Anda di halaman 1dari 22

RESPONSI

GANGGUAN MEDULA
SPINALIS
Pembimbing :
dr. Komang Yunita, Sp.S

Cynthia damayanti | Bagus Satrio Pambudi

Anatomi

Bagian susunan saraf pusat mulai perbatasan dgn medulla


oblongata (decussatio pyramidum) sampai setinggi vertebra LI-2.

31 segmen: 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral, 1


koksigeal

Masing2 segmen berhubungan dengan sepasang radiks saraf


spinal

Bagian luar tersusun oleh substansia alba & substansia grisea di


bagian dalam

Di dalam substansia alba berisi lintasan2 asenden & desenden

Di dalam substansia grisea pada daerah anterior terdapat


motorneuron,

yg

bertanggung

jawab

dalam

impuls motorik somatik anterior motor neuron

penghantaran

NEUROFISIOLOGI

Serabut aferen

Serabut aferen (berasal dr buli-buli dan uretra)


ketika VU mulai terisi urin (stretch reseptor) rangsang saraf
diteruskan N. pelvicus ke corda spinalis S2-S4 -> ke pusat
saraf subkortikal ( ganglia basal dan serebelum) dan pusat
kortikal (lobus frontal) melalui traktus spinothalamicus

Serabut eferen

Simpatis (korda spinalis T11-L2 dibawa N.


hipogastrik menuju buli-buli dan uretra)
Adrenergic-alfa kontraksi leher kandung kemih dan
uretra
Adrenergik-beta relaksasi kandung kemih
(berperan dalam proses pengisian)

NEUROFISIOLOGI

Parasimpatis (berasal dari S2-S4 yang


dibawa N. eregentes)
Menyebabkan kontraksi otot detrusor kandung kemih
Relaksasi sfingter uretra internus
(berperan dalam proses pengosongan)

Saraf somatik

Berasal dari S2-S4 dibawa oleh N. pudendus


Mengakibatkan kontraksi otot panggul,
membuka dan menutup otot sfingter uretra
eksternus sesuai kemauan

Gejala Klinis Gangguan Medula


Spinalis
Gangguan motorik
setinggi segmen kelumpuhan flaksid dan
atrofi
di bawah segmen kelumpuhan spastik
servikal tetraparese/plegi
torakal/lumbal paraparese/plegi
sakral gangguan miksi dan defekasi, tanpa
paraparese/plegi

Gejala Klinis Gangguan Medula


Spinalis
Gangguan sensorik
Hipo/anestesi mulai setinggi
yang terganggu ke bawah

segmen

Gangguan otonom
Retensi urin dan inkontinensia alvi

Neurogenic Bladder

DEFINISI

Hilangnya fungsi kandung kemih yang


normal akibat kerusakan pada sebagian
sistem sarafnya.

ETIOLOGI

Disorders of the central nervous system:


Tumor
Multiple

sklerosis
Parkinson disease
Cedera medula spinalis
Stroke recovery
Cacat bawaan medula spinalis

Damage or disorders of the nerve


Konsumsi

alkohol berat

Diabetes
Kerusakan

saraf karena pembedahan/operasi


Kerusakan saraf karena herniasi

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi sesuai dengan letak gangguan
saraf yang terjadi.
Lesi otak
Lesi medula spinalis
Cedera sakral

Lesi otak

Lesi otak di atas pons merusak pusat kontrol


keseluruhan

Mengakibatkan :
Ketidakmampuan
Pengosongan

mengendalikan eksresi

kandung kemih yang cepat,

sering, kuantitas rendah


Urin

keluar sebelum sampai kamar mandi.

Sering

terbangun malam hari

Lesi antara pusat miksi pons dan sakral


medula spinalis
Mengakibatkan:

Kandung kemih yang hiperrefleksi


Menyebabkan kenaikan tekanan pada penambahan yang kecil dari volume
kandung kencing.

Disinergia detrusor-sfingter (DDS)


Pada keadaan DDS, terdapat kontraksi sfingter dan otot detrusor secara
bersamaan. Kegagalan sfingter untuk berelaksasi akan menghambat miksi
-dapat terjadi tekanan intravesikal yang tinggi yang bisa menyebabkan
dilatasi saluran kencing bagian atas.

Lesi antara pusat miksi pons dan sakral


medula spinalis

Kontraksi detrusor yang lemah


Kontraksi hiperrefleksi yang timbul seringkali lemah
sehingga pengosongan kandung kencing yang terjadi
tidak sempurna.

Peningkatan volume residu paska miksi


Volume residu paska miksi yang banyak pada keadaan
kandung kencing yang hiperrefleksi. Penderita
mengeluh seringnya miksi dalam jumlah yang sedikit.

Cedera sakral

Cedera pada medula sakrum dan akar saraf yang


keluar dari sakrum mengakibatkan masalah
pengosongan kandung kemih (parasimpatis S24).

Jika terjadi sensory neurogenik bladder, pasien tidak


akan tahu kapan kandung kemihnya penuh.

Pada kasus motor neuriogenik bladder, inidividu mungkin


merasakan kandung kemih penuh, namun otot detrusor
tidak bereaksi, hal ini disebut detrusor arefleksia.

GEJALA

Overactive bladder

Having to urinate too often in small


amounts
Problems emptying all the urine from the
bladder
Loss of bladder control

GEJALA

Underactive bladder

Bladder becomes too full and you may leak


urine
Problems starting to urinate or emptying all
the urine from the bladder
Unable to tell when the bladder is full
Urinary retention

DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang

Urinalisis, kultur urin, sitologi urin


USG
Pemeriksaan urodinamik
Pemeriksaan residu urine

PENATALAKSANAAN
Gangguan pengosongan kandung
kemih dapat dilakukan dengan cara:
Stimulasi kontraksi detrusor, suprapubic
tapping atau stimulasi perianal
Kompresi eksternal dan penekanan
abdomen
Pemasangan kateter

Penatalaksanaan hiperrefleksia detrusor


(overactive bladder):
Latihan otot dasar panggul, bladder training, habit
training
Anti-cholinergic (Oksibutinin, Tolterodin,
Propantheline bromide, Hyoscamin)
Agonis alpha-adrenergic (pseudoefedrin,
fenilpropanolamin)
Kateter
Tindakan Operatif

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai