PNEUMONIA
DISUSUN OLEH:
Dengan ini menyatakan, telah menyelesaikan presentasi kasus sebagai salah satu
syarat memenuhi portofolio sesuai dengan Buku Pedoman Kegiatan Internship Dokter
Indonesia.
Hari / Tangggal :
Presentasi dihadiri oleh peserta dokter internsip (IGD dan Rawat Inap)
Demikian surat ini saya lampirkan sebagai bukti, telah menyelesaikan tugas saya sebagai
dokter internsip. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui
BORANG PORTOFOLIO V
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE Mei 2018 – Mei 2019
dr. Analisa Ilmiaty
Nama Peserta : dr. Analisa Ilmiaty
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis TBC paru putus obat
2. Etiologi TBC paru putus obat
3. Komplikasi TBC paru putus obat
4. Tatalaksana pada pasien dengan TBC paru putus obat dan pneumonia
5. Informasi dan edukasi mengenai penyakit pasien dan perubahan gaya hidup
1. Subjektif Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS),
sesak dirasakan pertama kali saat pasien sedang duduk, sesak
napas tidak dipengaruhi aktivitas. Keluhan desertai batuk
berdahak, batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu, batuk
berdahak dengan dahak putih kental lalu 2 minggu kemudian
menjadi kuning kental dan hijau kekuningan, pasien demam naik
turun dan tidak terlalu tinggi dengan perabaan tangan sejak 1
bulan yang lalu, namun sejak 1 minggu terakhir demam dirasakan
tinggi dengan perabaan tangan, demam turun saat pasien minum
obat sanmol 1 tablet, 1 minggu terakhir pasien juga mengeluh
nafsu makan menurun , dan lemas. Pasien juga berkeringat di
malam hari walaupun tidak beraktivitas, pasien mengalami
Mikrobiologis
01/09/2018
BTA: Sputum 1 pewarnaan Ziehl – Neelsen : positif 3
Leukosit 15 – 25
Epitel 1 – 2
01/09/2018
BTA: Sputum 2 pewarnaan Ziehl – Neelsen : positif 1
Leukosit 25 – 30
Epitel 1 – 3
Rontgen thorax
Tanggal 01/09/2018
EKG
Tanggal 09/07/2018
Tuberculosis sangat kompeks yang menyebabkan dinding
bakteri M. Tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila
warna tersebut dengan asam – alkohol.
Sumber penularan adalah melalui pasien TB paru BTA
(+). Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
bakteri tersebut ke udara dalam bentuk droplet (percikan
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE Mei 2018 – Mei 2019
dr. Analisa Ilmiaty
dan dapat menginfeksi individu lain bila terhirup ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan dapat menyebar
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernafasan,
atau penyebaran langsung ke bagianbagian tubuh lainnya
Pada umumnya TB dibagi menjadi dua yaitu TB paru dan
TB ekstra paru. TB paru diklasifikasikan menurut hasil
BTA atau hasil dari pemeriksaan dahaknya yaitu TB paru
dengan BTA positif dan TB paru dengan BTA negatif
serta klasifikasi menurut tipe penderita yaitu:
1. kasus baru merupakan pasien yang belum pernah
diobati dengan OAT atau sudah pernah mengkonsumsi
OAT kurang dari 1 bulan (30 dosis harian)
2. Kasus kambuh (relaps) merupakan pasien TB yang
sebelumnya pernah mendapat pengobatan TB dan telah
dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat
dengan pemeriksaan dahak BTA positif
3. Pindahan (transfer in) adalah pasien yang sedang
mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan
kemudian pindah ke kabupaten ini. Pasien pindahan
tersebut harus membawa surat rujukan/pindah
4. Lalai berobat atau putus berobat (default/drop out)
merupakan pasien yang sudah berobat paling kurang 1
bulan dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang
kembali berobat. Umumnya pasien tersebut kembali
dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif
5. Gagal merupakan pasien BTA positif yang masih tetap
positif atau kembali positif pada akhir bulan kelima (satu
bulan sebelum akhir pengobatan) atau pada akhir
pengobatan. Atau pasien dengan hasil BTA negatif
rontgen positif pada akhir bulan kedua pengobatan
6. Kasus kronis merupakan pasien dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah selesai
BORANG INTERNSHIP RSUD KOTA TANGERANG
PERIODE Mei 2018 – Mei 2019
dr. Analisa Ilmiaty
pengobatan ulang kategori II dengan pengawasan yang
baik.
7. Kasus bekas TB merupakan pasien dengan hasil
pemeriksaan biakan dahak negative dan gambaran
radiologis paru menunjukkan lesi TB inaktif, terlebih
gambaran radiologik serial menujukkan gambaran yang
menetap. Pasien dengan riwayat pengobatan yang
adekuat.
8. TB MDR atau resistensi ganda merupakan TB yang
menunjukkan resistensi terhadap obat rifampisin dan INH
dengan atau tanpa OAT lainnya
Penegakkan diagnosis TB paru putus obat berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik disertai pemeriksaan
penunjang yang mendukung.
Anamnesis dan gejala klinis TB paru putus obat berupa
pasien yang sudah berobat paling kurang sebulan dan
berhenti lebih dari 2 bulan dan datang kembali untuk
berobat dengan keluhan batuk terus menerus dan
berdahak selama 3 minggu atau lebih, dengan gejala
tambahan yang sering dijumpai seperti batuk darah,
sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan
menurun, berat badan turun, malaise, berkeringat malam
hari walaupun tanpa kegiatan serta demam/meriang.
Gejala klinis TB paru putus obat sesuai dengan yang
dialami pada pasien yaitu batuk selama 2 bulan, demam,
lemas, penurunan nafsu makan, berat badan yang turun,
serta sesak napas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan subfebris hingga
demam tinggi, badan kurus atau berat badan menurun.
Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukkan
kelainan terutama pada kasus dini atau yang sudah
terinfiltrasi secara asimtomatik, pada TB paru lanut
dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan
retraksi otot intercostal. pada auskultasi dapat ditemukan
kali lipat sedangkan terjadinya TBMDR sebesar 10 kali
lipat atau lebih dibandingkan dengan pasien yang belum
pernah diobati.
Selain itu pasien yang dapat dicurigai suspect TB
resistensi obat (RO) adalah pasien:
1. TB gagal pengobatan kategori 2
2. TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah
3 bulan pengobatan
3. TB dengan riwayat pengobatan tidak standar dan
menggunakan kuinolon atau obat injeksi lini ke 2
molecular atau geneXpert merupakan suatu pemeriksaan
Amplification Test (NAAT) dengan metode PCR yang
resisten terhadap beberapa obat terutama rifampisin dan
Untuk mendiagnosis TB MDR pemeriksaan ini memiliki
mendeteksi resistensi rifampisin 96,1%
TBC paru yang pengobatannya tidak benar akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi dibagi atas
komplikasi dini dan komplikasi lanjut, komplikasi dini
seperti efusi pleura, pleuritis, empiema akibat adanya
focus pada pleura sehingga pleura robek yang
menyebabkan pleuritis ataupun focus masuk melalui
kelenjar limfe sekitar pleura. Komplikasi lanjut dapat
berupa obstruksi jalan nafas akibat dari erosi epitel
karena infeksi tersebut, fibrosis dan terjadinya
metaplasia sel skuamosa serta penebalan lapisan mukosa
sehingga terjadi obstruksi jalan nafas yang bersifat
irrebersibel (stenosis) dan menyebabkan gagal nafas.
dianjurkan. Pada TB paru putus obat yang akan memulai
sebagai berikut:
minggu, pengobatan OAT dilanjutkan sesuai jadwal
2. Penderita menghentikan pengobatannya ≥ 2 minggu
1) Berobat ≥ 4 bulan, BTA negatif dan klinik,
radiologik negatif, pengobatan OAT STOP
2) Berobat > 4 bulan, BTA positif: pengobatan dimulai
dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka
waktu pengobatan yang lebih lama kategori II (2RHZES/
1RHZE/ 5R3H3E3)
3) Berobat < 4 bulan, BTA positif: pengobatan dimulai
dari awal dengan paduan obat yang sama
4) Berobat < 4 bulan, berhenti berobat > 1 bulan, BTA
pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang
sama
5) Berobat < 4 bulan, BTA negatif, berhenti berobat 2
4 minggu pengobatan diteruskan kembali sesuai jadwal.
Pengobatan yang diberikan kepada penderita TB perlu
diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik
dan tidak ada indikasi rawat, dapat rawat jalan. Selain
keadaan klinis dan indikasi). Untuk menjamin kepatuhan
Pengawas Menelan Obat (PMO).
Prognosis TB paru putus obat sangat ditentukan dari
diagnosis dini, dan pengobatan serta tergantung pada luas
paru yang terlibat dan kondisi medis yang menyertainya.