Anda di halaman 1dari 41

Pembahasan 1

Data pembelian & Penggunaan B. Baku


Metode fisik atas dasar FIFO
01 Persed. Awal
50 unit
05 Pembelian
450
12 Pengeluaran
200 unit
20 Pembelian
50
21 Pengeluaran
250

Rp 75.000
900.000
50.000

Jumlah
Persed awal + pembelian 550 Unit
Pengeluaran
450 unit

Persedian akhir

100 unit

Rp 1.025.000
??
??

Pembahasan 1

Persed Akhir 100 unit


50 unit tgl 01 @1.500
50 Unit tgl 05 @2.000

Jumlah

75.000
100.00

100 Unit 175.000

Bahan Baku yg Digunakan


(persed.Awal + Pembelian) Persed. Akhir

= Rp 1.025.000 175.000
= Rp 850.000

Perhitungan Tarif BOP


Dasar Jam Mesin
Didasari anggapan bahwa BOP digerakan oleh lamanya suatu
produk diproses menggunakan mesin, artinya BOP
diasumsikan meningkat seiring semakin banyaknya jam kerja
mesin yang diserap untuk menghasilkan produk tersebut
Taksiran BOP
Tarif BOP =
Taksiran Jam Kerja Mesin
Kelemahan : dalam kenyataannya tidak semua jenis BOP
digerakan atau meningkat seiring dengan meningkatnya
kuantitas jam kerja mesin yang digunakan. B. Depresiasi
Mesin VS Bahan Penolong

Pembahasan 2

BOP Satuan Jam kerja

a. Rp 4.800.000 / 80 Jam = 60.000 per jam mesin


b. Pesanan #005 30 jam mesin
30 jam x Rp 60.000 = 1.800.000
Pesanan #007 50 Jam
50 Jam x Rp 60.000 = 3.000.000

Pembahasan 2
Jurnal Pembenan BOP
BDP BOP Pesanan #005 Rp 1.800.000
BDP BOP Pesanan #007
3.000.000
- BOP Yang dibebankan
4.800.000
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp 4.960.000
BOP
4.960.000

Pembahasan 2
Jurnal Selisih BOP
BOP Yang Dibebankan Rp 4.800.000
- BOP Sesungguhnya
4.800.000
Selisih BOP
160.000
- BOP Sesungguhnya 160.000

Pembahasan 3
a. Distribusi By. Tenaga Kerja
Bag. Pemsrn (15.000 x 200) = 3.000.000
Bag. Adm (15.000 x 200)
= 3.000.000
b. BOP
Cici (15.000 x 10)
Damar(15.000 x 10)
Edo (15.000 x 10)

150.000
150.000
150.000
JUMLAH

450.000

Pembahasan 3
C . BTKL
Cici (15.000 x 100)
Dmar(15.000 x 110)
Edo (15.000 x 80)
Cici (10.000 x 150)

01

JUMLAH

5.850.000

02

1.500.000 1.350.000

(15.000 x 90)

1.650.000 1.200.000

(15.000 x 80)

1.200.000 1.650.000

(15.000 x 110)

1.500.000

500.000
4.700.000

(10.000 x 50)

Pembahasan 3
Jurnal tahap 1
B. Pemasaran
3.000.000
B. Adm
3.000.000
BOP
450.000
BDP-BTKL
10.550.000
- Gaji & Upah
17.000.000

Pembahasan 3
Jurnal tahap 2
Gaji & Upah
17.000.000
- Utang PPH
1.700.000
- Utang Gaj & Upah 15.300.000

Pembahasan 3
Jurnal tahap 3
Utang PPH
- Kas

1.700.000
1.700.000

Tahap 4
Utang Gaj & Upah
- Kas

15.300.000
15.300.000

NILAI
Produk A = 700
BBB
BTKL
BOP

Produk B = 650
Produk C = 580
Produk D = 10

A,B,C = Produk Bersama


D = Produk Sampingan

AKUNTANSI BIAYA BERSAMA


Biaya bersama harus di alokasikan kepada masing-masing produk
karena setiap produk membutuhkan informasi mengenai harga
pokok persediaan, harga pokok produksi, harga pokok penjualannya
dan laba kotornya.
Pembebanan secara langsung dengan mengidentifikasi biaya pada
produk tidak memungkinkan pada produk bersama, sehingga satusatunya jalan adalah mengalokasikan sesuai porsi masing-masing.
Porsi ini di hitung dengan rata-rata tertimbang. Jenis timbangan ini
menentukan metode alokasi.
Tiga metode umumnya di lakukan untuk mengalokasikan biaya
bersama:
Metode phisik,
Metode nilai jual,
Metode nilai realisasi bersih.

Metode Realisasi Bersih


Produk yang baru dipisah dari proses produksi
tidak selalu dapat langsung dijual. Terkadang
dibutuhkan proses lebih lanjut sehingga
penggunaan nilai jual sebagai dasar alokasi
menjadi tidak relevan.
Metode realisasi bersih pada prinsipnya adalah
sama dengan metode nilai jual yang
disesuaikan. Maksudnya nilai jual yang
digunakan sebagai dasar alokasi adalah nilai
jual setelah dikurangi biaya yang dikeluarkan
untuk proses labih lanjut yang disebut dengan
nilai jual hipotesis.
Nilai jual hipotesis = nilai jual biaya-biaya
tambahan

Pembahasan 4
Biaya
Nilai realisasi
Produk
nilai jual
tambahan
bersih
Bulat
500.000
500.000
Lonjong
525.000
125.000
500.000
Persegi
1.200.000
100.000
1.100.000
Jumlah
2.100.000
Setiap rupiah nilai realisasi bersih mendapatkan alokasi biaya
sebesar = 1.000.000 / 2.100.000 = 0,476 = 47.6%
Alokasi biaya bersama kepada seluruh produk menjadi
Bulat
= 500.000 X 47.6% = 238.095
Lonjong = 500.000 X 47.6% = 238.095
Persegi = 1.100.000 X 47.6%
= 523.810
Jumlah
1.000.000

Pembahasan 4

Bulat
= 238.095 + 0
= 238.095
Lonjong = 238.095 + 125.000 = 363.095
Persegi = 523.810 + 100.000 = 623.810

Sehingga HPP menjadi =


HPP Bersama + HPP Proses Tambahan

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI


Analisis selisih Biaya Produksi merupakan proses
menganalisis selisih biaya yang timbul karena perbedaan
biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dibandingkan
dengan biaya produksi standar, dan menentukan
penyebab selisih biaya produksi tersebut.
Biaya produksi terdiri dari tiga komponen, yaitu :
1. Biaya Bahan Baku,
2. Biaya tenaga kerja langsung,
3. Biaya overhead pabrik.

Selisih biaya produksi dianalisis menurut tiga jenis biaya produksi


tersebut.
Analisis Selisih Biaya Bahan Baku
Selisih biaya ini disebabkan oleh :
1. Perbedaan antara harga sesungguhnya dengan harga standar
2. Perbedaan antara kuantitas sesungguhnya dengan kuantitas standar.
Ada tiga model Analisis Selisih Biaya Bahan Baku :
Model analisis satu selisih :
Selisih biaya bahan baku
Model analisis dua selisih :
1. Selisih harga bahan baku
2. Selisih kuantitas bahan baku
Model analisis tiga selisih :
1. Selisih harga bahan baku
2. Selisih kuantitas bahan baku
3. Selisih harga kuantitas bahan baku atau selisih campuran

a.Model analisis satu selisih :

SBB = (Hss X Kss) (Hst X Kst)


