OLEH :
Dinda Nabiela
1407101030263
PEMBIMBING :
dr. SRI HASTUTI,Sp.S
TUJUAN
Pasien dg epilepsi yang menderita
paralisis TODD berkepanjangan
yang bertahan sejak 1 bulan tanpa
bukti serebrovaskular akut atau
lesi struktural.
Pendahuluan
Kelumpuhan TODDs (TP) dinyatakan sbg Penyakit
Langka (National Institutes of Health) ,< 200.000
orang dalam populasi di AS
Kondisi neurologis yang ditandai dgn periode singkat
kelumpuhan sementara yg didahului dgn periode kejang.
Kelumpuhan: sebagian atau lengkap : umum pada
satu sisi tubuh : hilang dalam waktu 48 jam
Symptoms
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kelumpuhan sementara
Hemiparesis
Seizure
Gangguan berbicara
Gangguan visi
Mati rasa
Mengantuk/kebingungan
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kondisi
Kondisi
Kondisi
Kondisi
Kondisi
Kondisi
otak
sistem saraf
epilepsi ( kejang berulang)
gerakan
otot
muskuloskeletal
patofisiologi
Kejang : episode aktivitas listrik abnormal di
bagian otak
mempengaruhi setiap bag otak
Periode setelah kejang dsbt postictal state
otak masih belum pulih dari muatan listrik
abnormal yg diendapkan aktivitas kejang
gjl klinis.
Kelumpuhan Todds diduga tjd akibat
aktifitas tertekan di daerah otak yg mengalami
kejang, kelumpuhan dan gjl yg timbul
bergantung jg pd daerah otak yg terkena
LAPORAN KASUS1
Tn. X , Usia 49 tahun dtg ke IGD dgn
keluhan kelumpuhan secara tiba-tiba pd
kaki kirinya, yg sebelumnya dudahului
riwayat kambuhan kejang tonik-klonik
Tidak
ada penyakit sistemik, stroke,
paparan toksin, substansi, alkohol dan /
atau penyalahgunaan obat dalam sejarah
medis.
Hasil
pemeriksaan
neurologis
didapatkan
kekuatan 2/5 otot tungkai atas dan bawah
kirinya. Parameter vital sign dalam batas normal.
Gejala non-motor seperti masalah neuropsikiatri
atau kognitif tdk ditemukan.
Tidak ada akut iskemik atau hemoragik lesi
serebrovaskular di magnetic resonance imaging
kranial difusinya (MRI). Electroencephalogram
(EEG) dari pasien mengungkapkan aktivitas
gelombang lambat menyebar di frekuensi theta
5-6 Hz
Pemeriksaan lanjutan
Karena
pasien
bebas
kejang
dengan,
kekuatan otot nya menunjukkan pemulihan
ringan-sampai sedang, pasien dipulangkan
dengan regimen AED, dan 3/5 kekuatan otot
pada ekstremitas atas kiri dan 4/5 otot
kekuatan dalam kirinya ekstremitas bawah
setelah 2 minggu.
Dia bisa berjalan dengan dukungan dan
program terapi fisik direncanakan untuk
pasien. Dalam kunjungan 1 bulan follow-up,
dia masih bebas kejang dan ia bisa berjalan.
LAPORAN KASUS 2
Analisis kasus
Pembahasan
TERIMAKASIH