Anda di halaman 1dari 37

PENDAHULUAN

PARASITOLOGI

Morfologi parasit

Gejala klinis penyakit parasitik

elefantiasis

skabies

askariasis

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Penyakit parasitik : masalah kesehatan masyarakat
negara tropis & sub tropis, termasuk Indonesia
Program pemberantasan & pencegahannya
tujuannya untuk memutus mata rantai siklus parasit
Perlu pemahaman tentang siklus hidup parasit &
patogenesis penyakitnya pada manusia
Parasit yang dalam siklus hidupnya penularanya
terjadi antara manusia ke manusia tanpa hospes
reservoar lebih mudah diberantas

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Dalam mempelajari siklus hidup parasit dapat
diketahui stadium stadium dalam siklus hidup tsb
dapat dipakai untuk diagnosis (stadium
diagnosis), stadium yang memulai infeksi
(stadium infektif) & stadium yang menyebabkan
patogenesis/gejala klinis penyakit tsb

PENDAHULUAN
PARASITOLOGI
PATOGENITAS
PENYAKIT PARASITIK

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
PATOGENITAS PENYAKIT PARASIT
- Patogenitasnya bervariasi
tergantung jenis
parasit (mis : protozoa, cacing atau serangga)
- Faktor2 yang berhubungan dengan patogenitas parasit :
- cara paparan & masuk ke dalam hospes
- jumlah parasit yang menginfeksi
- virulensi
- penempelan pada jaringan hospes
- replikasi
- penghancuran sel & jaringan
- gangguan, penghindaran & inaktifasi sistim kekebelan

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Paparan & cara masuk ke dalam hospes :
- Cara umum: melalui mulut (oral ingestion) & penetrasi melalui kulit
/permukaan
- Transmisi penyakit parasitik :
a. melalui kontaminasi lingkungan yaitu dengan kotoran manusia &
hewan
sebagian besar terjadi secara fecal-oral (untuk infeksi
cacing) & penetrasi larva melalui kulit (mis : infeksi cacing
tambang & strongyloidiasis).
b. melalui gigitan serangga (vektor), mis : malaria & filariasis

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Beberapa cara masuk parasit :
Cara masuk
contoh parasit
- tertelan
Giardia sp, E. histolytica, Cestoda,
Nematoda, Cryptosporidium sp,
- Penetrasi langsung
a. gigitan serangga malaria, filariasis, trypanosomiasis,
leishmaniasis
b. plasental
Toxoplasma gondii
c. parasit langsung cacing tambang, S. stercoralis, Schistosoma sp
menembus kulit

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Penempelan & Replikasi parasit
- sebagian infeksi diawali dengan penempelan parasit
pada jaringan hospes
diikuti dengan replikasi
- penempelan parasit pada sel atau jaringan hospes
bersifat non-spesifik, dapat terjadi secara :
a. mekanik (mis : antigen Duffy untuk P. vivax)
b. gigitan bagian mulut (mis: cac. tambang)
c. interaksi antara struktur permukaan parasit (adhesins) &
reseptor2 sel spesifik hospes (glycoprotein) (mis; Giardia lamblia)

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Setelah menempel pada sel spesifik & berbagai
jaringan selanjutnya parasit memperbanyak diri
(bereplikasi) .
Replikasi dapat terjadi secara intraseluler &
ekstraseluler hospes

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Pengrusakan sel & jaringan hospes
- Umumnya parasit mengawali proses penyakit dengan invasi
sel/jaringan
diikuti replikasi & pengrusakan.
- Mekanisme patologik penyakit parasit dapat terjadi melalui :
a. penghasilan produk toksin oleh parasit
(mis: endotoksin, amoebic ionophore)
b. pengrusakan jaringan secara mekanik (mis : tekanan atrofi,
pembendungan organ internal, migrasi jaringan)
c. Imunopatology
(mis: hypersensitivitas, autoimun, perubahan2 metaplastik)

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Beberapa mekanisme patologik dalam penyakit parasitik :
Mekanisme
Contoh
1. produk parasit/racun
- endotoksin
P. falciparum
- proteinase, kolagenase E, histolytica, Schistosoma sp
2. Pengrusakan jaringan secara mekanik
- pembebndungan
A. lumbricoides, cacing pita, filaria
organ2 internal
- tekanan atropi
Echinococcus sp, sistiserkus
- migrasi jaringan
larva cacing
3. Imunopatology
- hypersensitivitas
infeksi cacing

