Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI GIZI

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN KAUSAL DALAM EPIDEMIOLOGI GIZI


Oleh :

Randa Ilham 1311212020


Ferra Tamagi

Diajukan untuk memenuhi tugas


mata kuliah Epidemiologi Gizi

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kesehatan serta kesempatan untuk menyusun makalah ini. Tak
luput pula Shalawat beriring Salam Penulis hadiahkan untuk Nabi Besar
Muhammad SAW. karena berkat Beliaulah Kita bisa menikmati keindahan dunia
yang penuh ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Tak lupa juga Penulis
berterimakasih kepada Dosen Pengampu, dr. Fauziah Elytha, MSc yang dengan
ketulusan dan dengan keikhlasan hatinya senantiasa membimbing Penulis dalam
mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterimakasih
kepada semua pihak dan teman-teman yang membantu proses penyelesaian makalah
ini.
Makalah ini membahas tentang Hubungan Kausal dalam Epidemiologi
Gizi. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat

lebih

memahami tentang epidemiologi gizi, hubungan asosiasi dan kausalitas dalam


epidemiologi gizi, serta kriteria kausalitas yang dikemukakan oleh Bradford Hill.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan baik. Jika ada kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, Penulis mohon dimaklumi, dan Penulispun
mengharapkan kritik dan saran yang tentunya dapat menyempurnakan makalah ini.

Padang,

September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................1
1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................................1
1.3.2 Tujuan Khusus .........................................................................................1
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................................2
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.1 Epidemiologi Gizi ...........................................................................................3
2.2 Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi Gizi ..................................................3
2.2.1 Hubungan Statistik ...............................................................................3
2.2.1.1 Ada asosiasi staistik ...........................................................................3
2.2.1.2 Tidak ada asosiasi statistik .................................................................3
2.2.2 Hubungan Kausal .....................................................................................3
2.2.2.1 Ada hubungan kausal .........................................................................3
2.2.2.2 Tidak ada hubungan kausal ................................................................4

....

2.3 Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi ....................................................4


2.3.1 Kriteria Kausalitas Menurut Bradford Hill.............................................5

ii

BAB 3 : PENUTUP ..................................................................................................8


3.1 Kesimpulan .....................................................................................................8
3.2 Saran ...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat.
Masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi
bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat denngan
timbulnya masalah gizi masyarakat. Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang
disertai denngan surveilans gizi lebih mengarah kepada penanggulangan berbagai
faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat
dan tidak hanya terbatas padea sasaran individu atau lingkungan keluarga saja.
Dari berbagai contoh ruang lingkup penggunaan epidemiologi tersebut,
memperjelas bahwa disiplin ilmu epidemiologi sebagai dasar filosofi dalam
usaha
pendekatan analisis masalah yang timbul dalam masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana hubungan kausalitas dalam epidemiologi gizi masyarakat?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kausalitas dalam epidemiologi gizi masyarakat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian epidemiologi gizi.
2. .Mengetahui hubungan asosiasi dalam epidemiologi gizi.
3. Mengetahui hubungan kausal dalam epidemiologi gizi.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Makalah ini membahas tentang hubungan kausalitas dalam epidemiologi
gizi, yaitu tentang pengertian epidemiologi gizi, hubungan asosiasi dan hubungan
kausal dalam epidemiologi gizi.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epidemiologi Gizi


Epidemiologi gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam upaya
memahami penyebab (kausa) pemyakit di dalam populasi yang terpajan dengan satu
atau lebih faktor gizi yang diyakini sangat penting. Epidemiologi dalam ilmu gizi
bertujuan untuk : menguraikan distribusi, pola dan luas penyakit pada populasi
manusia; memahami mengapa penyakit lebih sering terjadi pada sebagian
kelompok atau

orang;

memberikan

informasi

yang

diperlukan

untuk

mengelola dan
merencanakan pelyanan bagi pencegahan, pengendalian dan penanganan penyakit.

(1)

2.2 Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi Gizi


Hubungan asosiasi dalam epidemiologi adalah hubungan keterikatan
atau saling pengaruh antara dua atau lebih variable, hungan tersebut dapat
beruoa hubungan sebab akibat atau bukan hubungan sebab akibat
2.2.1 Hubungan Statistik
2.2.1.1 Ada asosiasi staistik
Ditemukan adanya hubungan yang bermakna setelah dilakukan uji statistik.
2.2.1.2 Tidak ada asosiasi statistik
Setelah dilakukan uji statistik, tidak ditemukan adanya hubungan.
2.2.2 Hubungan Kausal
2.2.2.1 Ada hubungan kausal
1. Permanen
Faktor penyebab bersifat permanen, tidak dapat dirubah.

2. Temporal
Faktor penyebab bersifat sementara, sewaktu-waktu dapat berubah,
atau hilang dengan sendirinya.
2.2.2.2 Tidak ada hubungan kausal
Tidak ada hubungan kausal, baik secara uji statistik,maupun uji laboratorium.

2.3 Hubungan Kausal dalam Epidemiologi Gizi


Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variable, dimana
salah satu atau lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer
dan sekunder) terhadap terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu
proses terjadinya penyakit.
Dalam menilai hubungan kausal tersebut di atas, maka ada tiga faktor
penting yang harus dijumpai pada hubungan kausal, yakni :
1.

Faktor

keterpaparan

memegang

peranan

penting

dalam

timbulnya penyakit
2.

Setiap perubahan pada variabel yang merupakan unsur penyabab


akan diikuti oleh perubahan pada variabel lainnya sebagai akibat/hasil
akhir proses

3.

