Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS KINERJA MENGGUNAKAN INDEKS

KEBERLANJUTAN PADA UKM TAS DI TEGALWARU

ACHMAD WAHYU WILDAN

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja


Menggunakan Indeks Keberlanjutan pada UKM Tas di Tegalwaru adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2017

Achmad Wahyu Wildan


NIM F34130045
ABSTRAK

ACHMAD WAHYU WILDAN. Analisis Kinerja Menggunakan Indeks


Keberlanjutan pada UKM Tas di Tegalwaru. Dibimbing oleh HARTRISARI
HARDJOMIDJOJO.

Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia masih


mengalami beberapa kendala diantaranya rendahnya efisiensi dan kinerja.
UKM tas di Tegalwaru merupakan usaha kecil menengah yang memiliki
beberapa kendala terkait kinerjanya terutama pada manajemen kerja dan
persaingan pasar. Penelitian ini menggunakan Multidimentional Scaling
untuk menganalisis kinerja berdasarkan status keberlanjutannya. Elemen
pokok industri yaitu man, money, machine, material, market, method,
management, dan environment digunakan sebagai penilaian. Tahapan
penelitian ini adalah penenetuan dimensi dan atribut, peninjauan ulang atribut
oleh pakar, analisis multidimentional scaling, Monte Carlo dan Leverage,
hingga pemetaan UKM. Nilai Stress dan R2 ketiga UKM yang dihasilkan
adalah kurang dari 0.25 dan lebih dari 0.80 sehingga data telah good of fit.
Hasil analisis Monte Carlo ketiga UKM juga valid karena memiliki rasio
indeks keberlanjutan dengan indeks Monte Carlo kurang dari 5%. Indeks
keberlanjutan untuk ketiga UKM masuk dalam kategori baik dengan nilai
74.167%. UKM Midper dan Dinar Handbag masuk dalam kategori baik
dengan nilai indeks sebesar 70.85% dan 71.05%, sedangkan UKM Kirana
Stuff masuk dalam kategori sangat baik dengan nilai indeks 80.6%. Indeks
ketiga UKM seharusnya dapat ditingkatkan menjadi 75.53%, 71.84%, dan
81.34% berdasarkan analisis Leverage. Nilai indeks keberlanjutan rata-rata
ketiga UKM juga meningkat menjadi 76.6%.

Kata kunci: analisis kinerja, indeks keberlanjutan, multidimentional scaling,


Tegalwaru, UKM Tas.

ABSTRACT

ACHMAD WAHYU WILDAN. Performance Analysis Using Sustainability


Index of Bag SMEs at Tegalwaru. Supervised by HARTRISARI
HARDJOMIDJOJO.

SMEs (small and medium enterprises) development in Indonesia still


faces some problems such as lack of efficiency and performance. Bag’s SMEs
at Tegalwaru as small enterprise had such problems related to performance
management and market competition. Multidimensional Scaling used to
analyze current performance based on sustainability index. Basic elements of
industry consist of man, money, machine, material, market, method,
management, and environment were used for assessment. This study stage
were determination of dimensions with appropriate attributes, expert
reconsideration, multidimensional scaling analysis, Monte Carlo and
Leverage, then SMEs mapping. The score result of Stress indicator is less
than 0.25 and R2 is more than 0.80 which indicate that SMEs performance of
three SMEs was in good of fit. The Monte Carlo analysis result showed valid
data since the ratio between sustainability index and Monte Carlo index was
less than 5%. All sustainability index of three SMEs were in good category
with 74.167%. Sustainability index of Midper and Dinar Handbag were in
good category with 70.85% and 71.05%. Otherwise, Kirana Stuff had very
good sustainability index with 80.6%. Those sustainability index should be
improved by 75.53%, 71.84%, and 81.34% by current Leverage Analysis
result. Overall Sustainability index also be improved by 76.6%

Keywords: bag SMEs, multidimensional scaling, performance analysis,


sustainability index, Tegalwaru.
ANALISIS KINERJA MENGGUNAKAN INDEKS
KEBERLANJUTAN PADA UKM TAS DI TEGALWARU

ACHMAD WAHYU WILDAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Menggunakan Indeks Keberlanjutan pada UKM
Tas di Tegalwaru
Nama : Achmad Wahyu Wildan
NIM : F34130045

Disetujui oleh

Dr Ir Hartrisari Hardjomidjojo, DEA


Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr-Ing Ir Suprihatin


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam
selalu dilimpahkan atas Rasulullah SAW. Tema yang dipilih dalam penelitian yang
dilaksanakan sejak bulan Februari 2017 hingga Maret 2017 ini ialah kinerja UKM
tas di Tegalwaru, dengan judul Analisis Kinerja Menggunakan Indeks
Keberlanjutan pada UKM Tas di Tegalwaru.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Hartrisari Hardjomidjojo selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
2. Ibu Rara selaku pengurus Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru.
3. Bapak Fadli dari UKM Midper, Ibu Kirana dari UKM Kirana Stuff, Ibu Dini dari
UKM Dinar Handbag atas ilmu dan kesediaan untuk diwawancara.
4. Orangtua, adik dan keluarga yang telah memberikan doa, semangat, bantuan
moral dan moril agar skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
5. Teman-teman sebimbingan atas bantuan dan kebersamaan dalam mencapai gelar
sarjana.
6. Teman-teman P2, K1 dan TINCREDIBLES atas kenangan indah selama masa
perkuliahan yang tak bisa dilupakan.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2017

Achmad Wahyu Wildan


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
METODOLOGI 4
Tempat dan Waktu Penelitian 4
Metode 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Identifikasi KWBT 8
Penentuan UKM Sampling 9
Penentuan Dimensi Atribut dan Indikator 10
Peninjauan Ulang oleh Pakar 12
Scoring 13
Analisis Multidimensional Scaling 14
Analisis Monte Carlo 18
Analisis Leverage, Strategi Peningkatan Kinerja dan Pemetaan UKM 22
SIMPULAN DAN SARAN 27
Simpulan 27
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 1
RIWAYAT HIDUP 52
DAFTAR TABEL

1 Contoh kolom penentuan dimensi, atribut dan indikator 5


2 Kategori status indeks keberlanjutan 6
3 Kategori nilai stress 7
4 Profil UKM Sampling 9
5 Atribut dan indikator dimensi management 11
6 Hasil peninjauan ulang atribut dan indikator dimensi management 12
7 Scoring dimensi management 14
8 Nilai indeks keberlanjutan, stress, dan R2 berdasarkan hasil MDS 16
9 Perbandingan indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo UKM
Midper 18
10 Perbandingan indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo UKM
Dinar Handbag 20
11 Perbandingan indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo UKM
Kirana Stuff 21
12 Perubahan Indeks keberlanjutan UKM tas di Tegalwaru 25

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran analisis kinerja UKM di Tegalwaru 4
2 Peta Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru 8
3 Contoh masukan data hasil scoring dimensi management 14
4 Contoh layout untuk input data 15
5 Contoh hasil indeks keberlanjutan dimensi management pada UKM
Midper 16
6 Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas di Tegalwaru 17
7 Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Midper 19
8 Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Dinar Handbag 20
9 Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Kirana Stuff 21
10 Hasil analisis leverage dimensi management UKM Midper 22
11 Hasil analisis leverage dimensi market UKM Dinar Handbag 23
12 Hasil analisis leverage dimensi management UKM Kirana Stuff 24
13 Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Tegalwaru
sebelum dan sesudah perbaikan 26

DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil penentuan dimensi, atribut, dan indikator berdasarkan literatur 30
2 Hasil peninjauan ulang dimensi, atribut, dan indikator oleh pakar 38
3 Pertanyaan wawancara kinerja UKM tas di Tegalwaru 46
4 Hasil scoring UKM tas di Tegalwaru 49
5 Hasil olah data nilai stress dan R2 tahun UKM tas di Tegalwaru 50
6 Riwayat Hidup 52
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) didefinisikan sebagai usaha ekonomi yang


produktif yang dimiliki oleh perorangan dan bukan merupakan anak atau cabang
perusahaan besar (Fitri 2014). UKM merupakan unit usaha yang paling
diperhatikan oleh pemerintah karena mampu membuka banyak lowongan pekerjaan
sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia. Kondisi ini menjadikan UKM
memiliki peran penting dalam menunjang perekonomian Indonesia (Eravia et al.
2015). Jumlah unit UKM di Indonesia mencapai 99% dari total pelaku usaha
nasional pada tahun 2015 sehingga UKM merupakan pelaku usaha terbesar di
Indonesia. Dari jumlah tersebut, 54559 unit usaha atau sekitar 98.82% merupakan
usaha mikro (Depkop 2016). Pada tahun 2013, UKM di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang bagus terbukti dengan pertumbuhan dengan jumlah tenaga kerja
mencapai 114 juta dan nilai ekspor yang meningkat hingga 9.29% setelah pada
tahun 2012 pertumbuhannya menurun 11.1%. Sumbangan PDB UKM pun
mencapai 1.537 trilyun dengan peningkatan sebesar 5.89% (BPS 2013).
Sebagai usaha kecil dan menengah, UKM memiliki tingkat kegagalan lebih
tinggi dibandingkan industri besar karena banyaknya kendala kinerja (Terzuivski
2010). Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa
kendala yang dihadapi oleh UKM berdasarkan prioritasnya adalah modal yang
kurang, kesulitan dalam pemasaran, persaingan usaha yang ketat, bahan baku yang
sulit, serta keahlian dan teknik produksi yang masih kurang. Selain itu, kendala lain
seperti manajemen yang belum profesional, keterbatasan teknologi, jangkauan
pasar, jaringan kerja, akses lokasi yang strategis, permodalan, kualitas sumber daya
manusia, sarana prasarana, dan informasi (Fitanto 2014; Rifa’i 2013). Rendahnya
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kurangnya pengetahuan mengenai
manajemen keuangan dan akutansi juga merupakan kendala UKM saat ini
(Hadiyati 2010). Pendapat Dharma (2010) memperkuat masalah yang sering
dihadapi UKM yaitu permodalan, kualitas SDM, pemasaran produk, teknologi, dan
pengelolaan keuangan. Dari berbagai kendala yang terjadi, kendala terpenting yang
dimiliki UKM adalah efisiensi dan produktivitas kinerja (Radnor dan Barnes 2007).
Masalah – masalah mengenai kinerja pada UKM dapat diselesaikan dengan
melakukan perbaikan kinerja. Pada umumnya, pelaksanaan perbaikan kinerja
terdiri dari lima tahap yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap
implementasi, dan tahap evaluasi. Dari kelima tahapan tersebut, tahap pertama
merupakan tahap yang penting karena untuk menentukan nilai kinerja yang
diinginkan, sehingga dapat diketahui apakah tindakan perbaikan mempengaruhi
perubahan kinerja atau tidak (Radnor dan Barnes 2007).
Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) merupakan teknik untuk
menghitung nilai indeks keberlanjutan perikanan (Pitcher et al. 2013; Pitcher &
Preikshot 2001). RAPFISH dikembangkan oleh Universitas Kolombia pada tahun
1999 (Fitrianti et al. 2014). Teknik ini dapat digunakan untuk industri kecil,
menengah, maupun industri besar (Pitcher & Preikshot 2001). Teknik RAPFISH
menggunakan metode multidimentional scaling yang dapat menunjukkan
hubungan atribut setiap dimensi serta menilai secara cepat indeks dan status
2

keberlanjutan sumberdaya yang dianalisis (Hartono et al. 2005). Teknik ini


memberikan gambaran visual secara langsung mengenai kedekatan sekumpulan
objek yang didasari dari jarak antar objeknya. Teknik ini juga dapat diterapkan
dengan menggunakan masukan data nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Keunggulan ini membuat multidimensional scaling banyak digunakan dalam
masalah pemetaan (Fauzi dan Anna 2002). Keunggulan yang dimiliki RAPFISH
menjadikan teknik ini banyak digunakan dan dimodifikasi untuk mengukur nilai
indeks keberlanjutan bidang lain selain perikanan. Contoh modifikasinya adalah
RAP-Paddy pada bidang pertanian padi (Frimawati et al. 2013), RAP-INSUS-
SEAWEED dan RAP-INSUS-GROUPER untuk mengukur indeks keberlanjutan
manajemen mariqulture (Marzuki et al. 2014), dan RAP-RICE untuk mengukur
indeks dan status keberlanjutan sistem ketersediaan beras (Nurmalina 2008).
Kampung Wisata Bisnis Tegawaru (KWBT) berada di Desa Tegalwaru,
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Kampung wisata ini dikelola oleh Tatiek
Kancaniati dan Rara. Kampung Wisata didirikan karena Tegalwaru memiliki
jumlah penduduk 12123 jiwa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan
wirausaha. Banyaknya profesi wirausaha menjadikan Tegalwaru memiliki jumlah
UKM yang relatif banyak. Jumlah UKM di Tegalwaru mencapai puluhan UKM,
diantaranya adalah UKM herbal, pandai besi, kerajinan tangan, wayang, dan tas.
Setiap UKM memiliki kinerja yang berbeda – beda yang berakibat pada perbedaan
nilai keberlanjutan UKM. Pada kenyataannya, penulis tidak dapat mengukur
kinerja semua UKM sehingga dilakukan pengambilan sampling. Berdasarkan
rekomendasi pengurus KWBT, UKM tas dipilih sebagai sampling untuk penelitian.
Analisis kinerja pada UKM di Tegalwaru dilakukan dengan mengukur nilai
indeks keberlanjutan. Indeks keberlanjutan adalah nilai yang menunjukkan status
keberlanjutan suatu industri. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghitung
nilai indeks. Penelitian ini menggunakan metode multidimensional scaling pada
RAPBAG (Rapid Appraisal for Bag). RAPBAG merupakan modifikasi RAPFISH
yang digunakan untuk mengukur indeks keberlanjutan dari UKM tas. Metode ini
memaparkan gambaran visual mengenai kinerja ketiga UKM tas di Tegalwaru.
Penelitian ini mengevaluasi kinerja UKM tas berdasarkan delapan dimensi elemen
pokok manajemen industri. Hal ini disebabkan elemen pokok manajemen industri
adalah sumberdaya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuannya. Elemen
pokok manajemen industri tersebut adalah man (manusia), money (uang), machine
(mesin), materials (material), market (pasar), method (metode), management
(manajemen) (Rostamzadeh dan Sofian 2009; Six Sigma Stufy Guide 2013). Satu
tambahan dimensi yaitu dimensi lingkungan. Dimensi ini ditambahkan karena
kepedulian terhadap lingkungan dalam kerja perusahaan dapat meningkatkan
keuntungan dalam jangka panjang (Cahyono 2011). Pendapat ini dikuatkan oleh
Clelland et al. (2000) bahwa bahwa praktek-praktek pencegahan polusi dan
minimisasi waste akan dapat mencapai efisiensi operasional. Hasil analisa dari
kedelapan dimensi ini diharapkan dapat memberikan informasi nyata mengenai
kinerja UKM tas di Tegalwaru sehingga dapat ditentukan evaluasi – evaluasi yang
perlu diterapkan untuk keberlanjutan kinerjanya.
3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja berdasarkan indeks


keberlanjutan pada UKM tas di Tegalwaru menggunakan metode multidimensional
scaling. Pengukuran dilakukan berdasarkan penilaian terhadap delapan dimensi
yang terdiri dari man (manusia), money (uang), machine (mesin), materials
(material), market (pasar), method (metode), management (manajemen), dan
environment (lingkungan).

