Kebiasaan yang buruk yakni membuang kotoran disungai yang mana sungai tersebut adalah sumber air
yang digunakan warga sebagai pemasok kebutuhan dari konsumsi dan kebersihan.
Hal ini tentu akan meningkatkan pencemaran air dengan meningkatnya mikroba penyebab penyakit.
Menurut data survey yang dilakukan oleh Cogeskel pada tahun 1943, menemukan bahwa 5% 10%
entamoeba (penyebab diare) dan 25% cacing kremi, cacing pita, dan cacing tambang berasal dari
kotoran penduduk penduduk. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa kotoran yang
mencemari air merupakan penyebab dari berbagai penyakit yang dapat menginfeksi manusia itu
sendiri.
b. Aktivitas industri
Meningkatnya industri di indonesia dibarengi dengan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan,
terutama limbah cair yang dibuang melalui aliran air. Minyak adalah salah satu contoh limbah cair yang
populer dari aktivitas industri. Tidak adanya pengolahan limbah industri yang langsung dibuang ke
perairan berdampak pada komposisi air di wilayah tersebut. Tercemarnya badan air oleh minyak dapat
menyebabkan kematian bagi organisme di sekitarnya. Masalahnya ialah minyak, tidak dapat menyatu
dengan air. Dengan demikian sangat sulit untuk memisahkan zat tercemar tersebut.
c. Limbah pertanian
Negara kita merupakan negara agraris, sebagian penduduk indonesia masih mengandalakan sektor
pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas penggunaan pupuk dan pestisida dalam
1. Banjir
Menumpuknya sampah di perairan dapat menghambat arus air. Pada musim penghujan, dimana sungai
tak mampu menampung pertambahan debit air yang masuk akibat adanya sumbatan sampah. Oleh
karena itu, banjir pun tak dapat terhalangi. Banjir merupakan penyakit yang masih menjadi pr besar
bagi beberapa wilayah indonesia salah satunya adalah dki jakarta. Pemerinta telah berupaya untuk
mengatasi masalah yang belum kunjung selesai. Tanpa keikutsertaan penduduk setempat, maka
masalah ii terus akan menjangkiti kita semua.
2. Penyakit menular
Meningkatnya mikroba patogen tertentu di sumber air yang tercemar tentu akan menyebabkan
berbagai penyakit seperti diare, deman berdarah, malaria, typus, dan lainnya. Hal ini di karenakan air
yang tercemar tersebut merupakan air yang digunakan untuk konsumsi dan memenuhi kebutuhan
lainnya (mandi, cuci, kakus). Membuang kotoran di sumber air tentu akan meningkatkan bibit penyakit
di dalamnya.
3. Rusaknya ekosistem
Air merupakan habitat bagi organisme perairan seperti ikan, golongan invertebrata, tumbuhan air, dan
lainnya. Air yang tercemar dapat merusak keseimbangan ekosistem yang artinya mengancam
kehidupan organisme perairan. Sebagai contoh, masuknya limbah pupuk ke dalam suatu badan air
Contoh kasus pencemaran sumber daya Air dikota Palu dan sekitarnya
Kota Palu mendapat julukan sebagai Kota Teluk yang disebabkan wilayah kotanya berbatasan
langsung dengan pesisir pantai. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Palu
sendiri. Tetapi seiring dengan perkembangan Kota Palu yang berjalan walaupun lambat kebersihan
wilayah sepanjang pesisir pantai seakan tidak dihiraukan. Pesisir pantai yang penuh dengan
sampah warga, pendangkalan dan airnya yang keruh karena sedimentasi tinggi ditambah lagi
pohon-pohon nyiur melambai sudah hilang dalam pandangan dan semakin mendukung kuat julukan
Palu sebagai kota gersang. Pantai sudah tidak bisa menjadi tempat wisata bahkan dipandangpun
sudah tidak enak bagi penduduk apalagi pendatang di Kota Palu, wilayahnya yang penuh sampah
berserakan dan airnya yang tampak coklat akibat sedimentasi tinggi dan pendangkalan.
Posisi Pantai yang berada di tengah-tengah kota memang sangat rentan oleh aktivitas manusia
yang sifatnya merusak lingkungan, seperti pemanfaatan ekosistem pantai yang tidak bertanggung
jawab, tempat pembuangan sampah, sebagai tempat saluran akhir dari kota. Terlebih lagi apabila
lokasinya terletak tepat di belakang pasar. Dari sejumlah tempat yang ada, wilayah pasar-lah yang
mungkin menghasilkan limbah ataupun sampah paling banyak. Dan lebih memprihatinkan lagi
sampah-sampah tersebut dibuang di sepanjang pesisir pantai khususnya di Kelurahan Lere tersebut.
