Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

PSORIASIS
VULGARIS
Oleh :
Yenda Cahya E. P
Pembimbing :
dr. Endang Tri Wahyuni, M.Kes, Sp. KK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
K E P A N I T R A A N K L I N I K S TA S E K U L I T D A N K E L A M I N
R U M A H S A K I T U M U M D A E RA H S E K A RWA N G I

ANAMNESIS
Perempuan, 60 tahun, 70 kg, datang dengan

keluhan mengeluh muncul bercak-bercak


berwarna merah yang pertama kali di tungkai
bawah, kemudian bercak tersebut meluas ke
seluruh badan. Bercak itu muncul Kira-kira 1
tahun yang lalu. Diatas bercak tersebut
berisikan sisik yang berwarna putih, bercak itu
dirasakan gatal dan bertambah enak jika
digaruk. Sakit tidak ada, bercak dikatakan
bertambah banyak jika penderita makan telur
ayam. Bercak dikatakan sangat menggangu
aktivitas penderita.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran

pasien compos mentis, keadaan umum pasien


tampak sakit ringan, tanda vital dalam batas
normal dan berat badan 70 kg.
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan
plak eritematous, berbatas tegas, kering,
tebal dengan ukuran yang beragam serta
dilapisi oleh skuama tebal berlapis-lapis dan
berwarna putih didaerah kepala, leher,
punggung/bokong dan kaki.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan

penunjang.

TERAPI
Terapi yang diberikan pada pasien ini berupa

obat antipruritik cetirizine syrup untuk


mengurangi rasa gatal, mometason furoat 10
mg dan gentamisin 10 mg dalam bentuk
sediaan salep. Memberi penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang penyakitnya, dari
jenis penyakit, penyebab, perjalanan penyakit
sampai prognosisnya. Cara penggunaan obat,
kontrol kembali jika obat habis untuk
mengevaluasi pengobatan.

PROGNOSIS
Meskipun psoriasis tidak menyebabkan

kematian, tetapi bersifat kronis dan residif.


Belum ada cara yang efektif dan memberi
penyembuhan yang sempurna.

DISKUSI

KASUS

REFERENSI
Beberapa penelitian berskala

besar telah menunjukkan


bahwa usia rata-rata penderita
psoriasis episode pertama
Perempuan, 60 tahun, 70
yaitu berkisar sekitar 15-20
kg, datang dengan
tahun, dengan usia tertinggi
keluhan mengeluh muncul
kedua pada 55-60 tahun.
Psoriasis ditandai dengan plak
bercak-bercak berwarna
eritematosa yang berbatas
merah yang pertama kali
tegas dengan skuama berlapis
di tungkai bawah,
berwarna keputihan. Penyakit
kemudian bercak tersebut
ini umumnya mengenai
meluas ke seluruh badan.
daerah ekstensor ekstremitas
Diatas bercak tersebut
terutama siku dan lutut, kulit
berisikan sisik yang
kepala, lumbosakral, bokong
berwarna putih,
dan genitalia.

KASUS

REFERENSI

Pada pasien dalam laporan

kasus ini ditemukan


bercak-bercak berwarna
merah yang pertama kali
di tungkai bawah,
kemudian bercak tersebut Menurut buku yg di karang
oleh Prof.Dr. R.S. Siregar,
meluas ke seluruh badan.
Sp.KK(K), lesi klasik
Pada pemeriksaan
psoriasis biasanya berupa
dermatologis didapatkan
plak berwarna kemerahan
plak eritematous, berbatas
yang berbatas tegas
tegas, kering, tebal
dengan skuama tebal
dengan ukuran yang
berlapis yang berwarna
beragam serta dilapisi oleh
keputihan pada
skuama tebal berlapis-lapis
permukaan lesi.
dan berwarna putih.

KASUS
Gambaran tetesan lilin

berdasarkan penjelasan
dari referensi memilikin
kesesuaian dengan
gambaran klinis pada
pasien dalam laporan
kasus ini. Fenomena
tetesan lilin dimana bila
lesi yang berbentuk
skuama dikerok maka
skuama akan berubah
warna menjadi putih yang
disebabkan oleh karena
perubahan indeks bias

REFERENSI

KASUS

REFERENSI
Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

pemeriksaan penunjang
karena keterbatasan
fasilitas pemeriksaan, dan
klinis yang sudah cukup
nyata

yang paling umum


dilakukan untuk
mengkonfirmasi suatu
psoriasis ialah biopsi kulit
dengan menggunakan
pewarnaan hematoksilineosin. Pada umumnya
akan tampak penebalan
epidermis atau akantosis
serta elongasi rete ridges.
Terjadi diferensiasi
keratinosit yang ditandai
dengan hilangnya stratum
granulosum.

KASUS

REFERENSI

Terapi yang diberikan pada

pasien ini berupa obat


antipruritik cetirizine syrup
untuk mengurangi rasa
gatal, mometason furoat 10
mg dan gentamisin 10 mg
dalam bentuk sediaan salep.
Memberi penjelasan kepada
pasien dan keluarga tentang
penyakitnya, dari jenis
penyakit, penyebab,
perjalanan penyakit sampai
prognosisnya. Cara
penggunaan obat, kontrol
kembali jika obat habis untuk
mengevaluasi pengobatan.

Meliputi pengobatan topikal dan sistemik.3


Pengobatan Topikal
1. Preparat tar
Preparat tar mempunyai efek sebagai antiradang
serta dapat menghambat proliferasi keratinosit
Dibagi menjadi 3 yaitu :
Fosil,

misalnya iktiol
Kayu, misalnya olium cadini dan olium ruski
Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens

2. Kortikosteroid topikal
Mempunyai

efek ant inflamasi dan anti mitosis.


Dipakai kortikosteroid potensi sedang sampai kiuat
Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya
dikurangi.

3. Anthralin
Mempunyai

efek antiinflamasi dan menghambat


proliferasi keratinosit.
Efek sampingnya adalah bersifat iritasi dan mewarnai
kulit dan pakaian.

Pengobatan sistemik
1. Antihistamin
Bersifat simptomatik untuk mengurangi rasa gatal
2. Kortikosteroid
Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderma atau
psoriasis pustulosa generalisata.

KESIMPULAN
Kesimpulan pada kasus ini adalah pasien

sudah dapat didiagnosis Psoriasis Vulgaris


berdasarkan hasil anamnesis dan gejala klinis
yang tampak saat melakukan pemeriksaan
fisik. Pada pasien ini tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang. Terapi yang
diberikan sesuai dengan teori yang ada dan
diharapkan dapat membantu mengurangi
keluhan yang ada saat ini serta menunjang
proses penyembuhan yang sempurna pada
akhirnya.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.

Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta (2002).
Siregar, R. S.: Atlas Berwarna Saripati penyakit Kulit. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta (1996).
Sularsito, Sri Adi. Dkk.: Dermatologi Praktis. Perkumpulan Ahli Dermato
Venereologi Indonesia, Jakarta (1986).
Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Penyakit Kulit Dan
Kelamin RSUP Denpasar. Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar (2000).

Anda mungkin juga menyukai