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi UKM tas di Tegalwaru adalah mendapatkan


indeks keberlanjutan yang menggambarkan kondisi kinerja UKM dan rekomendasi
manajemen sebagai acuan perbaikan kinerja UKM. Bagi peneliti, penelitian ini
menambah wawasan mengenai UKM di Tegalwaru. Bagi pemerintah, khususnya
Kementrian Koperasi dan UKM, hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi dan penentuan strategi pengembangan UKM untuk tahun mendatang.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis UKM tas Midper, Dinar
Handbag, dan Kirana Stuff di Tegalwaru berdasarkan delapan dimensi elemen
pokok manajemen industri menggunakan teknik RAPBAG (Rapid Appraisal for
Bag). Teknik RAPBAG merupakan modifikasi dari RAPFISH untuk menghitung
nilai indeks keberlanjutan UKM tas. Atribut yang terpilih untuk masing – masing
dimensi merupakan hasil studi literatur dan evaluasi dari pakar. Hasil pengukuran
indeks keberlanjutan digunakan untuk menggambarkan kinerja UKM. Indeks
keberlanjutan terendah pada setiap UKM merupakan objek yang akan dibahas.
4

METODOLOGI

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten


Bogor. Waktu penelitian ini adalah Februari 2017 hingga Maret 2017.

Metode

Metode penelitian menjelaskan prosedur yang digunakan untuk menjawab


tujuan dari penelitian. Metode penelitian ini dapat dilihat pada kerangka penelitian
sebagai berikut.
Mulai A

Identifikasi KWBT
Validasi ar
atribut
Penentuan UKM Sampling Tidak valid
Selisih < =5%

Penentuan dimensi, atribut dan indikator berdasarkan


literatur

Peninjauan ulang atribut dan indikator oleh pakar


Analisis Leverage dan
Strategi Peningkatan
Scoring Kinerja

Analisis MDS
Tidak meningkat
Status
Sustainability Keberlanjutan
index

stress < 0.25 R2 > 0.8;


Rekomendasi
Validasi
nilai
Tidak valid Pemetaan UKM

Analisis Monte Carlo


Selesai

Nilai Monte Carlo

Gambar 1 Kerangka pemikiran analisis kinerja UKM di Tegalwaru


5

Identifikasi KWBT
Tahap pertama pada penelitian ini adalah melakukan identifikasi KWBT.
Identifikasi dilakukan dengan studi observasi dan wawancara. Studi observasi
dilakukan secara langsung untuk melihat kondisi UKM yang berada di KWBT dan
mengumpulkan informasi terkait UKM yang ada untuk dijadikan rekomendasi
objek penelitian. Wawancara dilakukan pada pengelola KWBT yaitu Ibu Rara.
Tujuan dari wawancara ini adalah mengumpulkan informasi lebih dalam mengenai
UKM yang ada di Tegalwaru.

Penentuan UKM Sampling


Hasil dari identifikasi UKM di KWBT digunakan sebagai acuan untuk
menentukan sampling dari penelitian ini. Dari semua UKM yang berada di
Tegalwaru hanya enam UKM yang dianggap sebagai UKM mandiri. UKM mandiri
adalah UKM yang memenuhi setidaknya 50% dari atribut yang disediakan atau
memiliki indeks keberlanjutan 50% atau lebih sedangkan UKM berkembang adalah
UKM yang memenuhi atribut tersedia kurang dari 50%. Mereka yang tergolong
UKM mandiri adalah UKM tas, UKM pandai besi, UKM peternakan, dan UKM
herbal. Dari keenam UKM mandiri tersebut, UKM tas merupakan yang terbanyak
dengan total tiga UKM. Ketiga UKM tersebut adalah UKM tas Midper, Dinar
Handbag, dan Kirana Stuff.

Penentuan Dimensi, Atribut, dan Indikator


Tahap ini berisikan data berupa dimensi, atribut, dan indikator yang diambil
dari beberapa literatur yang menunjang penelitian. Dimensi yang digunakan
mewakili sumber daya yang dimiliki UKM untuk mencapai tujuannya. Atribut yang
digunakan berkaitan dengan masing – masing dimensinya. Indikator yang
digunakan merupakan prakiraan penilaian GOOD, BAD, atau diantaranya yang
diinterpretasikan dalam skala ordinal. Berikut adalah contoh tabel penentuan
dimensi, atribut, dan indikator yang akan digunakan.

Tabel 1 Contoh kolom penentuan dimensi, atribut dan indikator


DIMENSI
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR

Tabel 1 menerangkan bahwa isi dari setiap dimensi adalah kolom atribut,
skor, nilai good, nilai bad, dan indikator yang digunakan. Kolom atribut berisi
semua atribut yang mewakili dimensi management pada UKM. Kolom skor berisi
rentang penilaian responden. Kolom good adalah nilai maksimum dari atribut dan
kolom bad adalah nilai minimum dari atribut. Kolom indikator berisi deskripsi dari
setiap nilai yang berada pada kolom skor.

Peninjauan Ulang oleh Pakar


Semua atribut dan indikator yang didapat dari studi literatur perlu ditinjau
ulang oleh pakar sebelum dilakukan penilaian. Tujuan dari peninjauan ulang ini
adalah untuk melihat kesesuaian atribut dengan kondisi UKM. Pakar yang ditunjuk
dalam penelitian ini orang – orang yang memiliki pengalaman mengenai UKM agar
6

atribut dan indikator yang sudah ditentukan dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi UKM di Tegalwaru.

Scoring
Pemberian skor untuk setiap atribut yang telah disetujui oleh pakar dilakukan
dengan menggunakan skala ordinal. Skor didapat melalui wawancara mendalam
kepada setiap pemilik usaha. Hasil scoring dianalisis dengan tiga metode, yaitu
multidimentional scaling, Monte Carlo, dan Leverage menggunakan RAPBAG
yang merupakan modifikasi RAPFISH pada Microsoft Excel 2013.

Analisis Multidimensional Scaling


Data ordinal yang dihasilkan dari proses scoring setiap dimensi diolah dan
dianalisis dengan metode multidimentional scaling non parametrik yang
ditransformasi kedalam parametrik (Kruskal dan Wish 1978). Aplikasi yang
digunakan untuk membantu analisis ini adalah RAPBAG yang merupakan
modifikasi dari RAPFISH. Analisis multidimensional scaling bekerja dengan
mereduksi matriks NxM dimana N adalah jumlah UKM dan M adalah jumlah
atribut kedalam Nx2 ruang dimensi yang jarakanya sama. Pada bentuk dua dimensi
ini, sumbu X menunjukkan indeks keberlanjutan sementara sumbu Y menunjukkan
faktor lain yang tidak berhubungan dengan status keberlanjutan untuk membedakan
posisi UKM satu sama lain. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi indeks
keberlanjutan UKM terhadap anchor berdasarkan teknik ordinasi (penentuan jarak)
bad (0%) dan good (100%) (Fauzi dan Anna 2002). Hasil analisis ini adalah indeks
yang nilainya berkisar dari 0 hingga 100. Status nilai indeks dikategorikan menjadi
empat golongan seperti pada tabel berikut.

Tabel 2 Kategori status indeks keberlanjutan


Nilai indeks Kategori
< 25.00 Buruk
25.00 - 49.99 Kurang
50 - 74.99 Baik
> 75 Sangat Baik
Kavanagh dan Pitcher (2004)

Berdasarkan tabel 2, semua indeks dihitung dalam persen (%). Suatu indeks
bernilai buruk apabila nilai indeksnya kurang dari 25% dan dikatakan kurang
apabila nilai indeksnya kurang dari 50%. Pada kondisi ini status keberlanjutan
dimensi rendah sehingga perlu adanya perubahan dan perbaikan atribut untuk
menaikkan indeks keberlanjutan. Indeks dikatakan baik apabila >50% yang artinya
status keberlanjutan dimensi dapat dipertahankan atau dapat ditingkatkan menjadi
lebih baik.
Selain nilai indeks keberlanjutan, nilai stress dan nilai R2 digunakan sebagai
validasi keakuratan data hasil analisis indeks keberlanjutan. Kategori nilai stress
dapat dilihat pada tabel berikut.
7

Tabel 3 Kategori nilai stress


Stress Good of fit
> 0.2 Random
< 0.15 Baik
< 0.10 Ideal
Clarke (1993)

Pada tabel 3, nilai stress paling ideal adalah dibawah 0.1 yang artinya nilai
tersebut paling ideal untuk menggambarkan kondisi UKM tas di Tegalwaru. Nilai
stress dikatakan baik apabila nilai tersebut menggambarkan kondisi UKM di
Tegalwaru. Sedangkan nilai stress yang lebih besar dari 0.2 menunjukkan nilai
random yang artinya tidak dapat menggambarkan kondisi sebenarnya dari UKM di
Tegalwaru. Batas toleransi dari nilai random ini adalah 0.25 (Fauzi dan Anna 2002).
Nilai R2 juga menunjukkan keakuratan data dan indikator perlu tidaknya
penambahan atau pengurangan atribut yang dipakai (Hidayanto et al. 2009). Nilai
R2 dikatakan baik jika >0.8 yang berarti atribut yang digunakan sudah sesuai. Jika
nilai R2 <0.8, maka perlu adanya perubahan atribut yang digunakan (Hidayanto et
al. 2009).
Hasil analisis dengan metode multidimensional scaling dipetakan dalam
bentuk diagram layang. Diagram layang ini menampilkan indeks keberlanjutan
setiap dimensi yang dinilai, sehingga diperoleh hasil penilaian kinerja.

Analisis Monte Carlo


Analisis Monte Carlo adalah sebuah metode simulasi untuk mengetahui
dampak dari kesalahan acak pada selang kepercayaan 95% (Fauzi dan Anna 2002).
Pada intinya, analisis ini digunakan untuk validasi atribut yang telah digunakan
dalam pengukuran indeks keberlanjutan dengan menghitung secara berulang
sebanyak 25 kali. Angka ini merupakan standar perulangan untuk Monte Carlo.
Perulangan yang direkomendasikan adalah sebanyak 100 kali. Hasil analisis ini
adalah indeks Monte Carlo yang akan dibandingkan dengan indeks keberlanjutan
menggunakan RAPBAG untuk mendapatkan selisih nilai terkecil (Hidayanto et al.
2009).

Analisis Leverage
Analisis leverage digunakan untuk melihat pengaruh atribut terhadap
perubahan indeks apabila atribut tersebut dihilangkan. Analisis ini juga dapat
digunakan untuk mencari atribut paling sensitif yang dapat mempengaruhi
perubahan indeks keberlanjutan setiap dimensi (Kavanagh dan Pitcher 2004). Pada
RAPBAG, hasil analisis ini ditampilkan dalam bentuk grafik batang. Atribut
dengan nilai yang besar pada grafik menunjukkan sensitivitas atribut terhadap
peningkatan sustainability index semakin dominan (Pitcher dan Preikshot 2001).
Nilai yang dipilih adalah nilai yang lebih besar nilainya dibandingkan nilai
tengahnya.

Strategi Peningkatan Kinerja dan Pemetaan UKM


Peningkatan kinerja UKM dilakukan dengan cara menaikkan nilai scoring
sebesar satu tingkat pada atribut yang paling sensitif hasil analisis leverage. Jika
atribut yang paling sensitif memiliki skor maksimum, maka dialihkan pada
8

peringkat kedua. Peningkatan indeks difokuskan pada dimensi yang memiliki nilai
indeks keberlanjutan paling rendah. Hasil dari peningkatan indeks nantinya
dijadikan sebagai rekomendasi dan dipetakan kembali dalam diagram layang untuk
dibandingkan dengan indeks sebelum peningkatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi KWBT

Gambar 2. Peta Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru

Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT) merupakan usaha sederhana


kreatif yang terletak Tegalwaru, Ciampea, Kabupaten Bogor. Pendiri KWBT
adalah Ibu Tatiek Kancaniati. Di tempat ini berisi banyak UKM yang bergerak di
berbagai bidang. Jumlah penduduk Tegalwaru adalah 12.123 jiwa dan sebagian
besar dari penduduknya bekerja sebagai wirausaha dan petani. Desa Tegalwaru
memiliki 38 RT dan 6 RW. Masing – masing RW memiliki spesifikasi usaha
tersendiri. Spesifikasi usaha tersebut terdiri dari kerajinan, peternakan, perikanan,
pengobatan (herbal) dan lain sebagainya. Sebagai contoh, pada RW 01 memiliki
spesifikasi usaha berupa pengrajin anyaman bambu dan bilik. Pengrajin besi dan
golok ukir berada pada RW 02. Pada RW 03, rata – rata memiliki spesifikasi usaha
berupa pertanian dengan menggarap lahan pertanian, tanaman obat, buah, dan
tanaman hias. Pada RW 03 juga terdapat industri tas. Pada RW 04, kebanyakan
warganya bergerak pada industri pembuatan selai kelapa dan pembiakan ikan patin.
RW 04 benar – benar memanfaatkan bahan baku yang dimiliki. Buktinya adalah
lahirnya aneka usaha seperti nata de coco, briket arang, dan hiasan beserta aksesoris
hasil pengolahan dari limbah kelapa. Sementara di RW 05, warganya lebih
menyukai usaha pengolahan kecap, cuka, saus, dan berbagai minuman. Proses
pengolahannya memang tergolong sederhana, namun mampu menghasilkan
9

pendapatan yang menjanjikan. RW 06 sebagai RW terakhir memiliki bidang usaha


sebagai pedagang dan tukang bangunan dan di beberapa wilayah juga usaha di
bidang budidaya.

Penentuan UKM Sampling

UKM yang dijadikan sebagai sampling penelitian adalah tiga UKM tas,
yaitu UKM Midper, Dinar Handbag, dan Kirana Stuff. Keputusan ini diambil
berdasarkan rekomendasi dari pengelola KWBT. Berikut adalah gambaran singkat
mengenai keadaan tiga UKM tas di Tegalwaru.

Tabel 4 Profil UKM Sampling


Dimensi Midper Dinar Handbag Kirana Stuff
Man Pekerja : > 100
Pekerja : 37 orang orang Pekerja : 100 orang
Lulusan SMP Lulusan SD Lulusan SMP
Money Pendapatan >2.5 Pendapatan >2.5 Pendapatan 300juta-
M/tahun M/tahun 2.5M/tahun
Tidak ada
evaluasi Ada evaluasi Ada evaluasi
Machine Semi mesin Semi mesin Semi mesin
Perbaikan hanya Perbaikan hanya Seminggu sekali
saat rusak saat rusak perawatan
Jarang dikontrol Jarang di kontrol Selalu dikontrol
Material
Mutu aman Mutu aman Mutu aman
Belum eskpor Sudah ekspor Sudah ekspor
Market Permintaan Permintaan > Permintaan 5000-
10.300/bulan 10.000/bulan 10000/bulan
Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Owner ikut Owner hanya
bekerja mengawasi Owner ikut bekerja
Management
Hubungan dengan Hubungan dengan Hubungan dengan
lembaga formal lembaga formal lembaga formal
kurang baik baik baik
Method Proses HAKI Belum Proses HAKI
Kondisi Kondisi Kondisi
infrastruktur baik infrastruktur baik infrastruktur baik
Environment Netral, Diolah Netral, Diolah Netral, Diolah
menyeluruh menyeluruh menyeluruh
Rata-rata setengah Rata-rata setengah Rata-rata setengah
kg/minggu kg/minggu kg/minggu

Tabel 6 menunjukkan profil singkat mengenai tiga UKM tas di Tegalwaru


yang dikelompokkan berdasarkan delapan dimensi pokok manajemen industri.
UKM Midper memiliki jumlah tenaga kerja (penjahit) sebanyak 37 orang yang
memiliki tingkat pendidikan rata – rata Sekolah Menengah Pertama (SMP). UKM
Dinar Handbag memiliki jumlah tenaga yang paling besar yaitu lebih dari 100
10

orang namun rata – rata pendidikannya adalah Sekolah Dasar (SD). UKM Kirana
Stuff memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 100 orang dengan rata – rata lulusan
SMP. Selain itu, UKM Kirana Stuff adalah satu – satunya UKM yang memiliki 10
karyawan kantor dengan pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendapatan UKM Midper dan Dinar Handbag sudah mencapai lebih dari 2.5 milyar
pertahun, sedangkan UKM Kirana Stuff hanya berkisar 300 juta hingga 2.5 milyar
pertahun. UKM Kirana Stuff memiliki tingkat penghasilan paling rendah karena
UKM tersebut adalah yang paling baru berdiri dibanding kedua UKM lainnya.
Evaluasi keuangan hanya dilakukan oleh UKM Kirana Stuff dan Dinar Handbag.
Ketiga UKM menggunakan teknologi semi mesin dalam menjalankan
kegiatan produksi karena hanya sebagian kegiatan yang dilakukan oleh mesin.
Perbaikan mesin hanya dilakukan pada saat mesin rusak oleh UKM Midper dan
Dinar Handbag. Berbeda dengan UKM Kirana Stuff yang melakukan perawatan
mesin seminggu sekali setelah selesai penggunaan. Mutu bahan baku untuk ketiga
UKM dapat dipertanggungjawabkan karena ketiganya memiliki standar tersendiri
dalam berproduksi.
Jumlah permintaan tas dari yang terbesar hingga terkecil berturut – turut
dimiliki oleh UKM Kirana Stuff, Midper, dan Dinar Handbag. UKM Kirana Stuff
dan Dinar Handbag sudah mulai melakukan ekspor walaupun dilakukan oleh pihak
kedua. UKM Midper hanya memasarkan produknya di dalam negeri. Ketiga UKM
merupakan UKM mandiri yang semua pemiliknya ikut ambil andil dalam kegiatan
produksi tas.
Ketiga UKM tas memiliki kondisi infrastruktur yang baik dan hampir
semuanya sudah mendaftarkan brand nya kedalam HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual). UKM Dinar Handbag adalah satu – satunya UKM yang belum
mendaftarkan brand nya kedalam HAKI.
Produksi tas umumnya tidak menghasilkan residu yang berbahaya. Terbukti
hanya limbah netral yang dihasilkan dalam produksi tas. Limbah hasil produksi tas
berupa potongan – potongan bahan yang sebagian dapat digunakan kembali (reuse)
dan sebagian dapat dijual kiloan. Rata - rata limbah yang dijual kiloan hanya
setengah kilogram tiap minggunya.

Penentuan Dimensi, Atribut, dan Indikator

Rostamzadeh dan Sofian (2009) meningkatkan performa sistem produksi


berdasarkan tujuh dimensi yaitu, man, money, materials, machine, market,
management, dan method. Pitcher et al. (2013) melakukan evaluasi terhadap indeks
dan status keberlanjutan bidang perikanan berdasarkan enam dimensi yaitu ekologi,
sosial, teknologi, ekonomi, etis, dan institusi. Penelitian ini mengevaluasi kinerja
UKM tas di Tegalwaru berdasarkan delapan elemen pokok manajemen industri
yang terdiri dari man, money, machine, material, market, method, management, dan
environment. Delapan dimensi ini dipilih karena mewakili sumber daya yang
dimiliki oleh UKM untuk mencapai tujuannya. Penentuan atribut dan indikator
dilakukan melalui studi literatur dan studi observasi. Sebagai contoh adalah
penentuan atribut dimensi management. Pada dimensi ini, dijelaskan tentang cara
mengelola pekerjaan UKM tas di Tegalwaru terutama hubungan UKM dengan
stakeholder. Pranoto (2008) menyatakan beberapa faktor yang berkaitan dengan
manajemen stakeholder atau kemitraan yaitu kemitraan dengan investor, pemasok
11

bahan, distributor, dan lintas sektor. Menurut Rostamzadeh dan Sofian (2009),
dimensi management yang perlu diperhatikan adalah planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling. Pendapat dari ahli tersebut disesuaikan dengan kondisi
UKM tas di Tegalwaru dan menghasilkan atribut – atribut untuk dimensi
management yang bisa dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5 Atribut dan indikator dimensi management


Management
Atribut Skor Good Bad Indikator
(0) Kurang kuat
a. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
supplier dan reseller
(2) Kuat
(0) Cabang
perusahaan
b. Kepemilikan 0;1;2 2 0 (1) UKM
(2) Sendiri
(0) Kurang kuat
c. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
lembaga formal
(2) Kuat
(0) Kurang kuat
d. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
masyarakat
(2) Kuat
(0) Kurang kuat
e. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
UKM lain
(2) Kuat

Pada dimensi management, terdapat lima atribut yaitu hubungan dengan


supplier dan reseller, kepemilikan, hubungan dengan lembaga formal, hubungan
dengan masyarakat, dan hubungan dengan UKM lain. Kelima atribut tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
a. Hubungan dengan supplier dan reseller menunjukkan kekuatan ikatan
kerjasama antara UKM dengan supplier dan reseller.
b. Kepemilikan menunjukkan status UKM.
c. Hubungan dengan lembaga formal menunjukkan kekuatan ikatan kerjasama
antara UKM dengan lembaga formal sebagai salah satu stakeholder-nya,
seperti pihak kedinasan.
d. Hubungan dengan masyarakat menunjukkan ikatan antara UKM dengan
masyarakat sekitar.
e. Hubungan dengan UKM lain menunjukkan seberapa kuat ikatan dengan
UKM-UKM lain baik sebagai saingan maupun sebagai rekan.
Penentuan atribut dan indikator untuk dimensi yang lain dilakukan dengan cara
yang sama. Atribut dan indikator untuk ketujuh dimensi yang lain dapat dilihat pada
Lampiran 1.
12

Proses Peninjauan Ulang oleh Pakar

Tahap kedua adalah peninjauan ulang skala ordinal untuk setiap atribut dan
indikator oleh pakar. Pakar pada penelitian ini berjumlah tiga orang. Mereka adalah
Bapak Fadli selaku pemilik UKM Midper, Ibu Kirana selaku pemilik UKM Kirana
Stuff, dan Ibu Dini Astari selaku perwakilan UKM Dinar Handbag. Ketiga pakar
merupakan orang – orang berpengalaman yang bisa memberikan gambaran tentang
kondisi UKM yang menjadi sampling penelitian. Peninjauan ulang ini
menyebabkan penambahan maupun pengurangan atribut dan indikator dari masing
– masing dimensi. Berikut adalah hasil peninjauan ulang atribut oleh pakar untuk
dimensi management.

Tabel 6 Hasil peninjauan ulang atribut dan indikator dimensi management


Management
Atribut Skor Good Bad Indikator Keterangan
(0)Kurang Kuatnya hubungan dengan
a. Hubungan supplier meningkatkan
(1) Cukup
dengan keberlanjutan bahan baku.
0;1;2 2 0
supplier dan Kuatnya hubungan dengan
reseller (2) Kuat reseller, meningkatkan
income
(0) Cabang
Terbatas aturan
perusahaan
b. Kepemilikan 0;1;2 2 0
(1)Mixed Cukup terbatas aturan
(2)Sendiri Tidak terbatas aturan
c. Hubungan (0)Kurang Hubungan dengan
dengan (1)Cukup lembaga formal
0;1;2 2 0
lembaga menambah informasi dan
formal (2)Kuat memudahkan birokrasi
(0)Owner
Kurang jumlah karyawan
ikut bekerja
(1)Owner
d. Manajemen mengontrol Jumlah karyawan cukup
0;1;2 2 0
kerja kerja
(2)Owner
Jumlah karyawan lebih
tidak ikut
dari cukup
bekerja
(0)Kurang Kemitraan dengan UKM
e. Kerjasama
(1) Cukup lain meningkatkan relasi,
dengan UKM 0;1;2 2 0
dapat dijadikan bahan
lain (2) Kuat acuan dan evaluasi
(0)Tidak Penghasilan ekonomi
f. Peran membantu tetap
Kampung (1)Memban Penghasilan ekonomi
0;1;2 2 0
wisata Bisnis tu meningkat <25%
Tegalwaru (2)Sangat Peningkatan penghasilan
membantu ekonomi >=25%
13

Pada dimensi management, terdapat lima atribut yaitu hubungan dengan


supplier dan reseller, kepemilikan, hubungan dengan lembaga formal, hubungan
dengan masyarakat, dan hubungan dengan UKM lain. Kelima atribut tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
a. Hubungan dengan supplier dan reseller menunjukkan kekuatan ikatan
kerjasama antara UKM dengan supplier dan reseller.
b. Kepemilikan menunjukkan status UKM.
c. Hubungan dengan lembaga formal menunjukkan kekuatan ikatan kerjasama
antara UKM dengan lembaga formal sebagai salah satu stakeholder-nya,
seperti pihak kedinasan.
d. Manajemen kerja menunjukkan status owner dalam kegiatan UKM.
e. Kerjasama dengan UKM lain menunjukkan seberapa kuat ikatan dengan
UKM-UKM lain baik sebagai saingan maupun sebagai rekan.
f. Peran Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru menunjukkan pengaruh atau
kontribusi dari organisasi terhadap pertumbuhan ekonomi UKM.
Peninjauan ulang atribut pada dimensi management menghapus atribut
hubungan dengan lembaga formal. Atribut ini dihapus karena menurut pakar lebih
cocok dimasukkan kedalam dimensi environment. Atribut tambahan pada dimensi
management adalah manajemen kerja dan peran Kampung Wisata Bisnis
Tegalwaru. Manajemen kerja didapat melalui hasil studi observasi dan atas
persetujuan pakar. Melalui studi observasi, ketiga UKM tas di Tegalwaru diolah
sendiri oleh pemilik sehingga manajemen kerja UKM kurang baik. Peran Kampung
Wisata Bisnis Tegalwaru dimasukkan kedalam dimensi management untuk
mengukur pengaruh adanya Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru terhadap
pertumbuhan UKM di Tegalwaru. Peninjauan ulang atribut dan indikator untuk
dimensi yang lain dilakukan dengan cara yang sama. Atribut dan indikator untuk
ketujuh dimensi yang lain setelah peninjauan ulang oleh pakar dapat dilihat pada
Lampiran 2.

Scoring

Langkah selanjutnya adalah scoring atau ordinasi penilaian kinerja dari UKM
tas di Tegalwaru oleh masing – masing pemilik UKM tas. Proses ini dilakukan
dengan menilai hasil wawancara terhadap UKM tas di Tegalwaru. Hasil wawancara
disesuaikan dengan skala ordinal pada indikator atribut masing-masing dimensi.
Pertanyaan wawancara mendalam dapat dilihat pada Lampiran 3 dan hasil scoring
UKM tas di Tegalwaru disajikan pada Lampiran 4. Hasil scoring tersebut
digunakan sebagai data untuk menghitung indeks keberlanjutan dan nilai lainnya.
Berikut adalah contoh scoring dari dimensi management.
14

Tabel 7 Scoring dimensi management


Dinar Kirana
Management Midper
Handbag Stuff
a. Hubungan dengan supplier dan reseller 1 2 2
b. Kepemilikan 2 2 2
c. Hubungan dengan lembaga formal 0 2 1
d. Status kerja pemilik 0 1 0
e. Kerjasama dengan UKM lain 1 1 1
f. Peran Kampung wisata Tegalwaru 1 1 1

Tabel 7 menunjukkan scoring dimensi management untuk tiga UKM tas di


Tegalwaru. Hasil scoring untuk ketujuh dimensi yang lain setelah peninjauan ulang
oleh pakar dapat dilihat pada Lampiran 4.

Analisis Multidimensional Scaling

Analisis Multidimensional Scaling dilakukan dengan menggunakan


RAPBAG yang merupakan modifikasi dari RAPFISH. Teknik ini dijalankan pada
Microsoft Excel 2013. Berikut adalah contoh dari masukan dimensi machine untuk
mendapatkan indeks keberlanjutan.

Gambar 3. Contoh masukan data hasil scoring dimensi management

Data input pada gambar 3, selanjutnya diolah dengan RAPBAG. Cara


mengolahnya adalah dengan memasukkan data yang tersedia kedalam layout
RAPBAG. Berikut adalah layout pada RAPBAG.
15

Gambar 4. Contoh layout untuk input data

Pada kolom number of fisheries dimasukkan angka 1 karena hanya satu


UKM yang diteliti. Kolom row untuk UKM pertama adalah pada baris berapa UKM
pertama berada. Kolom names of fisheries are in Excel column adalah pada kolom
berapa input UKM pertama. Pada kolom referensi titik anchor, ditulis angka empat.
Artinya ada empat referensi yang digunakan yaitu good, bad, up, dan down. Indeks
maksimum (100%) diindikasikan dengan referensi good, indeks minimum (0%)
diindikasikan dengan referensi Bad pada garis horizontal. Pada garis vertikal,
terdapat referensi up (50%) dan down (-50%). Angka 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan
baris tempat referensi titik anchor. Hasil indeks keberlanjutan nantinya harus
berada dalam referensi tersebut. Titik jangkar yang lain mengelilingi cincin
referensi titik jangkar dam berfungsi untuk mengunci hasil analisis (Pitcher &
Preikshot 2001). Setelah data di input pada layout RAPBAG, maka muncul indeks
keberlanjutan yang dapat dilihat pada gambar berikut.
16

RAPBAG Ordination
60 Up

40
Other Distingishing Features

20

Bad Good
0 Reference anchors
0 20 40 60 80 100 120
Anchors
-20

-40

-60 Down
UKM Status
Gambar 5. Contoh hasil indeks keberlanjutan dimensi management pada UKM
Midper

Pada gambar 5 dapat dilihat pada dimensi management UKM Midper


memiliki indeks keberlanjutan sebesar 42.58%. Hasil indeks keberlanjutan untuk
dimensi yang lain dapat dilihat pada lampiran 5. Nilai indeks keberlanjutan diukur
pada skala 0-100% dengan good fit di angka 100 dan bad fit di angka 0.
Selain nilai indeks keberlanjutan, nilai stress dan nilai R2 digunakan sebagai
validasi keakuratan hasil analisis indeks keberlanjutan. Nilai R2 juga menunjukkan
keakuratan data dan indikator perlu tidaknya penambahan atau pengurangan atribut
yang dipakai (Hidayanto et al. 2009). Nilai stress dan R2 setiap dimensi UKM tas
Tegalwaru disajikan pada tabel berikut.