SBB = Selisih Biaya Bahan Baku total
Hss = Harga bahan baku sesungguhnya
Hst = Harga bahan baku standar
Kss = Kuantitas sesungguhnya bahan baku
Kst = Kuantitas standar bahan baku

b. Metode Analisis Dua selisih


Selisih Harga Bahan Baku
Selisih harga bahan baku dapat dipecah
menjadi dua :
1.Selisih harga pembelian pada saat dibeli
2.Selisih harga pemakaian pada saat bahan
baku dipakai.
SHBP = (Hss X Ksp) - (Hst X Ksp)
= (Hss - Hst) Ksp

Sedang selisih harga bahan baku yang dipakai


dirumuskan sbb. :
SHB = (Hss X Kss) (Hst X Kss)
= (Hss - Hst) Kss
SHBP
SHB
Hss
Hst
Ksp
Kss

= Selisih harga bahan baku yang dibeli


= Selisih harga bahan baku yang dipakai
= Harga beli bahan baku yang sesungguhnya
= Harga bahan baku standar
= Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli
= Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai

Apabila Hss Hst = selisihnya Tidak


Menguntungkan
Hss Hst = Selisihnya Menguntungkan

Selisih Kuantitas Bahan baku


SKB = (Kss X Hst) (Kst X Hst)
= (Kss Kst) Hst

SKB = Selisih Kuantitas Bahan Baku


Kss = Kuantitas bahan baku sesungguhnya dipakai
Kst = Kuantitas bahan baku standar
Hst = Harga bahan baku standar
Apabila : Kss Kst = selisihnya bersifat tidak menguntungkan
Kss Kst = selisihnya bersifat menguntungkan.

c. Model Analisis Tiga Selisih


Model analisis tiga selisih merupkana perluasan dari
model analisis dua selisih,
dimana harga bahan
baku dipisahkan menjadi selisih harga dan selisih
campuran.
Sehingga pada model analisis tiga selisih, selisih
biaya bahan baku menjadi :
1.Selisih Harga
2.Selisih Kuantitas
3.Selisih Harga Kuantitas (selisih campuran).

Sh = (Hss Hst) Kst


Sk = (Kss Kst) Hst
Shk = (Hss Hst) X (Kss Kst)
Sh
Sk
Shk
Hss
Hst
Kss
Kst

= Selisih harga bahan baku


= Selisih kuantitas bahan baku
= Selisih harga kuantitas bahan baku (selisih campuran)
= Harga beli bahan baku sesungguhnya
= Harga bahan baku standar
= Kuantitas bahan baku sesungguhnya yang dipakai
= Kuantitas bahan baku standar

Apabila

Hss
Hss
Kss
Kss

Hst, selisihnya bersifat tidak menguntungkan


Hst,
,,
,,
menguntungkan
Kst,
,,
,,
tidak menguntungkan
Kst,
,,
,,
menguntungkan

Contoh :

Biaya bahan baku standar untuk memproduksi satu unit produk adalah
sbb. :

Harga standar per kg.


Kuantitas pemakaian bahan baku
Biaya bahan baku standar per produk

= Rp. 300,= 6.000 kg.


= Rp. 600,-

Dalam periode tertentu dihasilkan data sesungguhnya sbb. :


- Bahan baku yang dibeli
= 7.000 kg.

- Harga per kg.


- Unit yang diproduksi
- Pemakaian bahan baku

= Rp. 310,= 3.000 unit


= 5.800 kg.

Buatlah analisis selisih biaya bahan baku !

Model analisis satu selisih :


Selisih biaya bahan baku :
SBB = (Hss X Kss) (Hst X Kst)
= (310 X 5.800) (300 X 6.000)
= Rp. 2.000,- (M)
Model analisis dua selisih :
Selisih harga bahan baku yang dibeli :
SHB P = (Hss Hst) Ksp
= (310 300) 7.000
= Rp. 70.000,- (TM).
Selisih harga bahan baku yang dipakai :
SHB = (Hss Hst) Kss
= (310 300) 5.800
= Rp. 58.000,- (TM)
Selisih kuantitas bahan baku :
SKB = (Kss Kst) Hst
= (5.800 6.000) 300
= Rp. 60.000,0 (M)

Model analisis tiga selisih :


Selisih harga bahan baku yang dipakai :
Sh
= (Hss Hst) Kst
= (310 300) 6.000
= Rp. 60.000,-
Selisih kuantitas bahan baku :
Sk
= (Kss Kst) Hst
= (5.800 6.000) 300
= Rp. 60.000,- (M)
Selisih harga kuantitas atau selisih campuran :
Shk
= (Hss Hst) X (Kss Hst)
= (310 300) X (5.800 6.000)
= Rp. 2.000,- (M).

