Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

ANITA TIFFANY
1106015176

ILUSTRASI KASUS
Pada hari Sabtu, 17 Januari 2015 pukul 18.30 WIB,
Departemen Forensik FK UI-RSCM mendapatkan kiriman
mayat dari Kepolisian Sektor Metropolitan Duren Sawit.
Identitas mayat Tn. AH, diperkirakan meninggal karena
sakit. Dilampirkan surat permintaan visum (SPV).

SURAT PERMINTAAN
VISUM
Institusi pengirim : Kepolisian Daerah Metro Jaya Resor
Metropolitan Jakarta Timur
Sektor Metropolitan Duren Sawit
Nomor surat

: B/011/I/2015/Sek.Dsw

Identitas
: Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
warga Negara,
agama, pekerjaan, dan alamat
Dugaan luka

: Sakit

Permintaan

: Pemeriksaan luar dan pembuatan VeR

Jabatan pengirim

: Kapolsek Metro Duren Sawit

IDENTITAS
Nomor Rekam Medis
Nama
Jenis Kelamin

: 0252A01/397-78-95

: Tn. AHA
: Laki-laki

Tempqt, tanggal Lahir : Jakarta, 14 Oktober 1979


Alamat
Warga Negara

: Komplek Guru RT.13/4 No.41 Klender, Jakarta Timur


: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Swasta

Waktu Pemeriksaan

: 17 Januari 2015 pukul 18.30 WIB (PL)

PEMERIKSAAN LUAR
1. Label mayat
Label terikat pada kantong mayat, terbuat dari kertas karton, berwarna
merah muda.
2. Tutup/bungkus mayat
. Kantong jenazah berbahan terpal berwarna jingga bertuliskan Dinas
Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta tahun Anggaran
2014 dengan tulisan berwarna hitam.
. Dua helai sorden berwarna coklat bermotif abstrak.
. Satu helai selimut berwarna kuning.
3. Perhiasan mayat
Tidak ada perhiasan mayat.

PEMERIKSAAN LUAR

(LANJUTAN)

4. Pakaian mayat
. Satu helai baju kemeja lengan pendek berwarna jingga, tanpa merk,
dan tanpa ukuran.
. Satu buah jaket berbahan jeans berwarna coklat, merk Giusto, dan
berukuran XL. Pada sisi depan terdapat dua buah kantong yang pada
kantong depan sisi kiri berisi selembar surat penarikan PT. Garuda
Utama Nasional. Tampak berlumuran kopi.
. Satu buah celana panjang berbahan jeans berwarna coklat, merk Axel
Jeans, dan tanpa ukuran. Pada sisi depan terdapat dua kantong tanpa
isi, dua kantong sisi samping tanpa isi, dan dua kantong sisi belakang
tanpa isi.
. Satu buah celana pendek berbahan jeans berwarna coklat, merk

PEMERIKSAAN LUAR

(LANJUTAN)

5. Benda di samping mayat


Tidak ada.
6. Kaku mayat dan lebam mayat
Tidak dapat dinilai karena mayat membusuk.
7. Mayat adalah seorang laki-laki, berbangsa Indonesia dengan ras
Mongoloid, berumur kurang lebih tiga puluh lima tahun, warna kulit
tidak dapat dinilai, gizi sedang, panjang tubuh seratus tujuh puluh
delapan sentimeter, berat tubuh sembilan puluh lima kilogram, zakar
disunat.

PEMERIKSAAN LUAR

(LANJUTAN)

8. Identitas khusus
Tidak ditemukan.
9. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuhnya lurus dengan panjang lima
sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya sedang dengan
panjang

nol

koma

lima

sentimeter.

Bulu

mata

berwarna

hitam,

tumbuhnya lurus dengan panjang nol koma empat sentimeter. Kumis


berwarna hitam tercukur rata. Jenggot bewarna hitam tercukur rata.
10.Mata kedua mata tertutup. Selaput bening mata keruh. Kedua teleng
mata dan warna tirai mata tidak dapat dinilai. Selaput bola mata
berwarna putih sembab. Selaput kelopak mata pucat sembab.

PEMERIKSAAN LUAR

(LANJUTAN)

11. Hidung berbentuk pesek dan kedua daun telinga berbentuk oval. Mulut terbuka
20 mm dengan lidah tergigit 20 mm dari ujung lidah.
12. Gigi geligi berjumlah dua puluh delapan buah. Pada rahang atas sisi kanan, gigi
geraham tiga sisa akar dan tidak terdapat geraham delapan. Pada rahang atas
sisi kiri, gigi geraham enam tidak ada. Pada rahang bawah sisi kiri, gigi geraham
enam tidak ada. Pada rahang bawah sisi kanan, gigi lengkap.
13. Dari lubang mulut keluar cairan encer merah kecoklatan. Dari lubang hidung
keluar cairan encer merah kecoklatan. Dari lubang telinga kanan dan kiri keluar
cairan encer merah kecoklatan. Dari lubang kemaluan tidak keluar cairan atau
darah. Dari lubang pelepasan tidak keluar cairan atau darah
14. Pada tubuh tidak ditemukan luka-luka.
15. Tidak ditemukan patah tulang pada ekstremitas maupun anggota tubuh lainnya.

PEMERIKSAAN LAIN-LAIN
1.

Seluruh tubuh berlumuran kopi.

2.

Kedua pergelangan tangan terikat oleh tali rafia berwarna hitam.