Tabel 8 Nilai indeks keberlanjutan, stress, dan R2 berdasarkan hasil MDS


Dinar Kirana
Midper
Dimensi Handbag Stuff Stress R2
Indeks Keberlanjutan (%)
1.Man 87.16 62.76 88.39 0.15 0.92
2.Money 74.92 84.74 84.78 0.17 0.90
3.Material 82.71 65.01 99.99 0.17 0.94
4.Machine 73.74 73.74 71.48 0.17 0.91
5.Market 49.70 58.52 68.92 0.16 0.92
6.Management 42.58 67.22 51.99 0.16 0.93
7.Method 67.58 67.98 91.02 0.16 0.95
8.Environment 88.39 88.39 88.39 0.14 0.94
17

Pada tabel 8, nilai stress dan R2 untuk semua dimensi adalah kurang dari 0.25
dan lebih dari 0.8. Nilai ini menunjukkan bahwa hasil analisis akurat untuk
menggambarkan kondisi UKM tas yang sebenarnya sehingga tidak perlu adanya
penambahan ataupun pengurangan pada atribut yang digunakan. Semua dimensi
memiliki nilai stress dibawah 0.2 dan nilai R2 diatas 0.9 yang artinya hasil analisis
telah meggambarkan kondisi sebenarnya hingga 90%. Nilai indeks keberlanjutan
untuk UKM tas Midper dan Dinar Handbag masuk dalam kategori baik. Nilai rata
– rata indeks keberlanjutan keduanya berturut turut adalah 70.848% dan 71.045%.
UKM tas Kirana Stuff masuk dalam kategori sangat baik. Nilai rata – rata indeks
keberlanjutan adalah 80.62% (Kavanagh & Pitcher 2004). Pada dasarnya status
keberlanjutan ketiganya sudah baik, namun dapat ditingkatkan dengan melakukan
perbaikan pada dimensi yang memiliki nilai indeks keberlanjutan kurang baik.
Dimensi market dan management sebenarnya sudah masuk dalam kategori baik,
namun nilai rata-rata keduanya adalah yang paling rendah diantara delapan dimensi
yaitu 59.05% dan 53.93%. Dimensi machine juga masih masuk dalam kategori
baik, namun nilai indeks keberlanjutannya hampir dikategorikan sangat baik yaitu
72.99%. Representasi nilai indeks keberlanjutan dari hasil olah data ketiga UKM
tas di Tegalwaru digambarkan dalam diagram layang untuk memudahkan pemetaan
kondisi faktual UKM. Representasi tersebut diperlihatkan pada Gambar 6.

Indeks Keberlanjutan (%)


Midper Dinar Handbag Kirana Stuff

1. Man
100
8. Environment 80 2. Money
60
40
20
7. Method 0 3. Material

6. Management 4. Machine

5. Market

Gambar 6. Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas di Tegalwaru

Pada gambar 6 dapat dilihat diagram layang dari tiga UKM tas yang
dianalisis. Dari ketiga UKM tersebut, UKM Midper memiliki nilai indeks
keberlanjutan terendah dengan rata-rata 70.85%. Nilai indeks keberlanjutan rata-
rata UKM Dinar Handbag sebesar 71.045% dan UKM Kirana Stuff adalah yang
tertinggi dengan 80.62%. Data ini menunjukkan UKM Midper memiliki indeks
keberlanjutan paling rendah diantara UKM tas Dinar Handbag dan Kirana Stuff.
Nilai ini menunjukkan kendala kinerja UKM tas Midper lebih tinggi dibanding dua
UKM lainnya. Pembahasan mengenai nilai indeks keberlanjutan masing – masing
UKM tas di Tegalwaru akan dilanjutkan pada subbab berikutnya.
18

Analisis Monte Carlo

Hasil analisis Monte Carlo adalah indeks kesalahan acak yang dibandingkan
dengan nilai indeks keberlanjutan. Fungsi analisis ini adalah validasi atribut dalam
rangka memastikan besarnya error dari indeks keberlanjutan berdasarkan iterasi
sebanyak 25 kali. Iterasi sebanyak 25 kali merupakan standar minimal untuk
analisis Monte Carlo. Selisih nilai indeks keberlanjutan dengan nilai Monte Carlo
UKM Midper digambarkan pada tabel 9.

Tabel 9 Perbandingan indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo UKM Midper


Midper
Dimensi Indeks Keberlanjutan
Monte Carlo Selisih
(%)
1. Man 87.16 83.78 3.38
2. Money 74.92 71.71 3.21
3. Material 82.71 80.16 2.55
4. Machine 73.74 72.51 1.23
5. Market 49.70 49.33 0.37
6. Management 42.58 43.30 0.72
7. Method 67.58 66.59 0.99
8. Environment 88.39 85.88 2.51

Pada tabel 9, selisih antara nilai indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo
kurang dari 5%. Kecilnya perbedaan nilai Monte Carlo dengan indeks
keberlanjutan yang kurang dari 5% menunjukkan hasil yang valid dan memiliki
nilai random error yang kecil (Nurmalina 2008). Hasil tersebut dapat disebabkan
oleh ragam pemberian skor akibat perbedaan opini kecil, kesalahan pembuatan skor
kecil, proses analisis yang berulang stabil, dan kesalahan pemasukan data serta data
yang hilang dapat dihindari (Nurmalina 2008; Ariyani et al. 2015). Hasil ini juga
menunjukkan bahwa simulasi yang dilakukan menggunakan analisis Monte Carlo
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam menggambarkan kondisi UKM
yang sebenarnya (Kavanagh dan Pitcher 2004). Selisih terbesar hasil indeks
keberlanjutan dengan Monte Carlo hanya 3.38%. Hasil ini menunjukkan bahwa
nilai random error terbesar diantara delapan dimensi hanya 3.38% sehingga hasil
ini valid dan menggambarkan kondisi UKM yang sebenarnya. Representasi nilai
indeks keberlanjutan dari hasil olah data UKM Midper digambarkan dalam diagram
layang untuk memudahkan pemetaan kondisi faktual UKM. Representasi tersebut
diperlihatkan pada Gambar 7.
19

Indeks Keberlanjutan (%)

1. Man
88.39 100 87.16 74.92

8. Environment 80 2. Money
60
40
67.58
20 82.71
7. Method 0 3. Material

42.58 73.74

6. Management 49.70 4. Machine

5. Market

Gambar 7. Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Midper

Pada Gambar 7, pemetaan UKM Midper menunjukkan bahwa nilai indeks


keberlanjutan dimensi-dimensi tersebut ada pada rentang 42.58% - 88.39%.
Dimensi management dan market termasuk pada kategori indeks keberlanjutan
yang kurang baik sedangkan dimensi method termasuk baik serta dimensi man,
machine, market, material dan environment termasuk sangat baik. Dimensi yang
memiliki indeks keberlanjutan terendah adalah dimensi managemet dan market
yaitu sebesar 42.58% dan 49.70% yang dikategorikan sebagai dimensi dengan
tingkat keberlanjutan yang kurang baik (Kavanagh dan Pitcher 2004). Hal ini
disebabkan adanya beberapa atribut yang memiliki skor yang rendah yaitu
hubungan dengan lembaga formal dan manajemen kerja. Hubungan dengan
lembaga formal yang rendah merugikan bagi UKM karena kurangnya sumber
informasi dan bantuan dana yang bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja
UKM. Status kerja pemilik pada UKM juga kurang baik. Kurangnya karyawan
membuat pemilik melakukan semua peran dalam menjalankan UKM.
Pada UKM Dinar Handbag nilai indeks keberlanjutannya juga dibandingkan
dengan Monte Carlo untuk validasi atribut. Selisih nilai indeks keberlanjutan
dengan nilai Monte Carlo UKM Dinar Handbag digambarkan pada tabel 10.
20

Tabel 10 Perbandingan indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo UKM Dinar


Handbag
Dinar Handbag
Dimensi Indeks Keberlanjutan
Monte Carlo (%) Selisih
(%)
1. Man 62.76 61.2 1.56
2. Money 84.74 83.49 1.25
3. Material 65.01 64.31 0.70
4. Machine 73.74 72.15 1.59
5. Market 58.52 57.88 0.64
6. Management 67.22 64.70 2.52
7. Method 67.98 66.32 1.66
8. Environment 88.39 85.91 2.48

Pada tabel 10, selisih antara nilai indeks keberlanjutan dengan Monte Carlo
kurang dari 5%. Selisih terbesar hanya 2.52%. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai
random error terbesar diantara delapan dimensi hanya 2.52% sehingga hasil ini
valid dan menggambarkan kondisi UKM yang sebenarnya. Representasi nilai
indeks keberlanjutan dari hasil olah data UKM Dinar Handbag digambarkan dalam
diagram layang untuk memudahkan pemetaan kondisi faktual UKM. Representasi
tersebut diperlihatkan pada Gambar 8.

Indeks Keberlanjutan (%)

1. Man 62.76
88.39 100 84.74
8. Environment 80 2. Money
60
40
67.98 20 65.01
7. Method 0 3. Material

67.22 73.74
6. Management 58.52 4. Machine

5. Market

Gambar 8. Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Dinar Handbag

Pada Gambar 8, pemetaan UKM Dinar Handbag menunjukkan bahwa nilai


indeks keberlanjutan dimensi-dimensi tersebut ada pada rentang 58.52% - 88.39%.
Dimensi market termasuk pada kategori indeks keberlanjutan yang kurang baik,
sedangkan dimensi man, machine, material, method, managemet termasuk baik,
sedangkan dimensi, money dan environment termasuk sangat baik. Dimensi yang
memiliki indeks keberlanjutan terendah adalah dimensi market yaitu sebesar
58.52% yang dikategorikan sebagai dimensi dengan tingkat keberlanjutan yang
21

kurang baik (Kavanagh dan Pitcher 2004). Hal ini disebabkan rendahnya skor pada
atribut persaingan pasar yang kuat, promosi, dan ekspor produk. Banyaknya UKM
sejenis dalam satu wilayah membuat persaingan dalam mendapatkan pasar kuat.
UKM Dinar juga tidak melakukan promosi secara nyata. Rata – rata konsumennya
adalah konsumen langganan yang sudah sejak dulu bekerjasama. Ekspor produk
saat ini dilakukan oleh pihak kedua, yaitu dilakukan oleh konsumen.
Indeks keberlanjutan UKM Kirana Stuff juga dibandingkan dengan hasil
analisis Monte Carlo. Selisih nilai indeks keberlanjutan dengan nilai Monte Carlo
UKM Kirana Stuff digambarkan pada tabel 11.

Tabel 11 Perbandingan indeks keberlanjutan dan Monte Carlo UKM Kirana Stuff
Kirana Stuff
Dimensi
Indeks Keberlanjutan (%) Monte Carlo (%) Selisih

1. Man 88.39 85.57 2.82


2. Money 84.78 82.47 2.31
3. Material 99.99 96.43 3.56
4. Machine 71.48 70.28 1.20
5. Market 68.92 67.62 1.30
6. Management 51.99 51.76 0.23
7. Method 91.02 88.61 2.41
8. Environment 88.39 86.01 2.38

Pada Tabel 11 terlihat bahwa selisih antara nilai sustainability index dengan
Monte Carlo kurang dari 5%. Selisih terbesar hanya 3.56%. Hasil ini menunjukkan
bahwa nilai random error terbesar diantara delapan dimensi hanya 3.56% sehingga
hasil ini valid dan menggambarkan kondisi UKM yang sebenarnya. Representasi
nilai sustainability index dari hasil olah data UKM Kirana Stuff digambarkan dalam
diagram layang untuk memudahkan pemetaan kondisi faktual UKM. Representasi
tersebut diperlihatkan pada Gambar 9.

Indeks Keberlanjutan(%)

1. Man 88.39
100 84.78
88.39
8. Environment 80 2. Money
60
91.02 40
20 99.99
7. Method 0 3. Material

51.99 71.48
6. Management 4. Machine
68.92
5. Market

Gambar 9. Diagram layang sustainability index UKM tas Kirana Stuff


22

Pada Gambar 9, pemetaan UKM Kirana Stuff menunjukkan bahwa nilai


sustainability index dimensi-dimensi tersebut ada pada rentang 51.99% - 99.99%.
Dimensi management termasuk pada kategori sustainability index yang kurang baik
sedangkan dimensi machine termasuk baik sedangkan dimensi man, money,
material, method, managemet dan environment termasuk sangat baik. Dimensi
yang memiliki sustainability index terendah adalah dimensi management yaitu
sebesar 51.99%. Hal ini disebabkan adanya beberapa atribut yang memiliki skor
yang kecil, yaitu manajemen kerja dan hubungan dengan lembaga formal.

Analisis Leverage, Strategi Peningkatan Kinerja dan Pemetaan UKM

Analisis leverage digunakan untuk mencari atribut paling sensitif yang


dapat mempengaruhi perubahan indeks keberlanjutan setiap dimensi. Pada
pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa indeks keberlanjutan terendah untuk
UKM Midper dan Kirana Stuff adalah dimensi management. Sedangkan indeks
keberlanjutan terendah untuk UKM Dinar Handbag adalah dimensi market. Hasil
analisis Leverage UKM Midper untuk dimensi management adalah sebagai berikut:
Leverage of Attributes

Peran kampung wisata Tegalwaru 2.34


Kerjasama dengan UKM lain 1.56
Attribute

Manajemen kerja 10.38


Hubungan dengan lembaga formal 10.70
Kepemilikan 10.10
Hubungan dengan supplier, reseller 5.72

0 2 4 6 8 10 12

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute


Removed (on Status scale 0 to 100)
Gambar 10. Hasil analisis leverage dimensi management UKM Midper

Gambar 10 menunjukkan hasil analisis leverage untuk dimensi management


pada UKM Midper. Dimensi management merupakan dimensi dengan nilai indeks
keberlanjutan terendah pada UKM Midper. Hubungan dengan lembaga formal
merupakan atribut yang paling berpengaruh pada dimensi management dengan nilai
RMS 10.70%. Semakin tinggi nilai RMS menunjukkan atribut tersebut semakin
berpengaruh dalam perubahan indeks keberlanjutan (Hidayanto et al. 2009).
Berdasarkan hasil survey lapang, UKM Midper kurang memiliki hubungan
kerjasama dengan lembaga formal sehingga kurang adanya bantuan dan promosi.
Manajemen kerja pada UKM juga sangat kurang. Penyebabnya adalah tidak adanya
karyawan yang membantu pada bagian administrasi. Pemilik mengerjakan semua
pekerjaan sendiri sehingga hasilnya kurang maksimal. Hubungan dengan reseller
dan supplier berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan keberlanjutan
hubungan berjalan hingga saat ini. Kerjasama dengan UKM lain dalam melayani
konsumen juga baik. Peran kampung wisata Tegalwaru terhadap UKM Midper
membantu pertumbuhan ekonomi melalui promosi. Berdasarkan hal tersebut,
indeks keberlanjutan kinerja UKM Midper dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
23

hubungan dengan lembaga formal dan manajemen kinerja. Perbaikan hubungan


dengan lembaga formal meningkatkan indeks dimensi management dari 42.58%
menjadi 51.99%. Selanjutnya, perbaikan manajemen kerja yang lebih baik dengan
menambah jumlah karyawan untuk membantu kerja owner meningkatkan indeks
dimensi management menjadi 57.75%.
Berbeda dengan UKM Midper, UKM Dinar Handbag memiliki nilai indeks
keberlanjutan paling rendah pada dimensi market. Berikut adalah hasil analisis
leverage dari dimensi market pada UKM Dinar Handbag.