PENDAHULUAN PARASITOLOGI
Gangguan, penghindaran & inaktifasi pertahanan
hospes
- Pada saat parasit menginvasi sel/jaringan
terjadi
perlawanan sistem pertahanan tubuh hospes (seluler &
humoral) dengan parasit
parasit berusaha
mempertahankan diri/menghindar dari sistem
kekebalan hospes.
- Caranya dapat dengan :
membentuk variasi antigenik, molecular mimicry
(meniru molokul) & menekan sitim imun

PENDAHULUAN
PARASITOLOGI
DIAGNOSIS
LABORATORIUM
PENYAKIT PARASITIK

Pendahuluan Parasilogi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
FALSAFAH & PENDEKATANNYA
Dasar pendekatan diagnosis laboratorium perasitologi
tidak berbeda dengan pemeriksaan bagian mikrobiologi
Pengobatan penyakit parasitik tergantung hasil
pemeriksaan lab.
Perlu ada komunikasi antara staf laboratorium dengan
klinisi
untuk kepentingan klinik setiap prosedur
diagnostik (mis: riwayat pasien, menentukan jumlah &
jenis spesimen serta )

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Klinisi harus mengetahui keterbatasan setiap prosedur
diagnosis pemeriksaan tersebut
Untuk melakukan pemeriksaan prosedur diagnostik
perlu tenaga terlatih dan ahli
Untuk melakukan prosedur diagnosis lab. Penyakit
parasitik diperlukan pemahaman tentang siklus hidup
& patogenitas penyakitnya pada manusia.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Siklus hidup parasit seringkali berguna
sebagai clue untuk diagnosis penyakit parasit,
mis : Wuchereria bancrofti mepunyai
periodisitas nokturna
mikrofilaria berada
dalam darah tepi malam hari
sehingga pengambilan spesimen dapat
dilakukan malam hari untuk melihat
parasitnya.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN DALAM
PROSEDUR DIAGNOSIS
- jumlah & waktu pengambilan spesimen (sampling)
- waktu pengiriman ke lab
- pemeriksaan yang sesuai oleh seorang ahli & terlatih

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Beberapa metode laboratorium untuk diagnosis
penyakit parasitik :
- pemeriksaan mikroskopik (sediaan basah, pewarnaan
permanen, konsentrasi tinja)
- pemeriksaan serologi (deteksi antigen & antibody)
- hibridisasi asam nukleat (pelacak & tehnik amplifikasi)
- kultur
- inokulasi binatang
- xenodiagnosis

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
KOLEKSI SPESIMEN
Untuk menetukan metode koleksi spesimen yang akan
digunakan suatu lab, harus didasarkan pengetahuan
tentang nilai & keterbatasan metode tsb.
Hal penting saat koleksi spesimen adalah fiksasi awal
parasit
karena umumnya pemeriksaan &
identifikasi parasit didasarkan pada ciri morfologi
parasit

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Diagnosis parasit infeksi usus & urogenital :
- untuk infeksi parasit usus & urogenital sering
digunakan tehnik sediaan basah.
- pemeriksaan & pengambilan spesimen berulang
(seri) seringkali diperlukan
untuk mengoptimasi
hasil deteksi, karena kadang-kadang jumlah parasit,
mis: protozoa usus dalam tinja tidak sama

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- tehnik konsentrasi (sedimentasi & pengapungan):
dilakukan untuk deteksi jumlah parasit yang rendah,
mis : telur cacing & kista protozoa dalam tinja

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Selain tinja & urin, untuk diagnosis infeksi parasit usus
& urogenital diperlukan spesimen lain seperti :
- aspirasi duodenum (untuk G. lamblia & S. stercoralis),
- aspirasi & biospsi lesi mukosa (E. histolytica &
S. mansoni).
- hasil usap kulit perianal/anal swab( E. vermicularis &
Taenia sp)

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
KOLEKSI SPESIMEN SEGAR
-spesimen tinja harus dikoleksi dalam wadah bersih
dengan mulut lebar dengan tutup rapat .
- spesimen tidak boleh terkontaminasi air , tanah atau
urin yang mungkin mengandung organisme bebas
yang mirip parasit, sedangkan urin dapat
menghancurkan parasit yang bergerak (motil).

