Oleh:
YELSA NORITA (10-125)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2013
ANATOMI GINJAL
terdapat
sepasang
dan
posisinya
Secara
umum,
ginjal
terdiri
dari
beberapa
bagian:
ANATOMI GINJAL
Medula,
FISIOLOGI GINJAL
Fungsi ginjal :
1) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zatzat toksis
2) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3) Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan
basa
4) Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari
protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Tahap pembentukan urin adalah :
1. Proses Filtrasi
Di glomerulus terjadi penyerapan darah, yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersering ditampung oleh simpai bowmen
yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
FISIOLOGI GINJAL
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali
sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida,
fosfat, dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya
terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di
tubulus proximal, sedangkan pada tubulus
distal terjadi kembali penyerapan sodium dan
ion
bikarbonat
bila
diperlukan
tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi
fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.
3. Proses Sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di
DEFINISI
GINJAL
EPIDEMIOLOGI
Berbeda antara negara berkembang dengan
negara maju
Banyak faktor yang mempengaruhi, antara
lain industrialisasi, urbanisasi, ras, pekerjaan,
derajat ekonomi, dan sosial.
Banyak diderita laki-laki dari perempuan (3:1)
Umur
tersering
yaitu
pada
anak-anak
ETIOLOGI
Menurut penyebabnya, batu ginjal terbagi atas :
1.
radiolusen.
Pembentukan
batu
mudah
Batu
kalsium
(kalsium
oksalat,
kalsium
fosfat)
ETIOLOGI
3. Batu struvit secara radiologis padat dan
terdiri
atas
magnesium
amonium
fosfat
heksahidrat.
4. Batu sistin batu yang secara radiologis padat
yang disebabkan oleh suatu cacat bawaan
dalam reabsorpsi sistin di tubulus ginjal
sehingga mengakibatkan sistinuria.
KLASIFIKASI
a. Menurut komposisi kimia :
1.
2.
3.
KLASIFIKASI
yang
mengandung
kalsium,
seperti
batu
dijumpai
idiopatik,
renal
pasien
dengan
hiperkalsiuria,
tubular
acidosis,
hiperparatiroid
KLASIFIKASI
endogen,
yang
terjadi
karena
hasil
metabolisme
2. Batu
PATOGENESA
Teori terjadinya batu ginjal masih belum dapat
dipastikan. Pada urin normal sendiri dijumpai satu atau
beberapa zat penghambat (fisiologis) yang mencegah
terjadinya kristalisasi zat yang ada sehinggga tak
terbentuk batu. Diperkirakan dengan membentuk suatu
komplek yang selalu larut dalam urin. Zat penghambat
tersebut
adalah
magnesium
pirofosfat,
sitrat
dan
FAKTOR PREDISPOSISI
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan yang disampaikan pasien tergantung
posisi, besar batu dan penyulit yang ditimbulkan.
Keluhan yang paling sering dirasakan pasien adalah
nyeri pinggang yang bersifat kolik maupun non
kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik
otot polos sistem kaliks dalam usaha untuk
mengeluarkan batu. Peningkatan peristaltik ini
menyebabkan tekanana intraluminal meningkat
sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf
yang memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik
terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena
terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
DIAGNOSA
ANAMNESA
batu
ginjal
mulai
tampak.
Riwayat
sakit
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik biasanya tak dijumpai
adanya kelainan yang khas. Terkecuali
apabila ada infeksi pada ginjal, maka
akan dijumpai adanya nyeri ketok pada
daerah angulus kostovertebralis. Teraba
ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis,
terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan yang paling sederhana adalah
pemeriksaan urin midstream, yang kemudian
dilakukan pengendapan dengan pemusingan.
Dari hasil endapan ini akan dijumpai adanya
kristal zat tertentu, butir darah baik leukosit
atau eritrosit, dan kadangkala bakteri. Urin
midstream
ini
sebaiknya
dibiakkan
dan
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang utama :
Foto Polos Abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk
melihat kemungkinan adanya batu radio opak di
saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radio opak dan paling sering
dijumpai diantara batu lain, sedangkan batu asam
urat bersifat non opak (radio lusen).
Pielografi Intra Vena (PIV)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi
dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi
adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang
tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika PIV
belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi
USG
dikerjakan
bila
pasien
tidak
mungkin
menjalani pemeriksaan PIV, yaitu pada keadaankeadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal
ginjal yang menurun, dan pada wanita yang
sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai
adanya
batu
hidronefrosis,
ginjal.
di
ginjal
atau
di
buli-buli,
pionefrosis,
atau
pengkerutan
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-
Scan
Gambar
CT-Scan
Batu
Ginjal
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk
mengetahui
jenis
batu
analisis batu.
Untuk mengetahui kandungan dalam
urin :
1.
2.
Kultur
urin,
untuk
mencari
adanya
Kolik
DIAGNOSA BANDING
kolik
saluran
cerna,
kandung
PENATALAKSANAAN
1. Terapi Konservatif
Sebagian besar batu mempunyai diameter
<5 mm. Seperti disebutkan sebelumnya,
batu <5 mm bisa keluar spontan. Terapi
bertujuan
untuk
mengurangi
nyeri,
memperlancar aliran urin dengan pemberian
diuretikum, berupa :
a. Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
b. - blocker
c. NSAID
Batas lama terapi konservatif adalah 6
minggu.
PENATALAKSANAAN
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy)
PENATALAKSANAAN
Dengan ESWL sebagian besar pasien tidak perlu
dibius, hanya diberi obat penangkal nyeri. Pasien
akan berbaring di suatu alat dan akan dikenakan
gelombang
kejut
untuk
memecahkan
batunya.
PENATALAKSANAAN
3. Endourologi
memakai
energi
hidraulik,
energi
KOMPLIKASI
1. Timbul kembali batu ginjal.
2. Infeksi saluran urine.
3. Penyumbatan pada ureter.
4. Kerusakan sebagian jaringan ginjal.
5. Menurunnya atau hilangnya fungsi
ginjal yang terkena
PENCEGAHAN
Pencegahan
berdasarkan
yang
atas
dilakukan
kandungan
unsur
adalah
yang
PROGNOSIS
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor
ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta
obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin
buruk prognosisnya. Letak batu yang dapat
menyebabkan obstruksi dapat mempermudah
terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan
dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan
dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan
ESWL, 60% dinyatakan bebas dari batu, sisanya
masih memerlukan perawatan ulang karena masih
ada sisa fragmen batu dalam saluran kemihnya.
Pada pasien yang ditangani dengan PNL, 80%
dinyatakan bebas dari batu, namun hasil yang baik
ditentukan pula oleh pengalaman operator.
KESIMPULAN
Batu
saluran
kemih
menurut
tempatnya
digolongkan menjadi batu ginjal dan batu
kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan
tidak normal di dalam ginjal dan mengandung
komponen kristal serta matriks organik. Telah
dibicarakan mengenai batu ginjal, tentang
epidemiologi, patogenesis, diagnosis, dan terapi.
Dikarenakan gejala klinis kadang tidak tampak
pada kasus batu ginjal, maka perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang yang lengkap dan teliti
apabila dicurigai ada batu ginjal. Terlihat dari
patogenesis, kelainan ini bisa dicegah dan
dihindari dengan memperhatikan diet harian dan
mengurangi intake zat-zat tertentu. Prognosis
batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat,
: EGC
Shires,