Hubungan

antara

timbulnya

penyakit

(hasil

akhir)

serta

proses keterpaparan tidak tergantung atau tidak harus dipengaruhi oleh


faktor lainnya diluar variabel hubungan tersebut.
Dalam menilai hasil suatu pengamatan terutama dalam analisis epidemiologi
untuk menentukan hubungan sebab akibat serta faktor penyebab terjadinya penyakit,
maka kita harus berhati-hati dan tidak terikat pada hasil perhitunga statistik semata.

Untuk menilai hubungan asosiasi dari suatu hasil pengamatan, perlu


diperhatikan berbagai hal berikut :
1.

Perlu dianalisis secara cermat apakah hubungan asosiasi tersebut


masuk akal atau tidak. Umpanya pada suatu penelitian dijumpai bahwa
secara statistic ada hubungan yang erat antara panjang rambut dengan
kanker payudara.

2. Perlu dianalisis apakah hubunga semua asosiasi yang dijumpai pada


pengamatan cukup kuat, sehingga memiliki kemaknaan secara biologis.
3.

Hubunga asosiasi yang diamati harus didukung oleh uji statistic


yang sesuai

4. Perlu diperhatikan apakah hubungan asosiasi dari suatu pengamatan


epidemiologi tidak dipengaruhi oleh gaktor kesalahan atau bias atau
timbul karena adanya hubungan asosiasi semu
5. Perlu dianalisis apakah hubungan asosiasi dari hasil pengamatan
epidemiologi tidak dipengaruhi oleh faktor lain dimana faktor
tersebut ikut mempengaruhi nilai risiko yang mendorong timbulnya
hubungan asosiasi tersebut.
2.3.1 Kriteria Kausalitas Menurut Bradford Hill
Hill merupakan orang pertama yang menyususn perangkat standar yang
sistematik untuk kualitas. Peneliti lainnya memperluas karya Hill tersebut . Halhal berikut ini perlu dipertimbangkan ketika akan menetapkan kausalitas :
1. Kekuatan
Korelasi yang kuat cenderung bersifat kausal sementara
kebalikannya tidal selalu benar (korelasi yang lemah bersifat nonkausal).

2. Temporalitas
Ada anggapan bahwa kausa (sebab) mendahului efek (akibat). Namun
demikian, keadaan saat kausa yang dicurigai baru timbul setelah
outcome- nya muncul (misalnya kadar kolesterol yang sangat tinggi baru
terjadi setelah serangan infark miokard) tidak berarti bahwa faktor
yang umumnya dipertimbangkan tidak berperan ketika diukur dalam
kondisi yang lain.
3. Dose response/efek dosis-respon
Ketika
akhir

pajanan

meningkat,

kemungkinan

terujadinya

hasil

(outcome) juga meningkat.


4. Reversibilitas
Penurunan pajanan terhadap kausa diikuti penurunan kejadian
penyakit
5. Konsistensi
Jika kondisi yang sama terus terlihat pada sejumlah populasi yang
berbeda berdasarkan tipe-tipe penelitian epidemiologi yang berbeda,
hal ini memberikan bobot kepada pandangan kausalitas. Namun
demikian, kurangnya konsistensi tidak menyingkirkan korelasi yang
mungkin hanya terdapat pada keadaan-keadaan yang special.
6. Biological plausibility
Harus ada penjelasan yang rasional untuk korelasi yang terlihat antara
pajanan dan outcome. Namun demikian, kurangnya penjelasan yang
masuk akal (plausible explanation) tidak selalu berarti bahwa korelasi
tersebut bukan kausal, hal ini semata-mata berarti bahwa mekanisme
yang melandasinya tidak dimengerti

7. Specificity
Yaitu satu penyebab menimbulkan satu efek. Hill berargumen
bahwa spesifisitas merupakan unsur yang penting, tetapi Rothman dan
Greenland menganggap
kecil

kriterian

tersebut

memiliki

nilai

yang

dalam memahami penyakit yang kausalitasnya lebih dari satu,

karena satu pajanan (mis. Kebiasaan merokok) dapat menimbulkan


banyak efek.
8. Analogy
Yaitu hubungan sebab akibat sudah terbukti untuk penyabab atau
penyakit serupa.

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Epidemiologi gizi merupakan penerapan teknik epidemiologi dalam
memahami pemenyebab penyakit dalam populasi terpajan dengan satu atau lebih
faktor gizi.
Hubungan asosiasi dalam epidemiologi terbagi atas hubungan statistik dan
hubungan kausal.
Hubungan kausal dalam epidemiologi gizi terdiri atas hubungan permanen
(bersifat tetap) dan hubungan temporal (sementara). Dalam menetapkan suatu
kausalitas, Bradford Hill menyusun perangkat standar yang sistematik untuk
kualitas, yaitu kekuatan, temporalitas, dosis-respon, reversibilitas, konsistensi,
biological
plausibility, specificity dan analogy.
3.2 Saran
Disarankan dalam menentukan kualitas suatu kausalitas,
hendaknya memerhatikan standar yang telah disusun oleh Bradford Hill. Karena
standar ini juga
banyak dipakai dan dikembangkan oleh ahli epidemiologi.

BAB 3 : PENUTUP
8

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.

J M, Gibney, Margetts BM, Kerney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat.


Oxford: EGC; 2009.
Sehat Online. Hubungan Asosiasi dalam Epidemiologi. 2013.
Ruspita. Hubungan Sebab Akibat menurut Epidemiologi. wordpress.com;
2012.
yunita CPD. Kriteria Kausalitas menurut Austin Bradford Hill dan
Ukuran- ukuran dalam Epidemiologi. wordpress.com; 2010.

Anda mungkin juga menyukai