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- spesimen tinja tidak boleh mengandung barium,
bismuth, minyak mineral atau obat antimalariam &
antibiotik
- pada waktu pengiriman ke lab. wadah tinja harus
ditempatkan dalam kantong plastik

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- setiap spesimen harus dilengkapi data spesimen,
seperti: nama pasien, nomer identifikasi, tanggal &
waktu pengembilan spesimen, jenis pemeriksaan
yang diminta
- informasi yang dapat membantu diagnosis juga
dapat
dicatat, seperti diagnosis penyakit yang diperkirakan
atau riwayat perjalanan

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
JUMLAH SPESIMEN YANG DIKOLEKSI
- untuk pemeriksaan parasit dalam tinja, dianjurkan 3
seri spesimen untuk diperiksa
- Untuk pasien yang dicurigai amebiasis intestinal
dianjurkan mengambil 6 spesimen (diketahui dapat
mendeteksi 90% infeksi parasit)

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- Jumlah spesimen yang dianjurkan untuk evaluasi
pengobatan juga sebanyak 3 kali.
- Untuk infeksi protozoa diperiksa 3 sampai 4 minggu
pasca pengobatan & untuk infeksi Taenia 5-6 minggu
pasca pengobatan

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
WAKTU KOLEKSI
- satu dari 3 seri spesimen tinja untuk pemeriksaan
parasit harus diambil pada hari yang berbeda, bila
mungkin setiap selang 1 hari atau lebih tetapi tidak
boleh lebih dari 10 hari. Bila 6 seri spesimen
pemgambilannya tidak boleh lebih dari 14 hari.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
JENIS SPESIMEN & KEBUTUHAN
PENGAWETAN
- untuk menemukan trofozoit motil dianjurkan
menggunakan spesimen segar & untuk spesimen cair
harus diperiksa dalam 30 menit setelah defikasi, bila
tidak mungkin maka dapat diberi pengawet.
- Untuk spesimen lunak harus diperiksa 1 jam setelah
defikasi & juga harus diberi pengawet bila tidak dapat
segera diperiksa.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- Untuk spesimen padat tidak perlu segera diperiksa.
Dapat dilakukan pemeriksaan nya dalam 24 jam
setelah defikasi
- untuk infeksi cacing, umumnya lebih tahan tanpa
pengawet dibanding protozoa
- Sebelum diperiksa spesimen tinja tidak boleh
diinkubasi atau dibekukan

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
PENGAWETAN
- untuk mengawetkan morfologi protozoa & mencegah
perkembangan telur & larva cacing, spesimen tinja
dapat diawetkan segera setelah dikeluarkan
- Beberapa fiksatif umum formalin, MIF (Merthiolat
Iodine Formalin), SAF (Sodium Acetate-acetic accid
Formalin), Larutan Schaudin & PVA (Polyvinil
Alcohol)

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
PENGIRIMAN SPESIMEN
- pengiriman spesimen lab. melalui paket pos harus
sesuai dengan peraturan pos.
- dalam pengiriman harus menggunakan penampung
ganda, sertakan juga lembar instruksi, keterangan
pasien, dll
- Untuk kaca objek dengan sediaan pulasan tinja atau
darah, tidak memerlukan pembungkus ganda dalam
pengiriman tetapi dapat disimpan dalam kotak yang
dapat mencegah pecahnya kaca objek.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
Diagnosis infeksi parasit darah & Jaringan :
- diagnosis infeksi parasit darah & jaringan lebih sulit dari
pada infeksi parasit usus & urogenital
- Pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan secara
langsung (untuk malaria, trypanosoma & mikrofilaria)
- Adanya gejala klinik yang khas untuk infeksi parasit
darah dapat membantu diagnosis lab.

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- Untuk diagnosis malaria yang merupakan infeksi
berbahaya, pengambilan spesimen darah &
pemeriksaanya harus segera dilakukan. Pengambilan
spesiemennya dapat dilakukan pada 6, 12 & 24 jam
setelah gejala awal
- Pada infeksi ringan malaria, diagnosis lab dapat
dilakukan dengan cara konsentrasi

Pendahuluan Parasitologi
Diagnosis Laboratorium Penyakit Parasit
- pemeriksaan spesimen cairan tubuh & jaringan dapat
dilakukan dengan tehnik pulasan & konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai