PENDAHULUAN
Daur/Siklus Hidrologi
DAUR HIDROLOGI
Presifitasi
Evaporasi dan transpirasi
Infiltrasi dan perkolasi
Limpasan permukaan (surface runoff) dan limpasan air tanah (subsurface
runoff)
Angin
Agar proses evaporasi berjalan terus, lapisan jenuh harus diganti
dengan udara kering. Pergantian ini dimungkinkan jika ada angin.
Jadi kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses
evaporasi.
Suhu (temperatur)
Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan
berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan jika suhu udara dan
tanah rendah.
TRANSPIRASI
Proses pengangkutan air dari daerah perakaran
(rootzone) suatu tanaman dan diangkut sampai ke daun
dengan membawa karbondioksida (CO2) dan menguap
ke atmosfir
Evapotranspirasi : proses penguapan dari seluruh tubuh
air, tanah, tumbuh-tumbuhan dan permukaan bumi
seperti es dan salju serta transpirasi dari vegetasi.
Jumlah air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi
tergantung :
Adanya persediaan air yang cukup (hujan dll)
Faktor-faktor iklim ( suhu, kelembaban, dll)
Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut
- Atmometer Livingstone
Merupakan bola porselin berpori diisi dengan air untuk memberikan muka
evaporasi.
Panci Evaporasi
Mengambang di air
Mengukur suhu
Suhu dicatat dengan termometer yang ditempatkan dalam sangkar
yang diberi ventelasi dan diletakkan 1,2 m di atas permukaan tanah
1.
2.
3.
4.
5. Hitung besar evapotranspirasi (cm/bulan) untuk garis lintang lokasi pengamatan dengan
persamaan : ET0 = c . ET0 (00)
Dimana :
ET0 = Evapotranspirasi (cm/bulan)
Metode Blaney-Criddle
Langkah-langkah perhitungan dengan metode ini adalah 1.
radiasi
7.
Menentukan evapotranspirasi
= albedo
PRESIPITASI
Bentuk-bentuk presipitasi :
1.
2.
3.
4.
5.
Unsur-unsur hujan :
1.
2.
3.
4.
5.
Penakar Hujan
a.
b.
c.
d.
2. Pencatat hujan
Pencatat hujan dapat bekerja secara otomatis sehingga pencatatan tinggi hujan
dapat dilakukan setiap saat.
R1
R3
R2
b.
Cara Thiessen
Masing-masing penakar mempunyai daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara
dua pos penakar.
Ri =(A1.R1 + A2. R2 + ........+Ax.Rx)/(A1 + A2 + ....... + Ax)
A1
A3
R1
R3
A2
R2
Dimana :
Ri
R1, R2, ..Rx = curah hujan ditiap titik pengamatan dan x adalah jumlah titik pengamatan
A1, A2, Ax = luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan, km2
c. Cara Isohiet
Peta Isohiet digambar pada peta topografi dengan interval 10 sampai 20 mm
berdasarkan data curah hujan pada tiap titik pengamatan di dalam dan sekitar daerah yang
dimaksud. Luas bagian daerah antara dua garis Isohiet yang berdekatan diukur dengan
planimeter. Demikian pula harga rata-rata dari garis-garis Isohiet yang berdekatan yang
termasuk bagian-bagian daerah tersebut dapat dihitung. Sehingga curah hujan daerah
dapat dihitung dengan rumus :
Ri =
A1 (
R R3
R Rx
R1 R 2
) A2 ( 2
) ... Ax ( x 1
)
2
2
2
A1 A2 ... Ax
Dimana :
Ri
garis Isohiet
A2
A3
A1
R3
log x i
n
bi
Dimana :
bi =
m=
xs .xt xo
2 xo xs xt
n
10
X2 Xo
0,182
Log10(x-11,83)
x-11,87
0,6770
2,7519
564,8
576,7
0,25 99,75
400 3,099
0,5640
2,6389
435,4
447,3
0,50 99,50
200 2,816
0,5125
2,5874
386,7
398,6
1,25 98,75
80 2,419
0,4403
2,5152
327,5
339,4
2,50 97,50
40 2,096
0,3815
2,4564
286,0
297,9
5,00 95,00
20 1,743
0,3172
2,3921
246,7
258,6
12,50 87,50
8 1,206
0,2195
2,2944
197,0
208,9
25,00 75,00
4 0,702
0,1278
2,2027
159,5
171,4
Keterangan
x0
Sx
= laju abnormalitas
xs
= data terbesar
xt
= data terkecil
Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
2000
1995
1992
1991
1998
1989
1988
1996
1990
1999
1997
1994
1993
250,7
242,7
236,8
164,5
150,0
148,4
131,8
129,3
123,4
116,0
90,7
76,0
55,7
Lanjutan
Dalam perhitungan uji abnormalitas, data terbesar dan data terkecil untuk sementara disingkirkan.
Tabel Uji abnormalitas data curah hujan
Ranking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah
xi
242.7
236.8
164.5
150
148.4
131.8
129.3
123.4
116
90.7
76
Log xi
2.3851
2.3744
2.2162
2.1761
2.1714
2.1199
2.1116
2.0913
2.0645
1.9576
1.8808
23.5489
xi + b
258.8511
252.9511
180.6511
166.1511
164.5511
147.9511
145.4511
139.5511
132.1511
106.8511
92.1511
Log(xi + b)
2.4130
2.4030
2.2568
2.2205
2.2163
2.1701
2.1627
2.1447
2.1211
2.0288
1.9645
24.1016
{Log(xi + b)}2
5.8228
5.7746
5.0933
4.9306
4.9120
4.7094
4.6773
4.5999
4.4989
4.1159
3.8593
52.9941
Lanjutan
log xo = 23,5489
log xo
= 1/n
log x
i 1
xo
= 138,2944
2 xo
= 276,5889
x o2
= 23,5489 / 11 = 2,1408
= 19125,3408
xs
xt
xs . xt
xs + xt
242.7
76
18445.2
318.7
m = n/10 = 11/10 = 1,1 1,0
(xs . xt)-xo2
-680.1408
xs .x t xo
680,1408
bi =
=
= 16,1511
2 xo xs xt
42,1112
b
bi
16,1511
=
= 16,1511
m
1
Xo =
log x
log x
X =
Sx =
n
i
X 2 Xo
24,1016
= 2,1911
11
52,9941
= 4,8177
11
2xo-(xs + xt)
-42.1112
bi
16.1511
Lanjutan
Perhitungan uji abnormalitas
a. Untuk data terbesar (X = 250,7)
log (250,7 + 16,1511) = log (138,2944 + 16,1511) . 0,1300
2,4263 = 2,1888 . 0,1300
0,2375
= . 0,1300
= 1,8269
= - . 0,1300
= 2,5569
Lanjutan
c. Harga batas untuk penyingkiran
0 = 1 (1 - 0)1/n = 1- (1- 0,05) 1/11 = 0,4652 %
d. Laju abnormalitas ()
Berdasarkan tabel cara perhitungan harga abnormalitas , dengan cara interpolasi
untuk = 1,8269 diperoleh = 4,4058 %, dan untuk
= 2,5569 diperoleh
= 0,9895 %.
e. Bandingkan laju abnormalitas ()dengan harga batas untuk penyingkiran (0 ).
Untuk X = 250,7 mm, diperoleh = 4,4058 % 0 = 0,4652 %
Untuk X = 55,7 mm, diperoleh = 0,9895 % 0 = 0,4652 %
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, bahwa laju abnormalitas () untuk kedua
harga abnormal (X) yang diperiksa tidak lebih kecil dari harga batas untuk
penyingkiran (0), dengan demikan kedua data yang diperiksa tidak dapat
disingkirkan atau data curah hujan yang diperiksa tersebut dapat dipergunakan
untuk menghitung curah hujan rancangan.
Curah hujan yang terjadi pada suatu daerah dengan kala ulang tertentu.
Kala ulang/periode ulang/return period : interval waktu rata-rata suatu
peristiwa akan disamai atau dilampaui satu kali.
Curah hujan rancangan dihitung dengan analisis frekwensi dengan
memperhatikan persyaratannya :
Dihitung parameter statistiknya (Cs, Cv, Ck). Syarat untuk E.J. Gumbell
Ck = 5,40 dan Cs = 1,14. Sedangkan Log Pearson III harga Cs dan Cv nya
bebas.
Uji sebaran dengan Chi Square Test dan Smirnov Kolmogorov Test
i 1
Sx =
(x
i 1
xo )
n 1
3. Menghitung
parameter-parameter
statistik,
yang
meliputi
koefisien
xo
(n 1) (n 2) Sx
Ck =
Cv =
xo
(n 1) (n 2) (n 3) Sx
Sx
xo
4. Dengan melihat harga Cs, Cv, dan Ck sehingga dapat ditentukan distribusi
frekuensi mana yang akan digunakan.
V = K 3
Dimana :
X2hit = harga Chi quadrat hasil perhitugan.
Ef
Of
= derajat kebebasan
8,558
9,803
11,030
12,242
13,442
10,645
12,017
13,362
14,684
15,987
12,592
14,067
15,507
16,919
18,307
16,812
18,475
20,090
21,666
23,209
22,457
24,322
26,425
27,877
29,588
11
12
13
14
15
14,631
15,812
16,985
18,151
19,311
17,275
18,549
19,812
21,064
22,307
19,675
21,026
22,362
23,685
24,996
24,725
26,217
27,688
29,141
30,578
31,264
32,909
34,528
36,123
37,697
16
17
18
19
20
20,465
21,615
22,760
23,900
25,038
23,542
24,769
25,989
27,204
28,412
26,296
27,587
28,869
30,144
31,410
32,000
33,409
34,805
36,191
37,566
39,252
40,790
42,312
43,820
45,315
21
22
23
24
25
26,171
27,301
28,429
29,553
30,675
29,615
30,615
32,007
33,196
34,382
32,671
33,924
35,172
36,415
37,652
38,932
40,289
41,638
42,980
44,314
46,797
48,268
49,728
51,179
52,620
26
27
28
29
30
31,795
32,912
34,027
35,135
36,250
35,536
36,741
37,916
39,087
40,256
38,885
40,113
41,337
42,557
43,773
45,642
46,963
48,278
49,588
50,892
54,052
55,476
56,893
58,302
59,703
Jika diperoleh hasil X2hit < X2Cr, maka hipotesa dapat diterima yaitu sebaran data tersebut dapat
diterima dengan menggunakan agihan frekuensi yang di pilih.
Cr,
Apabila harga max yang terbaca pada kertas peluang < Cr yang diperoleh dari tabel
kritis (Tabel.) untuk suatu derajat signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa agihan
frekuensi yang di pilih dapat digunakan.
Tabel . Harga kritis ( Cr), untuk suatu taraf signifikan pada uji Smirnov Kolmogorov .
N
0,20
Taraf signifikan,
0,10
0,05
0,01
0,45
0,51
0,56
0,67
10
0,32
0,37
0,41
0,49
15
0,27
0,30
0,34
0,36
20
0,23
0,26
0,29
0,36
25
0,21
0,24
0,27
0,32
30
0,19
0,22
0,22
0,29
35
0,18
0,20
0,23
0,27
40
0,17
0,19
0,21
0,25
45
0,16
0,18
0,20
0,24
50
0,15
0,17
0,19
0,23
n > 50
1,07/(n0,5)
1,22/(n0,5)
1,36/(n0,5)
1,63/(n0,5)
Yt Yn
Sn
keterangan :
XT = curah hujan rancangan dengan periode ulang T tahun (mm)
Yt = reduced variate (fungsi periode ulang)
=
Tr 1
ln ln
Tr
Mengubah data curah hujan n buah dari x1, x2, x3,...,xn menjadi bentuk. logaritma
yaitu log x1, log x2, log x3,..., log xn
2.
Menghitung harga rerata, dari data curah hujan yang telah diubah ke dalam bentuk
n
3.
log x
S log x =
i 1
log x o
n 1
q log x =
5.
4.
i 1
log x
i 1
log x o
(n 1) (n 2) (n 3)
6.
Hitung nilai anti log dari XT, untuk mendapatkan curah hujan rancangan dengan kala
ulang T tahun.
Tabel Gumbell
Tabel . Hubungan antara kala ulang dengan faktor reduksi, Yt
Kala Ulang (Tahun)
Faktor Reduksi (Yt)
2
0.3665
5
1,4999
10
2,2502
25
3,1985
50
3,9019
100
4,6001
Tabel Simpangan baku tereduksi, Sn
N
0
1
2
3
4
10
0,94 0,96 0,98 0,99 1,00
5
1,02
6
1,03
7
1,04
8
1,04
9
1,05
20
1,06
1,06
1,07
1,08
1,08
1,09
1,09
1,10
1,10
1,10
30
1,11
1,11
1,11
1,12
1,12
1,12
1,13
1,13
1,13
1,13
40
1,14
1,14
1,14
1,14
1,14
1,15
1,15
1,15
1,15
1,15
50
1,16
1,16
1,16
1,16
1,16
1,16
1,16
1,17
1,17
1,17
60
1,17
1,17
1,17
1,17
1,18
1,18
1,18
1,19
1,18
1,18
70
1,18
1,18
1,18
1,18
1,18
1,18
1,19
1,19
1,19
1,19
80
1,19
1,19
1,19
1,19
1,19
1,19
1,19
1,19
1,19
1,20
90
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
.495
.499
.503
.507
.510
.512
.515
.518
.520
.522
10
.523
.525
.526
.528
.529
.530
.532
.533
.534
.535
20
.536
.537
.538
.538
.539
.540
.541
.541
.542
.543
30
.543
.544
.544
.545
.545
.546
.546
.547
.547
.548
40
.548
.549
.549
.549
.550
.550
.550
.551
.551
.551
50
.552
.552
.552
.553
.553
.553
.553
.554
.554
.554
60
.554
.555
.555
.555
.555
.555
.556
.556
.556
.556
70
.556
.557
.557
.557
.557
.558
.558
.558
.558
.558
80
.558
.558
.558
.559
.559
.559
.559
.559
.559
.559
90
.560
100
-0,083
0,808
1,323
1,910
2,311
2,686
3,041
3,815
0,4
-0,066
0,816
1,317
1,880
2,261
2,615
2,949
3,670
0,3
-0,050
0,824
1,309
1,849
2,211
2,544
2,856
3,525
0,2
-0,033
0,830
1,301
1,818
2,159
2,472
2,763
3,380
0,1
-0,017
0,836
1,292
1,785
2,107
2,400
2,670
3,235
0,842
1,282
1,751
2,054
2,326
2,576
3,090
-0,1
0,017
0,836
1,270
1,716
2,000
2,252
2,482
2,950
-0,2
0,033
0,850
1,258
1,680
1,945
2,178
2,388
2,810
-0,3
0,050
0,853
1,245
1,643
1,890
2,104
2,294
2,675
-0,4
0,066
0,855
1,231
1,606
1,834
2,029
2,201
2,540
-0,5
0,083
0,856
1,216
1,567
1,777
1,955
2,108
2,400
-0,6
0,099
0,857
1,200
1,528
1,720
1,880
2,016
2,275
-0,7
0,116
0,857
1,183
1,488
1,663
1,806
1,926
2,150
-0,8
0,132
0,856
1,166
1,448
1,606
1,733
1,837
2,035
-0,9
0,148
0,854
1,147
1,407
1,549
1,660
1,749
1,910
-1,0
0,164
0,852
1,128
1,366
1,492
1,588
1,664
1,800
-1,2
0,195
0,844
1,086
1,282
1,379
1,449
1,501
1,625
-1,4
0,225
0,832
1,041
1,198
1,270
1,318
1,351
1,465
-1,6
0,254
0,817
1,994
1,116
1,166
1,197
1,216
1,280
-1,8
0,282
0,799
0,945
1,035
1,069
1,087
1,097
1,130
-2,0
0,307
0,777
0,895
0,959
0,980
0,990
0,995
1,000
-2,2
0,330
0,752
0,844
0,888
0,900
0,905
0,907
0,910
-2,5
0,360
0,711
0,771
0,793
0,798
0,799
0,800
0,802
-3,0
0,396
0,636
0,660
0,666
0,666
0,667
0,667
0,668
HIDROMETRI
Pengukuran Debit
Cara Pengukuran Debit :
Pengukuran tidak langsung
Pelampung
Pengukuran Langsung
Cara volumetrik
Untuk mengukur debit aliran kecil dengan menggunakan
bejana dengan volume tertentu dan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengisi penuh bejana tersebut
Bangunan pengukur debit
Bangunan ukur ini dibuat sedemikian rupa sehingga ada
hubungan antara tinggi muka air dengan debit (Romijn,
Cipoleti dll)
HIDROGRAF BANJIR
Aliran dasar akan mulai memberikan sumbangan pada periode resesi dari
harga puncaknya yaitu suatu titik di bawah titik peralihan (inflection point).
Sedangkan kurva deplisinya (deplition curve) yang terjadi sebelumnya
diteruskan sampai di bawah puncak hidrograf
C. A . Ro
3,6 0,3 Tp T0,3
Dimana :
Tp = time to peak (waktu dari permulaan hujan sampai puncak
(jam)
Qp = debit puncak banjir(m3/detik)
RO = hujan satuan (mm)
C
= koefisien pengaliran
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak
sampai 30% dari debit puncak (jam)
banjir)
Lanjutan
Prosedure perhitungan :
1. Menghitung waktu konsentrasi (tg), berdasarkan panjang sungai (L) :
tg = 0,21 L0,7
; untuk L < 15 km
Lanjutan
5. Menghitung bagian lengkung naik hidrograf, dengan persamaan :
t
Qa Qp
T
p
2,4
Q d 0,3 Q p
Q d Q p . 0,3
T
0,3
t Tp 0,5 T0,3
0,3 Q p Q d 0,3 Q p
2
1,5 T0,3
Q d Q p . 0,3
t Tp 1,5 T0,3
0,3 Q p Q d
Q d Q p . 0,3
2 T0,3
dengan memberikan nilai t (1, 2, 3,...,n) yang merupakan fungsi dari waktu, maka dapat
dihitung Qd1, Qd2, dan Qd3.
7. Menghitung intensitas hujan (i) berdasarkan kala ulang yang direncanakan, dengan
persamaan :
R24 24
24 t
2/3
Lanjutan
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat ditentukan ordinat hidrograf satuan sesuai
dengan kala ulangnya, untuk kemudian digambar hidrograf satuannya.
t
0,8 tr
tg
lengkung naik
Qa
lengkung turun
Qp
Qd
0,32 Qp
0,3 Qp
Tp
T 0,3
t
1,5 T 0,3
km
= 55,5
455,96 km2
= 0,4 + 0,058.L
= . tg = 2 . 3,619 = 7,238
jam
4). Menghitung debit puncak banjir, harga C diambil dari tabel.diperoleh C = 0,35
Qp =
=
C.A.R o
3,6(0,3.Tp T0,3 )
0,35x455,96x1
3,6(0,3x6,5142 7,238)
= 4,9392 m3/dt
Lanjutan
5). Menghitung bagian lengkung naik(rising limb) hidrograf
Qa = Qp
t
Tp
= 4,9392
2, 4
5,7904
2, 4
Interval : 0 t Tp
0 t 5,7904
jam
Qd
Qd1
t Tp
Q p .0,3
T0 , 3
=
t 5,7904
7,238
4,9392.0,3
0,32 Qp
Qd2 =
t Tp 0,5 T0 , 3
Q p .0,3
Qd
jam
1,5 T0 , 3
4,9392.0,3
t 2,1714
10,857
t 23,8854 jam
t = 14 - 23 jam
Lanjutan
Dengan memberikan nilai t ( 1, 2, 3, . . .,39) yang merupakan fungsi dari waktu, maka
dapat dihitung Qa , Qd1 ,Qd2, dan Qd3 serta ordinat hidrigraf satuannya
Lanjutan
Tabel .29. Hasil perhitungan Ordinat Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk kala ulang 5 tahun
t
U (t,1)
Akibat hujan (mm/jam)
total
3
Jam
m /detik
68,1883
42,9559
32,7815
27,0605
23,3201
0
0
0
0
1
0,0730
4,9758
0
4,9758
2
0,3851
26,2623
3,1345
0
29,3969
3
1,0192
69,4948
16,5442
2,3921
0
88,4311
4
2,0328
138,6134
43,7790
12,6256
1,9746
0
196,9926
5
3,4728
236,8041
87,3210
33,4096
10,4222
1,7017
369,6586
5,7904
4,9391
336,7920
149,1773
66,6384
27,5790
8,9816
589,1683
6
4,7699
325,2521
212,1657
113,8436
55,0088
23,7669
730,0370
7
4,0390
275,4098
204,8960
161,9127
93,9758
47,4051
783,5994
8
3,4200
233,2054
173,4973
156,3649
133,6560
80,9859
777,7095
9
2,8959
197,4685
146,9102
132,4032
129,0764
115,1813
721,0396
10
2,4522
167,2080
124,3974
112,1135
109,2964
111,2347
624,2499
11
2,0764
141,5847
105,3344
94,9330
92,5476
94,1888
528,5885
12
1,7582
119,8879
89,1928
80,3852
78,3654
79,7551
447,5865
13
1,4888
101,5161
75,5247
68,0668
66,3565
67,5333
378,9974
14
1,3304
90,7173
63,9511
57,6361
56,1879
57,1843
325,6768
15
1,1907
81,1951
57,1483
48,8038
47,5776
48,4213
283,1461
16
1,0658
72,6724
51,1497
43,6123
40,2867
41,0011
248,7222
17
0,9539
65,0442
45,7807
39,0345
36,0012
34,7180
220,5787
18
0,8538
58,2168
40,9753
34,9372
32,2223
31,0249
197,3765
19
0,7641
52,1060
36,6743
31,2700
28,8400
27,7683
176,6587
20
0,6839
46,6366
32,8247
27,9877
25,8128
24,8536
158,1155
21
0,6121
41,7414
29,3792
25,0500
23,1033
22,2448
141,5187
22
0,5479
37,3599
26,2954
22,4206
20,6783
19,9099
126,6641
23
0,4904
33,4384
23,5353
20,0672
18,5078
17,8200
113,3686
24
0,4403
30,0238
21,0649
17,9608
16,5651
15,9495
101,5640
25
0,4052
27,6277
18,9138
16,0755
14,8263
14,2753
91,7186
26
0,3728
25,4228
17,4044
14,4339
13,2700
12,7769
83,3081
27
0,3431
23,3940
16,0154
13,2820
11,9149
11,4358
76,0421
28
0,3157
21,5270
14,7373
12,2220
10,9641
10,2680
69,7183
29
0,2905
19,8090
13,5612
11,2466
10,0891
9,4485
64,1544
30
0,2673
18,2282
12,4789
10,3491
9,2839
8,6945
59,0345
31
0,2460
16,7734
11,4830
9,5232
8,5430
8,0006
54,3233
32
0,2264
15,4348
10,5666
8,7632
7,8612
7,3621
49,9880
33
0,2083
14,2030
9,7233
8,0638
7,2338
6,7746
45,9986
34
0,1917
13,0696
8,9474
7,4203
6,6565
6,2339
42,3277
35
0,1764
12,0265
8,2333
6,8281
6,1253
5,7364
38,9497
36
0,1623
11,0668
7,5762
6,2832
5,6365
5,2786
35,8413
37
0,1493
10,1836
6,9716
5,7818
5,1867
4,8574
32,9810
38
0,1374
9,3709
6,4152
5,3203
4,7727
4,4697
30,3489
ket
Qa
Qd1
Qd2
Qd3
Rumus Rasional
Q = 0,278. C.i.A
Dimana :
Q = debit rancangan dengan kala ulang T tahun, m3/dt
C = koefisien pengaliran
i = intensitas hujan dengan kala ulang T tahun, mm/jam
A = luas daerah pengaliran, km2
Untuk menghitung debit banjir rancangan dengan Metode Rasional
digunakan beberapa komponen yaitu : waktu tiba banjir (Tc),
intensitas curah hujan (i) dan koefisien limpasan (C)
Intensitas Hujan
R 24 24
24 x t
2/3
Dimana :
i = intensitas hujan ( mm/jam)
R24 = hujan harian maksimum (mm)
t = lama hujan (jam)
Disini hujan harian maksimum dipakai hujan rancangan
berdasarkan kala ulang tertentu, dengan demikian intensitas hujan
yang didapat juga berdasarkan kala ulang tertentu.
Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran adalah suatu besaran yang didasarkan pada
keadaan daerah pengaliran dan karakteristik hujan di daerah
tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya koefisien pengaliran :
Keadaan hujan
Luas dan bentuk daerah aliran
Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai
Daya infiltrasi dan perkolasi tanah
Kebasahan tanah
Suhu dan angin
Daya tampung palung sungai dan daerah sekitarnya.
Metode Weduwen
Metode ini digunakan untuk menghitung debit banjir rancangan pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) dengan luas kurang dari 100 km2
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah :
1. Taksir harga tc
2. Menghitung koefisien reduksi (), dengan persamaan :
120 A t 1 / t 9
120 A
R
67,65
x
240 tc 1,45
4,10
. Rn 7
Lanjutan
7. Kontrol nilai tc taksiran dengan nilai Tc hasil perhitungan, jika nilai yang
diperoleh tidak sama, maka perhitungan diulangi (nilai tc ditaksir kembali)
sampai nilai tc taksiran dengan nilai Tc yang diperoleh dari hasil perhitungan
sama.
