Anda di halaman 1dari 94

Data darah

Egi Hendrawan S.Farm.,Apt

Pendahuluan
Hematologi merupakan cabang ilmu
kesehatan yang mempelajari darah,
organ pembentuk darah dan
penyakitnya
Koagulasi merupakan cabang ilmu
kesehatan yang mempelajari
komponenpembekuan darah, proses
pembekuan darah dan penyakitnya.

Darah

PEMERIKSAAN DARAH
RUTIN

Persiapan Pasien
Puasa
Tidak memperoleh :
- obat-obatan
- transfusi
Emosi tenang
Tidak habis OR

Hemoglobin
Fungsi :
mengangkut O2 ke jaringan dan CO2 dari
jaringan ke paru2

Ketidakmampuan mengikat O2 akan


menyebabkan hipoksia atau
cyanosis
Kadar hemoglobin <<<< anemia
Metabolisme setelah 120 hari Hb
dipecah menjadi heme dan globin

Metode pemeriksaan
Kolorimetri
Fotometri
Analizer Hematologi Automatik

Nilai rujukan Hemoglobin


Tergantung :
umur
jenis kelamin
ras
letak geografis
metode pemeriksaan
nilai rujukan bervariasi
Kelompok umur
Hb (g/dL)
-----------------------------------------------------Bayi Baru Lahir
15.0 21.0
Bayi 3 bln
9.5 12.5
Anak-anak (1-15 th)
11.0 13.5
Dewasa laki-laki
13,5 17.5
Dewasa perempuan
11.5 15.5

Jumlah Leukosit
Leukosit bagian penting dari sistem
pertahanan tubuh, terhadap benda
asing, mikroorganisme atau jaringan
asing
Menghitung jumlah leukosit per
milimeterkubik atau mikroliter darah.
Hitung jumlah leukosit merupakan
indikator yang baik untuk mengetahui
respon tubuh terhadap infeksi

METODE PEMERIKSAAN
2 metode :
automatik menggunakan mesin
penghitung sel darah
(hematology analyzer)
cara manual dengan
menggunakan pipet leukosit,
kamar hitung dan mikroskop.

Nilai rujukan
Menurut Dacie:
Pria dewasa
:
Wanita dewasa :
Bayi baru lahir :
1 tahun
6-12 tahun
:

4.000-11.000/mm3
4.000-10.000/mm3
10.000-26.000/mm3
: 6.000-16.000/mm3
5.000-13.000u/mm3

INTERPRETASI HASIL
Meningkat (Leukositosis)
kerja fisik yang berat, emosi, hamil,
partus dan haid
Radang, Infeksi, kejang, Stroke, Kanker,
Obat

Menurun (Leukopenia)
Infeksi (virus, bakteri bertoksin, parasit
malaria), kanker, anemia aplastik
Obat (NSAID, Antibiotik)

Hitung Jenis Sel Darah Putih


Sel darah putih pada darah tepi :
Netrofil
Stab/Staff/Batang
Granulosit
Segmen

Basofil
Eosinofil
Limfosit
Monosit

Metode Pemeriksaan
Manual
Otomatis

Nilai rujukan menurut Miller:


Eosinofil
1-4 %
Basofil
0-1 %
Stab
2-5 %
Segmen
50-70 %
Limfosit
20-40 %
Monosit
1-6 %

Neutrofil
granula halus, tidak
menutupi inti
Leukositosis Neutrofil:
infeksi bakteri,
kanker, perdarahan
Leukopeni Neutropeni
drug induced,
infeksi virus, SLE,
neutropenia autoimun

Eosinofil
granula kasar, merah, tidak menutupi
inti

Eosinofilia:
penyakit alergi, penyakit parasit,
kanker darah

Basofil
granula kasar, biru, menutupi inti

Leukositosis basofilia (jarang):


kanker darah, polisitemia vera

Limfosit:
inti tunggal besar,
ratio sitoplasma inti
kecil
Limfositosis
rubella, pertusis,
hepatitis, CMV, TBC,
Toksoplasmosis, ALL
Limfopenia
terapi steroid,
kanker darah
granulositik

Monosit
inti seperti ginjal, sitoplasma
bervakuola

Monositosis:
infeksi kronis, kanker darah (AML)

LED (LAJU ENDAP DARAH)


ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate)

Pemeriksaan untuk mengukur


seberapa cepat sel-sel darah
mengendap
Untuk mengetahui adanya proses
peradangan (non spesifik)
Dipengaruhi oleh komponen plasma
dan komponen sel
Syarat pemeriksaan darah tidak beku
antikoagulan (biasanya citras 1:9)

Proses Pengendapan
Darah:

Pembentukan
Rouleaux
Pengendapan
Pemadatan
Macam pemeriksaan LED:

Westergreen
Wintrobe
Cutler
Hellige Vollmer

Nilai Rujukan
Dacie :
Pria
: 0-5 mm/jam
Wanita : 0-7 mm/jam
Westergreen:
Pria : 0-15 mm/jam
Wanita : 0-20 mm/jam

Interpretasi
Meningkat
Radang, Infeksi, hamil, kanker, anemia,
obat (dexametason,hidralazin)

Menurun
Anemia sel sabit, polisitemia,
hipofibrinogenemia

PEMERIKSAAN DARAH
LAINNYA

HEMATOKRIT

Packed Red Blood Cell Volume


Packed Cell Volume (PCV)
Volume eritrosit yg dimampatkan
Yaitu rasio antara volume eritrosit
dgn volume darah lengkap,
dinyatakan dalam %

Cara makro

Cara mikro

Nilai rujukan
Laki-laki
42 - 52%
Perempuan
37 47%

Interpretasi
Menurun : anemia, kanker darah
Meningkat : dehidrasi, DHF, syok,
polisitemia

HITUNG ERITROSIT
Menghitung sel darah merah per
milimeter kubik
Tujuan: Screening, utk perhitungan
indeks eritrosit
Metode: manual (Bilik hitung),
otomatis (Flowcytometri)

PEMERIKSAAN JUMLAH ERITROSIT


MANUAL

INTERPRETASI HASIL

Laki-laki : 4,2 5,4 juta/mm3


Perempuan: 3,6 5,0 juta/mm3
Anak: 4,6-4,8 juta/mm3
Bayi: 4,4-5,8 juta/mm3

Meningkat
Polisitemia
Menurun
Anemia, Kanker, Hemolisis, Malaria

HITUNG TROMBOSIT
Trombosit/Platelet berperan dalam
pembekuan darah
Menghitung jumlah trombosit per
milimeter kubik
Tujuan: Screening, Evaluasi
Metode: manual (Bilik Hitung), dan
Otomatis (Flowcytometri)

Nilai Rujukan
150.000-450.000/mm3
<100.000 opname
<5000 tanda perdarahan nyata
Meningkat
Perdarahan berat, infeksi, kanker, anemia,
operasi, hamil

Menurun
Kanker, anemia aplastik, infeksi, obat,
platelet clumping

INDEKS ERITROSIT
\
Yaitu nilai-nilai yg menggambarkan keadaan
eritrosit
Perhitungan yg menyatakan besarnya volume
eritrosit dan kadar hemoglobin dalam setiap sel
Meliputi :
1. Volume Eritrosit Rata-rata (MCV)
2. Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (MCH)
3. Konsentrasi hemoglobin eritrosit (MCHC)
rata-rata

VOLUME ERITROSIT RATA-RATA (MCV)

Mean Corpuscular Volume (MCV)


Adalah nilai hematokrit dibagi dengan jumlah
eritrosit dikalikan 10, dan dinyatakan dalam
mikrokubik atau femtoliter (fL)
Ht (%)
MCV = ----------------------- X 10 fL
Jml.eri (juta/uL)
Nilai normal : 80 100 fL
< : mikrositer
> : makrositer

HEMOGLOBIN ERITROSIT RATA-RATA (MCH)

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


Adalah kadar hemoglobin dibagi dengan
jumlah eritrosit, dikalikan 10 dan
dinyatakan dalam pikogram (pg)
Hb (g/dL)
MCH = ------------------------ X 10 pg
Jml.eri (juta/uL)

- Nilai normal : 27 31 pg
- < : Hipokrom

KONSENTRASI HEMOGLOBIN ERITROSIT RATA-RATA (MCHC)

Mean Corpuscular Hemoglobin


Concentration (MCHC)
Adalah kadar hemoglobin dibagi dengan
nilai hematokrit, dikali 100, dan
dinyatakan dalam %.
Hb (g/dL)
MCHC = ------------------- X 100 %
Ht (%)

- Nilai normal : 32 36 %

Hitung Retikulosit
Retikulosit Sel darah muda
sebelum menjadi sel darah merah
Menghitung jumlah retikulosit pada
darah tepi
Dihitung per 1000 eritrosit

Tujuan pemeriksaan:
Mendeteksi anemia
Membedakan tipe anemia
Monitoring

Metode: BCB (Brilliant Cressylblue) ,


New Methylen Blue

INTERPRETASI HASIL
Nilai Rujukan
0,5 % 1,5%
5 -15 retikulosit / 1000 eritrosit

Meningkat
Perdarahan, Anemia, Thalasemia,
Hemolisis
Menurun
Anemia aplastik

GOLONGAN DARAH
Untuk mengetahui golongan darah
seseorang
Macam2 gol darah: ABO, Rhesus,
Duffy, Lewis, Kidd, Kell,
Diego,MNSpaling umum ABO
&Rhesus
Gol Darah ABO Antigen A, B, dan H
Di Indonesia O (40,77%), B(26,88%),
A(25,48%) dan AB (6,66%)

Genotip dan Fenotip


sistem ABO
Phenotype
Orang tua

Genotype
Orang tua

Kemungkinan
Phenotype/
Genotype anak

AXA

AA X AA
AA X AO
AO X AO

A (AA)
A (AA, AO)
A (AA,AO) atau O (OO)

BXB

BB X BB
BB X BO
BO X BO

B (BB)
B (BB, BO)
B (BB,BO) atau O (OO)

AB X AB

AB X AB

A(AA), B (BB), AB (AB)

OXO

OO X OO

O (OO)

Prinsip pemeriksaan
golongan darah ABO

AGLUTINASI
4 + : satu gumpalan sdm yg
besar
3 + : beberapa gumpalan besar
2 + : beberapa gumpalan
sedang dg latar belakang
jernih
1 + : beberapa gumpalan sangat
kecil dg latar belakang
kemerahan
: gumpalan tidak terlihat jelas,
harus dengan bantuan mikroskop

45

46

Pemeriksaan Darah untuk Penilaian


Fungsi Ginjal
(Renal Function Test)

Faal ginjal tidak hanya diperiksa dengan


analisa urin saja, akan tetapi dapat
dinilai dengan kemampuan ginjal untuk
membuang bahan terlarut dalam darah.
Bahan terlarut adalah Non Protein
Nitrogen (NPN): UREUM, KREATININ,
ASAM URAT dan amonia
pada kegagalan faal ginjal bahan bahan
tersebut disebut dengan AZOTEMIA.

Pemeriksaan NPN disebut juga renal


function test (RFT)
Tujuan RFT:
Mendeteksi kerusakan ginjal
Memonitor kerusakan ginjal

BUN (Blood Urea Nitrogen) /


UREUM
Urea/BUN merupakan senyawa amonia
dari metabolisme asam amino yang
diubah oleh hati
Produk akhir katabolisme protein adalah
amonia, amonia sangat beracun,
sehingga amonia diubah oleh hati
menjadi urea
BUN merupakan 50% NPN
BUN 90% dieksresi melalui urin, 40%
diserap kembali. 10% dieksresi melalui
sal. Cerna dan kulit

Kadar BUN sangat dipengaruhi oleh


Fungsi ginjal
Intake protein
Metabolisme protein

Keadaan yang mempengaruhi :


Pre renal
Renal
Post renal

Spesimen : Plasma / serum


Tidak perlu puasa

Urease

2 NH4+ + HCO3-

UREA
NH4

+ 2-OXOGLUTARATE

GLDH

GLUTAMATE
+ NADH

Measure the rate of decreased absorbance at 340 nm

52

Prerenal BUN
Intake menurun
Gizi buruk
Penyakit liver
Kehamilan
obat (Fenotiazin)

Renal BUN
Gangguan filtrasi glomerulus (gagal
ginjal, glomerulonefritis)