ANALISIS SELISIH BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG


Selisih biaya ini disebabkan oleh :
- Perbedaan antara tarif upah sesungguhnya dengan tarif upah standar
- Perbedaan antara jam kerja sesungguhnya dengan jam kerja standar.
Selisih biaya tenaga kerja langsung dianalisis dengan tiga cara :
Model analisis satu selisih :
Selisih upah langsung total.
Model analisis dua selisih :
- Selisih tarif upah langsung
- Selisih efisiensi upah langsung
Model analisis tiga selisih :
- Selisih tarif upah langsung
- Selisih efisiensi upah langsung
- Selisih tarif efisiensi atau selisih campuran

1.Model analisis satu selisih.


SUL = Upah langsung sesungguhnya Upah langsung standar
SUL = (Tss X JKss) (Tst X JKst)

SUL
Tss
Tst
JKss
JKst

= Selisih Upah Langsung


= Tarif upah sesungguhnya
= Tarif upah standar
= Jam kerja sesungguhnya
= Jam kerja standar

Selisih efisiensi upah langsung :


Model analisis dua selisih
Selisih tarif upah langsung :

STU = (Tss X JKss) (Tst X JKss)


= (Tss Tst) JKss

STU = Selisih tarif upah langsung


Tss =Tarif upah langsung per jamSesungguhnya
Tst = tarif upah langsung per jam Standar
JKss = Jam kerja sesungguhnya

Selisih efisiensi upah langsung :


Model analisis dua selisih
Selisih Efisiensi upah langsung :
SEU = (JKss X Tst) (JKst X Tst)
SEU = (JKss JKst) Tst

SEU
JKss
JKst
Tst

= Selisih efisiensi upah langsung


= Jam kerja sesungguhnya
= Jam kerja standar
= Tarif upah langsung standar per jam

1.Model analisis tiga selisih :


Selisih biaya tenaga kerja langsung menjadi :
a.Selisih tarif
b.Selisih efisiensi
c.Selisih tarif efisiensi (selisih campuran)
St
Sef
Ste
St
Sef
Ste

= (Tss Tst) X JKst


= (JKss JKst) X Tst
= (Tss Tst) X (JKss JKst)

= Selisih tarif upah langsung


= Selisih efisiensi upah langsung
= Selisih tarif efisiensi upah langsung
(selisih campuran)
Tss = Tarif upah langsung sesungguhnya
Tst
= Tarif upah langsung standar
JKss = Jam kerja sesungguhnya
JKst = jam kerja standar

Contoh :
Perhitungan selisih biaya tenaga kerja langsung.
Biaya tenaga kerja standar untuk memproduksi satu unit
produk XYZ adalah sebagai berikut :
Tarif upah standar per jam kerja
= Rp. 700,00
Jam kerja standar
= 3,5 jam
Biaya tenaga kerja standar per unit = Rp. 2.450,00
Data sesungguhnya untuk tahun 2003 adalah sebagai berikut :

Produk yang diproduksi


Jam kerja sesungguhnya
Tarif upah per jam kerja

= 3.000 unit
= 11.000 jam
= Rp. 710,00

Dari data di atas dapat dianalisis selisih biaya tenaga kerja :

Model analisis satu selisih


Selisih upah langsung :
SUL = (Tss X JKss) (Tst X JKst)
= (710 X 11.000) (700 X 10.500)
=Rp. 460.000,00

