA OKULI ANTERIOR

10. IRIS
Warna

Coklat

Coklat

Kripte

Jelas

Jelas

Bentuk

Bulat

Bulat

Sinekia

Tidak ada

Tidak ada

Sentral

Sentral

Bentuk

Bulat

Bulat

Ukuran

3 mm

3 mm

isokor

Refleks cahaya langung

Refleks cahaya tidak langsung

jernih

jernih

11. PUPIL
Letak

12. LENSA
Kejernihan

RESUME
Tn. H berusia 50 tahun datang ke poliklinik mata

RSUD Banjar dengan keluhan penonjolan bola mata


sebelah kanan dialami sejak 6 tahun yang lalu. Makin
lama makin membesar dan mulai disertai nyeri dan
terasa pegal pada mata. Nyeri kepala dirasakan sejak
2 tahun yang lalu pada kepala bagian kanan dan
sifatnya hilang timbul. Penglihatan berkurang
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.Riwayat penyakit
dahulu Pasien mengaku pernah di oprasi 3 bulan di RS
purwokerto
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam Pada
pemeriksaan fisik didapati pada OD, visus 0,5/60,
edema dan nyeri.pergerakan bola mata tidak
maximal, Eksoftalmus

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT scan orbita - kepala


biopsy
DIAGNOSA
Tumor Retrobulbar Okuli Dextra
Diagnosis Banding
PSEUDO TUMOR (GRANULOMA ORBITAL)
EKSOFTALMOS ENDOKRIN

RENCANA PENATALAKSANAAN
Tumor jinak: memerlukan eksisi, namun
bila kehilangan penglihatan merupakan
hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan
pendekatan konservatif.
Tumor ganas: memerlukan biopsi dan
radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik
dengan khemoterapi. Terkadang lesi
terbatas (misal karsinoma kelenjar
lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

PROGNOSIS
Quo ad Vitam

: dubia ad malam
Quo ad Fungtionam
: dubia ad malam
Quo ad Santionam
: Malam

Pendahuluan
Orbita secara anatomis merupakan struktur
yang kompleks terdiri dari bola mata, otot-otot
ekstraokuler, jaringan limfe dan pembuluh
darah, saraf, glandula, dan jaringan pengikat.
Orbita merupakan area yang kecil dengan
sedikit ruang kosong sehingga jika terdapat
massa
(space
occupying
lesion)
yang
meningkatkan
volume
orbita
akan
bermanifestasi klinis sebagai proptosis dan
terganggunya fungsi penglihatan dan fungsi
otot ekstraokuler.

Definisi Tumor Retrobulbar


Tumor retrobulbar merupakan salah satu

tumor orbital yang berlokasi di belakang


bola mata

Klasifikasi
Tumor retrobulbar dapat dibagi menjadi

intrakonal dan ekstrakonal tergantung


letaknya di dalam atau di luar konus otot.
Intrakonal: glioma, meningioma,
haemangioma cavernous dan kapiler,
haemangiopericytoma, lymphangioma and
neurofibroma.
Extraconal: tumour glandula lacrimal
(pleomorphic adenoma, adenoid cystic
cancer), dermoid, lymphoma, pseudotumour,
rhabdomyosarkoma dan metastasis.

Hemangioma cavernous
Merupakan tumor jinak intraorbita yang

tersering pada orang dewasa.


Biasanya tumor terletak dalam konus otototot retrobulbar. Sehingga bermanifestasi
sebagai proptosis unilateral yang lambat
pada dekade kedua sampai keeempat.
Kadangkala dapat menekan nervus optikus
tanpa proptosis.

Glioma
merupakan tumor jinak yang berkembang dari

astrosit. Biasanya muncul pada dekade pertama


kehidupan. Dapat hadir sebagai tumor yang
soliter atau sebagai bagian dari von
recklinghausens neurofibromatosis.
Gambaran klinis ditandai dengan hilangnya
penglihatan, ditandai dengan axial proptosis
unilateral yang bertahap dan tidak disertai
nyeri.
Pemeriksaan fundus dapat memperlihatkan
adanya atropi dan edema papil saraf optik dan
pembesaran vena.