Post renal BUN


Obstruksi aliran urin (Batu, tumor,
infeksi)
54

Kreatinin
Produk akhir metabolisme kreatin
otot & kreatin fosfat (protein),
disintese dalam hati, ditemukan pada
otot rangka & darah, diekskresikan
dlm urin. Jumlahnya disusun
sebanding dg masa otot rangka.
Kreatinin difiltrasi seluruhnya oleh
ginjal, disekresi sedikit, dan tidak
diresobsi kembali

Pemeriksaan kreatinin serum berguna


utk mengevaluasi fungsi glomerulus yg
hasilnya lbh spesifik daripada BUN.
Peningkatan dlm serum tdk
dipengaruhi diet & masukan cairan
Perbandingan Normal BUN : Kreatinin =
10 :1, rasio yg lbh tinggi gangg. Ginjal
Kreatinin darah berbanding terbalik
dengan filtrasi ginjal

Creatinine analytical techniques


Jaffee Method ( the Classic
technique )

tinine + Picrate Acid

Colored chromoge

cimen : Plasma or serum


k perlu puasa

57

Nilai rujukan: 0.5 - 1.3 mg / dl


meningkat : pd GGA, GGK, sindroma
lisis tumor, gagal jantung, obat2
nefrotoksik
Menurun : pd anak-anak

TES KLIRENS KREATININ (TKK)


Klirens adalah vol darah yg dibersihkan dari suatu
zat dengan ekskresi dalam urin dalam waktu 1
menit utk penetapan Laju Filtrasi Glomerulus
1. Pra Analitik :
- Persiapan Pasien : tdk ada persiapan khusus
- Persiapan Sampel : pada prinsipnya sama dg Tes
kreatinin
- Prinsip : TKK mengukur LFG secara langsung ,
memerlukan tes kreatinin serum. Bila lbh teliti,
nilai kreatinin serum dikaitkan dengan umur,
jenis kelamin dan massa tubuh ( yang
menggambarkan massa otot).
- Alat dan Bahan : - Pada dasarnya sama dg tes
kreatinin

2. Analitik :
Cara kerja :
- Berat badan penderita ditimbang
- Sampel darah diambil untuk tes kreatinin
- TKK dihitung dengan menggunakan rumus Cokroft- Gault.
Rumus : Pria = ( 140-umur) x BB (kg)
72 x kreatinin serum (mg/dL)
wanita : 0,85 x klirens kreatinin pria.
Nilai Rujukan : 125 - 100 ml/menit Normal
100 76 ml/menit insufisiensi ginjal
berkurang
75 26 ml/menit insufisiensi ginjal kronik
25 5 ml/menit GGK
< 5 ml/menit Gagal ginjal Terminal, indikasi dilakukan
hemodialisis

Asam Urat
Produk akhir metabolisme Purin (Bag. Penting
asam nukleat), dalam tubuh pergantian purin
berlangsung kontinyu asam urat banyak
meskipun tdk ada input makanan dg asam urat.
Disintesis di Hati & diangkut sirkulasi ke ginjal.
Intake purin normal lwt makanan : 0,5-1 gr/hari
Peningkatan asam urat serum & urin tergantung
fungsi ginjal, metabolisme purin & intake
makanan dg purin.

Dalam urin asam membentuk kristal /


batu saluran kencing.
Hiperuricemia tertimbunnya asam
urat pd jar. Lunak & sendi-sendi ->
Penyakit gout.
Purin banyak pada jenis makanan
daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi
dan melinjo dan hasil olahannya

Reference range :
(males)

3.5 - 7.2 mg/dl


2.6 - 6.0 mg/dl

Lets remember

(females)

3.0 - 7.0 mg/dl

Peningkatan kadar asam urat : peny. Gout,


alkoholik, leukimia, metastasis
kanker, eklamsia berat, multiple
mieloma,DM berat, gagal ginjal
Obat-obat asam urat : asetaminofen,
vitamin C, levodopa,
methyldopa,fenotiazin, teofilin,
diuretik

Penurunan asam urat : gangguan


tubulus proksimal ginjal, luka
bakar & kehamilan.
Obat obat asam urat : allopurinol,
probenesid

Pemeriksaan Urin Untuk


Mengetahui keadaan Ginjal

Pemeriksaan Urin Rutin


Pemeriksaan urin tanpa indikasi, untuk
screening awal

Pemeriksaan Urin Khusus


Pemeriksaan urin atas dasar indikasi,
dilakukan sesudah pemeriksaan urin
rutin

Pemeriksaan urin rutin


1. Warna.
Normal : kuning muda kuning tua.
Kelainan warna = Tidak patologis
(obat/makanan)
= Patologis
. Bilirubin ( warna teh)
. Darah ( merah).
. Hitam ( melanin).
. Hijau ( biliverdin).
. Susu ( kilus).
. Putih keruh ( nanah).

2. Kejernihan.
Normal
: urin jernih.
Kelainan keruh.
3.

Buih.
Normal : buih warna putih dan cepat hilang.
Kelainan : Bilirubin buih berwarna
kuning.
Protein buih putih yang
bertahan
lama.

4. Bau.
Normal : biasanya tidak berbau keras.
Kelainan
- Tidak patologis ( makanan , obat-obatan).
- Patologis
. Bau buah-buahan ( benda keton).
. Bau amoniak ( perombakan ureum).
. Bau asam sulfida (perombakan
albumin).
. Bau fekal ( perforasi usus ke VU).
. Bau busuk (karsinoma saluran kemih).

5. Pemeriksaan Berat Jenis.

Nilai rujukan
1,025

Urin pagi

Urin sewaktu :

1,015
1,003

1,030
Kelainan Berat Jenis
. BJ rendah : Diabetes insipidus,
gagal ginjal kronik, banyak
minum, kontaminasi air
. BJ tinggi
: Diabetes melitus,
dehidrasi, gagal ginjal akut

Pemeriksaan Protein Urin


Untuk mengetahui adanya protein
pada urin
Protein urin + gangguan ginjal
Nilai rujukan : NEGATIF
Positif gangguan ginjal

PRE RENAL

RENAL

Albumin &
globulin

Albumin &
globulin

bukan pada
ginjal

torak/silinder

-Gangguan
-Sindroma
sirkulasi ginjal pd Nefrotik
dehidrasi
-Pielonefritis
- Efek toksik
-Nefrosklerosis
difteri, tifoid

POST
RENAL
Bukan
plasma
protein
Proteinuria
<<<
Perdaraha
n/
peradanga
n

Blood
hematuria,
hemoglobinuri
mioglobinuria
o Metode : konvensional
semiotomatik
Prinsip : deteksi Hb dengan subtrat
peroksid & aseptor O2

Hematuria
Benign Familial Hematuria,
nefropati
Urinary Schistosomiasis
IgA nefropathy ( "penyakit Berger)
Batu ginjal (atau kencing batu)
Kanker kandung kemih
Karsinoma sel ginjal,
Infeksi saluran kemih

Carik celup.
Pemeriksaaan cepat, mudah, sensitif dan
spesifik.

TEST STRIPS
1. Leukosit
2. Nirtrit
3. Urobilinogen
4. Protein
5. pH
6. Blood
7. Berat jenis
8. Keton
9. Bilirubin
10. Glukosa

Chemical Analysis
Urine
Dipstick
Glucose

Bilirubin
Ketones
Specific Gravity
Blood
pH
Protein
Urobilinogen
Nitrite
Leukocyte Esterase

Pemeriksaan Mikroskopik urin.


Metode pemeriksaan
1. Natif.
2. Sternheimer Malbin.
Syarat pemeriksaan: - Urin segar.
- Berat jenis >
1,018.
Unsur2 sedimen dibedakan menjadi :
- dilaporkan jumlahnya dalam LPK.
- dilaporkan jumlahnya dalam LPB.
- dilaporkan bila ada ( tak perlu dihitung ).

PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Sampel urin dihomogenkan.
2. Masukkan urin ke dalam tabung sentrifuge 10 ml.
3. Sentrifuge kecepatan relatif rendah 1500 2000 rpm / 5 menit.
3. Buang supernatan, sisakan 0,5 ml.
4. Teteskan 2 tetes Stenheimer Malbin, kocok rata.
TAHAP I :
- Lensa obyektif 10X / lapang pandang
lemah (LPL) / low power field (LPF)
- Identifikasi benda besar silinder dan
kristal
TAHAP II :
- Lensa obyektif 40X / lapang pandang kuat
(LPK) atau high power field (HPF)
- Identifikasi < kecil eritrosit, lekosit,
epitel, ragi, bakteri, Trichomonas, sperma.

1. EPITEL

Epitel Skuamosa.
- Bentuk polimorf
- Sitoplasma lebar
- Inti satu

Asal epitel skuamosa dari


- Uretra
- Kontaminasi vagina.

Epitel Transisional :
- 40-200 , bentuk sferisberekor, inti besar ditengah,
sitopasma bergranula.
- Asal dari pelvis renalis,
vesika urinaria, uretra
proksimal,prostat.

Epitel tubulus renal


Tubulus proksimal : 20-60 ,
bentuk sigaret, kadang inti>1,
tubulus distal: 14-25 ,
bulat/oval, kadang inti
eksentris.
duktus kolektivus : 12-20 ,
kuboid-kolumner-poligonal,
inti eksentirk besar.

2. Eritrosit/SDM.
Normal : 1-3 sel / LPB.
Bentuk bulat, ukuran 7 m, tak
berinti,
tak bergranula, central pallor(+).
Urin hipotonis : eritrosit
membengkak,
Hb keluar bayangan sel/ Ghost
Cell
Urin hipertonik/alkalis :bentuk
krenasi

3. Lekosit
Normal : laki-laki < 5/ LPB
wanita

< 15/LPB

Bulat, berinti, granuler,


ukuran 1,5-2 kali eritrosit .
Biasanya Netrofil/PMN.
Lekosituri/piuri ISK
atas/bawah
(sistitis,pielonefritis,
glomerulonefritis akut).
Dapat juga pada keadaan
febris, dehidrasi dan stres.

Glitter Cell

4. Silinder/ torak.
Dibentuk dalam lumen tubulus, merupakan
mukoprotein Tamm Horsfall.
Macam silinder/ torak :
a. Silinder hialin. Normal = 0 1 /LPK.
b. Silinder granula : kasar, halus.
c. Silinder epitel.
d. Silinder eritrosit.
e. Silinder lekosit.
f. Silinder sel campuran.
g. Silinder lilin/ Waxy cast.
h. Silinder lemak/ Oval fat bodies.

Hialin

Lekosit

granular

eritrosit

campuran sel

lemak

lilin

Kristal Non Patologis


Kalsium karbonat

asam urat

Kristal urat

Kalsium
oksalat

Kalsium
sulfat

Tripel fosfat

Kristal kolesterol
- Bentuk
ireguler,Patologis
transparan, seperti
Kristal
plat tipis
empat persegi panjang, 2 sudut
bertakik.
- Ditemukan pada sindroma nefrotik,
nefritis,
Kristal Sistin
pielitis, sistitis,kiluria.
- Bentuk hexagonal, tipis.
- Ditemukan pada penyakit hati
berat dan kelainan herediter
(gangguan reabsorbsi tubulus
terhadap asam amino sistin - >
sistinuria).
Kristal tirosin
- Bentuk jarum tersusun seperti
mawar/ berkas.
- Pada penyakit hati berat.
Kristal Leusin
- Bentuk bola kuning dgn radial
konsentris.
- Pada tirosinosis, Sindroma Maple

Kristal
sulfametoxazol

Kristal
sulfadiazin

STADIUM DISFUNGSI GINJAL menurut NATIONAL


KIDNEY FOUNDATION / DOQL 2002 :
Stadium I : Normal Kliren Kreatinin: > 90%
Stadium II
89%

: Insufisiensi Ginjal Dini Kliren Kreatinin: 60-

Stadium III : Gagal Ginjal Kronik Kliren Kreatinin: 30-59%


(= moderate renal failure)
Stadium IV : Pre end Stage renal disease Kliren Kreatinin:
15-29%
(=Severe renal failure)
Stadium V : End Stage renal disease Kliren Kreatinin: <
15%
(=uraemia)

Gejala Klinis

Sesak nafas
Bengkak/ Edema
Mual dan muntah
Bau mulut yang khas
Cegukan
Gatal2 pada kulit
Pegal2 dan lemah otot
Anemia
Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai