Anda di halaman 1dari 36

REFERAT - STRUMA

DISUSUN OLEH:
AKHMAD (030-11-013)
I R M A D A R M AYA N T I ( 0 3 0 - 1 2 - 1 3 2 )
E L I S A B E T H PAU L I N E T I FA N Y ( 1 1 - 2 0 1 5 - 1 2 1 )
VIANE MICHELLE (11-2014-225)

Pendahuluan
Tiroid : kelenjar endokrin terletak di depan cincin trakhea 2
dan 3, berfungsi mensekresikan hormon tiroid, dan hormon
kalsitonin.
Struma/ goiter pembesaran kelenjar tiroid akibat gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Dampak : gejala toksik , penekanan ke organ di sekitarnya.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti strumadapat
didiagnosis secara tepat.

Anatomi Kelenjar Tiroid


Thyroidea yang terdiri dari lobus
dextra dan sinistra yang
dihubungkan oleh cartilago
thyroidea, isthmus terletak di atas
cincin trachea kedua dan ketiga
sedangkan bagian terbawah lobus
biasanya terletak di atas cincin
trachea keempat atau kelima.
Tyroid terdiri atas dua lobus, yang
dihubungkan oleh istmus dan
menutup cincin trakhea 2 dan 3.
Kapsul fibrosa menggantungkan
kelenjar ini pada fasia pretrakhea
sehingga pada setiap gerakan
menelan selalu diikuti dengan
terangkatnya kelenjar kearah
kranial.
Sifat ini digunakan dalam klinik

Anatomi Kelenjar Tiroid


Vaskularisasi kelenjar tyroid berasal dari Arteri
Tiroidea Superior dan a. Tyroidea Inferior.
Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang
berjalan bersama arteri, vena tiroidea media di
sebelah lateral dan vena tiroidea inferior.

Fisiologi Kelenjar Tiroid

Fisiologi Kelenjar Tiroid

Fisiologi Kelenjar Tiroid

Definisi Struma
Struma/ goiter adalah suatu pembengkakan
pada leher oleh karena pembesaran kelenjar
tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat
berupa gangguan fungsi atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya.

Epidemiologi Struma
Struma endemik daerah yang kurang
mengandung yodium, contoh di pegunungan
Alpen, pegunungan Andes,Himalaya.
Di Indonesia banyak terdapat di daerah
Minangkabau, Dairi, Jawa, Bali dan Sulawesi.
Untuk struma toksik prevalensinya 10 kali
lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada
wanita ditemukan 20-27 kasus dari 1.000
wanita, sedangkan pria 1-5 dari 1.000 pria

Faktor risiko
Umur risiko menignkat pada usia
diatas 60 tahun
Gender perempuan
Genetik
Riwayat penyakit autoimun keluarga
Lingkungan
Obat-obatan, radiasi

Klasifikasi

Etiopatogenesis

Gejala Klinis
FISIOLOGIS

Eutiroidisme

KLINIS

Struma Toksik

Hipotiroidisme
Hipertiroidisme

Struma Non Toksik

Eutiroidisme
Biasanya merupakan hipertrofi kelenjar tiroid
Biasanya tidak menimbulkan gejala
Jika berlebihan
trakea, esofagus

Kompresi n. rekrens laringeus,

Hipotiroid
Kurang energi: lesu, lamban bicara, mudah lupa, obstipasi
Metabolisme rendah: bradikardia, tak tahan dingin, berat
badan naik, dan anoreksia
Psikologis: depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat
terjadi
Reproduksi: oligomenorea, infertil, aterosklerosis
meningkat

Indeks Diagnostik
Billewicz

Hipertiroidisme
Tirotoksikosis: manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid
yang beredar dalam sirkulasi. Kira-kira 70% tirotoksikosis
karena penyakit Graves, sisanya karena gondok
multinoduler toksik (morbus Plummer) dan adenoma
toksik (morbus Goetsch).
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang disebabkan
oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.

Hipertiroid

Struma Difusa Toksik


Tremor, penderita sulit tidur,
sering terbangun di waktu
malam
Saluran napas: Dispnea dan
takipnea
Kelemahan otot terutama
otot-otot bagian proksimal
Gangguan menstruasi :
amenorea sekunder atau
metrorhagia

Struma Nodosa Toksik


Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara Graves
disease dengan Plummers disease karena sama-sama
menunjukan gejala-gejala hipertiroid.
Yang membedakan adalah saat pemeriksaan fisik di mana
pada saat palpasi kita dapat merasakan pembesaran
yang hanya terjadi pada salah satu lobus.

Struma Non Toksik


Biasanya merupakan struma eutirouid, tapi bisa juga
hipotiroid
Tidak menimbulkan gejala sistemik karena eutiroid >>
Untuk membedakan nodus dan difus dilakukan perabaan

Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI

PALPASI

Lokasi: lobus kanan, lobus kiri, ismus


Ukuran: dalam sentimeter, diameter panjang
Pembesaran simetris atau tidak
Timbul tanda-tanda gangguan pernapasan atau tidak
Ikut bergerak saat menelan atau tidak

Jumlah nodul: satu (uninodosa) atau lebih dari satu (multinodosa)


Nyeri: ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
Mobilitas: ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus
sternokleidomastoidea
Kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada pembesaran atau
tidak

Pemeriksaan Penunjang
1.

Tes Fungsi Hormon

2.

Foto rontgen leher

3.

USG

4.

Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
2. Pembedahan
3. Terapi radioiodine

Medikamentosa
Obat antitiroid
Tujuan menurunkan konsentrasi hormone tiroid di perifer.
Obat ini berkerja di intratiroidal, ekstratiroidal. OAT terdiri
dari 2 golongan:18
Tionamid (Propiltiourasil) : dosis 300-600 mg/hari, maksimal
2000 mg/hari
Imidazole (metimazol, karbimazol, dan tiamazol): dosis
metimazol dan tiomazol adalah 20-40 mg/hari
Pemberian OAT untuk penyakit hipertiroid sampai tercapai
secara klinis eutiroid, dan dipertahankan selama 12-24
bulan sampai tercapai kondisi remisi.
Efek samping : gatal-gatal, skin , hilangnya indera
pengecap, agranulositosis (0,2 - 0,7%), arthralgia, demam,
rhinitis, conjunctivitis, alopecia, sakit kepala, limfadenopati,
gangguan gastrointestinal.

Medikamentosa
Obat tiroid
Tujuan meringankan keluhan dan gejala, menormalkan metabolisme,
menormalkan TSH, membuat T4 dan T3 normal.
Obat tiroid ada 2 jenis yaitu:
1.

L-tiroksin (T4) : Dosis 112 ug/hari atau 100-125 mg sehari.

2.

L- Triiodotironin (T3) tidak lagi digunakan

.Pasien usia lanjut: Pengobatan harus dimulai pada dosis rendah dengan
titrasi lambat berdasarkan penilaian serum TSH. Target: 4-6 mIU / L di usia
orang 70 sampai 80 tahun.
.Pasien hamil: dosis titrasi TSH 0,1-2,5 mIU / L untuk trimester pertama,
0,2-3,0 mIU / L untuk trimester kedua, dan 0,3-3,0 mIU / L untuk trimester
ketiga.
.Bayi anak, remaja: bayi yang baru lahir levothyroxine pada 10 mcg / kg /
hari, anak 4-6 mcg / kg / hari, dan remaja 2 - 4 mcg / kg / hari .