Hal ini memang sangat sulit untuk dibendung karena sifat manusia yang selalu ingin memanfaatkan
jasa lingkungan secara gratis tanpa balas memelihara (free rider) dalam memenuhi kebutuhannya.
Pencemaran pantai biasanya akan berdampak langsung ke ekosistem laut. Hal ini seperti masuknya
material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke
dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung.
kandungan oksigen terlarut dalam air yang berarti ikan dan udang akan mengalami deoksigenasi
(kekurangan oksigen). Selain itu, rapatnya tumbuhan air dapat menghalangi cahaya matahari untuk
tembus ke dalam air yang menyebabkan suhu di dalam air akan semakin rendah.
4. Mutasi organisme
Menumpuknya senyawa kimia tertentu dapat memicu terjadinya mutasi pada makhluk hidup.
Contohnya limbah pestisida yang mengandung DDT yang mencemari suatu perairan dapat
terakumulasi pada organisme (semakin tinggi tingkatan organisme maka kandungan DDT pada
tubuhnya semkin banyak). DDT dapat memicu perubahan hormon pada laki laki. Efeknya ialah
munculnya sifat feminisme pada laki laki yang terdapat ddt dengan memakan ikan dari air yang
tercemar zat tersebut.
awal perubahan itu dimulai dari diri sendiri. dengan membiasakan diri untuk menjaga kebersihan air
3. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan upaya mengatasi limbah cair dengan menggunakan mikroorganisme. Minyak
merupakan limbah yang tidak dapat diatasi dengan mudah, oleh karena itu dengan menggunakan
bakteri yang mampu merombak minyak ini menjadi solusi untuk menghilangkan tumpahan minyak di
badan air. Adapun mikroorganisme yang digunakan merupakan bakteri yang mampu merombak
senyawa limbah dan tidak menyebabkan penyakit.
Sekian uraian mengenai pencemaran air, semoga dengan membaca artikel ini kita semakin sadar akan
pentingnya menjaga kualitas air. Stop pencemaran!!!
Contoh kasus pencemaran sumber daya Air dikota Palu dan sekitarnya
Kota Palu mendapat julukan sebagai Kota Teluk yang disebabkan wilayah kotanya
berbatasan langsung dengan pesisir pantai. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi
masyarakat Kota Palu sendiri. Tetapi seiring dengan perkembangan Kota Palu yang berjalan
walaupun lambat kebersihan wilayah sepanjang pesisir pantai seakan tidak dihiraukan.
Pesisir pantai yang penuh dengan sampah warga, pendangkalan dan airnya yang keruh
karena sedimentasi tinggi ditambah lagi pohon-pohon nyiur melambai sudah hilang dalam
pandangan dan semakin mendukung kuat julukan Palu sebagai kota gersang. Pantai sudah
tidak bisa menjadi tempat wisata bahkan dipandangpun sudah tidak enak bagi penduduk
apalagi pendatang di Kota Palu, wilayahnya yang penuh sampah berserakan dan airnya
yang tampak coklat akibat sedimentasi tinggi dan pendangkalan.
Posisi Pantai yang berada di tengah-tengah kota memang sangat rentan oleh aktivitas
manusia yang sifatnya merusak lingkungan, seperti pemanfaatan ekosistem pantai yang
tidak bertanggung jawab, tempat pembuangan sampah, sebagai saluran akhir dari kota.
Terlebih lagi apabila lokasinya terletak tepat di belakang pasar. Dari sejumlah tempat yang
ada, wilayah pasar-lah yang mungkin menghasilkan limbah ataupun sampah paling
banyak. Dan lebih memprihatinkan lagi sampah-sampah tersebut dibuang di sepanjang
pesisir pantai khususnya di Kelurahan Lere tersebut. Hal ini memang sangat sulit untuk
dibendung karena sifat manusia yang selalu ingin memanfaatkan jasa lingkungan secara
gratis tanpa balas memelihara (free rider) dalam memenuhi kebutuhannya.
Pencemaran pantai biasanya akan berdampak langsung ke ekosistem laut. Hal ini seperti masuknya
material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam
laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung. Sebagian
besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui
tumpahan Kapal. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah karena aktivitas manusia yang sering
membuang sampah di pesisir pantai khususnya di kelurahan Lere.
NAMA KELOMPOK:
USNUL KHOTIMAH
SINTIA SARI
AI FAJRIANI
FONI WIDIASTUTI
EGGY ISMARETHA
DEDE APRIANI
NURHILALIYAH
ISMI AUDIYA