Telinga Kiri Budi Sakit: Kelompok 2
Telinga Kiri Budi Sakit: Kelompok 2
Kelompok 2
Laporan Kasus
Terminologi
Otalgia:
Gangguan pendengaran:
ketidakmampuan secara parsial/total untuk
mendengarkan suara pada salah satu/kedua
telinga
Identifikasi Masalah
Gangguan
Kelembapan
Perubahan
Tekanan Udara
Renang
(air
telinga)
Gangguan
Ventilasi
Infeksi
OTALGIA
&
GANGGUAN
PENDENGARA
N
Tuba Eustachius
pada Anak:
Lebih lebar
Lebih pendek
Lebih
mendatar
Jumlah rambut
getar lebih
sedikit
Struktur
Anatomi
Riwayat
Penyakit Lain,
Faktor
Resiko
Usia
seperti:
Tonsilitis
Rhinitis
Batuk pilek
dll
Serumen
Abrasi
Obstruksi Tuba
Eustachius
Trauma:
Benda
Asing
Serangga
Kebiasaan
mengorek
kuping
Anatomi Telinga
Histologi Telinga
Membran Timpani
Tuba Eustachius
Koklea
Kanalis Semisirkularis
Fisiologi Telinga
Fisiologi
Pendengaran
Gelombang bunyi
Menggerakan
foramen ovale dan
perilimfe
Getaran di teruskan
ke membran reissner
> foramen rotundum
terdorong keluar
Ditangkap dan
dikumpulkan di
auricula
Getaran dilanjutkan
oleh maleus, incus,
stapes
Gelombang suara
menggetarkan
membran timpani
Depolarisasi >
neurotransmiter di
lepaskan > potensial
aksi merambat
sampai ke korteks
pendengaran
Diteruskan melalui
canalis auditiva
Gangguan
Pendengaran
Tuli Konduktif
Gangguan yang terjadi pada telinga luar atau telinga tengah yang menyebabkan
suara dari luar tidak sampai ke telinga dalam.
Penderita dengan kelainan tuli konduktif mengalami kurang dengar untuk nada
rendah
Gangguan yang terjadi akibat kerusakan pada koklea atau saraf saraf
pendengaran.
Penderita dengan kelainan tuli perseptif mengalami kurang dengar untuk nada
tinggi.
Tuli Campur
Pemeriksaan
Penunjang
1. Garpu Tala (penala) : bersifat kualitatif
Jenis tuli
Tempat kerusakan
Tes
Normal
Tuli
Konduktif
Tuli
Sensorineura
l
Rinne
AC > BC
(+)
BC > AC
(-)
AC > BC
(+)
Weber
Lateralisasi (-)
Lateralisasi ke Lateralisasi ke
telinga yg sakit telingan sehat
Schwabach
Sama dengan
pemeriksa
Memanjang
memendek
2. Audiometri
Menentukan :
Jenis tuli
Tempat kerusakan
Derajat tuli
Frekuensi suara yg terganggu
Alat :
Audiometer
Frekuensi 125 s/d 8000 hz
Intensitas suara -10 s/d 110 dB
Klasifikasi Audiometri
Audiometri Khusus
Speech Audiometri ( monosilabus &
bisilabus)
Tone Decay ( tes kelelahan )
Audiometri Objektif
3. Pemeriksaan Timpanogram
Tipe A : Normal
Tipe B : ada cairan pada kavum / rongga timpani
Tipe C : Gangguan oklusi tuba Eusthachius
Hipotesis
Gejala klnik :
Pembagian Otitis
Media
Patologi
Patogenesis
Klasifikasi
5
Stadium
Oklusi
Hiperemis
Supurasi
Perforasi
Resolusi
Patofisiologi Otitis
Media
Pemeriksaan Fisik
Dengan otoskopi:
Inflamasi di membrane timpani
Membran timpani menggelembung
Membrane timpani tampak perforasi
Otitis Eksterna
Gejala Klinis
Nyeri telinga
Nyeri tekan pada tragus
Nyeri saat membuka mulut
Rasa penuh pada liang telinga
Hiperemis dan Oedem pada liang telinga
Anamnesis :
Apakah sering berenang?
Apakah sering memakai cotton bud?
Apakah ada gatal di sekitar telinga
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi:
Kanal telinga tampak merah
Penuh dengan serumen
Pembengkakan kanal telinga
Benda Asing
Serumen Impaksi
Patofisiologi Serumen
Impaksi
Telinga
masuk air
Serumen
menggumpal
dan
menumpuk
Serumen
mengembang
Rasa tertekan
Tuli
konduktif
Gangguan
pendengara
n
Pemeriksaan
Penunjang
Otoskop
Otoskop Pneumatik
Timpanometri
Penatalaksanaan
Otitis Eksterna
Stadium presupurasi:
1. Antibiotika : ampisilin
50-100 mg/kg BB
perhari.
2. Analgetika
1. Antibiotika:
flouroquinolone
(ciprofloxasin)/oral
2. Antibiotika parenteral
kombinasi dgn gol.
aminoglikosida
3. Debrideman
(tindakan membersihkan luka )
-Serumen lembek:
dibersihkan dengan
kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas.
-Serumen keras:
dikeluarkan dengan
pengait/kuret, atau
dilunakkan dahulu dgn
tetes karbogliserin 10%.
Stadium supurasi:
1. Antibiotika
2. Miringotomi
Stadium perforasi:
1. Obat cuci telinga
H2O2 3% Selama 3-5
hari
2. Antibiotika
Stadium resolusi:
1. Antibiotika
Komplikasi
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia
Ad Functionam : Bonam