Model analisis dua selisih


Selisih tarif upah langsung :
STU = (Tss Tst) X JKss
= (710 700) 11.000
= Rp. 110.000,00
Selisih efisiensi upah langsung :
SEU = (JKss JKst) X Tst
= (11.000 10.500) 700
= Rp. 350.000,00

Model analisis tiga selisih


Selisih tarif upah langsung :
St
= (Tss Tst) X JKst
= (710 700) 10.500
= Rp. 105.000,00
Selisih efisiensi upah langsung
Sef = (JKss JKst) X Tst
= (11.000 10.500) 700
= Rp. 350.000,00
Selisih tarif efisiensi upah langsung atau selisih
campuran :
Ste

= (Tss Tst) X (JKss JKst)


= (710 700) X (11.000 10.500)
= Rp. 5.000,00

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK

Penyimpangan dari standar overhead pabrik dianalisis dengan salah satu


metoda berikut :
1.Analisis dua selisih
2.Analisis tiga selisih
3.Analisis empat selisih
1. Analisis dua selisih
a.Selisih Pengawasan :
selisih yang disebabkan oleh karena biaya overhead pabrik variabel
menurut standar berbeda dengan sesungguhnya, dengan
perhitungan sbb. :
BOP sesungguhnya dibayarkan
BOP tetap total (anggaran)
BOP variabel sesungguhnya
BOP variabel pada jam standar
Selisih Pengawasan

Rp. XXX
Rp. XXX (-)
Rp. XXX
Rp. XXX (-)
Rp. XXX

b. Selisih Volume :
Selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan jam standar
dengan jam normal, sehingga biaya tetap berbeda antara yang
dianggarkan dengan yang dibebankan ke produk menurut jam
standar.

Selisih volume di cari dengan formula :

(Jam normal Jam standar) X tarif tetap per jam

1. Analisis Tiga selisih


Merupakan metode untuk mencari sebab-sebab timbulnya
perbedaan antara BOP sesungguhnya dengan overhead pabrik
menurut standar dengan memisahkan ke dalam tiga sebab (tiga
selisih).

a. Selisih Anggaran
Yaitu selisih yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara
overhead sesungguhnya dengan overhead pabrik menurut
Anggaran pada jam sesungguhnya.

BOP sesungguhnya
BOP tetap (Anggaran)
BOP variabel sesungguhnya
BOP variabel pada jam sesungguhnya
Selisih

Rp. XXX
XXX ( - )
Rp. XXX
XXX ( - )
Rp. XXX

b. Selisih Kapasitas
Yaitu selisih yang disebabkan oleh karena biaya tetaptotal
berbeda dengan biaya tetap yang dibebankan ke produk
pada jam sesungguhnya.

BOP tetap (Anggaran)


BOP tetap pada jam sesungguhnya
Selisih

Rp. XXX
XXX ( - )
Rp. XXX

Atau dengan menggunakan formula :

(Jam Normal jam sesungguhnya) X tarif Tetap

c. Selisih Efisiensi
Yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan
antara jumlah overhead pabrik yang dibebankan pada
jam
sesungguhnya dengan overhead pabrik yang
dibebankan
pada jam standar.
(Jam Sesungguhnya Jam Standar) X Tarif
Overhead Pabrik
3. Analisis Empat Selisih
Pada analisis empat selisih perbedaan anatar BOP standar
dengan sesungguhnya dianalisis sebab-sebabnya menjadi
empat :
a.
b.
c.
d.

Selisih Anggaran
Sama dengan tiga selisih
Selisih Kapasitas
Selisih Efisiensi Variabel
Selisih Efisiensi Tetap

Selisih Efisiensi variabel :

(Jam Sesungguhnya Jam Standar X Tarif Overhead variabel

Selisih Efisiensi Tetap :

(Jam Sesungguhnya Jam Standar) X Tarif Overhead Tetap

Anda mungkin juga menyukai