Anda di halaman 1dari 23

LEACHING

Solid-Liquid Extraction

Satop
TIN-IPB
2008

Definisi
Leaching : peristiwa pelarutan terarah satu
atau lebih senyawaan dari campuran
padatan dengan cara mengontakkan dengan
pelarut cair. Pelarut melarutkan sebagian
bahan padatan sehingga bahan terlarut yang
diinginkan dapat diperoleh.

Skema Proses Leaching

Sebelum
1. Solvent
2. Extraction material
3. Transition component
4. Depleted solid carrier phase
5. Solvent with dissolved transition component

Sesudah

Contoh Aplikasi

Pabrik gula menggunakan prinsip leaching saat


memisahkan gula dari bit, dimana air sebagai
pelarut.
Pada saat memisahkan minyak dari
kacang, biji matahari, biji kapas, dan
minyak goreng juga menggunakan
prinsip leaching dengan memakai
heksan, aseton, eter, atau pelarut
lainnya.

kedelai,
industri
prinsippelarut
organik

Contoh Aplikasi

Industri farmasi mengambil kandungan obat


dari dedaunan, akar dan batang.
Saat kita menyeduh teh atau kopi !

Prinsip Kerja

Operasi leaching bisa batch, semibatch atau


kontinyu. Biasanya dilakukan pada suhu tinggi
untuk meningkatkan kelarutan solut di dalam
pelarut.
Sistem aliran leaching dapat dilakukan dengan
cara crosscurrent atau countercurrent
Variabel penting dalam leaching : suhu, area
kontak, dan jenis pelarut.

Perhitungan dalam operasi leaching melibatkan


3 komponen: Padatan, pelarut, solut.
Umpan umumnya berupa padatan yang terdiri
dari bahan pembawa tak larut dan senyawa
dapat larut. Senyawa dapat larut inilah yang
biasanya bahan atau mengandung bahan yang
kita inginkan.
Bahan yang diinginkan larut sampai titik tertentu
dan keluar dari ekstraktor : Overflow
Padatan yang keluar : Underflow

Perlakuan awal

Perlakuan terhadap umpan untuk mendapatkan


rendemen yang tinggi --> bergantung pada jenis
padatannya.
Bahan organik dan inorganik bergantung pada
kontak pelarut dengan solut -->perlu perluasan
permukaan kontak --> memperkecil ukuran
padatan (ex: grinding)
Bahan dari sel hidup, ex: tanaman/hewan
perlakuan awalnya tidak sama. Tanaman
contohnya dikeringkan daunnya shg dapat
menghancurkan dinding sel --> minyak nabati
dapat terakses oleh pelarut

Perhitungan Disain

Perlu asumsi agar sistem menjadi ideal


Idealnya bahan pembawa bersifat inert dan
tidak ikut melarut, jadi tidak akan terbawa ke
overflow.
Tahap pencampuran antara padatan dan pelarut
adalah tahap yang kritis. Umumnya kita buat
asumsi
pencampuran
sempurna,
sebagaimana dalam mengasumsikan tahap
kesetimbangan (padatan dan cairan pada setiap
tahap adalah pada kesetimbangan)

Perhitungan Disain

Dengan asumsi-asumsi tsb --> seluruh cairan


dalam suatu tahap memiliki komposisi yang
sama dan demikian juga dengan komposisi
overflow dan cairan yang terbawa ke underflow
adalah sama persis. Inilah disebut dengan
larutan seragam. Asumsi ini --> kurva
kesetimbangan linier.
Jumlah cairan yang terikut bersama padatan
dalam underfow juga perlu dihitung --> Asumsi
underflow larutan konstan --> setiap tahap
memiliki rasio larutan/padatan yang tetap dan
sama pada underflow.

Hubungan Kesetimbangan
Bila rasio massa padat dan massa larutan kita
definisikan sebagai N.
N = massa padatan / massalarutan
Fraksi bahan terlarut (xA) pada cairan overflow
dapat kita definisikan dengan :
xA = mA / (mA + mC)
mA = massa zat A (kg atau mol)
mC = massa zat C (kg atau mol)

Bila pelarut murni kita gunakan pada input, maka


nilai N = 0 dan xA = 0. Demikian juga dengan
fraksi cairan (yA) pada slurry.
yA = mA / (mA + mC)
Karena pada padatan masuk tidak terdapat
pelarut (kecuali jika dinyatakan berbeda) dan
seluruh bahan lain selain zat terlarut kita abaikan,
maka yA = 1. Dan nilai N adalah perbandingan
inert padatan/solut.

Laju perpindahan massa pada proses leaching


dapat dinyatakan dengan:
(NA / A)= kL (cAS CA)
NA = (fluks) massa yang berpindah per satuan
waktu
A = luas permukaan kontak
kL = koefisien perpindahan massa
cAS = kandungan bahan A pada padatan
CA = konsentrasi bahan A pada larutan
V = volume leaching

Persamaan akumulasi perpindahan massa :


(CAS CA)/(CAS CA0) = e-(kLA/V)t
Notasi Leaching:
y = komposisi solut pada larutan dalam lumpur
V = volume larutan
x = komposisi solut pada larutan overflow
L = volume larutan pada lumpur
B = volume padatan pada lumpur
N = rasio B/L

Leaching Satu Tahap Co-current

Extract (overflow) : V1

Solvent : V2
Extraction step
Feed : L0

Neraca Massa Total :


Lo + V2 = M = L1 + V1

Underflow : L1

Leaching Satu Tahap


Countercurrent

Extract (overflow) : V1

Solvent : V2
Extraction step

Feed : L0

Neraca Massa Total :


Lo + V2 = M = L1 + V1

Underflow : L1

Leaching Countercurrent
Kontinyu

Extract (overflow) : V1

Solvent : Vn
Extraction steps
1,2, .... n

Feed : L0

Underflow : Ln

Metode penyelesaian leaching

Rectangular Triangle Diagram


Ponchon-Savarit Diagram
Persamaan Neraca Massa (step by step)
Grafik Mc-Cabe Thiele

Rectangular Triangle Diagram


A : Inert material
B : extractable material
C : solvent
a : constant underflow
b : variable underflow
c : constant ratio solvent/inert material
DE : connode

Ponchon-Savarit Diagram

A : Inert material
B : extractable material
C : solvent
a : constant underflow
b : variable underflow
c : constant ratio solvent/inert material
DE : connode

Neraca Massa (Step by Step)


Menghitung neraca massa total dan neraca
massa komponen pada setiap tahap.

Grafik Mc-Cabe Thiele

Selamat Belajar !

Anda mungkin juga menyukai