Anda di halaman 1dari 23

Jurnal reading and critical

appraisal
Oleh :
Naufal Mubarak (11711147)
Pembimbing :
dr. Latifah Hanum, Sp.A
Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. R. Goeteng Taroenadibrata
purbalingga

Validation of a new serologybased dipstick test for rapid


diagnosis of typhoid fever
Penulis :
Surojit Das, K. Rajendra, Phalguni Dutta, Tushar Kanti
Saha, Shanta Dutta

Nama Jurnal :
Elsevier - Diagnostic Microbiology and Infectious Disease,
76 (2013) 59
journal homepage: www.elsevier.com/locate/diagmicrobio

Latar belakang
Demam tifoid dianggap sebagai salah satu masalah
kesehatan dunia.

Diagnosa laboratorium yang cepat diperlukan


guna tindakan terapi selanjutnya.

Uji Widal merupakan uji serologi yang paling


umum digunakan

Tes diagnostik generasi baru berbasis serologi yang


cepat untuk tifoid telah tersedia seperti Typhidot,
Tubex, Multi-Test Dip-S-Tic.

ICLFT

WIDA
L

Tujuan
Untuk menentukan sensitivitas dan spesifisitas uji
diagnostik baru. Apakah lebih baik dari tes widal ?

METODE
Populasi :

Anak demam
usia 2-12
tahun

Dirawat di
Departemen
Rawat Jalan
Rumah Sakit

Kriteria inklusi :
Anak 2
12 thn

Demam
> 39oC

Senin-Jumat
pukul 09.0013.00 selama
April 2009 September
2010.

Gejala
klinis
demam
tifoid

Alur penelitian
5ml darah setelah
consent

4 ml untuk kultur dan


1 ml untuk dijadikan
serum diuji widal dan
dipstik IC-LFT

Kultur di inkubasi
pada suhu 37oC
selama 7 hari

Serum di diberi
saline dengan range
1:4 s/d 1:64
kemudian di inkubasi
dan dibaca hasilnya.
Positif jika > 1:80

200 mikroLiter serum


campur buffer
didalam tabung.
Setelah 20 mnt jika
positif akan
terbentuk 1 atau 2
garis merah muda

Hasil pemeriksaan
dikalkulasi dan
tabulasi

Hasil

Age 5thn (2
-12thn)

Demam 8
hari (3-21
hari)

Status asupan
antibiotik

20 anak (19,6%)
kasus non tifoid

67 anak (65,7%) Intake


antibiotik
16 anak (15,7%) Tidak
ada antibiotik
19 anak (18,6%) status
unknown

10 anak DF/DHF
8 anak malaria
2 anak patifoid

Pembahasan
10 DF/DHF
20 no
typhoid
102 pasien
clinical typhoid
82 curiga
typhoid

8 malaria
2
Paratyphoi
d
32 anak tidak
terkonfrimasi
lab
50 konfrimasi
lab

Kultur (gold standart): 23,8%; 80/336 true positif


typhoid dari seluruh sampel serum
Berdasarkan analisis validasi alat dipstik 70,5%
sedangkan widal 43,2%
Kultur darah 100% spesific 11% sensitive 28,4% efisien.
Menandakan kultur darah tidak mengambarkan
penyakit typhoid
Widal tes sedikit lebih baik dari pada dipstik
Konsumsi antibiotik sebelumnya diduga menurunkan
angka sensitivitas uji serologis dan kultur

Typhidot sensitive dan spesific (45% - 65%) Duta et al.,


2006 (85% - 98%) Gopalakrishna et al., 2004
TUBEX 56-94%
One assay (LPS-based dipstick IgM assay) sensitivitas
(65%-88%) dan spesific (95%-100%) dan hasil dapat
diperoleh dalam 2-3 jam
Selanjutnya berubah menjadi, Lateral flow test hasil 10
menit dan sensitive 62% dan spesific 98%
Multi test Dipstick IgG assay untuk mendeeksi 5
patogen diantaranya S. Typhii. Sensitive 89% dan
spesific 50%

Dipstik terbaru imunochromographic lateral flow


technique (IC-LFT) dapat mendeteksi IgG dan IgM
Distik ditemukan positif pada 2 kasus paratifoid dan 1
kasus dengue
IC-LFT lebih tinggi menghasilkan hasil positif
IC-LFT tidak memerlukan alat khusus dan harganya
murah (<$1 per kit), cepat (10-20 mnt)

Kesimpulan
Alat diagnostik terbaru lebih efisien dan tidak jauh
berbeda hasilnya dengan tes widal
Alat diagnostik terbaru harganya murah, mudah
digunakan, dan cepat
Alat diagnostik terbaru (IC-LFT) direkomendasikan untuk
digunakan terutama didaerah endemik yang kurang
terfasilitasi

Critical
Appraisal

Apakah penelitian valid


Apakah terdapat pembanding yang
independen dan blind antara uji diagnostik
yang baru dengan uji diagnostik standar ?

Ya

Apakah uji diagnostik ini dievaluasi pada


spektrum pasien yang tepat ? (seperti pada
pasien yang biasanya akan kita ukur dengan
alat uji diagnostik tersebut di praktek klinis?)

Ya

Apakah uji diagnostik standar dilakukan tanpa


mempertimbangkan hasil uji diagnostik yang
diujikan ?

Ya

importance
Penyakit (+)

Penyakit (-)

Total

Diagnostik test (+)

42

45

Diagnostik test (-)

40

17

57

Total

82

20

102

Sensitivity
: a/(a+c) = 42/82 = 0,51 = 51%
Spesifitas
: d/(b+d) = 17/20 = 0,85 = 85%
LR +
: sens/ (1-spec) = 0,51/1-0,85 = 3,4
LR : (1-sens)/spec = 1-0,51/0,85 = 0,58
Nilai duga (+)
: a/(a+b) = 42/45 = 0,93
Nilai duga (-)
: d/(c+d) = 17/57 = 0,29
Pretest probability : (a+c)/(a+b+c+d) =82/102= 0,80
Pretest odds
: (a+c)/(b+d) = 82/20= 4,1
Post test probability
: 2%

Aplikasi Hasil Penelitian


Apakah uji diagnostik ini tersedia, dapat
dilakukan, akurat dan memiliki presisi dalam
kondisi praktek klinis kita ?

Uji
diagnostik
tidak
tersedia di
rumah
sakit ini

Apakah dapat menyusun estimasi pretest


probability pasien kita secara klinis ? (dari data
praktek, pengalaman pribadi, prevalensi
penyakit)

Ya

Apakah hasil post test probability


mempengaruhi penanganan dan dapat
menolong pasien kita ? (dapatkah melampaui
ambang batas test treatment)

Ya

Kesimpulan
Valid
Secara klinis penelitian ini penting
Hasil penelitian ini relevan terhadap kasus yang sedang
di tangani dan dapat di aplikasikan terhadap pasien

Anda mungkin juga menyukai