DISUSUN OLEH:
AKHMAD (030-11-013)
I R M A D A R M AYA N T I ( 0 3 0 - 1 2 - 1 3 2 )
E L I S A B E T H PAU L I N E T I FA N Y ( 1 1 - 2 0 1 5 - 1 2 1 )
VIANE MICHELLE (11-2014-225)
Pendahuluan
Tiroid : kelenjar endokrin terletak di depan cincin trakhea 2
dan 3, berfungsi mensekresikan hormon tiroid, dan hormon
kalsitonin.
Struma/ goiter pembesaran kelenjar tiroid akibat gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Dampak : gejala toksik , penekanan ke organ di sekitarnya.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti strumadapat
didiagnosis secara tepat.
Definisi Struma
Struma/ goiter adalah suatu pembengkakan
pada leher oleh karena pembesaran kelenjar
tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat
berupa gangguan fungsi atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya.
Epidemiologi Struma
Struma endemik daerah yang kurang
mengandung yodium, contoh di pegunungan
Alpen, pegunungan Andes,Himalaya.
Di Indonesia banyak terdapat di daerah
Minangkabau, Dairi, Jawa, Bali dan Sulawesi.
Untuk struma toksik prevalensinya 10 kali
lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada
wanita ditemukan 20-27 kasus dari 1.000
wanita, sedangkan pria 1-5 dari 1.000 pria
Faktor risiko
Umur risiko menignkat pada usia
diatas 60 tahun
Gender perempuan
Genetik
Riwayat penyakit autoimun keluarga
Lingkungan
Obat-obatan, radiasi
Klasifikasi
Etiopatogenesis
Gejala Klinis
FISIOLOGIS
Eutiroidisme
KLINIS
Struma Toksik
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme
Eutiroidisme
Biasanya merupakan hipertrofi kelenjar tiroid
Biasanya tidak menimbulkan gejala
Jika berlebihan
trakea, esofagus
Hipotiroid
Kurang energi: lesu, lamban bicara, mudah lupa, obstipasi
Metabolisme rendah: bradikardia, tak tahan dingin, berat
badan naik, dan anoreksia
Psikologis: depresi, meskipun nervositas dan agitasi dapat
terjadi
Reproduksi: oligomenorea, infertil, aterosklerosis
meningkat
Indeks Diagnostik
Billewicz
Hipertiroidisme
Tirotoksikosis: manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid
yang beredar dalam sirkulasi. Kira-kira 70% tirotoksikosis
karena penyakit Graves, sisanya karena gondok
multinoduler toksik (morbus Plummer) dan adenoma
toksik (morbus Goetsch).
Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang disebabkan
oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif.
Hipertiroid
Pemeriksaan Fisik
INSPEKSI
PALPASI
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
USG
4.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
2. Pembedahan
3. Terapi radioiodine
Medikamentosa
Obat antitiroid
Tujuan menurunkan konsentrasi hormone tiroid di perifer.
Obat ini berkerja di intratiroidal, ekstratiroidal. OAT terdiri
dari 2 golongan:18
Tionamid (Propiltiourasil) : dosis 300-600 mg/hari, maksimal
2000 mg/hari
Imidazole (metimazol, karbimazol, dan tiamazol): dosis
metimazol dan tiomazol adalah 20-40 mg/hari
Pemberian OAT untuk penyakit hipertiroid sampai tercapai
secara klinis eutiroid, dan dipertahankan selama 12-24
bulan sampai tercapai kondisi remisi.
Efek samping : gatal-gatal, skin , hilangnya indera
pengecap, agranulositosis (0,2 - 0,7%), arthralgia, demam,
rhinitis, conjunctivitis, alopecia, sakit kepala, limfadenopati,
gangguan gastrointestinal.
Medikamentosa
Obat tiroid
Tujuan meringankan keluhan dan gejala, menormalkan metabolisme,
menormalkan TSH, membuat T4 dan T3 normal.
Obat tiroid ada 2 jenis yaitu:
1.
2.
.Pasien usia lanjut: Pengobatan harus dimulai pada dosis rendah dengan
titrasi lambat berdasarkan penilaian serum TSH. Target: 4-6 mIU / L di usia
orang 70 sampai 80 tahun.
.Pasien hamil: dosis titrasi TSH 0,1-2,5 mIU / L untuk trimester pertama,
0,2-3,0 mIU / L untuk trimester kedua, dan 0,3-3,0 mIU / L untuk trimester
ketiga.
.Bayi anak, remaja: bayi yang baru lahir levothyroxine pada 10 mcg / kg /
hari, anak 4-6 mcg / kg / hari, dan remaja 2 - 4 mcg / kg / hari .
Pembedahan
Tujuan keadaan eutiroid yang permanen.
Indikasi :
1. Pada pasien yang gagal atau alergi terhadap OAT.
2. Struma uni nodosa atau multinodosa yang diduga keganasan
3. Struma multinodosa dengan gangguan pada organ lain
4. Wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat
5. Penderita yang sulit dievaluasi pengobatannya
6. kosmetik.
Kontraindikasi:
1. Struma toksik yang belum dipersiapkan sebelumnya
2. Struma dengan penyakit sistemik yang belum terkontrol
3. Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher yang luas sehingga
sulit digerakkan
Persiapan pembedahan
Pemeriksaan klinis suspek maligna atau suspek
benigna. Bila maligna operable atau inoperable.
Inoperablebiopsi insisi, tindakan debulking dan radiasi
eksterna atau kemoradioterapi.
Operable atau suspek benigna pembedahan.
Untuk persiapan dengan gejala toksik dapat diberikan
obat anti tiroid:
Thionamid 6 - 8 minggu sebelum operasi.
Propranolol beberapa minggu sebelum operasi,
kombinasi dengan yodium 10 hari sebelum operasi.
Tiroiditis Hashimoto
Eutiroid hipotiroid (perlu terapi substitusi hormone
tiroid).
Perlu tindakan biopsy untuk membedakan dengan
keganasan.
Pengobatan tindakan bedah paliatif dan simtomatik.
Komplikasi operasi
Perdarahan
Edema laring
Cedera nervus laringeus rekuren
Cedera pada trakea, atau esophagus
Pencegahan
1. Pencegahan primer : menghindari diri dari berbagai faktor resiko.
a. Edukasi pemakaian garam yodium
b. Mengkonsumsi makanan tinggi yodium
c. Iodisasi air minum
d. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk
di daerah endemik berat dan sedang.
2. Pencegahan sekunder : deteksi dini tatalaksana
3. Pencegahan tersier : bertujuan untuk mengembalikan fungsi
mental, fisik dan sosial penderita setelah proses penyakitnya
dihentikan.
a. Kontrol teratur
b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
c. Melakukan rehabilitasi fisik, dan psikoterapi.
Kesimpulan
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai
sehari-hari.
Dampak struma bermacam-macam.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan cermat
penegakkan diagnosis dini, apalagi bila ada tanda
keganasan tatalaksana dilakukan lebih dini