Pembedahan
Tujuan keadaan eutiroid yang permanen.
Indikasi :
1. Pada pasien yang gagal atau alergi terhadap OAT.
2. Struma uni nodosa atau multinodosa yang diduga keganasan
3. Struma multinodosa dengan gangguan pada organ lain
4. Wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat
5. Penderita yang sulit dievaluasi pengobatannya
6. kosmetik.
Kontraindikasi:
1. Struma toksik yang belum dipersiapkan sebelumnya
2. Struma dengan penyakit sistemik yang belum terkontrol
3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher yang luas sehingga
sulit digerakkan

Persiapan pembedahan
Pemeriksaan klinis suspek maligna atau suspek
benigna. Bila maligna operable atau inoperable.
Inoperablebiopsi insisi, tindakan debulking dan radiasi
eksterna atau kemoradioterapi.
Operable atau suspek benigna pembedahan.
Untuk persiapan dengan gejala toksik dapat diberikan
obat anti tiroid:
Thionamid 6 - 8 minggu sebelum operasi.
Propranolol beberapa minggu sebelum operasi,
kombinasi dengan yodium 10 hari sebelum operasi.

6 jenis tiroidektomi, yaitu :


1. Lobektomi subtotal pada struma nodul soliter yang tidak
terlalu besar.
2. Lobektomi total : hemitiroidektomi struma nodul soliter
yang besar. Ismolobektomi struma multinoduler unilateral.
3. Tiroidektomi subtotalpada Graves disease, struma
multinodular bilateral, Plummers disease, Hasimoto disease.
4. Tiroidektomi near total pada karsinoma tiroid tipe
diferensiasi baik dengan factor prognosis baik
5. Tiroidektomi total pada keganasan belum bermetastase, dan
karsinoma tiroid tipe diferensiasi baik dengan factor prognosis
yang jelek.
6. Tiroidektomi total radikal pada keganasan tiroid yang
bermetastase, dan keganasan tiroid tipe diferensiasi buruk.
Operasi yang sifatnya extended:
Tiroidektomi total + laringektomi total
Tiroidektomi total + reseksi trakea

Tiroiditis Hashimoto
Eutiroid hipotiroid (perlu terapi substitusi hormone
tiroid).
Perlu tindakan biopsy untuk membedakan dengan
keganasan.
Pengobatan tindakan bedah paliatif dan simtomatik.

Komplikasi operasi
Perdarahan
Edema laring
Cedera nervus laringeus rekuren
Cedera pada trakea, atau esophagus

Evaluasi pasca operasi


Perdarahan: Evaluasi perdarahan meliputi volume drainase,
konsistensi, warna dan fungsional drainase
Infeksi pada luka : evaluasi suhu dan kadar leukosit sebagai
indikator dini adanya infeksi
Cedera syaraf,
Hipoparatiroidisme sekunder (gejala hipokalsemia) : gejala
kesemutan di ekstrimitas. Tanda Trousseaus dan Chvosteks
signs (+)
Gejala obstruksi pernapasan.

Terapi yodium radioaktif


Tujuan: menghancurkan sel-sel tiroid secara progresif.
Indikasi: lini pertama maupun sebagai terapi lini kedua pada pasien
yang mengalami relaps setelah pengobatan OAT.
KI: ibu hamil dan menyusui.
Persiapan: Agen anti-tiroid diberikan selama empat sampai enam
minggu sebelum radio-ablasi, dihentikan dua sampai tiga hari sebelum
terapi RAI. dosis yang biasa digunakan sebesar 200 600MBq
Komplikasi : hipotiroidisme di sekitar 60% dari pasien pada 1 tahun
pertama

Pencegahan
1. Pencegahan primer : menghindari diri dari berbagai faktor resiko.
a. Edukasi pemakaian garam yodium
b. Mengkonsumsi makanan tinggi yodium
c. Iodisasi air minum
d. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk
di daerah endemik berat dan sedang.
2. Pencegahan sekunder : deteksi dini tatalaksana
3. Pencegahan tersier : bertujuan untuk mengembalikan fungsi
mental, fisik dan sosial penderita setelah proses penyakitnya
dihentikan.
a. Kontrol teratur
b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
c. Melakukan rehabilitasi fisik, dan psikoterapi.

Kesimpulan
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai
sehari-hari.
Dampak struma bermacam-macam.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan cermat
penegakkan diagnosis dini, apalagi bila ada tanda
keganasan tatalaksana dilakukan lebih dini

Anda mungkin juga menyukai