Limphangioma
adalah tumor yang jarang terjadi terlihat

sebagai proptosis dengan progresifitas


yang lambat pada remaja muda.
Terkadang membesar sebagai akibat
perdarahan spontan di dalam ruang
vaskular, yang kemudian membentuk kista
coklat yang dapat sembuh spontan.

Meningioma
adalah tumor invasif yang berasal dari villi

arrachnoidal. Meningioma menginvasi


orbita terdapat dua tipe : primer dan
sekunder
Primer : Dikenal juga sebagai meningioma
yang berasal dari pembungkus nervus saraf
optik.
Sekunder: Meningioma intracranial yang

secara sekunder menginvasi orbita. Invasi


orbita dapat timbul melalui dasar fossa cranii
anterior

Rhabdomyosarcoma
Tumor ganas dari orbita yang berasal dari otot

extraokular.
Merupakan tumor orbita tersering pada anakanak, biasanya timbul dibawah usia 15 tahun.
Terdapat proptosis yang progresif dan tiba-tiba
onsetnya.
Proptosis yang paling berat karena
rhabdomyosarcoma yang terletak di kuadran
superonasal.
Gambaran klinis mirip dengan proses
inflamasi.

Gejala klinis
Penonjolan bola mata
bola mata terdorong ke depan
pergerakan bola mata terbatas pada arah

yang homolateral
kehilangan penglihatan
Nyeri dan diplopia

Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang
CT scan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Biopsi Fine Needle Aspiration

Penatalaksanaan
Tumor jinak: memerlukan eksisi, namun

bila kehilangan penglihatan merupakan


hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan
pendekatan konservatif.
Tumor ganas: memerlukan biopsi dan
radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik
dengan khemoterapi. Terkadang lesi
terbatas (misal karsinoma kelenjar
lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

Pendekatan operatif
Transkranial-frontal: untuk tumor dengan

perluasan intrakranial atau terletak


posterior dan medial dari saraf optik.
Lateral: untuk tumor yang terletak
superior, lateral, atau inferior dari saraf
optik.

GRANULOMA ORBITAL
Gejala nyeri orbital tiba-tiba dengan pembengkakan

kelopak, proptosis dan khemosis akibat infiltrasi limfosit


dan sel plasma pada berbagai struktur didalam orbit.
Keadaan ini biasanya terjadi pada usia menengah dan
jarang terjadi bilateral.
Penunjang CT scan memperlihatkan lesi orbital difus,
walau mungkin lebih dominan pada satu struktur,
misalnya saraf optik, otot ekstra-okuler atau kelenjar
lakrimal. Bila diagnostik tetap meragukan, diperlukan
biopsi.
Pemberian steroid
Bila gejala menetap, lesinya akan berreaksi baik
terhadap radioterapi.

EKSOFTALMOS ENDOKRIN
Pasien tirotoksik dengan eksoftalmos

bilateral tidak sulit untuk didiagnosis,


namun eksoftalmos endokrin, dengan
edema kelopak yang jelas, retraksi kelopak,
dan oftalmoplegia mungkin terjadi
unilateral dan dengan tiroksin dan
triiodotironin serum normal.

DAFTAR PUSTAKA
Emedicine
Jurnal retrobulbar tumor
http://www.dexamedica.com, Tumor Orbita
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Orbita.htm

l
, Tumor Orbita
http://www.parentsguide.co.id, Mata Julig, gejala awal
kanker mata
http://cyberwoman.cbn.net.id, Waspadai kanker mata
http://www.ahmadfaried.com, Tumor retina
http://www.pdpersi.co.id, Mata kian menonjol,
waspadai kanker mata
Gambar eye movement.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai