Anda di halaman 1dari 14

Morbiditas dan Mortalitas

Neonatus pada Kasus Pre Term


Premature Rupture of Membranes

Oleh : Laksana Paduan Wilangsoka


Pembimbing : dr. Christofel Panggabean, Sp.
OG(K)FM

Tujuan
Mengevaluasi parameter klinis dan laboratoriumyang

diasosiasikan dengan PPROM


Kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi
Mengembangkan standar operasional pada PPROM

Premature Rupture of Membranes (PROM) robeknya atau

pecah ketuban yang lebih dulu karena proses kelahiran


sebelum onset kelahiran aktif terlepas dari umur gestasi.
Preterm PROM robeknya atau pecah ketuban sebelum

umur kehamilan memasuki 37 minggu.


Sangat merugikan risiko infeksi meningkat, prolonged

oligohidroamnion
Pada PPROM, komplikasi neonatus utamanya tergantung

pada umur gestasi.


PPROM diasosiasikan dengan kenaikan 4x lipat pada

mortalitas perinatal dan 3x lipat pada morbiditas neonatal.

Pada kehamilan aterm, setelah pecah ketuban

persalinan spontan mulai berlangsung dalam


12 jam (50%), 24 jam (70%), 48 jam (85%),
dan 72 (95%)
Pada kehamilan pre tem, setelah pecah
ketuban persalinan spontan mulai
berlangsung 24-48 jam (50%) dan 7 hari (7090%).

Hasil review retrospective dari 228 kasus

PPROM pada kehamilan tunggal dari tahun


1996 sampai tahun 2005 Morbiditas
yang paling sering :
1. Respiratory Distress Syndrome
2. Sepsis
3. Intraventriculer Hemorrhage

Kelainan yang muncul pada 228 kasus adalah sebagai berikut :


1. Respiratory distress syndrome (RDS) pada 70 kasus (30.7%)
2. IVH pada 26 kasus (11.4%)
3. Sepsis pada 31 kasus (13.6%)
4. Necrotizing enterocolitis (NEC) pada 1 kasus (0.4%)
5. Congenital pneumonia pada 16 kasus (7.0%)
6. Kelainan jantung pada 3 kasus (1.3%)
7. Hyperbilirubinaemia pada 54 kasus (23.7%)
8. Anemia hemolitik pada 2 kasus (0.9%)
9. Pneumothorax pada 4 kasus (1.8%)
10. Hydrops pada 2 kasus (0.9%)
11. Leukomalacia pada 1 kasus (0.4%)
12. Patent ductus arteriosus (PDA) pada 10 kasus (4.4%)

Diagnosis RDS dilakukan berdasarkan dari kriteria berikut:


1.

napas 60x/menit

2.

tanda dyspnea dan respiratory distress

3.

kemunculan reticulogranular pada x-ray thoraks

. RDS, penyebab paling penting morbiditas neonatal pada

kasus PPROM menurun 10-15% setiap minggu setelah umur


gestasi >27mg.
. Terapi yang diberikan amphicilin I.V 1 gram 4x/hari +

metronidazol I.V 1 gram/hari


. Erytromicin bila alergi terhadap penicilin.
. Maturasi paru sebelum umur gestasi 34 minggu

bethametasone i.m 12 mg selama 2 hari, 1x/hari.

Hubungan antara usia kehamilan dan Apgar score dalam awal

kelahiran serta 5 menit selanjutnya :


< 28 minggu Apgar score <5 untuk awal kelahiran(78,8%, 44 dari 56 kasus) dan

5 menit berikutnya (41,1%, 23 dari 56 kasus)


> 33 minggu Apgar score <5 untuk awal kelahiran (19,1%, 17 dari 89 kasus) dan
5 menit berikutnya (4,5%, 4 dari 89 kasus)

NICU, PPV support, RDS, sepsis, dan IVH paling tinggi terdapat pada
usia kehamilan < 28 minggu dibanding usia kehamilan > 33 minggu.
Tingkat kematian bayi pada kasus PPROM berkisar 17,5% (40 dari
228)

o < 28 minggu 53,6%


o 29-32 minggu 8,4%
o > 33 minggu 3,4%

Profilaksis kortikosteroid dilakukan pada 45% (n=82) pada 184 wanita

dengan umur gestasi <34 minggu tidak ada perbedaan secara


signifikan baik wanita yang diberikan maupun tidak.

Terlepas dari faktor kebutuhan NICU, RDS, sepsis, dan

pneumonia dilakukan pemeriksaan CRP, berat lahir, dan


Apgar score 5 menit ditemukan asosiasi dengan kebutuhan
NICU.
Sedangkan, hanya Apgar score 5 menit saja yang memiliki

asosiasi dengan RDS.


Pemeriksaan hitung leukosit dan hematokrit ibu terdapat

asosiasi dengan sepsis dan pneumonia.

Pembahasan
Tanir et al membandingkan kehamilan PPROM dengan

kehamilan normal tidak ditemukan adanya perbedaan


dari Apgar score.
Apgar score pertama tidak memiliki korelasi dengan

prognosis bayi yang lahir namun Apgar score 5 menit


berikutnya efek resusitasi
Pada kelahiran pre term pengukuran pH arteri umbilical

lebih bermakna dibanding dengan Apgar score.


Dalam studi ini kebutuhan NICU dan durasi perawatan di

NICU berkorelasi dengan usia kehamilan.


Rata-rata durasi untuk kehamilan usia <28 minggu 15,8-

20,6 hari
Dan, untuk kehamilan usia >33 minggu 2,3-1,1hari

Sepsis dan komplikasi infeksi adalah penyebab utama dari

morbiditas dan mortalitas pada kelahiran pre term.


Pada penelitian ini tingkat neonatal sepsis meningkat

dengan bentuk chorioamnionitis (28,6%).


Tingkat fetal pulmonary infection secara signifikan

meningkat bila terdapat chorioamnionitis (11,9%).


Sebuah temuan menarik dari studi ini pemberian antibiotik

proilaksis tidak menurunkan risiko neonatal sepsis.


Tingkat tindakan sectio cesarea sekitar 39,5% pada kasus

PPROM.

Dalam studi ini terdapat hubungan kebutuhan NICU dan

PPV, sepsis, RDS, dan IVH dengan Apgar score <5 .


Komplikasi ini makin tinggi kemungkinannya apabila diiringi

dengan PPROM.
Secara keseluruhan tingkat mortalitas neonatal studi ini

17,5%, dengan :
1. < 28 minggu 53,6%
2. 28-32 minggu 8,4%
3. > 33 minggu 3,4%

Dalam studi ini tingkat RDS menurun 10-15% per minggu,

mulai dari minggu ke-27.


Mortalitas neonatal pada PPROM berada di bawah 50% pada

minggu 27, dan dibawah 10% pada minggu ke-32.

Kesimpulan
Morbiditas neonatal pada kasus PPROM

RDS, sepsis, dan IVH.


Tingkat kebutuhan NICU dan PPV, RDS, sepsis,
dan IVH meningkat jika Apgar score <5.
Tingkat morbiditas dan mortalitas neonatal
meningkat sebagai akibat dari periode laten
yang memanjang.
Pada kasus PPROM, pemeriksaan CRP, berat
lahir, Apgar score, hitung leukosit dan
hematokrit ibu perlu dipertimbangkan
memprediksi

Anda mungkin juga menyukai