Leverage of Attributes

Promosi 1.07

Tingkat permintaan 15.40


Attribute

Wilayah pemasaran 19.80

Ancaman pasar (Jumlah saingan) 14.15

Ekspor produk 5.76

0 5 10 15 20 25
Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute
Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 11. Hasil analisis leverage dimensi market UKM Dinar Handbag
Gambar 11 menunjukkan hasil analisis leverage untuk dimensi market pada
UKM Dinar Handbag. Wilayah pemasaran merupakan atribut yang paling
berpengaruh pada dimensi market dengan nilai RMS 19.80%. Berdasarkan hasil
survey lapang, UKM Dinar Handbag memiliki wilayah pemasaran yang luas
karena mencakup jawa dan beberapa pulau besar diluar jawa. Tingkat permintaan
produk juga tinggi yaitu rata – rata 10200 buah per bulan. Ekspor produk belum
dilakukan secara langsung melainkan dilakukan oleh pihak kedua. Jumlahnya juga
tidak terlalu besar. Persaingan pasar UKM Dinar Handbag sangat ketat karena
banyaknya UKM sejenis yang berada dalam satu wilayah. Keadaan ini
mengharuskan UKM untuk melakukan kreativitas dan inovasi secara berkelanjutan
untuk menjaga pangsa pasar. UKM Dinar Handbag tidak melakukan promosi
secara langsung sepeti menggunakan brosur atau promosi online. UKM ini sudah
dikenal karena yang paling lama berdiri dibanding dua UKM lainnya. Indeks
keberlanjutan UKM Dinar Handbag dapat ditingkatkan dengan melakukan strategi
pemasaran yang mengacu pada 4p (place, price, product, promotion) untuk
menghadapi ancaman pasar (Kotler & Amstrong 2008). Kreasi dan inovasi produk
secara berkelanjutan untuk bertahan di pasar, strategi penurunan harga seperti
diskon, penempatan lokasi persediaan, perencanaan produksi, distribusi, dan
transportasi merupakan program pemasaran yang dapat meningkatkan indeks
keberlanjutan. Strategi tersebut meningkatkan indeks keberlanjutan dimensi market
dari 58.52% menjadi 64.86%.
UKM Kirana Stuff memiliki nilai indeks keberlanjutan pada dimensi yang
sama dengan UKM Midper. Dimensi dengan nilai terendah adalah dimensi
24

management. Berikut adalah hasil analisis leverage dimensi management pada


UKM Kirana Stuff.

Leverage of Attributes

Peran kampung wisata Tegalwaru 3.75


Kerjasama dengan UKM lain 2.15
Attribute

Manajemen kerja 9.07


Hubungan dengan lembaga formal 1.30
Kepemilikan 7.40
Hubungan dengan supplier, reseller 5.25

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute
Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 12. Hasil analisis leverage dimensi management UKM Kirana Stuff

Gambar 12 menunjukkan hasil analisis leverage untuk dimensi management


pada UKM Kirana Stuff. Manajemen kerja merupakan atribut yang paling
berpengaruh pada dimensi management dengan nilai RMS 9.07%. Berdasarkan
hasil survey lapang, UKM Kirana Stuff memiliki hubungan kerjasama dengan
lembaga formal yang baik sehingga banyak adanya bantuan dan promosi.
Manajemen kerja pada UKM adalah atribut yang kurang baik. Penyebabnya adalah
kurang tambahan karyawan agar pemilik tidak perlu mengurus masalah kerja di
UKM dan fokus terhadap pengembangan UKM. Hubungan dengan reseller dan
supplier berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan keberlanjutan hubungan
berjalan hingga saat ini. Kerjasama dengan UKM lain dalam melayani konsumen
juga baik. Peran kampung wisata Tegalwaru terhadap UKM Kirana Stuff membantu
pertumbuhan ekonomi melalui promosi. Berdasarkan hal tersebut, indeks
keberlanjutan kinerja UKM Midper dapat ditingkatkan dengan memperbaiki
manajemen kinerja. Perbaikan manajemen kerja yang lebih baik dengan menambah
jumlah karyawan terlatih meningkatkan indeks dimensi management menjadi
57.76%.
Pada hasil leverage ditunjukkan atribut – atribut yang memiliki pengaruh
tinggi terhadap perubahan indeks keberlanjutan dari suatu dimensi. Atribut yang
paling berpengaruh tersebut adalah bahan acuan untuk evaluasi kinerja. Hasil dari
evaluasi kinerja UKM dapat dilihat pada tabel berikut.
25

Tabel 12 Perubahan Indeks keberlanjutan UKM tas di Tegalwaru


Indeks Keberlanjutan (%)
Dimensi Midper Dinar Handbag Kirana Stuff
Before After Before After Before After
1. Man 87.16 87.16 62.76 62.76 88.39 88.39
2. Money 74.92 74.92 84.74 84.74 84.78 84.78
3. Material 82.71 82.71 65.01 65.01 99.99 99.99
4. Machine 73.74 73.74 73.74 73.74 71.48 71.48
5. Market 49.70 49.70 58.52 64.86 68.92 68.92
6. Management 42.58 57.75 67.22 67.22 51.99 57.76
7. Method 67.58 67.58 67.98 67.98 91.02 91.02
8. Environment 88.39 88.39 88.39 88.39 88.39 88.39
Rata - rata 70.85 72.74 71.05 71.84 80.62 81.34

Pada tabel 12, perubahan nilai indeks dimensi management UKM Midper dari
42.58% menjadi 57.75%. Perubahan ini meningkatkan indeks keberlanjutan rata –
rata UKM Midper dari yang semula 70.85% menjadi 72.74%. Nilai ini masih
tergolong dalam kategori yang sama yaitu kategori baik. Perubahan indeks
keberlanjutan ini signifikan untuk menuju kategori sangat baik karena hanya kurang
2.26 untuk mencapai angka 75. Pada UKM Dinar Handbag, perbaikan dimensi
market meningkat dari 58.52% menjadi 64.86%. Perubahan nilai ini meningkatkan
indeks keberlanjutan rata – rata UKM Dinar Handbag dari 71.05% menjadi
71.84%. Perubahan ini tidak signifikan dan masih tergolong dalam kategori baik.
UKM Kirana Stuff memiliki nilai indeks keberlanjutan rata – rata yang sangat baik.
Semua dimensi sebenarnya tidak ada yang nilainya masuk dalam kategori kurang.
Dimensi management adalah dimensi dengan nilai indeks terendah sehingga perlu
dilakukan perbaikan agar indeks keberlanjutannya menjadi semakin baik.
Perbaikan nilai indeks keberlanjutan dimensi management dari 51.99% menjadi
57.76% meningkatkan nilai indeks keberlanjutan rata – rata dari 80.62% menjadi
81.34%. Perubahan indeks keberlanjutan untuk ketiga UKM lebih jelas jika
digambarkan secara visual menggunakan diagram layang. Berikut adalah diagram
layang perubahan indeks keberlanjutan untuk ketida UKM tas.
26

Indeks kebelanjutan sebelum (%)

1. Man
100
8. Environment 80 2. Money
60
40
20
7. Method 0 3. Material

6. Management 4. Machine

5. Market

Indeks keberlanjutan sesudah (%)

1. Man
100
8. Environment 80 2. Money
60
40
20
7. Method 0 3. Material

6. Management 4. Machine

5. Market

Gambar 13. Diagram layang indeks keberlanjutan UKM tas Tegalwaru


sebelum dan sesudah perbaikan

Gambar 13 menerangkan tentang perbedaan indeks keberlanjutan UKM tas


sebelum dan setelah evaluasi peningkatan kinerja. Setelah dilakukan evaluasi
peningkatan kinerja melalui perbaikan atribut paling sensitif (atribut dengan nilai
RMS paling tinggi) untuk dimensi yang nilainya kurang, maka UKM tas di
Tegalwaru memiliki nilai indeks keberlanjutan yang sangat bagus, yaitu 75.31%.
Peningkatan indeks yang terjadi yaitu sebesar 1.14% karena sebelum perbaikan
nilai indeks keberlanjutan rata – ratanya sebesar 74.17%. Nilai indeks keberlanjutan
yang sangat baik ini menunjukkan UKM tas di Tegalwaru dapat terus bertahan dan
melanjutkan usahanya.
27

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Indeks keberlanjutan kinerja rata – rata ketiga UKM tas di Tegalwaru adalah
74.167 dan masuk dalam kategori baik. Secara berurutan, nilai indeks keberlanjutan
UKM Midper sebesar 70.85, UKM Dinar Handbag sebesar 71.05, dan UKM
Kirana Stuff sebesar 80.62. Nilai indeks keberlanjutan UKM Midper dan Dinar
Handbag masuk dalam kategori baik sedangkan UKM Kirana Stuff masuk dalam
kategori sangat baik. Pada UKM Midper, peningkatan hubungan dengan lembaga
formal disertai dengan perbaikan manajemen kerja yang lebih baik meningkatkan
nilai rata – rata indeks keberlanjutan UKM menjadi 72.74. Pada UKM Dinar
Handbag, melakukan inovasi untuk pemasaran dapat mengurangi persaingan pasar
sehingga meningkatkan nilai indeks keberlanjutan sebesar 71.84. Peningkatan
manajemen kerja dengan cara owner merekrut karyawan untuk membantu urusan
administrasi pada UKM Kirana Stuff meningkatkan indeks keberlanjutan
kinerjanya menjadi 81.34. Evaluasi kinerja pada ketiga UKM tas di Tegalwaru
meningkatkan nilai indeks keberlanjutan kinerja rata – ratanya menjadi 75.3 dan
masuk dalam kategori sangat baik.
Saran

Penentuan atribut dari setiap dimensi masih tergolong umum. Penulis


merekomendasikan agar atribut yang dibuat lebih disesuaikan untuk masing –
masing UKM pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani N, Fauzi A, Juanda B, Beik I S. 2015. Evaluasi Program Pengentasan


Kemiskinan menggunakan Metode RAPPOVERTY. Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan Publik. Vol 6 (2): 181-197.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Perkembangan UMKM pada Periode 1997-
2013 [Internet]. [diunduh 12 Maret 2017] Tersedia pada:
http://bps.go.id/Tabel-Perkembangan-UMKM-pada-Periode-1997-2013/.
Cahyono SA. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Menyadap Pinus di
Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (Khdtk) Gombong. Jurnal Tekno
Hutan Tanaman. Vol 4 (2): 49-56.
Clarke KR. 1993. Non-parametric Multivariate Analysis of Changes in Community
Structure. Australian Journal of Ecology. Vol (18): 117-143.
Clelland, Dean and Douglas. (2000). Steping towards sustainable business: AN
evaluation of waste minimization practices in US manufacturing. Interfaces
30 (3).
Dharma S. 2010. Manajemen Kinerja. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.
28

[Depkop] Departemen Koperasi. 2016. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil,


Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2012-2013 [Internet].
[diunduh 11 Mei 2017] Tersedia pada: http://www.depkop.go.id/berita-
informasi/data-informasi/data-umkm/.
Eravia D, Handayani T, Julina. 2015. The Opportunities and Threats of Small and
Medium Enterprises in Pekanbaru: Comparison between SMEs in Food and
Restaurant Industries. Procedia Social and Behavioral Sciences 169 (2015)
88-97.
Fauzi A, Anna S. 2002. Evaluasi Status Keberlanjutan Pembangunan Perikanan:
Aplikasi Pendekatan RAPFISH (Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta).
Jurnal Pesisir dan Lautan. Vol 4 (3). ISSN: 1410-7821.
Fitanto B. 2014. Analisis Omset dan Posisi Bersaing pada Klaster Usaha Kecil
Menengah (UKM) Sepatu Kota Mojokerto. Jurnal of Indonesian Applied
Economics. Vol 3 (1). 23-36.
Fitri R. 2014. Pengaruh Kenaikan Harga Kedelai Terhadap Profiabilitas dan Nilai
Tambah Usaha Bandung Kayu-Yun di Desa Cihideung Hilir Kecamata
Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fitrianti R S, Kamal M M, Kurnia R. 2014. Analisis Keberlanjutan Perikanan Ikan
Terbang di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Depik. Vol 3 (2). 118-127.
ISSN 2089-7790.
Hadiyati E. 2010. Pemasaran untuk UKM (Teori dan Aplikasi). Malang (ID):
Banyumedia.
Hartono T T, Kodiran T, Iwbal M A, Koeshendrajana S. 2005. Pengembangan
Teknik Rapid Appraisal for Fisheries (RAPFISH) untuk Penentuan Indikator
Kinerja Perikanan Tangkap Berkelanjutan di Indonesia. Buletin Ekonomi
Perikanan . Vol 6 (1).
Hidayanto M, Supiandi S, Yahsa S, Amien L I. 2009. Analisis Keberlanjutan
Perkebunan Kakao Rakyat di Kawasan Perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Agro Ekonomi. Vol 27 (2):
213-229.
Kavanagh P, Pitcher TJ. 2004. Implementing Microsoft Excel Software for
RAPFISH: A Technique for the Rapid Appraisal of Fisheries Status.
Fisheries Center Research Report. Vol 12 (2).
Kotler P & Amstrong G. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jakarta (ID): Erlangga.
Kruskal J & Wish M. 1978. Multidimensional Scaling. Sage University Papers
Series. Quantitative Applications in the Social Science. No 07-011. Iowa
(USA): Sage Publications, Inc.
Marzuki M, Nurjaya I W, Purbayanto A, Budiharso S, Supriyono E. 2014.
Sustainability Analysis of Mariculture Management in Saleh Bay of
Sumbawa District. Environmental Management and Sustainable
Development. Vol 3 (2). ISSN 2164-7682.
Nurmalina R. 2008. Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan Sistem Ketersediaan
Beras di Beberapa Wilayah Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi. Vol 26 (1): 47-
49.
Pitcher TJ, Preikshot D. 2001. RAPFISH: A Rapid Appraisal Technique to Evaluate
the Sustainability Status of Fisheries. Fisheries Research 49: 255-270.
Pitcher TJ, Lam ME, Ainsworth C, Martindale A, Nakamura K, Perry RI, Ward T.
2013. Improvements to RAPFISH: A Rapid Evaluation Technique for
29

Fisheries Integrating Ecological and Human Dimensions. Journal of Fish


Biology. No 83, 869-889.
Pranoto S. 2008. Analisis Indeks Keberlanjutan Industri Kecil dan Menengah di
Kabupaten Bogor. Skripsi. Bogor (ID): IPB.
Radnor Z.J. & Barnes D. 2007. Historical Analysis of Performance Measurement
and Management in Operations Management. International Journal of
Productivity and Performance Management, 56(5/6), pp.384-396.
Rifa’i B. 2013. Efektevitas Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Krupuk Ikan dalam Program Pengembangan Labsite
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kedung Rejo Kecamatan Jabon Kabupaten
Sidoarjo. Kebijakan dan Manajemen Publik. Vol 1 (1). ISSN 2302-34IX.
Rostamzadeh R, Sofian S. 2009. Prioritizing Effective 7Ms to Improve Production
Systems Performance by Using AHP Technique. International Review of
Business Research Papers. Vol 5 (3). Pp 257-277.
Six Sigma Stufy Guide. 2013. 6M’s in Six Sigma (Six Ms or 5Ms and One P or
5M1P) [Internet]. [diunduh 21 Maret 2017] Tersedia pada:
http://sixsigmastudyguide.com/six-ms-6ms-or-5ms-and-one-p-5m1p/.
Terziovski M. 2010. Innovation Practice and Its Performance Implications in Small
and Medium Enterprises (SMEs) in the Manufacturing Sector: A Resource-
Based View. Strategic Management Journal 31: 892-902.
30

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil penentuan dimensi, atribut, dan indikator berdasarkan literatur

1. Man (manusia)
Ada enam atribut yang dipilih untuk dimensi man, yaitu kecukupan jumlah
pekerja, individual attribute, pengalaman, tingkat pendidikan, training pekerja,
dan minat kerja. Definisi keenam atribut sebagai berikut:
a. Jumlah pekerja menunjukkan kesesuaian jumlah pekerja yang tersedia
dengan jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh UKM.
b. Individual attribute menunjukkan keahlian pekerja dalam bidang
pekerjaannya.
c. Pengalaman menunjukkan pengalaman kerja pekerja dibidangnya.
d. Tingkat pendidikan menunjukkan tingkat pendidikan para pekerja di UKM.
e. Training pekerja menunjukkan adanya pelatihan untuk pekerja di UKM.
f. Minat kerja menunjukkan seberapa besar motivasi pekerja dalam bekerja.
g. Kesesuaian pekerjaan dengan bidang kerja menunjukkan kecocokan keahlian
pekerja dengan pekerjaan yang dilakukan
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi man
Tabel 1 Atribut dan indikator dimensi man
MAN
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) Tidak mencukupi
a. Jumlah pekerja 0;1;2 2 0 (1) Mencukupi
(2) Lebih dari cukup
(0) Tidak menguasai bidang
kerjanya
(1) Kemampuan kerja rata-rata
b. Individual attribute 0;1;2;3 3 0
(2) Menguasai bidang kerjanya
(3) Sangat menguasai bidang
kerjanya
(0) Belum ada
(1) Sudah berpengalaman di
c. Pengalaman kerja 0;1;2 2 0 bidang lain kurang dari 1 tahun
(2) Sudah berpengalaman di
bidang lebih dari 1 tahun
(0) SD
(1) SMP
d. Tingkat pendidikan 0;1;2;3 1 0
(2) SMA
(3) S1
(0) Tidak ada
e. Training 0;1;2 2 0 (1) 2 kali dalam setahun
(2) >2 kali dalam setahun
(0) Rendah
f. Minat kerja 0;1;2 2 0 (1) Sedang
(2) Tinggi
(0) Tidak sesuai
g. Kesesuaian keahlian
0;1;2 2 0 (1) Cukup sesuai
dengan pekerjaan
(2) Sesuai
31

2. Money (uang)
Pada dimensi money (uang) terdapat empat atribut yang akan diuji, yaitu
pendapatan bersih, evaluasi keuangan, modal, dan margin of safety. Keempat
atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut.
a. Pendapatan bersih menunjukkan selisih antara biaya pendapatan kotor dengan
biaya operasional maupun non-operasional.
b. Evaluasi keuangan menunjukkan pengukuran efektivitas anggaran keuangan
dengan penggunaannya.
c. Modal menunjukkan darimana sumber modal didapat.
d. Margin of safety menunjukkan batas harga penjualan boleh turun atau bisa
dikatakan seberapa jauh perusahaan dapat menjalankan usahanya hingga rugi.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi money

Tabel 2 Atribut dan indikator dimensi money


MONEY
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) 100 juta - 200 juta
a. Pendapatan bersih
0;1;2 2 0 (1) 201 juta - 300 juta
tahunan
(2) >300 juta
(0) Tidak ada
b. Evaluasi keuangan 0;1 1 0
(1) ada
(0) Dari bank
(1) Dari bank dan modal
sendiri
c. Modal 0;1;2 2 0
(2) Modal sendiri

(0) Rendah
d. Margin of safety 0;1;2 2 0 (1) Sedang
(2) Tinggi

3. Machine (mesin)
Pada dimensi machine terdapat empat faktor yang diuji, yaitu usia alat atau
mesin, teknologi mesin, biaya alat atau mesin, dan utilitas mesin. Keempat
atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a. Usia alat atau mesin menunjukkan seberapa lama mesin sudah digunakan
dalam berproduksi dan tingkat efisiensi mesin.
b. Teknologi mesin menunjukkan tingkat teknologi yang diterapkan dalam
berproduksi.
c. Biaya alat atau mesin menunjukkan nominal yang dikeluarkan oleh UKM
untuk membeli alat atau mesin kekayaan UKM.
d. Utilitas mesin menunjukkan perawatan yang dilakukan UKM terhadap mesin
yang digunakan dalam produksi.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi machine
32

Tabel 3 Atribut dan indikator dimensi machine


MACHINE
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) > 25 tahun
(1) 15-25 tahun
a. Usia alat 0;1;2;3 2 0
(2) 10-15 tahun
(3) <10 tahun
(0) Manual
b. Teknologi mesin 0;1 1 0
(1) Semi mesin
(0) > 50 juta
c. Biaya alat 0;1;2 2 0 (1) 30 - 50 juta
(2) < 30 juta
(0) Hanya ketika alat
rusak
(1) Berkala, 1 bulan
sekali
d. Utilitas alat 0;1;2;3;4 4 0 (2) Berkala, 1 minggu
sekali
(3) Berkala, > 1 dalam
satu minggu
(4) Setiap hari

4. Materials (material)
Dalam dimensi material, terdapat 4 atribut yang terpilih sebagai indikator,
yaitu kontrol bahan, sumber pasokan, keberlanjutan pasokan, dan mutu atau
status bahan baku. Keempat atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut.
a. Kontrol bahan menunjukkan jaminan kualitas bahan baku yang akan
diproduksi
b. Sumber pasokan menunjukkan banyaknya jumlah supplier yang dibutuhkan
untuk mendapatkan bahan baku.
c. Keberlanjutan pasokan menunjukkan konsistensi pasokan bahan baku dari
supplier ke UKM.
d. Mutu atau status bahan baku menunjukkan pengaruh mutu bahan baku
terhadap mutu produk. Semakin tinggi mutu bahan baku semakin tinggi pula
mutu produk yang dihasillkan.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi materials
33

Tabel 4 Atribut dan indikator dimensi materials


MATERIALS
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) Tidak ada
(1) Jarang
a. Kontrol bahan 0;1;2;3 3 0
(2) Cukup sering
(3) Setiap bahan masuk
(0) 1 sumber
(1) 2-3 sumber
b. Sumber pasokan 0;1;2;3 3 0
(2) >3 sumber

(0) Lemah
c. Keberlanjutan pasokan 0;1;2 2 0 (1) Dedang
(2) Kuat
(0) Kendala besar
d. Mutu/status bahan (1) Kendala sedang
0;1;2;3 3 0
baku (2) Kendala rendah
(3) Aman

5. Market (pasar)
Pada dimensi market (pasar), terdapat lima atribut yaitu ekspor produk,
ancaman pasar, wilayah pemasaran, kondisi permintaan, dan promosi. Definisi
kelima atribut sebagai berikut:
a. Ekspor bahan menunjukkan tingkat ekonomi UKM yang semakin baik.
b. Ancaman pasar menunjukkan perusahaan lain sejenis yang siap bersaing.
c. Wilayah pemasaran menunjukkan luas wilayah cakupan produk dijual.
d. Tingkat permintaan menunjukkan seberapa besar permintaan pasar terhadap
produk.
e. Promosi menunjukkan kegiatan promosi yang dilakukan pihak UKM.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi market
34

Tabel 5 Atribut dan indikator dimensi market


MARKET
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) Belum
a. Ekspor produk 0;1;2 2 0 (1) Orang ke dua
(2) Orang pertama
(0) Tinggi
b. Ancaman pasar
0;1;2 2 0 (1) Sedang
(saingan)
(2) Rendah
(0) Lokal
c. Wilayah pemasaran 0;1;2 2 0 (1) Luar Jawa
(2) Luar negeri
(0) Rendah
d. Tingkat permintaan 0;1;2 2 0 (1) Sedang
(2) Tinggi
(0) Tidak ada
e. Promosi 0;1 1 0
(1) Ada

6. Method (metode)
Pada dimensi method, terdapat empat atribut yaitu perangkat teknis dan
teknologi, perangkat manusia, perangkat informasi, perangkat organisasi, dan
kondisi infrastruktur. Keempat atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a. Perangkat teknis dan teknologi menunjukkan sistem utama dalam sebuah
kegiatan produksi
b. Perangkat manusia adalah kemampuan pekerja untuk mengoperasikan,
merawat, memperbaiki sebuah teknologi
c. Perangkat informasi menunjukkan jalannya aliran informasi dari masing –
masing komponen.
d. Perangkat organisasi menunjukkan kemampuan organisasi untuk
mensinkronisasi perangkat teknis, manusia, dan informasi.
e. Kondisi infrastruktur menunjukkan keadaan bangunan di UKM.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi method
35

Tabel 6 Atribut dan indikator dimensi method


METHOD
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) Manual
a. Perangkat teknis dan
0;1;2 2 0 (1) Semi mesin
teknologi
(2) Mesin
(0) Kurang
b. Perangkat manusia 0;1;2 2 0 (1) Sedang (Normal)
(2) Baik
(0) Kurang lancar
c. Perangkat informasi 0;1;2 2 0 (1) Cukup lancar
(2) Lancar
(0) Kurang tersinkronisasi
(1) Cukup tersinkronisasi
d. Perangkat organisasi 0;1;2 2 0
(2) Tersinkronisasi dengan
baik
(0) Kerusakan tinggi
e. Kondisi infrastruktur 0;1;2 2 0 (1) Kerusakan sedang
(2) Kerusakan kecil

7. Management (manajemen)
Pada dimensi management, terdapat lima atribut yaitu hubungan dengan
supplier dan reseller, kepemilikan, hubungan dengan lembaga formal, hubungan
dengan masyarakat, dan hubungan dengan UKM lain. Kelima atribut tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
a. Hubungan dengan supplier dan reseller menunjukkan kekuatan ikatan
kerjasama antara UKM dengan supplier dan reseller.
b. Kepemilikan menunjukkan status UKM.
c. Hubungan dengan lembaga formal menunjukkan kekuatan ikatan kerjasama
antara UKM dengan lembaga formal sebagai salah satu stakeholder-nya,
seperti pihak kedinasan.
d. Hubungan dengan masyarakat menunjukkan ikatan antara UKM dengan
masyarakat sekitar.
e. Hubungan dengan UKM lain menunjukkan seberapa kuat ikatan dengan
UKM-UKM lain baik sebagai saingan maupun sebagai rekan.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi management
36

Tabel 7 Atribut dan indikator dimensi management


MANAGEMENT
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) Kurang kuat
a. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
supplier dan reseller
(2) Kuat
(0) Cabang perusahaan
b. Kepemilikan 0;1;2 2 0 (1) UKM
(2) Sendiri
(0) Kurang kuat
c. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
lembaga formal
(2) Kuat
(0) Kurang kuat
d. Hubungan dengan
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
masyarakat
(2) Kuat
(0) Kurang kuat
e. Hubungan dengan UKM
0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
lain
(2) Kuat

8. Environment (lingkungan)
Ada lima atribut yang dipilih untuk dimensi environment, yaitu sifat
limbah, pengolahan limbah, pembuangan limbah, jumlah limbah, dan
pengawasan kondisi limbah. Definisi kelima atribut sebagai berikut:
a. Sifat limbah menunjukkan sifat limbah yang ada di UKM hasil produksi.
b. Pengolahan limbah menunjukkan jenis proses pengolahan limbah.
c. Pembuangan limbah menunjukkan tempat pembuangan limbah.
d. Jumlah limbah menunjukkan kuantitas limbah yang dihasilkan oleh UKM.
e. Pengawasan kondisi limbah menunjukkan aktivitas pengawasan yang
dilakukan oleh pihak UKM atau pihak terkait.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi environment
37

Tabel 8 Atribut dan indikator dimensi environment


ENVIRONMENT
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR
(0) B3
(1) Merusak lingkungan
a. Sifat limbah 0;1;2;3 3 0
(2) Korosif
(3) Netral
(0) Tidak dilakukan
pengolahan
(1) Pengolahan pada sebagian
b. Pengolahan limbah 0;1;2 2 0 limbah
(2) Pengolahan limbah secara
menyeluruh
(0) Dibuang ke perairan
(1) Disalurkan ke pembuangan
c. Pembuangan limbah 0;1;2 2 0
khusus
(2) Dimanfaatkan kembali
(0) Tidak ada
(1) Sedikit
d. Jumlah limbah 0;1;2;3 3 0
(2) Sedang
(3) Banyak
(0) Tidak ada pengawasan
(1) Pengawasan oleh pihak
e. Pengawasan Limbah 0;1;2 2 0 UKM
(2) Pengawasan oleh lembaga
formal
38

Lampiran 2 Hasil peninjauan ulang dimensi, atribut, dan indikator oleh pakar

1. Man (manusia)
Ada enam atribut yang dipilih untuk dimensi man, yaitu kecukupan jumlah
pekerja, individual attribute, pengalaman, tingkat pendidikan, training pekerja,
dan minat kerja. Definisi keenam atribut sebagai berikut:
a. Jumlah pekerja menunjukkan kesesuaian jumlah pekerja yang tersedia dengan
jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh UKM.
b. Individual attribute menunjukkan keahlian pekerja dalam bidang
pekerjaannya.
c. Pengalaman menunjukkan pengalaman kerja pekerja dibidangnya.
d. Tingkat pendidikan menunjukkan tingkat pendidikan para pekerja di UKM.
e. Training pekerja menunjukkan adanya pelatihan untuk pekerja di UKM.
f. Minat kerja menunjukkan seberapa besar motivasi pekerja dalam bekerja.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi man

Tabel 1 Atribut dan indikator dimensi man


MAN
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) (<5 orang) Kapasitas produksi>jumlah pekerja
a. Jumlah
0;1;2 2 0 (1) (5-19) Kapasitas produksi=jumlah pekerja
pekerja
(2) (>20 orang) Kapasitas produksi<jumlah pekerja
(0) <85%
Hasil pekerjaan kurang sesuai
pekerjaan sesuai
(1)
b.Individual
0;1;2 2 0 85-95% Hasil pekerjaan cukup sesuai
attribute
pekerjaan sesuai
(2) >95%
Hasil pekerjaan sesuai
pekerjaan sesuai
(0) Belum ada Baru pertama kali bekerja
(1) Sudah
berpengalaman
Memiliki pengalaman 1 tahun
di bidang lain
kerja di bidang yang sama
c. Pengalaman kurang dari 1
0;1;2 2 0
kerja tahun
(2) Sudah
berpengalaman Memiliki pengalaman >1 tahun
di bidang lebih kerja di bidang yang sama
dari 1 tahun
Tingkat pendidikan sangat rendah
(0) SD
untuk UKM
d. Tingkat Tingkat pendidikan menengah
0;1;2 2 0 (1) SMP
pendidikan untuk UKM
Tingkat pendidikan bagus untuk
(2) SMA
UKM
(0) Tidak ada Tidak memiliki skill tambahan
(1) 2 kali dalam
Ada improvisasi tiap tahun
e. Training 0;1;2 2 0 setahun
(2) >2 kali
Sangat ada improvisasi tiap tahun
dalam setahun
Sering telat >3 kali dalam
(0) Rendah
seminggu
f. Minat kerja 0;1;2 2 0 jarang telat 1-3 kali dalam
(1) Sedang
seminggu
(2) Tinggi Tidak pernah telat
39

2. Money (uang)
Pada dimensi money (uang) terdapat empat atribut yang akan diuji, yaitu
pendapatan bersih, evaluasi keuangan, modal, dan margin of safety. Keempat
atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut.
a. Pendapatan bersih menunjukkan selisih antara biaya pendapatan kotor dengan
biaya operasional maupun non-operasional.
b. Evaluasi keuangan menunjukkan pengukuran efektivitas anggaran keuangan
dengan penggunaannya.
c. Modal menunjukkan darimana sumber modal didapat.
d. Margin of safety menunjukkan batas harga penjualan boleh turun atau bisa
dikatakan seberapa jauh perusahaan dapat menjalankan usahanya hingga rugi.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi money

Tabel 2 Atribut dan indikator dimensi money


MONEY
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) <300 juta Menurut UU UMKM 2008, usaha
kecil memiliki hasil penjualan
a. Pendapatan (1) 300 juta-2.5
0;1;2 2 0 tahunan lebih dari 300 juta rupiah-
tahunan milyar
2,5 milyar. Usaha menengah >2.5
(2) >2.5 milyar milyar
(0) Tidak ada Evaluasi keuangan berguna untuk
b. Evaluasi
0;1 1 0 memperbaiki keuangan di setiap
keuangan (1) Ada tahunnya (pembukuan)
(0) Dari bank Harus membayar bunga ke bank
(1) Dari bank
Sebagian harus membayar bungan ke
c.Modal 0;1;2 2 0 dan modal
bank
sendiri
(2) Modal Tidak harus membayar bunga,
sendiri pendapatan bersih
(0) <10% Jika peluang untuk rugi tinggi
d. Margin of
0;1;2 2 0 (1) 10-20% Jika peluang untuk rugi sedang
safety
(2) >20% Jika peluang untuk rugi rendah

3. Machine (mesin)
Pada dimensi machine terdapat empat faktor yang diuji, yaitu usia alat atau
mesin, teknologi mesin, biaya alat atau mesin, dan utilitas mesin. Keempat
atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a. Usia alat atau mesin menunjukkan seberapa lama mesin sudah digunakan
dalam berproduksi dan tingkat efisiensi mesin.
b. Teknologi mesin menunjukkan tingkat teknologi yang diterapkan dalam
berproduksi.
c. Biaya alat atau mesin menunjukkan nominal yang dikeluarkan oleh UKM
untuk membeli alat atau mesin kekayaan UKM.
d. Utilitas mesin menunjukkan perawatan yang dilakukan UKM terhadap mesin
yang digunakan dalam produksi.

Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi machine


40

Tabel 3 Atribut dan indikator dimensi machine


MACHINE
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) >15 tahun Alat tua, efisiensi sangat rendah
(1) 11-15
a. Usia alat tahun Alat cukup tua rendah
0;1;2;3 2 0
dan mesin
(2) 5-10 tahun Efisiensi sedang
(3) <5 tahun Efisiensi tinggi
Pekerjaan lama, resiko kesalahan
(0) Manual
tinggi
b. Teknologi (1) Semi Pekerjaan lebih singkat, resiko
0;1;2 2 0
mesin mesin kesalahan sedang
Pekerjaan cepat, resiko
(2) Mesin
kesalahan rendah
(0) <30 juta
Menurut UU UMKM 2008,
c. Biaya alat (1) 30 - 50 usaha kecil memiliki kekayaan
0;1;2 2 0
dan mesin juta bersih lebih dari 50 juta, tidak
(2) >50 juta termasuk tanah dan bangunan
(0) Hanya
ketika alat
rusak Utilitas mesin merupakan
(1) Berkala, 1 perawatan agar mesin menjadi
bulan sekali lebih awet dan merupakan
d. Utilitas
(2) Berkala, 1 komponen penting dalam
alat dan 0;1;2;3;4 4 0
minggu sekali dimensi mesin. Semakin jarang
mesin
perawatan dilakukan, mesin
(3) Berkala, >
semakin mudah rusak dan
1 dalam satu
menghambat pekerjaan
minggu
(4) Setiap hari

4. Materials (material)
Dalam dimensi material, terdapat 4 atribut yang terpilih sebagai indikator,
yaitu kontrol bahan, sumber pasokan, keberlanjutan pasokan, dan mutu atau
status bahan baku. Keempat atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut.
a. Kontrol bahan menunjukkan jaminan kualitas bahan baku yang akan
diproduksi
b. Sumber pasokan menunjukkan banyaknya jumlah supplier yang dibutuhkan
untuk mendapatkan bahan baku.
c. Keberlanjutan pasokan menunjukkan konsistensi pasokan bahan baku dari
supplier ke UKM.
d. Mutu atau status bahan baku menunjukkan pengaruh mutu bahan baku
terhadap mutu produk. Semakin tinggi mutu bahan baku semakin tinggi pula
mutu produk yang dihasillkan.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi materials
41

Tabel 4 Atribut dan indikator dimensi materials


MATERIALS
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) Tidak ada Kontrol bahan diperlukan untuk
memastikan bahan baku yang
(1) Jarang masuk sesuai dengan standar.
a. Kontrol bahan 0;1;2;3 3 0 (2) Kadang - Semakin banyak kontrol bahan
kadang dilakukan, semakin terjamin
(3) Setiap kualitas bahan baku yang
bahan masuk digunakan
(0) 1 sumber Sumber pasokan yang
bercabang mengurangi
b. Sumber pasokan 0;1;2 2 0 (1) 2-3 sumber
kemungkinan kekurangan stok
(2) >3 sumber bahan baku
(0) Sering
terputus Keberlanjutan pasokan bahan
c. Keberlanjutan (1) Beberapa baku yang semakin kuat akan
0;1;2 2 0
pasokan terputus mengurangi kekurangan
(2) Tidak ataupun kehabisan bahan baku
pernah terputus
(0) Kendala
besar Bahan baku dengan mutu yang
(1) Kendala tinggi akan menghasilkan
d. Mutu/status bahan sedang produk yang bermutu tinggi
0;1;2;3 3 0
baku (2) Kendala pula. Mutu bahan baku
rendah merupakan poin penting dalam
dimensi materials
(3) Aman

5. Market (pasar)
Pada dimensi market (pasar), terdapat lima atribut yaitu ekspor produk,
ancaman pasar, wilayah pemasaran, kondisi permintaan, dan promosi. Definisi
kelima atribut sebagai berikut:
a. Ekspor bahan menunjukkan tingkat ekonomi UKM yang semakin baik.
b. Ancaman pasar menunjukkan perusahaan lain sejenis yang siap bersaing.
c. Wilayah pemasaran menunjukkan luas wilayah cakupan produk dijual.
d. Tingkat permintaan menunjukkan seberapa besar permintaan pasar terhadap
produk.
e. Promosi menunjukkan kegiatan promosi yang dilakukan pihak UKM.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi market
42

Tabel 5 Atribut dan indikator dimensi market


MARKET
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) Belum
Ekspor bahan menunjukkan tingkat
(1) Orang ke ekonomi yang lebih tinggi. Ekspor
a. Ekspor dua (agen)
0;1;2 2 0 bahan yang dilakukan secara
produk
(2) Orang langsung menambah income lebih
pertama besar
(langsung)
(0) Jumlah
pesaing > 3
dalam satu
wilayah
(1) Jumlah
b. Ancaman pesaing 2-3 Semakin banyaknya saingan, pangsa
0;1;2 2 0
pasar (saingan) dalam satu pasar semakin rendah
wilayah
(2) Jumlah
pesaing < 2
dalam satu
wilayah
(0) Lokal
(1) Luar Jawa Semakin luas pemasaran, semakin
c. Wilayah
0;1;2 2 0 (Interlokal) tinggi target pasar sehingga
pemasaran
(2) Luar negeri peningkatan income
(Internasional)
(0) <5000
barang/bulan
Tingginya tingkat permintaan
d. Tingkat (1) 5000-10000
0;1;2 2 0 berbanding lurus dengan
permintaan barang/bulan
peningkatan income
(2) >10000
barang/bulan
(0) Tidak ada Promosi menambah wawasan
e. Promosi 0;1 1 0 konsumen sehingga meningkatkan
(1) Ada daya beli

6. Method (metode)
Pada dimensi method, terdapat empat atribut yaitu perangkat teknis dan
teknologi, perangkat manusia, perangkat informasi, dan perangkat organisasi,
dan kondisi infrastruktur. Keempat atribut tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a. Standarisasi bahan baku menunjukkan adanya kualitas tertentu untuk bahan
baku yang digunakan.
b. Standarisasi proses menunjukkan kualitas proses untuk menghasilkan
produk.
c. Perencanaan produksi menunjukkan penjadwalan produksi untuk
meningkatkan efisiensi.
d. Standarisasi produk menunjukkan kualitas tertentu produk yang dihasilkan.
e. Kondisi infrastruktur menunjukkan keadaan bangunan di UKM.
f. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) menunjukkan privasi dan indikasi
keaslian produk.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi method
43

Tabel 6 Atribut dan indikator dimensi method


METHOD
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) Tidak ada
standarisasi
(1) Dalam masa
a.Standarisasi pengembangan Standarisasi bahan baku
0;1;2;3 3 0
bahan baku (2) Diterapkan pada meningkatkan mutu produk
sebagian proses
(3) Diterapkan pada
seluruh proses
(0) Tidak ada
standarisasi
(1) Dalam masa
b.Standarisasi pengembangan Standarisasi proses produksi
0;1;2;3 3 0
proses (2) Diterapkan pada meningkatkan mutu produk
sebagian proses
(3) Diterapkan pada
seluruh proses
(0) Tidak diterapkan
(1) Dalam masa
c.Perencanaan pengembangan Perencanaan produksi
0;1;2;3 3 0 (2) Diterapkan pada
produksi meningkatkan efektivitas produksi
sebagian proses
(3) Diterapkan pada
seluruh proses
(0) Tidak ada
standarisasi
(1) Dalam masa
Standarisasi produk
d.Standarisasi pengembangan
0;1;2;3 3 0 meningkatkan mutu produk yang
produk (2) Diterapkan pada
dipasarkan
sebagian proses
(3) Diterapkan pada
seluruh proses
(0) Kerusakan
tinggi Semakin baik kondisi
e. Kondisi (1) Kerusakan
0;1;2 2 0 infrastruktur, keselamatan kerja
infrastruktur sedang akan semakin terjamin
(2) Kerusakan kecil
(0) Belum ada HAKI memberikan privasi
f. Hak Atas
(1) Sedang dalam terhadap produk yang dihasilkan
Kekayaan 0;1;2 2 0
proses pengajuan dan mengindikasikan keaslian
Intelektual
(2) Ada produk

7. Management (manajemen)
Pada dimensi management, terdapat lima atribut yaitu hubungan dengan
supplier dan reseller, kepemilikan, hubungan dengan lembaga formal, hubungan
dengan masyarakat, dan hubungan dengan UKM lain. Kelima atribut tersebut
didefinisikan sebagai berikut:
a. Hubungan dengan supplier dan reseller menunjukkan kuat ikatan kerjasama
antara UKM dengan supplier dan reseller.
b. Kepemilikan meunjukkan status UKM.
44

c. Hubungan dengan lembaga formal menunjukkan kekuatan ikatan kerjasama


antara UKM dengan lembaga formal sebagai salah satu stakeholder-nya,
seperti pihak kedinasan.
d. Manajemen kerja menunjukkan status owner dalam kegiatan UKM.
e. Kerjasama dengan UKM lain menunjukkan seberapa kuat ikatan dengan
UKM-UKM lain baik sebagai saingan maupun sebagai rekan.
f. Peran kampung wisata Tegalwaru menunjukkan pengaruh atau kontribusi
dari organisasi terhadap pertumbuhan ekonomi UKM.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi management

Tabel 7 Atribut dan indikator dimensi management


MANAGEMENT
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0)Kurang kuat Kuatnya hubungan dengan supplier
a. Hubungan
meningkatkan keberlanjutan bahan
dengan supplier 0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat
baku. Kuatnya hubungan dengan
dan reseller
(2) Kuat reseller, meningkatkan income

(0) Cabang
perusahaan Terbatas aturan
(Foreign)
b. Kepemilikan 0;1;2 2 0 (1)UKM
Cukup terbatas aturan
(Mixed)
(2)Sendiri
Tidak terbatas aturan
(Local)
(0)Kurang kuat
c. Hubungan Hubungan dengan lembaga formal
dengan lembaga 0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat menambah informasi dan
formal memudahkan birokrasi
(2) Kuat
(0) Owner ikut
bekerja dalam Kurang jumlah karyawan
UKM
(1)Owner hanya
d. Manajemen
kerja
0;1;2 2 0 mengontrol Jumlah karyawan cukup
kerja UKM
(2)Owner tidak
Jumlah karyawan lebih dari
ikut bekerja
dalam UKM cukup
(0)Kurang kuat
e. Kerjasama Kemitraan dengan UKM lain
dengan UKM 0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat meningkatkan relasi, dapat dijadikan
lain bahan acuan dan evaluasi
(2) Kuat
(0)Tidak
f. Peran membantu Penghasilan ekonomi tetap
Kampung Penghasilan ekonomi meningkat
0;1;2 2 0 (1)Membantu
wisata <25%
Tegalwaru (2)Sangat Peningkatan penghasilan ekonomi
membantu >=25%

8. Environment (lingkungan)
Ada lima atribut yang dipilih untuk dimensi environment, yaitu sifat
limbah, pengolahan limbah, pembuangan limbah, jumlah limbah, dan
pengawasan kondisi limbah. Definisi kelima atribut sebagai berikut:
a. Sifat limbah menunjukkan sifat limbah yang ada di UKM hasil produksi.
b. Pengolahan limbah menunjukkan jenis proses pengolahan limbah.
45

c. Pembuangan limbah menunjukkan tempat pembuangan limbah.


d. Jumlah limbah menunjukkan kuantitas limbah yang dihasilkan oleh UKM.
e. Pengawasan kondisi limbah menunjukkan aktivitas pengawasan yang
dilakukan oleh pihak UKM atau pihak terkait.
f. Hubungan dengan masyarakat menunjukkan dampak UKM terhadap
masyarakat sekitar.
Berikut adalah tabel rincian atribut dan indikator dimensi environment

Tabel 8 Atribut dan indikator dimensi environment


ENVIRONMENT
ATRIBUT SKOR GOOD BAD INDIKATOR KETERANGAN
(0) B3 Limbah B3 merupakan limbah
paling berbahaya, diikuti oleh
(1) Merusak
limbah yang merusak
lingkungan
lingkungan, korosif, dan yang
a. Sifat limbah 0;1;2;3 3 0 (2) Korosif paling tidak berbahaya adalah
limbah netral. Sifat limbah
(3) Netral merupakan atribut penting dari
dimensi lingkungan
(0) Tidak dilakukan
pengolahan
(1) Pengolahan
Pengolahan limbah
b. Pengolahan pada sebagian
0;1;2 2 0 mengurangi dampak negatif
limbah limbah
terhadap lingkungan sekitar
(2) Pengolahan
limbah secara
menyeluruh
(0) Dibuang ke
perairan Reuse pada limbah
meningkatkan efektivitas
c. Pembuangan (1) Disalurkan ke
0;1;2 2 0 penggunaan bahan baku dan
limbah pembuangan khusus
mengurangi dampak negatif
(2) Dimanfaatkan bagi lingkungan
kembali
(0) >10 karung
kecil/minggu Semakin sedikit jumlah limbah
(1) 7-10 karung yang dihasilkan menandakan
kecil/minggu efektivitas bahan baku yang
d. Jumlah limbah 0;1;2;3 3 0
(2) 3-6 karung semakin baik. Jumlah limbah
kecil/minggu merupakan atribut penting dari
(3) <3 karung dimensi lingkungan
kecil/minggu
(0) Tidak ada
pengawasan
Pengawasan limbah oleh badan
e. Pengawasan (1) Pengawasan hukum yang lebih tinggi
0;1;2 2 0 oleh pihak UKM
Limbah mencegah dampak negatif pada
(2) Pengawasan lingkungan
oleh lembaga formal
(0) Kurang kuat
f. Hubungan Perberdayaan masyarakat
dengan 0;1;2 2 0 (1) Cukup kuat sekitar menunjang
masyarakat pertumbuhan UKM
(2) Kuat
46

Lampiran 3 Pertanyaan wawancara kinerja UKM tas di Tegalwaru

A. Man (Manusia)
Dimensi ini menjelaskan tenaga kerja yang terlibat dalam operasional UKM
tas di Tegalwaru. Ada enam atribut yang dipilih untuk dimensi man, yaitu
kecukupan jumlah pekerja, kemampuan, pengalaman, pelatihan, tingkat
pendidikan, dan minat kerja.
1. Berapa jumlah pekerja yang dimiliki UKM ?
Apakah jumlah tersebut mencukupi kebutuhan pekerja di UKM?

2. Bagaimana kemampuan pekerja UKM dalam melaksanakan pekerjaannya?

3. Apakah para pekerja ini sudah memiliki pengalaman sebelum masuk UKM ini?

4. Apakah ada pelatihan yang dilakukan oleh UKM kepada pekerjanya? Jika iya
berapa kali dan berapa lama itu dilakukan?

5. Sejauh apa rata – rata pendidikan pekerja di UKM ini?

6. Bagaimana minat kerja di UKM ini?

B. Money (Uang)
Dimensi ini menjelaskan biaya yang berkaitan dengan pengelolaan UKM
tas di Tegalwaru. Ada empat atribut yang dipilih untuk dimensi money, yaitu
pendapatan bersih, evaluasi keuangan, modal, dan margin of safety.
1. Berapa kira – kira pendapatan bersih yang diterima selama satu tahun?

2. Apakah ada evaluasi keuangan setiap periodenya (bulan/tahun) sehingga UKM


mengetahui efisiensi penggunaan dana?

3. Bagaimana modal UKM didapat? Apakah dengan menggunakan modal sendiri


atau meminjam dari pihak lain?

4. Seberapa besar penurunan harga penjualan dengan harga produksi?

C. Machine (Mesin)
Dimensi ini menjelaskan mesin yang digunakan UKM tas di Tegalwaru
selama proses produksi berlangsung. Ada lima atribut yang dipilih untuk dimensi
machine, yaitu usia mesin/alat, teknologi mesin, biaya alat/mesin, utilitas
alat/mesin, dan kapasitas produksi.
1. Berapa usia mesin atau alat yang dimiliki UKM?

2. Bagaimana teknologi dari mesin atau alat yang dimiliki UKM?

3. Berapa biaya produksi untuk alat atau mesin yang digunakan?

4. Bagaimana perawatan/utilitas mesin atau alat yang dimiliki UKM ? Berapa kali
mesin di rawat?
47

5. Berapa kapasitas produksi dari UKM ini setiap bulannya?

D. Materials (Material)
Dimensi ini menjelaskan bahan baku pembuatan tas yang dihasilkan UKM
tas di Tegalwaru. Ada empat atribut yang dipilih untuk dimensi material, yaitu jenis
bahan baku, sumber pasokan, keberlanjutan pasokan, dan mutu atau status bahan
baku.
1. Apa jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan tas?

Mengapa bahan tersebut yang dipilih?


2. Dari mana sumber pasokan bahan baku didapat?
Bagaimana bahan baku didapat?

3. Bagaimana kontinuitas bahan baku dari supplier? Apakah selalu ada atau sering
terputus?
Apakah penyebab terputusnya aliran bahan baku dari supplier?
Bagaimana cara mengatasi hal ini?

4. Bagaimana mutu atau status bahan baku yang diterima dari supplier?
Apakah ada standar mutu tersendiri bagi UKM? Mengapa standar itu yang dipilih

E. Market (Pasar)
Dimensi ini menjelaskan penjualan UKM tas di Tegalwaru. Ada lima atribut
yang dipilih untuk dimensi market, yaitu ekspor bahan, ancaman atau saingan,
pemasaran, tingkat permintaan, dan promosi.
1. Bagaimana penjualan tas di UKM ini ? Sudah sampai tahap mana tingkat
penjualan ? Apakah masih skala lokal, nasional, atau internasional?

2. Bagaimana daya saing UKM tas ini dengan UKM tas lain?

3. Apakah UKM sudah melakukan ekspor ? Oleh siapa hal itu dilakukan ?
(sendiri atau oleh pihak lain?)
4. Bagaimana tingkat permintaan pasar terhadap tas ? Bagaimana cara
meningkatkan permintaan pasar terhadap tas hasil produksi UKM ini ?

5. Apakah ada promosi yang dilakukan? Bagaimana cara promosi dilakukan?


.
F. Method (Metode)
Dimensi ini menjelaskan prosedur yang disediakan dan dilakukan UKM tas
di Tegalwaru selama memproduksi tas. Ada enam atribut yang dipilih untuk
dimensi method, yaitu standar bahan baku, standar proses, perencanaan produksi,
standar produk, kondisi infrastruktur, dan status HAKI.
1. Apakah ada standar khusus bagi bahan baku yang akan diproses?

2. Apakah ada standar khusus bagi proses produksi tas?


48

3. Apakah setiap produksi selalu direncanakan? Bagaimana perencanaan produksi


di UKM ini?

4. Apakah ada standar khusus bagi produk yang dihasilkan?

5. Bagaimana kondisi infrastruktur di UKM?

6. Apakah brand anda sudah didaftarkan ke HAKI?

G. Management (Manajemen)
Dimensi ini menjelaskan manajemen UKM tas Kota Bogor. Ada enam
atribut yang dipilih untuk dimensi management, yaitu hubungan dengan supplier,
reseller, kepemilikan UKM, hubungan dengan lembaga formal, status kerja
pemiliki, hubungan dengan UKM lain, dan peran KWBT
1. Bagaimana kerjasama UKM dengan supplier, reseller, maupun pengepul ?
Apakah pernah terjadi masalah dengan mereka?

2. Bisakah dijelaskan mengenai status kepemilikan UKM ini ?

3. Bagaimana bentuk kerjasama UKM dengan lembaga formal ?


.
4. Apakah pemiliki ikut andil dalam produksi di UKM? Jika tidak, bagaimana
status kerja pemilik UKM?

5. Apakah UKM melakukan benchmarking atau proses membandingkan dan


mengukur kinerja dengan UKM tas lain? Bagaimana hubungan UKM ini dengan
UKM tas lain?

6. Bagaimana kondisi UKM setelah adanya kampung wisata? Apa dampak yang
diberikan oleh kampung wisata terhadap UKM?

H. Environment (Lingkungan)
Dimensi ini menjelaskan penanganan limbah yang dihasilkan selama proses
produksi tas. Ada enam atribut yang dipilih untuk dimensi environment, yaitu sifat
limbah, pengolahan limbah, pembuangan limbah, jenis limbah, pengawasan
limbah, dan hubungan dengan masyarakat sekitar.
1. Apa saja jenis limbah yang dihasilkan UKM ?

2. Bagaimana sifat limbah yang dihasilkan

3. Apakah ada pengolahan limbah yang dilakukan UKM? Jika iya, bagaimana cara
UKM melakukan pengolahan limbah tersebut?

4. Bagaimana pembuangan limbah? Kemana limbah dibuang?

5. Bagaimana pengawasan limbah UKM? Siapa yang melakukannya?


49

6. Apakah ada dampak UKM terhadap masyarakat sekitar? Adakah pemberdayaan


masyarakat yang dilakukan oleh UKM?

Lampiran 4 Hasil scoring UKM tas di Tegalwaru

MAN
MIDPER DINAR KIRANA
ATRIBUT
(TAS) HANDBAG STUFF
a. Jumlah pekerja 2 2 2
b. Individual attribute 2 2 2
c. Pengalaman kerja 2 2 2
d. Tingkat pendidikan 1 0 2
e. Training 2 0 1
f. Minat kerja 2 2 2
MONEY
a. Pendapatan tahunan 2 2 1
b. Evaluasi keuangan 0 1 1
c. Modal 2 2 2
d. Margin of safety 2 1 2
MACHINE
a. Usia alat dan mesin 2 2 3
b. Teknologi mesin 1 1 1
c. Biaya mesin dan alat 2 2 1
d. Utilitas alat dan mesin 0 0 3
MATERIALS
a. Kontrol bahan 1 3 3
b. Sumber pasokan 2 2 2
c. Keberlanjutan pasokan 2 1 2
d. Mutu/status bahan baku 3 1 3
MARKET
a. Ekspor produk 0 1 1
b. Ancaman pasar (saingan) 0 0 0
c. Wilayah pemasaran 1 2 2
d. Tingkat permintaan 2 2 1
e. Promosi 1 0 1
METHOD
a. Standarisasi bahan baku 2 2 3
b. Standarisasi proses 2 2 3
c. Perencanaan produksi 3 3 3
d. Standarisasi produk 2 2 3
e. Kondisi infrastruktur 2 2 2
f. Hak Atas Kekayaan Intelektual 1 0 1
MANAGEMENT
a. Hubungan dengan supplier, reseller 1 2 2
b. Kepemilikan 2 2 2
c. Hubungan dengan lembaga formal 0 2 1
d. Manajemen kerja 0 1 0
e. Kerjasama dengan UKM lain 1 1 1
f. Peran Kampung wisata Tegalwaru 1 1 1
ENVIRONMENT
a. Sifat limbah 3 3 3
b. Pengolahan limbah 2 2 2
c. Pembuangan limbah 2 2 2
d. Jumlah limbah 3 3 3
e. Pengawasan Limbah 1 1 1
f. Hubungan dengan masyarakat 2 2 2
50

Lampiran 5 Hasil olah data Indeks keberlanjutan, Stress dan R2 UKM Tas di
Tegalwaru

Tabel 1 Indeks keberlanjutan, Stress dan R2 UKM tas di Tegalwaru


Dinar
Midper Kirana Stuff
Handbag
Dimensi Stress 𝑅2
Sustainability Sustainability Sustainability
Index (%) Index (%) Index (%)
1.Man 87.68 63.28 88.92 0.15 0.93
2.Money 76.19 85.30 85.68 0.17 0.90
3.Material 83.93 67.19 99.99 0.17 0.94
4.Machine 73.75 73.75 72.68 0.17 0.91
5.Market 48.80 60.16 57.02 0.16 0.92
6.Management 42.18 67.30 51.76 0.16 0.93
7.Method 67.43 67.62 91.27 0.16 0.95
8.Environment 87.52 87.52 87.52 0.14 0.94

RAPBAG Ordination RAPBAG Ordination


60 Up 60 Up
Other Distingishing Features

Other Distingishing Features

40 40
20Bad Good 20
Bad Good
0 0
-20 0 50 100 150
-20
0 50 100 150

-40 -40
-60 -60
Down Down
Midper Status Midper Status
Reference anchors Anchors Reference anchors Anchors

Gambar 1. Dimensi man Gambar 2. Dimensi money

RAPBAG Ordination RAPBAG Ordination


Up 60 Up
60
Other Distingishing Features
Other Distingishing Features

40 40
20 Bad Good 20 Bad Good
0 0
-20 0 50 100 150 -20 0 50 100 150

-40 -40
-60 -60
Down Down
Midper Status Midper Status
Reference anchors Anchors Reference anchors Anchors

Gambar 3. Dimensi materials Gambar 4. Dimensi machine


51

RAPBAG Ordination RAPBAG Ordination


Up 60 Up
60

Other Distingishing Features


Other Distingishing Features
40 40
20 20Bad Good
Bad Good
0 0
0 50 100 150 0 50 100 150
-20 -20
-40 -40
-60 -60
Down Down
Midper Status Midper Status
Reference anchors Anchors
Reference anchors Anchors

Gambar 5. Dimensi market Gambar 6. Dimensi management

RAPBAG Ordination RAPBAG Ordination


Up 60 Up
60 Other Distingishing Features
Other Distingishing Features

40 40
20Bad 20 Bad Good
Good
0 0
-20 0 50 100 150 -20 0 50 100 150

-40 -40
-60 -60
Down Down
Midper Status Midper Status
Reference anchors Anchors Reference anchors Anchors

Gambar 7. Dimensi method Gambar 8. Dimensi environment


52

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur


tanggal 28 Januari 1995, alhamdulillah sebagai anak
pertama dari Ibu Dariyati dan Bapak Achmad Syaiful
Maarif. Penulis lulus dari Sekolah Dasar Unggulan Pondok
Pesantren Habibullah (2001-2007), Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Banyuwangi (2008-2010), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Glagah (2011-
2013). Penulis berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor
(IPB) pada tahun 2013 melalui Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jurusan Teknologi
Industri Pertanian (TIN), Fakultas Teknologi Pertanian
(FATETA). Penulis mendapat beasiswa Bidikmisi dari pemerintah selama empat
tahun kuliah.
Selain aktif kuliah, penulis juga aktif dalam kegiatan non akademik yaitu
mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Basket dan UKM Century dan
mengikuti beberapa kepanitiaan besar di IPB seperti OMI (Olimpiade Mahasiswa
IPB) tahun 2016. Penulis pernah menjadi asisten praktikum Penerapan Komputer,
Analisis Sistem dan Pengambilan Keputusan, dan Peralatan Industri Pertanian di
Departemen Teknologi Industri Pertanian. Penulis juga pernah mewakili IPB dalam
pertandingan basket antar kampus, lomba essay, dan karya ilmiah. Prestasi non
akademik penulis diantaranya adalah juara basket kompetisi Together, Reds Cup,
dan OMI. Penulis juga sering menghabiskan waktu untuk bermain game online dan
membuat program digital.

Anda mungkin juga menyukai