3.

Darah dan urin tidak berhasil diambil.

4.

Mulai dari pergelangan kaki kanan sisi dalam berjalan ke arah bawah hingga
punggung kaki, tiga belas sentimeter di bawah pergelangan kaki, tampak kulit yang
berwarna lebih gelap dari sekitar, teraba mengeras, terbesar berukuran empat
sentimeter kali empat sentimeter dan terkecil berukuran nol koma tiga sentimeter
kali nol koma dua sentimeter meliputi area seluas tiga belas sentimeter kali dua
belas sentimeter.

5.

Ditemukan tanda-tanda pembusukan


a)

Seluruh tubuh tampak mengembung dan kehijauan

b)

Seluruh kulit ari tampak terlepas

c)

Rambut mudah terlepas dan mulut mencucu.

TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUSUKAN /
PUTREFACTION
Dekomposisi muncul setelah 24 jam proses internal (autolisis)
dan eksternal (bakteri atau jamur) gas alkana, H2S, HCN, asam
amino, dan asam lemak
Autolisis proses perlunakan jaringan dalam keadaan steril via
proses kimia kerja enzim oleh sel pascamati organ yg punya
enzim intraseluler lbh cepat spt pankreas
Ketika seseorang mati bakteri invasi jaringan (clostridium welchii)
media darah untuk tumbuh bakteri dominan dari usus

Pembusuka
n

degradasi
jarigan
o/bakteri
fermentasi
via enzim
protease

hasil
berupa
asam
amino

dicerna
bakteri (eg.
Asetogen)

reaksikan
asam
amino+O2

asam
asetat
(bau), H,
CO2, N

TAHAPAN PEMBUSUKAN
Awal (24 jam) : Diskolorisasi, bengkak
Mulai
dinding
abdominal
kanan
bawah
(sekum)

fossa
iliaka
kanan

bakteri ke
superfisial

HbS

ke perut
dan dada

distensi
dengan
gas

tegangan
di
abdomen

Lanjut (60-72 jam) : Marbling/arborescent pattern, skin slippage,

Bakteri
pembusuka
blister
n (intestine
dan paru),
menyebar
dengan
mudah
dalam
cairan

berkolonisa
si di sistem
vena

hemolisis
darah

gambaran
MARBLING

terlihat
merah dan
hijau di
kulit

abdomen,
bahu, dada

PERUBAHAN PADA
PEMBUSUKAN
Warna, bau
Lepasnya lapisan epidermis skin slippage rapuh skin blister jika terjadi
di regio berambut, seperti kulit kepala, pubis, dan aksila rambut yang mudah
rontok
Gas : Pembentukan gas di dalam tubuh dimulai di dalam lambung dan usus
tegangnya perut dan cairan kemerahan yang keluar dari mulut dan hidung. Gas
tersebut juga ditemukan dalam jaringan dinding tubuh derik atau krepitasi
Bengkak : Terbesar di jaringan longgar (skrotum dan payudara). Umumnya, tubuh
akan bersikap seperti petinju atau pugilistic attitude karena terkumpulnya gas
pembusukan di rongga sendi identifikasi visual sulit dilakukan (mata melotot,
mulut mencucu, etc)

LAIN-LAIN
Bakteri/mikroorganisme H2S, HCN, asam amino
H2S bereaksi dengan oksigen HbS hijau kehitaman
Terjadi skin slippage pembentukan gas antara epidermis dan dermis
bula bening, rapuh, cairan hitam kemerahan bau busuk bila pecah
menjadi mengkilat karena pecahkan sel lemak subkutan cairan lemak
ke dermis karena tekanan gas scalp, pubis, aksila rapuh
Pembengkakan BB>> lebih dari 35 kg
Darah dari mulut dan hidung tekanan rongga dada >> karena gas di
cavum abdomen pengeluaran udara dan cairan pembusukan dari
trakea dan bronkus bersama darah (<200cc)

LAIN-LAIN (2)
Larva lalat dapat dijumpai
setelah terbentuknya gas
pembusukan
Kumpulan telur lalat dapat
ditemukan di alis mata, sudut
mata, lubang hidung, atau di
antara bibir
Telur lalat tersebut akan
menetas dalam waktu 24 jam
enzim proteolitik

Kecepatan pembusukan tiap organ berbeda

Memiliki enzim intraseluler pankreas

Jaringan fibrosa prostat dan uterus non-gravid

FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Suhu 26,50C-370C
Kelembaban udara tinggi
>> bakteri
Tubuh gemuk
Terdapat sepsis/infeksi
Medium (tanah, air, udara)
Usia (bayi, anak, lansia) lebih lambat
Kecepatan pembusukan: Udara (8)> air (2)> tanah (1)

KESIMPULAN
Pada pemeriksaan mayat laki-laki berusia tiga puluh lima tahun
yang dalam keadan membusuk lanjut ini tidak ditemukan luka-luka
atau tanda-tanda kekerasan. Sebab mati tidak dapat ditentukan
karena tidak dilakukan bedah mayat. Petunjuk perkiraan saat
kematian adalah lebih dari enam puluh jam sebelum dilakukan
pemeriksaan luar.

REFERENSI
1. Sekka P, Knight B. Knights forensic pathology. 3rd Ed.
London: Edward Arnold (Publishers) Ltd; 2004.
2. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun;im TWA,
Hertian S, Sampurna B, et al. Ilmu kedokteran forensik.
Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1997.

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai