Anda di halaman 1dari 52

Laporan

kasus

Unstable Angina Pectoris


Oleh
ELVI JUWITA
06091125

pembimbing:
dr. Hj.Sri
Murdiati Sp.Jp
(K) FIHA

Identitas
Pasien

Nama
: Tn. FZA
Usia
39 tahun
Alamat
: Kuta Raja
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Swasta
Suku
: Aceh
No. RM
: 0-93-42-96
Tanggal Masuk
: 14 Juni 2016
Tanggal pemeriksaan : 20 Juni
2016

Anamnesis
Keluhan Utama :nyeri dada
Keluhan Tambahan :nyeri kepala,mual
Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien
datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan
keluhan nyeri dada, yeri dada dirasakan
disebelah kiri, pasien mengeluhkan nyeri
dada yang dirasakan seperti di tekan
beban berat, nyeri menjalar ke lengan
kiri,ke rahang, dan sampai dan ke punggu
kiri.

sambungan
Nyeri tidak berkurang saat pasien
beristirahat. Pada saat terjadi serangan
pasien mengaku nyeri terjadi lebih dari
30 menit. Hal tersebut dirasakan pasien
lebih kurang sudah 2 tahun terakhir,
namun memberat dalam 2 hari terakhir
sebelum
pasien
masuk
rumah
sakit.dalam satu hari sebelum pasien
datang ke IGD pasien mengaku sudah
mengalami 2 kali serangan, Pasen juga
mngatakan kadar kolesterolnya sering
tinggi.

Riwayat Penyakit Dahulu


: pasien
memiliki riwayat dislipidemia kurang lebih
satu tahun terakhir, pada tahun 1998
pasien mengaku pernah mengalami
gangguan jantung yaitu aunerisme aorta,
dan pasien berobat selama kurang lebih
1,5 tahun pada spesialis penyakit jantung
dan
dinyatakan
sembuh.
Pasien
menyangkal
ada
riwayat
diabetes
millitus,
hipertensi,
namun
pasien
mengatakan bahwa ia memiliki riwayat
dislipidemia yang dia alami kurang lebih

Riwayat Penyakit
Keluarga
tidak ada keluarga
yang mengalami
sakit sepeti pasien
Riwayat
penggunaan
obat
Pasien
sering
mengkonsumsi obat untuk
dislipidemia, namun pasien
lupa apa nama obatnya,
untuk nyeri dada pasien
biasanya
mengkonsumsi
aspirin.

Kebiasaan Sosial
pasien merupakan perokok aktif, data
yang diberikan menggambarkan pasien
perokok berat dengan jumlah 1-2 bungkus
perhari. Pasien juga suka mengkonsumsi
makanan yang tinggi kolesterol, seperti
sate yang mengandung lemak, lemak
dikuah dibakso, dan kuah yang bersantan,
pasien seorang pecandu kopi dengan
jumlah 1-2 gelas perhari tanpa gula. Pasien
juga sangat jarang berolah raga.

Faktor
Resiko yang
tidak dapat
di
modifikasi
1. Jenis
Kelamin
2. Genetik

Faktor
Resiko
yang
dapat
dimodifikasi
1.Konsumsi
makanan
berlemak
2. Jarang olahraga
3.Kebiasaan
Merokok
4.Penyakit
Hipertensi

Pemeriksaan
Fisik

Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Temperatur
: 36.5C (aksila)

Status General
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Cepat kembali (kurang dari 3
detik)
Ikterus : (-)
Anemia: (-)
Sianosis : (-)

Kepala
Bentuk :Kesan normocephali
Rambut :Tersebar rata, sukar dicabut,
berwarna hitam
Mata :Cekung (-), refleks cahaya (+/+),
sklera ikterik (-/-),
konjungtiva : palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga :Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Hidung :Sekret (-/-), perdarahan (-/-)

Mulut
Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Gigi Geligi: Karies (-), gigi tanggal (-)
Lidah : Beslag (-), tremor (-)
Mukosa : Basah (+)
Tenggorokan: T1/T1
Faring : Hiperemis (-)

Leher
Bentuk
: Kesan simetris
Kel. Getah Bening: Kesan simetris,
pembesaran (-)
Peningkatan TVJ : (-), R-2 cmH2O
Axilla
Pembesaran KGB : (-)

Thorax
Thorax depan dan belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest,
pergerakan simetris
Tipe Pernafasan : Abdominal thoracal
Retraksi : (-)
Jejas : (-)

Palpasi
Pergerakan dada simetris
Nyeri tekan (-/-)
Suara fremitus taktil kanan = suara
fremitus taktil kiri

Perkusi
Sonor (+/+)
Redup (-/-)

Auskultasi
Vesikuler (+/
+)
Ronkhi (-/-)
Wheezing
(-/-)

Jantung
Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi :Iktus kordis teraba di ICS V sekitar satu cm
lateral linea axilaris anterior sinistra
Perkusi
Batas jantung atas: di hemithorax sinistra ICS III
Batas jantung kanan: di linea parasternalis dektra
ICS V
Batas jantung kiri : di ICS V sekitar satu cm lateral
dari linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi :BJ I > BJ II, regular, bising (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi :Simetris, Distensi (-)
Palpasi :tekan (-), undulasi (-), hepar
dan lien tidak teraba
Perkusi :Timpani (+), shifting dullness
(-), undulasi (-)
Auskultasi:Peristaltik usus kesan normal
Genetalia
Tidak dilakukan
pemeriksaan

ekstremitas

Pemeriksaan laboratorium

sambungan

elektrokardiograf

14 juni 2016

Kesimpulan: sinus ritme, frekuensi


72x/menit, normoaksis, tampak EKG
normal.
ST depreasi: tidak
Irama : Sinus
Laju : 72 kali permenit
Axis : Normoaxis
P wave: amplitudo, durasi
0,08s di lead II dan VI
Interval PR: 0,16 detik
Kompleks QRS: 0,04s
ST elevasi : tidak
ditemukan

ditemukan
T inverted: tidak
ditemukan
LVH: tidak ditemukan
RVH: tidak ditemukan
T invertet: tidak
ditemukan
T tol: tidak ditemukan

Kesimpulan: sinus ritme, frekuensi 72x/menit,


normoaksis, tampak EKG normal

19 juni 2016

Irama : Sinus
Laju : 79 kali permenit
Axis : Normoaxis
P wave: amplitudo, durasi
0,08s di lead II dan VI
Interval PR: 0,16 detik
Kompleks QRS: 0,04s

ST elevasi : tidak
ditemukan
ST depreasi: tidak
ditemukan
T inverted: tidak
ditemukan
LVH: tidak ditemukan
RVH: tidak ditemukan
T invertet: tidak
ditemukan
T tol: tidak ditemukan

Kesimpulan: sinus ritme, frekuensi 79x/menit,


normoaksis, tampak EKG normal.

diagnosa
Unstable Angina Pectoris
Timi 1/7
dislipidemia

Penatalaksa
naan

Terapi selama pera watan


Platogrix
2x75mg
Aspilet
1x80mg
Lansoprazol
1x30mg
Atorvastatin
1x40mg
Alprazolam
0,5 mgK/P

ISDN 2x5mg
PCT extra
V blok
1x3,125mg
Valsartan
1x80mg

Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanactionam: Dubia ad bonam
Anjuran Ketika Pulang
Perbanyak istirahat di rumah
Mengatur pola hidup yang baik
Minum obat yang teratur
Kontrol ke poliklinik jantung

resume
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fsik dan
pemeriksaan penunjang didapatkan bahwa pasien
mengalami angina pektoris tidak stabil dan dislipidemia.
Diagnosis angina pektoris tidak stabil ditegakkan
berdasarkan keluhan yang dialami pasien yaitu nyeri
dada dirasakan disebelah kiri, nyeri seperti di tekan
beban berat, nyeri menjalar ke lengan kiri, ke rahang,
dan sampai
dan ke punggu kiri. Nyeri tidak bisa
ditunjukkan dengan satu jari, Nyeri tidak berkurang saat
pasien beristirahat. Serangan nyeri terjadi lebih dari 30
menit. dalam satu hari sebelum pasien datang ke IGD
pasien mengaku sudah mengalami 2 kali serangan,
pasien juga merasa mual saat terjadi serangan. Hal ini
sesuai dengan salah satu kriteria angina tak stabil yaitu
serangan angina lebih dari 30 menit.

Dari anamnesis didapatkan pasien mempunyai


riwayat merokok, jarang berolahraga dan sering
mengkonsumsi
makanan
berlemak
dan
bersantan. Hal Ini merupakan salah satu faktor
risiko yang dapat menyebabkan terbentuknya
plak di arteri koroner. Dari pemeriksaan EKG,
tidak dijumpai adanya kelainan, maka diagnosa
pasien kemungkinan UAP atau
NSTEMI.
Pemeriksaan petanda biokimia jantung diperlukan
untuk membedakan keduanya. Pada pasien
ditemukan kadar TPI (-) sehingga diagnosa
NSTEMI dapat disingkirkan.

tinjauan
pustaka
SK
A

Sekumpulan keluhan dan tanda klinis


yang
sesuai
dengan
iskemia
miokardium akut.
Sindroma
koroner
akut
merupakan suatu spektrum
dalam perjalanan penderita
penyakit jantung koroner
(aterosklerosis koroner).
SKA dapat berupa angina pektoris
tidak stabil, infark miokard dengan
non-ST elevasi, infark miokard
dengan ST elevasi dan atau
kematian jantung mendadak.

klasifkasi
Infark miokard dengan elevasi segmen
ST (STEMI: ST segment elevation
myocardial infarction)
. Infark miokard dengan non elevasi
segmen ST (NSTEMI: non ST segment
elevation myocardial infarction)
Angina Pektoris tidak stabil (UAP:
unstable angina pectoris)

Angina Pektoris Tidak Stabil


Angina pektoris merupakan suatu sindrom
klinis berupa serangan nyeri dada yang
khas, yaitu dada seperti ditekan benda
berat, seperti ditusuk-tusuk dan nyeri sering
menjalar kelengan kiri atau kedua lengan.
Nyeri timbul biasanya saat melakukan
aktiftas dan dapat menghilang saat aktiftas
dihentikan, nyeri juga dapat dipicu oleh
aktiftas emosional.
Angina terjadi sebagai konsekuensi dari iskemia
miokardium. Faktor utama yang mempengaruhi
konsumsi oksigen miokardium antara lain
tegangan dinding sistolik, keadaan kontraktil
dan denyut jantung.

Kriteria yang termasuk ke dalam


angina pektoris tidak stabil yaitu:
Pasien dengan angina yang makin
bertambah berat, sebelumnya angina
stabil, lalu serangan angina timbul lebih
sering dan lebih berat sakit dadanya,
sedangkan faktor presipitasi makin ringan.
Pasien dengan serangan angina pada
waktu istirahat.

Faktor risiko

Skor Timi

Elektrokardiografi (EKG)
Perekaman EKG harus dilakukan dalam 10
menit sejak kontak medis pertama. Bila bisa
didapatkan, perbandingan dengan hasil EKG
sebelumnya
dapat
sangat
membantu
diagnosis. Setelah perekaman EKG awal dan
penatalaksanaan, perlu dilakukan perekaman
EKG serial atau pemantauan terus-menerus.

laboratorium
Pemeriksaan troponin I/T adalah standard
baku emas dalam diagnosis NSTEMI, di
mana peningkatan kadar marka jantung
tersebut akan terjadi dalam waktu 2 hingga
4 jam.
Apabila pemeriksaan troponin tidak tersedia,
pemeriksaan CKMB dapat digunakan. CKMB
akan meningkat dalam waktu 4 hingga 6
jam, mencapai puncaknya saat 12 jam, dan
menetap sampai 2 hari

Pemeriksaan noninvasif
Pemeriksaan ekokardiograf
transtorakal saat istirahat dapat
memberikan gambaran fungsi
ventrikel kiri secara umum dan
berguna untuk menentukan
diagnosis banding.

Pemeriksaan Invasif
(Angiografi Koroner).
Angiograf koroner memberikan
informasi mengenai keberadaan dan
tingkat keparahan PJK, sehingga
dianjurkan segera dilakukan untuk
tujuan diagnostik pada pasien
dengan risiko tinggi dan diagnosis
banding yang tidak jelas.

tatalaksana
Oksigen
Pemberian Oksigen dalam 6 jam
pertama terapi
Pemberian O2 > 6 jam pada keadaan
pasien dgn nyeri dada menetap atau
berulang atau hemodinamik yang
tidak stabil, pasien dengan tanda
bendungan paru dan pasien dgn
saturasi O2 < 90%

Aspirin
Diberikan 160-325 mg dikunyah
Penggunaan aspirin supositoria
dilakukan pada pasien dgn mual,
muntah atau ulkus peptik atau
gangguan pada saluran pencernaan
atas
Dosis pemeliharaan 75-100 mg/hari

Nitrogliserin
Diberikan tablet nitrogliserin
sublingual sampai 3 kali dengan
interval 3-5 menit
Kontraindikasi pada TD<90mmHg
atau 30mmHg lebih rendah dari
pemeriksaan TD awal, bradikardia
<50x/menit atau takikardia
>100x/menit tanpa adanya gagal
jantung & infark ventrikel kanan

Analgetik
Analgetik terpilih adalah Morfn
Diberikan jika pemberian
Nitrogliserin sublingual atau semprot
tidak respons
Diberikan secara IV untuk
mengurangi nyeri pada SKA (Kelas
IIA)

Clopidogrel dan antiplatelet lain


CPG (Antiagregasi platelet)
bermanfaat pada pasien STEMI dan
NSTEMI risiko sedang sampai tinggi
Dosis pertama (loading dose) 300mg
yang dilanjutkan dgn dosis
pemeliharaan 75mg
Pasien untuk invasif terapi diberikan
dosis 600mg

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai