Anda di halaman 1dari 16

Epidemiologi gizi

HUBUNGAN KAUSALITAS DALAM EPIDEMIOLOGI GIZI


Dosen Mata
Mata Kuliah
Kuliah
Dosen
Dr. Fauziah
Fauziah Elytha,
Elytha, Msc
Msc
Dr.

NAMA KELOMPOK :
FERRA TAMAGI 1311212035
RANDA ILHAM

1311212020

SUCI APSARI1411212032
FISKA WAHYUNI

1411212059

MYARSIH CITRA AFRILIA 1411211065

Pendahuluan
Epidemiologi

Menganalisis berbagai factor yang


berhubungan erat denngan timbulnya
masalah gizi masyarakat

Gizi

Penanggulangan masalah
masalah gizi
gizi masyarakat
masyarakat mengarah
mengarah kepada
kepada
Penanggulangan
penanggulangan berbagai
berbagai faktor
faktor yang
yang berkaitan
berkaitan erat
erat dengan
dengan
penanggulangan
timbulnya masalah
masalah tersebut
tersebut dalam
dalam masyarakat
masyarakat dan
dan tidak
tidak hanya
hanya
timbulnya
terbatas padea
padea sasaran
sasaran individu
individu atau
atau lingkungan
lingkungan keluarga
keluarga saja
saja
terbatas

Pengertian Epidemiologi
Gizi

Epidemiologi gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam


upaya memahami penyebab (kausa) pemyakit di dalam populasi yang
terpajan dengan satu atau lebih faktor gizi yang diyakini sangat
penting.

Tujuan:

Menguraikan distribusi, pola dan luas penyakit pada populasi


manusia;

Memahami mengapa penyakit lebih sering terjadi pada sebagian


kelompok atau orang;

Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola


merencanakan pelyanan bagi pencegahan, pengendalian
penanganan penyakit.

dan
dan

Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi


Gizi
Hubungan asosiasi dalam epidemiologi adalah hubungan
keterikatan atau saling pengaruh antara dua atau lebih
variable.
Hubungan Statistik
Ada
statistic

asosiasi

Tidak
statistik

ada

asosiasi

Hubungan Kausal
Ada Hubungan
Permanen
Temporal

Tidak Ada
Hubungan Kausal

Hubungan
Langsung dan
Tidak Langsung

Hubungan Statistik
Ada asosiasi statistic

Contohnya adalah hipetensi dan obesitas menjadi masalah


kesehatan di berbagai negara dan dikaitkan dengan asupan
tinggi lemak dan kurangnya aktivitas olahraga.

Maka dapat disimpulkan bahwa asupan tinggi lemak beresiko 4,3


kali meningkatkan kejadian hipertensi obesitas pada remaja
awal, serta inaktivitas olahraga beresiko 3,31 kali meningkatkan
kejadian hipertensi obesitas pada remaja awal.

Hubungan Statistik
Tidak Ada asosiasi statistic

Contohnya adalah Suatu penelitian ingin mengungkapkan


Perbedaan prestasi belajar mahasiswi jurusan Gizi semester 3
berdasarkan jarak tempat tinggal menuju kampus

Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar


mahasiswi jurusan Gizi semester 3 berdasarkan jarak tempat
tinggal menuju kampus.

Hubungan Kausal
Permanen

Contohnya adalah Faktor penyebab bersifat permanen, tidak


dapat dirubah. Contoh AIDS disebabkan oleh virus HIV yang
telah berkembang di dalam tubuh.

Hasil menunjukkan bahwa orang yang mengidap HIV dapat


menulari sepanjang hidup.

Hubungan Kausal
Temporal

Faktor penyebab bersifat sementara, sewaktu-waktu dapat


berubah, atau hilang dengan sendirinya

Contoh Morning Sickness adalah salah satu gangguan pada Ibu


Hamil dimana saat pagi hari Ibu sering mengeluh mual, muntah,
dan tidak nafsu.

Dengan pemberian makanan dalam porsi yang sedikit tetapi


sering, bentuk kering, tidak berlemak, dan segar dapat mengatasi
keluhan Ibu disamping tentunya diberikan suplementsi B6 baik
dalam bentuk obat ataupun bahan makanan.

Tidak ada Hubungan Kausal

Tidak ada hubungan kausal, baik secara uji statistik,maupun uji


laboratorium.

Contoh Hasil tes laboratorium menunjukkan seorang wanita


terinfeksi virus HIV. Wanita tersebut mengira ia terkena virus HIV
dari pacarnya, karena sebulan yang lalu mereka sempat
berciuman. Kebetulan sang pacar juga mengidap virus HIV sejak
setahun yang lalu. (tidak ada hubungan kausal). HIV tidak
menular lewat sentuhan fisik, termasuk berciuman. Bisa saja si
wanita telah terinfeksi sejak kecil akibat transfusi darah yang
tidak steril dan terkontaminasi virus HIV dari pendonor ataupun
jarum suntik.

Hubungan Langsung dan Tidak Langsung

Kasus Dismenore yang sering dialami oleh sebagian wanita


sering diatasi dengan cara mengompres perut dengan air panas,
mengusapkan minyak kayu putih, mengkonsumsi obat-obatan
pelancar haid dsb (asosiasi kausal tidak langsung).

Seharusnya para wanita lebih memperhatikan asupan gizinya


dengan rajin mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan
kalsium, magnesium, dan vitamin B (asosiasi kausal langsung).

Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi


Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variable,
dimana salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel
penyebab kausal (primer dan sekunder) terhadap terjadinya variabel
lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit.
tiga faktor penting yang harus dijumpai pada hubungan kausal,
yakni :

Faktor keterpaparan, memegang peranan penting dalam timbulnya penyaki

Setiap perubahan pada variabel yang merupakan unsur penyabab akan diikuti
oleh perubahan pada variabel lainnya sebagai akibat/hasil akhir proses

Hubungan antara timbulnya penyakit (hasil akhir) serta proses


keterpaparan tidak tergantung atau tidak harus dipengaruhi oleh faktor lainnya
diluar variabel hubungan tersebut.

Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi


Untuk menilai hubungan asosiasi dari suatu hasil pengamatan, perlu
diperhatikan berbagai hal berikut :
Apakah hubungan asosiasi tersebut masuk akal atau tidak.
Hubungan semua asosiasi yang dijumpai pada pengamatan cukup kuat, sehingga
memiliki kemaknaan secara biologis.
Hubungan asosiasi yang diamati harus didukung oleh uji statistic yang sesuai
Perlu diperhatikan apakah hubungan asosiasi dari suatu pengamatan
epidemiologi tidak dipengaruhi oleh gaktor kesalahan atau bias atau timbul
karena adanya hubungan asosiasi semu
Perlu dianalisis apakah hubungan asosiasi dari hasil pengamatan epidemiologi
tidak dipengaruhi oleh faktor lain dimana faktor tersebut ikut mempengaruhi nilai
risiko yang mendorong timbulnya hubungan asosiasi tersebut.

Kriteria Kausalitas Menurut Bradford


Hill
Hill merupakan orang pertama yang menyususn perangkat standar
yang sistematik untuk kualitas.
Hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan ketika akan menetapkan
kausalitas :
1. Strength og Association (Kekuatan Asosiasi)
Semakin kuat hubungan paparan dan penyakit semakin kuat pula keyakinan bahwa
hubungan tersebut bersifat sebab akibat (kausal).

2. Temporal Relathuionship (Hubungan Temporal/Kronologi Waktu)


Ada anggapan bahwa kausa (sebab) mendahului efek (akibat).

3. Dose response/efek dosis-respon


Perubahan intensitas paparan yang selalu diikuti oleh perubahan frekuensi penyakit
menguatkan kesimpulan hubungan kausal.

Kriteria Kausalitas Menurut Bradford


Hill
4. Reversibilitas
Penurunan pajanan terhadap kausa diikuti penurunan kejadian penyakit

5. Konsistensi
Jika kondisi yang sama terus terlihat pada sejumlah populasi yang berbeda
berdasarkan tipe-tipe penelitian epidemiologi yang berbeda, hal ini memberikan
bobot kepada pandangan kausalitas.

6. Biological plausibility
Harus ada penjelasan yang rasional untuk korelasi yang terlihat antara pajanan dan outcome

7. Specificity
Yaitu satu penyebab menimbulkan satu efek

8. Analogy
Yaitu hubungan sebab akibat sudah terbukti untuk penyabab atau penyakit serupa.

DAFTAR PUSTAKA

Gizi kesehatan masyarakat.oxford: egc; 2009.

Sehat online. Hubungan asosiasi dalam epidemiologi. 2013.

Ruspita. Hubungan sebab akibat menurut epidemiologi. Nugrahaeni


dk. 2011. Konsep dasar epidemiologi. Jakarta.egc.

Bustan, nadjib. 2012. Pengantar epidemiologi. Jakarta : rineka cipta

Rahmadina, nurdarfika. 2013. Hubungan kausal dalam epidemiologi


gizi

Sekian Dan Terimakasih


Wasalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarakatu

Anda mungkin juga menyukai