Keterangan :
Q
= debit banjir rancangan dengan periode ulang n tahun, m3/detik
= koefisien limpasan
A
= luas daerah pengaliran sungai, km2
L
= panjang sungai, km
I = kemiringan sungai
R = curah hujan dengan periode ulang n tahun.
= koefisien reduksi
Tc = waktu konsentrasi (tiba banjir), jam
Rn = curah hujan maksimum, m3/dt/km2
Contoh M. Weduwen
Diketahui :
Luas daerah aliran sungai (A)
= 455,96 km2
= 55,5 km
= 1829 m
1829
55500
= 0,033
120 A tc 1 / tc 9
120 A
=
3).
Rn
=
4).
= 1
5).
= 0,7402
= 2,2658
4,10
. Rn 7
4,10
(0,7402 x 2,2658) 7
= 0,5275
Q x x Rn x A
7). Diperoleh tc = Tc
= 15,3776 jam.
Metode Melchior
Metode
H
0,9xL
1970
3960 1720. 1
1 0,12
Lanjutan
7. Menghitung kecepatan aliran (V) dengan persamaan :
V = 1,31 x (Qo x I2)0,2 x (/0,52)0,2
8. Menghitung waktu tiba banjir (Tc) dengan persamaan :
Tc =
9.
10xL
36xV
10xxR
36xTc
11. Mengontrol nilai R1 = RT , jika nilainya tidak sama diulang mencoba nilai R1
12. Menghitung
debit
banjir
menggunakan persamaan :
QT =
xRxR T xA
200
rancangan
berdasarkan
kala
ulang dengan
Lanjutan
Dimana :
= debit banjir rancangan (m3/detik)
QT
H = beda elepasi antara titik yang dimaksud dan titik pada 0,9 L.
Tabel Presentasi 2 untuk hujan kurang dari 24 jam pada
luas ellips (nF) terhadap hujan makssimum sehari
NF
(km2)
0
1
44
2
64
3
80
16
96
20
98
24
100
10
37
57
70
80
82
84
87
90
91
95
97
100
50
29
45
57
66
70
74
79
83
88
94
96
100
300
20
33
43
52
57
61
69
77
85
93
95
100
12
23
32
42
50
54
66
74
83
92
94
100
Contoh Melchior
Diketahui :
km2
= 455,96
= 55,5 km
= 36
km
= 24
km
Koefisien pengaliran ()
= 0,62
km2
1970
3960 1720. 1
1 0,12
1 = 0,6911
3).
Lanjutan
4). Menghitung kecepatan aliran
V = 1,31 x (Q x i 2 )0,2 x ( / 0,52)0,2
= 1,31 x (513,5086 x 0,02662)0,2 x (0,62 / 0,52)0,2 = 1,1083 m / dt
5). Menghitung waktu tiba banjir
Tc =
10.L
10x55,5
=
= 13,9103
36.V
36x1,1083
jam
6). Menentukan harga 2 yang didapat dari tabel hubungan Tc dan nF .Untuk Tc = 13,9103 dan nF =
678,24 km2 diperoleh
2 = 0,8729
10x x R
10x0,6033x135,2670
=
= 1,6296 m3 / dt / km2
36xTc
36x13,9103
Sehingga diperoleh Ro = RT (nilai Ro yang diperoleh ini hasil dari beberapa kali coba coba)
8). Menghitung debit banjir rancangan dengan kala ulang 2 tahun
Q2T=
=
RxR T xA
200
135,267x0,62x1,6296x455,96
= 311,5802 m3 / dt
200
Metode Haspers
Contoh M. Haspers
Diketahui :
Luas Daerah Aliran Sungai (A)
= 455,96 km2
= 55,5
km
= 1829
1829
55500
= 0,033
2).
3).
4).
12
Tc 2 15
Tc x R
Tc 1
1).
= 0,2903
6,9164 x 135,267
6,9164 1
= 6,9164 jam.
= 118,18
= 1 6,9164 3,7 x 10
0,4x6,9164
6,9164 2 15
455,96 0,75
12
= 0,5247
5).
RT
r
3,6 x Tc
118,18
3,6 x 6,9164
= 4,7464
SELESAI